Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

OLEH :

FITRI AULIA
J1A118140
REGULER B 018

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah
pengorganisasian dan pengembangan masyarakat “MAKALAH PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT”.
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan umum dan Mahasiswa(i) Universitas Halu Oleo
khususnya.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar pada pembuatan
makalah berikutnya dapat lebih baik.

                                                                                    Kendari, 19 maret 2020

                                                                                    Fitri aulia

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................4

A.Latar Belakang........................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................................5

C.Tujuan.....................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6

1.1 Pengertian pemberdayaan masyarakat..................................................................6


1.2 Tujuan pemberdayaan masyarakat........................................................................7
1.3 cara pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat.............................8
1.4 proses pemberdayaan masyarakat.........................................................................11

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

KESIMPULAN........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pembangunan terus dilakukan pada setiap daerah di Indonesia. Dengan pembangunan


diharapkan masyarakat dapat hidup sejahtera mengikuti perkembangan zaman yang ada. Atas
dasar itulah, maka pembangunan desa perlu terus dilanjutkan dan ditingkatkan dengan
melibatkan prakarsa dan swadaya gotong-royongmasyarakat. Wilayah pedesaan dengan
segenap potensi yang terkandung di dalamnya, sesungguhnya merupakan hasil kehidupan dan
penghidupan bangsa Indonesia. Tetapi masyarakat tidak bisa begitu saja terjun langsung
dalam pembangunan. Disinilah perlu adanya pendampingan untuk melakukan proses
pembangunan.

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat bernisiatif


untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.1 Di
sisi lain, salah satu kata kunci pada saat ini yang sering didengungan oleh semua lapisan
masyarakat adalah kata peningkatan sumberdaya manusia. Kata tersebut mempunyai makna
lebih spesifik lagi menyangkut bagaimana mengangkat kondisi masyarakat yang ada menjadi
lebih baik dimasa mendatang. Berbicara mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) maka kita
langsung bertanya, bodohkah kami, Jelekkah kami, Apa kekurangan kami, atau apa yang
harus kami perbaiki. Jawabannya adalah kita berdayakan sesuatu yang kita miliki yaitu yang
sering disebut potensi.

Pengenalan wilayah kerja pemberdayaan masyarakat merupakan cara kita untuk lebih tau
dan mengenali suatu tempat masyarakat yang akan mampu mengoptimalisasikan masyarakat
yang telah mampu sehingga menjadi masyarakat yang lebih mampu dan lebih baik lagi serta
tercipta masyarakat yang sejahtera.

B.Rumusan Masalah

4
1. Apa pengertian dari pemberdayaan masyarakat?
2. Apa tujuan dari pemberdayaan masyarakat?

3. Bagaimana cara pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat?

4. Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat ?

C. T ujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pemberdayaan masyarakat.


2. Untuk mengetahui tujuan pemberdayaan masyarakat.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan
masyarakat.
4. Untuk mengetahui langkah langkah dalam melakukan pemberdayaan masyarakat.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian pemberdayaan masyarakat

Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan
sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata
“empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada
pihak yang kurang berdaya. 

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk


membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk
mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.. Orang-orang yang telah
mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan
“keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi
pengetahuan, ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa
tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. 

secara sederhana, Subejo dan Supriyanto (2004) memaknai pemberdayaan masyarakat


sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan,
memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan
networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara
ekonomi, ekologi, dan sosial”.

Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk
memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional
dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai
suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.

Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable development


dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat diibaratkan

6
sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara
ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis. Lingkungan strategis yang dimiliki oleh
masyarakat lokal antara lain mencakup lingkungan produksi, ekonomi, sosial dan ekologi.
Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk
memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam
mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologi-nya. Secara ringkas keterkaitan antara
pemberdayaan masyarakat dengan sustainable development.

Pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa
mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling
berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa
contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal sangat penting sebagai salah satu
wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada
faktor eksternalnya.

1.2 Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Terkait dengan tujuan pemberdayaan, Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan


yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan. Kemandirian masyarakat merupakan suatu
kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan,
memutuskan sertamelakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan
masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya/kemampuan yang dimiliki.

Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik


dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material. Kondisi kognitif pada
hakikatnya merupakan kemampuan berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan
seseorang dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Kondisi konatif merupakan suatu sikap perilaku masyarakat yang terbentuk dan
diarahkan pada perilaku yang sensitif terhadap nilai-nilai pemberdayaan masyarakat. Kondisi
afektif adalah merupakan perasaan yang dimiliki oleh individu yang diharapkan dapat

7
diintervensi untuk mencapai keberdayaan dalam sikap dan perilaku. Kemampuan
psikomotorik merupakan kecakapan keterampilan yang dimiliki masyarakat sebagai upaya
mendukung masyarakat dalam rangka melaku-kan aktivitas pembangunan.

