Anda di halaman 1dari 6

KOSERVASI TANAH DAN AIR

Kerusakan tanah:
1. Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.
2. Terkumpulnya unsur atau senyawa yang merupakan racun bagi tanaman.
3. Terkumpulnya garam di daerah perakaran (salinasi) – di daerah kering dekat
pantai
4. Penjenuhan tanah oleh air (waterlogging)
5. Erosi

Kerusakan air: hilangnya atau mengeringnya sumber air dan menurunnya


kualitas air.

Penyebab : Erosi dan sedimen yg berasal dari erosi, kandungan bahan/senyawa


dari limbah industri atau limbah pertanian yang disebut polusi air.

Dampak Erosi Tanah

Bentuk Dampak Dampak di Tempat Dampak di Luar Tempat


Kejadian Erosi Kejadian
* Langsung Kehilangan lapisan tanah Pelumpuran dan
yang baik bagi pendangkalan waduk,
pertumbuhan tanaman sungai, saluran, dan
badan air lainnya
Kehilangan unsur hara Tertimbunnya lahan
dan kerusakan struktur pertanian, jalan, dan
tanah bangunan lainnya
Peningkatan Menghilangkan mata air
penggunaan energi untuk dan menurunkan kualitas
produksi air
Kemerosotan Kerusakan ekosistem
produktivitas tanah atau perairan (tempat bertelur
bahkan menjadi tidak ikan, terumbu karang,
dapat dipergunakan dsb)
untuk produksi
Kerusakan bangunan Kehilang nyawa dan
konservasi dan harta oleh banjir
bangunan lainnya
Pemiskinan petani Meningkatnya frekuensi
penggarap/pemilik dan masa kekeringan
Tidak langsung Berkurangnya alternatif Kerugian karena
penggunaan tanah memendeknya umur
waduk
Timbulnya Meningkatnya frekuensi
dorongan/tekanan untuk dan besarnya banjir
membuka lahan baru
Timbulnya kebutuhan
akan perbaikan lahan
dan bangunan yang
rusak

Konservasi Tanah : Penempatan sebidang tanah pada cara yang sesuai


dengan kemampuan tanah tsb serta memperlakukannya
dgn syarat-syarat yg diperlukan sehingga tidak terjadi
kerusakan tanah/degradasi tanah

Usaha-usaha konservasi ditujukan untuk:

1. Mencegah kerusakan tanah


2. Memperbaiki tanah yang rusak
3. Memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar dapat dipergunakan
secara lestari (berkesinambungan/berkelanjutan).

Konservasi Air : memelihara dan meningkatkan kuantitas dan kualitas air, serta
memanfaatkan seefisien mungkin air hujan yang jatuh di
permukaan tanah

Pengelolaan Air Untuk Konservasi Air:

1. Pengendalian air permukaan (run off)


2. Penyadapan air/pemanenan air (water harvesting)
3. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah
4. Pemilihan cara pengolahan tanah
5. Melapisi saluran air

EROSI

Erosi: adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian tanah
dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami (kekuatan air >>> atau
kekuatan angin).

Erosi : Erosi normal (erosi geologi/erosi alami) dan Erosi dipercepat.

Erosi alami : pengangkutan tanah terjadi di bawah kondisi vegetasi alami.

Erosi dipercepat: pengangkutan tanah yg menimbulkan kerusakan tanah


(mengganggu keseimbangan antara proses pembentukan tanah
dan pengangkutan tanah).
BENTUK-BENTUK EROSI
1. Erosi Lembar (sheet erosion)
- Pengangkutan lapisan tanah merata tebalnya
- Penyebab: kekuatan jatuh butir-butir hujan dan aliran di permukaan
tanah.
- Kehilangan lapisan olah tanah adalah seragam (bentuk erosi ini tdk
tampak).

2. Erosi Alur (rill erosion): - air terkonsentrasi


dan mengalir pada tempat-tempat tertentu.

3. Erosi Parit (gully erosion): hampir sama dgn


erosi alur , ttp saluran-saluran yg terbentuk
lebih dalam (bentuk V atau U)

4. Erosi Tebing Sungai.

- Terjadi sebagai akibat pengikisan tebing oleh air/terjangan arus air yg


kuat pd kelokan sungai.

5. Longsor (landslide).

- Terjadi pengangkutan/pemindahan tanah pd suatu saat dalam volume


yg besar dan sekaligus.
- Penyebab: a. Lereng yg curam
b.Terdapat lapisan di bawah permukaan tanah yg kedap
air dan lunak (mrpkan bidang luncur).

6. Erosi Internal: terangkutnya butir-butir primer ke


bawah/ke dalam celah-celah/pori-pori tanah sehingga
tanah menjadi kedap air dan udara, dpt menurunkan
kapasitas infiltrasi.

- Kerusakan yg ditimbulkan tdk berarti/bgn-bgn tanah tdk hilang ke


tempat lain
- Tanah akan baik lgi jika strukturnya diperbaiki.

FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI EROSI

E = f (i, r, v, t, m)

i = iklim; r = relief; v = vegetasi; t = tanah; m = manusia

1. Iklim  >>> curah hujan: - kekuatan dispersi/perusak butir-butir hujan


- kecepatan aliran permukaan (run off)
2. Topografi (lereng)

- kemiringan lereng
Jika 2 titik berjarak horizontal 100 m, dgn selisih ketinggian 10m
(lereng=10%); Lereng 100% = kecuraman 45 derajat.
- panjang lereng: dr ttk pangkal aliran permukaan sampai suatu titik dmn
air masuk ke dalam saluran atau.sungai
- keseragaman lereng: lereng-lereng yg lbh curam diselingi oleh lereng yg
lebih datar.
Diduga erosi llbh kecil pd lereng yg tidak seragam dibandingkan lereng
yg seragam.
Tetapi lereng yg tdk seragam lbh sulit utk diusahakan bagi tanaman
semusim.
- arah lereng: yg mendapat sinar matahari langsung & lbh intensif 
bahan organik lbh cepat terdekomposisi shg tanah mudah
terdispersi
- konfigurasi lereng:
Lereng yg cembung (konvek): >> erosi lembar
Lereng yg cekung (konkav): >> erosi alur atau parit.

3. Vegetasi : vegetasi penutup tanah yg baik, rumput tebal, hutan


lebat mampu menghilangkan pengaruh hujan dan topografi
terhadap erosi.
- Intersepsi hujan: - mempengaruhi jumlah air yg jatuh ke tanah
- mengurangi kecepatan dan besarnya aliran
permukaan
- mengurangi kekuatan perusak air.

- Transpirasi tanaman: akan mendorong penyerapan air oleh tanaman


sehingga dpt mengurangi aliran permukaan.

4. Tanah: >>Sifat fisik & kandungan bhn organik tanah.

5. Manusia - Cara pengelolaan tanah & tanaman

 Metoda Konservasi Tanah dan Air

1. Metoda Vegetatif : penggunaan tanaman/sisa-


sisa tanaman/tumbuhan, dengan tujuan:

a. Melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yg jatuh


b. Melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas
permukaan
c. Memperbaiki kapasitas infiltrasi dan penahanan air yg langsung
mempengaruhi besarnya aliran permukaan.
- Tanaman/tumbuhan penutup tanah secara terus menerus
- Strip cropping
- Pergiliran tanaman pupuk hijau dan penutup tanah
- Penanaman rumput penyangga
- Pertanian hutan (agroforestry)
- Pemanfaatan sisa-sisa tanaman

2. Metode Mekanik: perlakuan fisik/mekanis dan pembuatan bangunan

a. Pengolahan tanah: pengolahan tanah minimum dan menurut kontur


b. Guludan bersaluran
c. Parit pengelak/saluran yg memotong arah lereng
d. Terras

3. 3. Metode Kimia: menggunakan soil conditioner, yg dapat


memantapkan struktur/agregat tanah, meningkatkan
kapasitas infiltrasi dan permeabilitas tanah.

- Polyvinyl Alkohol (PVA)


- Polyvinyl Acid (Pva)
- Polyacrylic Acid (PAA)
- Emulsi Bitumen
- dll

 EROSI YANG MASIH DAPAT DIBIARKAN (Thompson, 1957)

Sifat tanah dan subtratum Ton/acre/tahun Ton/ha/tahun


Tanah dangkal di atas batuan 0,5 1,12
Tanah dalam di atas batuan 1,0 2,24
Tanah dengan lapisan bawah (subsoil) padat, 2,0 4,48
di atas substrata yg tidak terkonsolidasi (telah
mengalami pelapukan
Tanah dgn lapisan bawahnya berpemeabilitas 4,0 8,96
lambat, di atas bahan yg tidak terkonsolidasi
Tanah dgn lapisan bawahnya berpemeabilitas 5,0 11,21
sedang, di atas bahan yg tidak terkonsolidasi
Tanah yg lapisan bawahnya permeabel (agak 6,0 13,45
cepat) di atas bahan yg tidak terkonsolidasi

Catatan: ton/ha/tahun = mm/tahun


BV x 10
Contoh:
- Suatu tanah mempunyai kedalaman efektif : 1250 mm
- Sub-order : Udult
- Nilai faktor kedalaman : 0,8
- Kedalaman ekivalen: 1250 mm x 0,8 = 1000 mm
- Umur guna: 400 tahun ( jangka waktu yang cukup untuk memelihara
kesehatan tanah)
- Besarnya erosi yg dapat dibiarkan (T):

1000 mm = 2,5 mm/tahun


400 thn
- Jika berat volume (BV) tanah = 1,2 g/cm3, maka nilai T:

2,5 x 1,2 x 10 = 30 ton/ha/tahun

( 2,5 mm x 1,2 g/cm3 x 108 cm2 ) = 0,25 cm x 1,2 g/cm3 x 108 cm2

= 25 x 1,2 g x 106 = 30 ton/ha/tahun

----------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai