Oleh :
Mariati
Nim. 170685
1
HALAMAN PEMGESAHAN
0leh :
Mariati
Nim . P170685
Nik. 113072.83.11.023
2
FIBRO ADENOMA MAMMAE
A. PAYUDARA
a. Pengertian Payudara
Payudara adalah organ yang berperan dalam proses laktasi, sedangkan pada pria organ ini
tidak berkembang dan tidak memiliki fungsi dalam proses laktasi seperti pada wanita (rudimeter).
Payudara terletak antara iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis
sampai axillaris anterior dan mediana. Berat dan ukuran payudara bervariasi sesuai pertambahan
umur, pada masa pubertas membesar, dan bertambah besar selama kehamilan dan sesudah
melahirkan, dan menjadi atropi pada usia lanjut.
b. Anatomi Payudara
Setiap payudara terdiri atas 15 sampai 25 lobus kelenjar yang masing-masing mempunyai
saluran ke papilla mamma yang disebut duktus laktiferus dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang
bervariasi jumlahnya. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar
tersebut terdapat jaringan lemak. Di antara lobus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut
ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara, yang bersatu dengan lapisan luar
fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.
Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis dan anterior.
Pembuluh darah mammae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis lateralis.
Vena supervisialis mamae mempunyai banyak anastomosa yang bermuara ke vena mamaria interna
dan vena torakalis interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis. Aliran
limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar terutama dari bagian yang
sentral dan medial dan ada pula aliran ke kelenjar interpektoralis.
Untuk lebih jelas dari anatomi payudara dapat dilihat pada gambar berikut:
3
c. Fisiologi Payudara
Perkembangan dan fungsi payudara dimulai oleh berbagai hormon. Esterogen diketahui
merangsang perkembangan duktus mamilaris. Progesteron memulai perkembangan lobulus-lobulus
a. Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui masa hidup pubertas, masa
fertilitas, sampai ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
b. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke-8 haid, payudara
menjadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran
maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari
menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama
c. Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan, payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus
baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh
sel-sel alveolus mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.
1. Pengertian
Fibroadenoma Mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah tumor jinak berkarakter
tidak nyeri dan dapat digerakkan yang banyak ditemukan pada wanita yang berusia muda. FAM
adalah tumor jinak yang paling sering terjadi dikalangan wanita muda. Insiden FAM bergerak naik
terus sejak 30 tahun terakhir. Tumor ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia menopause (Kumar,
2007). FAM adalah benjolan jinak yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan pada salah satu
lobulus payudara (Pierce, 2007). FAM merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada
wanita muda. FAM teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol dan konsistensi kenyal.
Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya dan amat mudah untuk digerakkan. Biasanya FAM
tidak disertai rasa nyeri. Neoplasma jinak ini tidak lagi ditemukan pada masa menopause
(Sjamsuhidajat, 2010).
4
Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel fibroadenoma.33
Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25 tahun. Ketika fibroadenoma
dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas,
dan bergerak sangat bebas. Sekitar 80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah
fibroadenoma tunggal.
b) Giant Fibroadenoma
Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran dengan diameter lebih
dari 5 cm. Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh kasus
fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui. Giant
fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa enkapsulasi payudara
yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak
simetris karena ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan
pengangkatan terhadap tumor ini.
c) Juvenile Fibroadenoma
Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan,33 dengan insiden 0,5-2% dari
seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile fibroadenoma memiliki lesi
yang multiple atau bilateral.18 Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada orang Afrika dan
India Barat dibandingkan pada orang Kaukasia. Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan
secara histologi antara lain
- Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
- Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-
panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang. Pada saat menjelang
haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
5
Gambar 1.5 Juvenile Fobroadenoma
a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak
jaringan ikat berwarna putih, kenyal
h. Pertumbuhannya lambat
i. Mudah diangkat dengan lokal surgery
penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:
a. Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi terjadinya FAM.
Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30 tahun.26 terutama terjadi pada
wanita dengan usia antara 15-25 tahun.4 Berdasarkan data dari penelitian di Depatemen Patologi
Rumah Sakit Komofo Anyoke Teaching di Ghana (Bewtra, 2009) dilaporkan bahwa rata-rata umur
pasien yang menderita fibroadenoma adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.
6
b. Riwayat PerKawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia perkawinan, paritas dan
riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all (2011) di Iran menyatakan bahwa
tidak menikah meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya
penderita FAM kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah. Hasil penelitian
tersebut juga menyatakan bahwa menikah < 21 tahun meningkatkan risiko kejadian FAM
(OR=2.84, CI 95% 1.23-6.53) artinya penderita FAM kemungkinan 2,84 kali adalah wanita yang
Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat pada kelompok
wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang penting dalam perlindungan
merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan di Department of Surgery, University of Oklahoma Health Sciences Center (Organ,
1983), dilaporkan proporsi penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen
utama estrogen adalah sekitar 60%.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal merupakan faktor risiko
terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui bahwa IMT > 30 kg/m2
meningkatkan risiko kejadian FAM (OR=2.45,CI 95% 1.04-3.03) artinya wanita dengan IMT > 30
kg/m2 memiliki risiko 2,45 kali menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2.
f. Riwayat Keluarga
Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma. Namun, riwayat
keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti
berhubungan dengan peningkatan risiko tumor ini.18 Dari beberapa penelitian menunjukkan
adanya risiko menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami
penyakit payudara. Dilaporkan 27 % dari penderita FAM memiliki riwayat keluarga menderita
penyakit pada payudara (Organ, 1983).28 Tidak seperti penderita dengan fibroadenoma
tunggal, penderita multiple fibroadenoma memiliki riwayat penyakit keluarga yang kuat
menderita penyakit pada payudara.
g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga akan
meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui orang yang
7
mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM (OR=1.43 CI 95%1.16-1.76) artinya
orang yang mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan dengan
orang yang tidak stress.
5. Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat
yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary
displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang
berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Fibroadenoma mammae biasanya tidak
menimbulkan gejala dan ditemukan secara kebetulan. Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai
benjolan tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma memiliki beberapa
dan pasti. Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan penggunaan kontrasepsi
oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya kemungkinan patogenesis yang
berhubungan dengan hipersensitivitas jaringan payudara lokal terhadap estrogen, faktor makanan
dan faktor riwayat keluarga atau keturunan. Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi
estrogen penderita tidak meningkat tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen meningkat.
Peningkatan kepekaan terhadap estrogen dapat menyebabkan hyperplasia kelenjar susu dan akan
8
PATOFISIOLOGI FAM (FIBROADENOMA MAMMAE)
Faktor predisposisi dan resiko tinggi terjadinya FAM (usia, genetik, pola makan, stres, pekerjaan)
Hiperplasi pada Mendesak Mendesak sel syaraf Mendesak pembuluh darah Pembedahan
sel mammae jaringan sekitar
Interupsi sel syaraf Aliran darah terhambat Diskontinuitas
jaringan
Mensuplai nutrisi Menekan jaringan
Pengeluaran transmitter hypoxia
ke jaringan tumor pada mammae
Luka terkontaminasi
Nyeri baktteri patogen
Hipermetabolis Peningkatan
ke jaringan konsistensi mammae Necrosa jaringan
Daya tahan tubuh
menurun
Suplai nutrisi ke Mammae
jaringan lain membengkak Ukuran mammae abnormal Bakteri patogen
a. Biopsi
b. Pembedahan
c. Hormonal
d. PET ( Positron Emision Tomografi )
e. Mammografi
f. Angiografi
g. MRI
h. CT – Scan
7. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat agar tetap sehat
atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah
untuk menurunkan insiden penyakit.25 Cara yang dilakukan adalah dengan menghindari faktor-
faktor tertentu yang dapat merangsang pertumbuhan sel-sel tumor antara lain:
- Mencegah terpaparnya dengan zat atau bahan yang dapat memicu berkembangnya sel-sel
estrogen. Penggunaan zat tersebut jika dipakai terus menerus akan menyebabkan terjadinya
perubahan jaringan pada payudara yang meningkatkan angka kejadian FAM.29 Selain itu
menghindari terpapar dengan zat Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs) yang bersifat
karsinogenik.
