Anda di halaman 1dari 11

STUDI DAN ANALISIS KESTABILAN SISTEM PENGENDALIAN THREE ELEMENT PADA UNIT

STEAM DRUM V-0201 DENGAN METODE ROUTH HURWITZH DI PT KALTIM PARNA INDUSTRI

Renita Naulita Hutabarat ; Andi Rahmadiansah, ST, MT.


Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya 60111

ABSTRAK
Steam Drum V-0201 di PT Kaltim Parna Industri merupakan sebuah process plant yang berfungsi untuk menghasilkan high
pressure (HP) steam. Level boiler feed water (BFW) pada steam drum secara langsung mempengaruhi temperatur dan tekanan pada steam
drum sehingga level BFW pada steam drum penting untuk dikendalikan. Pada awal pabrik mulai dioperasikan, level steam drum
dikendalikan oleh sistem pengendalian tiga elemen. Tiga elemen tersebut adalah laju masukan BFW, laju keluaran HP steam, dan level
steam drum. Namun saat sistem pengendalian tiga elemen diterapkan, respon level sistem justru mengalami ketidakstabilan. Hal ini
dikarenakan respon kontroler yang kurang baik. Sehingga saat ini, PT KPI menerapkan sistem pengendalian single elemen saat proses stabil,
dan apabila terjadi perubahan load yang besar, maka pengendalian level akan dikendalikan secara manual oleh operator. Penerapan metode
Routh Hurwitzh untuk menganalisis kestabilan sistem menunjukkan adanya pergantian tanda pada kolom pertama tabel Routh Hurwitzh,
sehingga berdasarkan kriteria Routh Hurwitzh sistem pengendalian level tiga elemen pada Steam Drum V-0201 adalah tidak stabil.
Ketidakstabilan sistem dikarenakan respon kontroler yang kurang baik, yakni pada parameter PID yang terdapat dalam kontroler. Melalui
metode Ziegler-Nichols didapatkan hasil tuning nilai parameter terbaik, LICA 0201: Kp=17 dan Ti=45 serta nilai parameter FICA 0220:
Kp=10 dan Ti=2, yang menghasilkan max.overshoot 0,017 m dan time settling 119 s.

Kata kunci: Steam Drum, Sistem pengendalian Tiga Elemen, Kestabilan, Routh Hurwitz, Ziegler-Nichols.

