NRP : 2407100059
diagram blok sistem untuk pengendalian pressure steam pada boiler dapat ditunjukkan
pada gambar seperti dibawah ini:
SP Final
Input Output
text
Controller Control Plant
Element
Presure
Pengendalian Pressure steam pada boiler ini harus dijaga konstan sesuai dengan
kebutuhan. Bila pressure uap pada steam drum kurang maka akan menyebabkan daya untuk
menggerakkan turbin menjadi lemah dan biasanya uap dari steam drum yang berpressure lemah
masih membawa kandungan air sehingga akan menimbulkan korosi pada turbin. Sebaliknya
apabila pressure uap dari steam drum terlalu besar maka turbin akan berputar terlalu cepat
bahkan turbin bisa pecah oleh pressure uap steam drum yang berlebihan.
Dibawah ini adalah gambar dari pengendalian pressure pada bagian superheated :
PT : Pressure Transmiter
PID : Controller
dP (t )
C = ρ w q1 (t ) − ρ v q2 (t ) (3.16)
dt
Dimana : C : kapasitansi tangki
dP (t )
C + K q 2 P (t ) = ρ w q1 (t ) − K Pq 2 (t ) (3.20)
dt
Maka jika persamaan (3.20) ditransformasi Laplace akan didapat :
Transmitter ini mempunyai time konstan sebesar 0.2 detik, maka fungsi transfernya adalah :
Pp ( s ) 1.067
=
I p (s) 0 .2 s + 1
(3 − 0) kg / cm 2
GT = = 0.1875 kg /(cm 2 mA)
( 20 − 4) mA
kg cm 2
K V = 0.1875 2 × 5.46
cm .mA s
kg
K V = 1.024
s.mA
Untuk control valve aliran steam :
Aliran maksimum : 25 t/h (6.94 kg/s)
Aliran minimum : 18 t/h (5 kg/s)
(6.94 − 5) kg / s
Sehingga K CV = = 0.323 cm 2 / s
(6 − 0) kg / cm 2
Gain transduser (I/P) :
GT = 0.1875 kg /(cm 2 mA)
kg cm 2 kg
K V = 0.1875 2 × 0.323 = 0.06
cm .mA s s.mA
Konstanta waktu dari control valve diperoleh berdasarkan waktu stroke, perubahan
fraksional terhadap bukaan valve dan perbandingan konstanta waktu pada stroking time
valve yang mempunyai hubungan sebagai berikut :
TCV = TV ( ∆V + R ) (3.29)
Dimana :
TCV : konstanta waktu (time constant) control valve.
TV : time stroke skala penuh (8 detik untuk level dan 6 detik untuk pressure).
∆V : fraksi perubahan posisi control valve.
R : Perbandingan konstanta pada stroking time valve (untuk diafragma adalah 0,03 dan
untuk piston adalah 0,3).
Dari persamaan diatas dan dengan memasukkan data plant yang ada, maka didapat time
Maka dengan memasukkan data-data diatas didapat fungsi transfer dari control valve :
2. Pengoptimalisasian PID tuning berdasarkan batas atau contrainst berdasarkan atas rise
time,settling time, % overshoot dengan mengklik output contrains:
3. Kemudian klik run pada optimal output constrains, maka optimalization program akan
jalan untuk mencari kp(gain proposonal) ,ki(intergral time),kd(derivative time) seperti
gambar dibwah ini :
Maximal Overshoot
Settling time
Rise time
Kemudia akan muncul iterasi optimalisai dari program pid tune optimalisasi :
Kemudian nilai untuk nilai kp, ki dan kd sebagai berikut:
Dengan besaran PID yang dipadat maka grafik respon pengendalian sebagai berikut:
Pada Plant yang telah dioptimasi maka didapatkan settling time sebesar 250 s dan rise
time 75 sekon. Sedangkan dengan PID tanpa optimasi didapatkan grafik sebagai berikut:
Tanpa pengoptimalisasia didapatkan rise time dan settling time yang lebih lama
dibandinngkan dengan PID optimization. Dengan PID konfesional rise time = 400 dan settling
time = 1200 ddihasilkan dengan kp = 0.5,ki = 10, kd = 1. Alasan mengapa PID optimization
lebih baik dari pada PID biasa karena pada PID konstrain terdapat batas atau constrain yang
membatasi nilai output agar berada pada rise time = 75 dan setting time = 200 dengan cara
mencari nilai kp,ki,dan KD yang paling baik untuk mencapai nilai risetime dan settling time
sesuai dengan constrain