1.3 Pengenalan Wilayah Kerja Dalam Pemberdayaan Masyarakat

Pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu hal
penting karena dengan mengenal dahulu wilayah kerja untuk mengembangkan masyarakat
bisa membuat masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang lebih sejahtera. Dibawah ini ada
beberapa pendekatan dalam masyarakat di desa yaitu sebagai berikut :

a.    Pendekatan berdasarkan kesamaan masalah


Dalam hal ini masyarakat didekati menurut kesamaan masalah yang dihadapi, misalnya
masalah yang dihadapi pedagang makanan kecil, pedagang buah-buahan, pengrajin
bambu. Pendekatan ini memiliki kekuatan antara lain memudahkan pendampingan
karena masalahnya sama. Kelemahan dari pendekatan ini adalah sulit melakukan
pendampingan secara berkelompok karena mungkin tempatnya berjauhan.
b.    Pendekatan berdasarkan tempat berkumpulnya
Masyarakat didekati berdasarkan tempat mereka berkumpul sehari-harinya, misalnya
para pedagang sektor informal di pasar, petani di pedesaan. Pendekatan ini
menguntungkan dari segi pengelompokan karena sudah berkumpul disuatu tempat
tertentu.
c.    Pendekatan berdasarkan tempat tinggal
Pembinaan dilakukan dilokasi pemukiman, pendekatan ini mempunyai kelebihan
terutama mudah diketahuinya latar belakang keluarga.

Masyarakat merupakan obyek tetapi juga sekaligus subyek pembangunan, oleh karena
itu kegiatan yang dilakukan tenaga pengembang masyarakat(pekerja sosial)sejauh mungkin
diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang lebih mandiri, yakni masyarakat yang
mampu merencanakan, mengambil keputusan, melaksanakan dan menilai usaha dalam
memenuhi kebutuhannya. Seseungguhnya pengembangan swasembada masyarakat
merupakan siklus kegiatan yang bertahap, untuk materi pelatihan yang disusun mencakup:

1.   Persiapan sosial identifikasi potensi, masalah dan kebutuhan (NeedAssessment)

8
Dalam persiapan sosial diperlukan adanya komunikasi antara pekerjaan sosial dan
masyarakat. Hal ini berkaitan dengan prosedur administratif di lokasi kegiatan. Informasi
mengenai lokasi kegiatan perlu dimiliki, oleh karena itu baselinesurvey perlu diadakan.
Setelah prosedur administrasi dan gambaran umum lokasi didapat maka proses selanjutnya
yaitu needassement  itu merupakan dialog antara PSK dan anggota masyarakat untuk
memperoleh fakta (FactFinding) antara lain kondisi fisik lokasi, sosial ekonomi, sumber
pendapatan dan lingkungan. Pada saat itu juga diungkapkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan masyarakat dan lingkungannya. Selanjutnya dirumuskan alternatif pemecahan
masalah secara serta penentuan prioritas-prioritas pemecahan masalah. Explanation PRA
mungkin dapat membantu untuk memperlancar proses ini.
2.    Perencanaan program
Perencanaan program merupakan bagian dari pengembangan swadaya masyarakat yang
membahas dan memutuskan tentang tujuan, target, waktu, pembagian peran dan
tanggungjawab, sumber dana, sistem monitoring dan evaluasi yang semua dipahami oleh
anggota masyarakat. Planning PRA bisa membantu analisis partisipatif terhadap penyusunan
program.
3.    Pembentukan dan dinamisasi kelompok.
Dimana kelompok merupakan tempat atau wadah masyarakat dalam melakukan kegiatan
yang bermanfaat di desa. Baik dalam segi pertanian maupun yang lainnya

4.    Pelaksanaan program masyarakat

Koordinasi antara masyarakat dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka


merealisasikan program yang sudah ditentukan dengan sumber dana dan sumber daya yang
ada.

5.    Monitoring dan evaluasi


Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau sejauh mana program
dilaksanakan, apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Dengan demikian dapat
mengetahui penyimpangan dan penyebabnya. Monitoring adalah pemantauan kegiatan untuk
melihat sejauh mana kemajuan pencapaian tujuan, apakah ada penyimpangan-penyimpangan.
Evaluasi adalah pemantauan untuk melihat sejauh mana dampak yang diperoleh dalam
kegiatan pengembangan masyarakat.
6.    Perencanaan tidak lanjut

9
Apabila dalam monitoring dan evaluasi ditemukan penyimpangan maka dilakukan
perbaikan-perbaikan yang dituangkan dalam perencanaan tidak lanjut.