- Menggunakan atau mengkonsumsi zat dan bahan yang dapat menurunkan kejadian FAM
antara lain dengan mengkonsumsi buah dan sayuran. Penggunaan alat kontrasepsi oral juga
setiap bulan secara teratur. Dengan melakukan pemeriksaan sendiri secara teratur maka
kesempatan untuk menemukan tumor dalam ukuran kecil lebih besar,
10
8. Diagnosa
Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal
examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto thorax dan mammografi atau ultrasonografi),
Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk tegak atau berbaring
atau kedua-duanya. Kemudian diperhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan,
lekukan, adanya kulit berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Kemudian dilakukan
palpasi dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan pada setiap
kuadran payudara.14 Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, jumlah, dapat bergerak-
gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan.30 Dilakukan pemijatan halus pada
puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan, darah atau nanah dari kedua puting susu.
Cairan yang keluar dari puting susu harus dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar masa laktasi
dapat disebabkan oleh berbagai kelainan seperti fibroadenoma atau bahkan karsinoma.
b. Mammografi
Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai jaringan lemak
yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada mammografi, keganasan
dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif,
comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya
mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan ditensi pada struktur payudara. Tanda sekunder berupa
retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan
fibroglandular tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya
metastatis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas). Mammografi digunakan untuk mendiagnosa
wanita dengan usia tua sekitar 60-70 tahun.
c. Ultrasonografi (USG)
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena fibroadenoma pada
wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika menggunakan mammografi.
Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan
gabungan antara USG dan mammografi memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi.
9. Penatalaksanaan Medis
11
c. Usia pasien
d. Hasil biopsi
Karena fibroadenoma mammae adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak
perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya
saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan
psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak
nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.
Terapi pengangkatan tumor ini disebut dengan biopsi eksisi yaitu pembedahan dengan
mengangkat seluruh jaringan tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya Terapi dengan
operasi pengangkatan tumor ini tidak akan merubah bentuk payudara tetapi hanya akan
meninggalkan jaringan parut yang akan digantikan jaringan normal secara perlahan.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Sistem Integumen.
1) Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus.
1) Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah pemberian
kemotherapi.
2) Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
3) Kaji diare & konstipasi
4) Kaji anoreksia
5) Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
c. Sistem Hematopoetik.
1) Kaji Netropenia
12
Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
bleomisin
2) Kaji tanda CHF
3) Evaluasi refleks
4) Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
f. Sistem genitourinari
1) Kaji frekwensi BAK
2. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek samping
therapy/tindakan, ditandai dengan :
DS :
Klien mengeluhkan rasa nyeri
DO :
Gangguan tonus otot
Gangguan prilaku
Respon autonomic
individu.
13
Independent :
1) Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk
mengurangi nyeri.
Kolaborasi :
1) Kembangkan rencana management penanganan sakit dengan klien dan dokter
b. Gangguan ganbaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan pembedahan ditandai
dengan :
DS :
Verbalisasi perubahan pola hidup.
DO :
Menolak untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
Mengurangi kontak sosial
Pre okupasi dengan bagian tubuh/fungsi tubuh yang hilang
14
1) Diskusi dengan klien tentang diagnosa dan tindakan guna membantu klien agar dapat aktif
c. Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berhubungan dengan efek treatment. Integritas
3) Sarankan klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, salep dan powder jika bukan
order/ijin dari dokter atau perawatnya.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang penyakit, prognosis dan tindakan yang
dibutuhkan berhubungan dengan informasi yang kurang, interpretasi yang keliru, ditandai dengan :
DS :
15
Klien mengenal dan mengetahui informasi penyakit, prognosa, dan tindakan yang perlu dilakukan
dengan kriteria :
Mengatakan keakuratan dari informasi yang didapat tentang diagnosa, tindakan dan
1) Review tentang hal-hal yang khusus mengenai diagnosa, alternatif tindakan dan harapan
mendatang dengan persepsi yang adekuat.
2) Jelaskan, beri gambaran dan kaji persepsi klien tentang neoplasma dan penanganannya.
Kaitkan dengan pengalaman dari klien yang sama.
3) Jelaskan dan tanya klien untuk komunikasi (umpan balik) dan mengkoreksi konsepsi yang
keliru tentang penyakit yang dideritanya.