Kegitan pemberdayaan pada setiap individu dalam suatu organisasi merupakan suatu
siklus kegiatan yang terdiri atas :

1)  Menumbuhkan keinginan pada diri seseorang untuk berubah dan memperbaiki, yang
merupakan titik awal perlunya pemberdayaan. Tanpa adanya keinginan untuk berubah dan
memperbaiki maka semua upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan tidak akan
memperoleh perhatian, simpati, atau patisipasi masyarakat.
2)  Menumbuhkan kemauan dan keberanian untuk melepaskan diri dari kesenangan dan atau
hambatan-hambatan yang dirasakan, untuk kemudian mengambil keputusan mengikuti
pemberdayaan demi terwujudnya perubahan dan perbaikan yang diharapkan.
3)  Mengembangkan kemauan untuk mengikuti atau mengambil bagian dalam kegiatan
pemberdayaan yang memberikan manfaat atau perbaikan keadaan.
4) Peningkatan peran atau partisipasi dalam kegiatan pemberdayaan yang
telah dirasakan manfaat / perbaikannya
5) Peningkatan peran dan kesetiaan pada kegiatan pemberdayaan, yang ditunjukkan
berkembangnya motivasi-motivasi untuk melakukan perubahan.
6)  Peningkatan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemberdayaan.
7)  Peningkatan kompetensi untuk melakukan perubahan melalui kegiatan pemberdayaan
baru.
Adapun penjelasan tahap-tahap diatas sebagai berikut.
1.    Seleksi Lokasi/ Wilayah

Seleksi wilayah dilakukan sesuai dengan kriteria yang disepakati oleh lembaga, pihak-
pihak terkait dan masyarakat. Penetapan kriteria penting agar pemilihan lokasi dilakukan
sebaik mungkin, sehingga tujuan pemberdayaan masyarakat akan tercapai seperti yang
diharapkan.

2.    Sosialisasi Pemberdayaan Masyarakat


Sosialisasi merupakan upaya mengkomunikasikan kegiatan untuk menciptakan
dialog dengan masyarakat. Melalui sosialisasi akan membantu untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat dan pihak terkait tentang program dan atau kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang telah direncanakan.

10
            Proses sosialisasi menjadi sangat penting karena akan menentukan minat atau
ketertarikan masyarakat untuk berpartisipasi (berperan dan terlibat) dalam program
pemberdayaan masyarakat yang dikomunikasikan.
3.    Proses Pemberdayaan Masyarakat
Hakekat pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan kemampuan dan
kemandirian masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Dalam proses tersebut,
masyarakat bersama-sama melakukan hal-hal berikut:
     Mengidentifikasi dan mengkaji potensi wilayah, permasalahan serta peluang-
peluangnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar masyarakat mampu dan percaya diri dalam
mengidentifikasi serta menganalisa keduanya, baik potensi maupun permasalahannya. Pada
tahap ini diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai aspek sosial, ekonomi dan
kelembagaan.

1.4 proses pemberdayaan masyarakat

Pranarka & Vidhyandika (1996) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan


mengandung dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang mene-kankan pada
proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada
masyarakat agar individu lebih berdaya.

Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan primer dari


makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau kecenderungansekunder
menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apayang menjadi pilihan
hidupnya melalui proses dialog”.

Sumardjo (1999) menyebutkan ciri-ciri warga masyarakat berdaya yaitu:  

1. Mampu memahami diri dan potensinya,mampu merencanakan (mengantisipasi


kondisi perubahan ke depan)
2. Mampu mengarahkan dirinya sendiri
3. Memiliki kekuatan untuk berunding

11
4. Emiliki bargaining power yang memadai dalam melakukan kerjasama yang saling
menguntungkan, dan 
5. Bertanggungjawab atas tindakannya.

Slamet (2003) menjelaskan lebih rinci bahwa yang dimaksud dengan masyarakat
berdaya adalah masyarakat yang tahu, mengerti, faham termotivasi,berkesempatan,
memanfaatkan peluang, berenergi, mampu bekerjasama, tahu berbagai alternative, mampu
mengambil keputusan, berani mengambil resiko, mampu mencari dan menangkap informasi
dan mampu bertindak sesuai dengansituasi. Proses pemberdayaan yang melahirkan
masyarakat yang memiliki sifat seperti yang diharapkan harus dilakukan secara
berkesinambungan dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat secara bertanggungjawab

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat bernisiatif


untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.1 Di
sisi lain, salah satu kata kunci pada saat ini yang sering didengungan oleh semua lapisan
masyarakat adalah kata peningkatan sumberdaya manusia.

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk


membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk
mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.

Terkait dengan tujuan pemberdayaan, Sulistiyani (2004) menjelaskan bahwa tujuan


yang ingin dicapai dari pemberdayaan masyarakat adalah untuk membentuk individu dan
masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak
dan mengendalikan apa yang mereka lakukan.

Pengenalan wilayah kerja dalam pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu hal
penting karena dengan mengenal dahulu wilayah kerja untuk mengembangkan masyarakat
bisa membuat masyarakat tersebut menjadi masyarakat yang lebih sejahtera.

DAFTAR PUSTAKA

https://googlescholar-Pemberdayaan-masyarakat

https://www.academia.edu/38099698/Makalah_pendekatan_dan_strategi_pemberdayaan_mas
yarakat

13
https://www.academia.edu/35434099/MAKALAH_PEMBERDAYAAN_MASYARAKAT

14

Anda mungkin juga menyukai