6) Dorong klien untuk menggunakan sumber / ahli guna mengontrol status kesehatannya.
7) Lakukan pre discharge planning sesuai indikasi.
16
ASKEP POST OP FAM NANDA NIC NOC
NO NANDA NOC ( TUJUAN ) NIC ( INTERVENSI )
Definisi : Pengalaman sensori Definisi : Tindakan pribadi untuk Definisi : pengurangan atau
dan emosional yang tidak mengontrol nyeri reduksi nyeri sampai pada
menyenangkan yang muncul tingkat kenyamanan yang dapat
Nyeri terkontrol selama ... jam,
akibat kerusakan jaringan yang diterima oleh pasien
dengan kriteria hasil
aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal Mengenal faktor-faktor
kerusakan penyebab Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
sedemikian rupa (International (1, 2,3,4,5)
karakteristik, onset/durasi,
Association for the study of
Mengenal onset nyeri (1,2,3,4,5) frekuensi, kualitas, intensitas
Pain); awitan yang tiba-tiba
dan faktor pencetus
atau lambat dari intensitas
Tindakan pertolongan non
ringan hingga berat dengan monitor respon
farmakologi (1,2,3,4,5)
akhir yang dapat diantasipasi ketidaknyamanan secara verbal
atau di prediksi dan Menggunakan analgetik yang dan non verbal.
berlangsung , 6 bulan. direkomendasikan (1,2,3,4,5)
Pastikan pasien menerima
Melaporkan gejala-gejala nyeri perawatan analgetik dengan
kepada tim kesehatan (1,2,3,4,5) tepat.
Batasan karakteristik:
Nyeri terkontrol (1,2,3,4,5) Gunakan strategi komunikasi
Perubahan selera makan
yang efektif untuk mengetahui
Indikator skala:
Perubahan dalam parameter respon penerimaan pasien
fisiologik ( mis: TD, nadi, tidak pernah menunjukkan terhadap nyeri.
pernapasan, saturasi O2)
jarang menunjukkan Evaluasi keefektifan
Diaporesis penggunaan kontrol nyeri
kadang-kadang menunjukkan
Perilaku distraksi (mis: berjalan Monitoring perubahan nyeri
mondar mandir, aktivitas sering menunjukkan baik aktual maupun potensial.
berulang)
secara konsisten menunjukkan Sediakan lingkungan yang
Bukti nyeri menggunakan nyaman.
Tingkat nyeri (2102)
standar checklist perilaku nyeri
Kurangi faktor-faktor yang
untuk mereka yang tidak Definisi : keparahan nyeri yang
dapat menambah ungkapan
mampu berkomunikasi secara diamati atau dilaporkan
nyeri.
verbal
Nyeri berkurang selama .... jam,
Ajarkan penggunaan tehnik
Mengekpresikan perilaku (mis: dengan kriteria hasil
relaksasi sebelum atau sesudah
gelisah, menangis, waspada)
Melaporkan nyeri (1,2,3,4,5) nyeri berlangsung .
Ekspresi wajah terhadap nyeri
17
(mis: mata kurang bercahaya, Frekuensi nyeri (1,2,3,4,5) Kolaborasi dengan tim
tampak kacau, gerakan mata kesehatan lain untuk memilih
Lamanya episode nyeri (1,2,3,4,5)
berpencar atau menetap pada tindakan selain obat untuk
satu fokus) Ekspresi nyeri; wajah (1,2,3,4,5) meringankan nyeri.
18
Evaluasi efektifitas dosis
analgetik, observasi tanda dan
gejala efek samping, misal
depresi pernafasan, mual &
muntah, mulut kering, &
konstipasi.
19
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
Batasi pengunjung
Dorong istirahat
21
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Skala Outcome
Berfokus pada penampilan Kesesuaian antara ideal tubuh, tenang dan meyakinkan
22
Perubahan fungsi tubuh Jarang positif
Trauma
23
Pengetahuan terbatas Hindari jaminan yang kosong
DAFTAR PUSTAKA
24
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan . Edisi 2. (terjemahan). Penerbit
Carpenito, Lynda Juall. (2000.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. (terjemahan). Penerbit buku
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah . Volume 2, (terjemahan). Penerbit
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
(1994). Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Bedah. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr
Soetomo Surabaya
25