I. PENDAHULUAN mengambil tema analisis kestabilan sistem pengendalian tiga


1.1 Latar Belakang dan Permasalahan elemen pada pengendalian level steam drum untuk
PT Kaltim Parna Industri atau dikenal dengan nama membahas dan menganalisa sistem yang ada serta
KPI, adalah pabrik yang memproduksi Anhydrous Ammonia memberikan solusi alternatif nilai Kp dan Ti.
dengan kapasitas produksi 1500 MT/hari. Pada proses
pembuatan amoniak di KPI, salah satu kebutuhan utamanya 1.2 Tujuan
adalah steam. Steam tersebut dihasilkan oleh unit Tujuan dari dilaksanakannya kerja praktek di PT
pembangkit steam seperti Package Boiler dan RG Waste Kaltim Parna Industri adalah menganalisis kestabilan sistem
Heat Boiler yang berfungsi mengubah boiler feed water pengendalian level yang terdapat pada steam drum V-0201
yang masih berupa fasa cair menjadi uap atau steam. dengan metode Routh Hurwitzh serta mencari desain nilai
Salah satu faktor dominan untuk mendapatkan steam parameter Kp dan Ti yang baru sehingga diperoleh sistem
yang berkualitas adalah level fluida cair pada drum. Hal ini yang lebih stabil.
disebabkan level air pada drum secara langsung turut
mempengaruhi temperatur, tekanan steam yang diinginkan.
Apabila level air pada steam drum terlalu tinggi maka akan II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
sangat berbahaya karena campuran steam dan air akan
PT Kaltim Parna Industri (KPI) didirikan pada tanggal
masuk ke steam line. Sedangkan jika level rendah yang
17 Juni 1995 dengan bidang usaha mengoperasikan pabrik
artinya jumlah air pada drum berkurang sedangkan
amoniak serta melakukan kegiatan industri dan
pemanasan tetap konstan, maka tekanan akan berubah
perdagangan. Dengan pemegang saham pada saat itu PT
menjadi lebih tinggi dan jika dibiarkan terus menerus bisa
Parna Raya (Parna) sebesar 90% dan YTHT PT Pupuk
menyebabkan terjadinya ledakan. Untuk mempertahankan
Kaltim (YTHT) sebesar 10%. Pada bulan Agustus 2001,
agar level air pada drum sesuai dengan keinginan, perlu
YTHT menjual dan mengalihkan 5% saham yang dikuasai
dilakukan pengendalian terhadap variabel ini secara otomatis
kepada YDP PT Pupuk Kaltim, sehingga pemegang saham
sehingga tidak menghambat proses selanjutnya.
PT KPI adalah PT Parna Raya (25 %), Mitsubishi
Teknologi instrumentasi sistem pengendalian tiga
Corporation (55 %), Asahi Kasei Corporation (10 %), YTHT
elemen diaplikasikan untuk menjaga kestabilan level water
PT Pupuk Kaltim (5 %), YDP PT Pupuk Kaltim (5 %).
pada steam drum V-0201. Namun pada kenyataannya sistem
Pada 26 Oktober 2001 firing reformer yang menandai
pengendalian tiga elemen yang diterapkan tidak dapat
initial start-up dimulai dan pada tanggal 14 November 2001
digunakan untuk menstabilkan level pada steam drum V-
first drop (tetesan pertama) amoniak terjadi. Performance
0201. Pada saat diterapkan justru terjadi fluktuasi level pada
test pabrik amoniak PT Kaltim Parna Industri dilaksanakan
steam drum. Sehingga saat ini hanya diterapkan sistem
pada tanggal 12-14 Desember 2001. Hasil performance test,
pengendalian single elemen untuk menstabilkan level fluida
yaitu:
cair yang terdapat pada steam drum. Berdasarkan hal
tersebut, maka dalam melaksanakan kerja praktek ini

1
1. Total kapasitas produk selama performance test yaitu menggerakkan STG yaitu MP steam. Steam outlet STG
4625 Mton. Kapasitas produk rata-rata yaitu 1542 MTPD dikondensasi di turbine condenser dan kemudian dikirim ke
(Garansi: 1500 MTPD). desalination tank. Dengan adanya STG, PT Kaltim Parna
2. Kualitas produk amoniak selama performance test, yaitu: Industri memiliki beberapa keuntungan, diantaranya:
Ammonia 99.95 wt%, moisture 0.05 wt%, oil 0.2 wt ppm 1. STG KPI dirancang untuk parallel running dengan
max, delivery temperature -32,7OC. GTG (Gas Turbine Generator) PT KDM.
3. Konsumsi gas alam rata-rata selama performance test per 2. Adanya pembagian beban (power sharing) antara STG
metric ton amoniak yaitu 7.43 MMkcal LHV atau 29.48 KPI dengan GTG KDM yang dapat diatur di DCS
MMBTU LHV (garansi: 7.64 MMkcal). dengan persentasi yang dapat diubah setiap saat sesuai
dengan pertimbangan teknikal dan ekonomikal.
PT Kaltim Parna Industri terletak dikawasan industri Persentasi power sharing antara STG KPI dan GTG
Kaltim Industrial Estate, Bontang, Kalimantan Timur. Untuk KDM pada saat operasi normal yaitu 80% untuk STG
pemilihan lokasi pabrik, PT KPI mempertimbangan berbagai KPI dan 20% untuk GTG KDM.
faktor antara lain kemudahan dalam memperoleh bahan 3. Sistem kelistrikan KPI dilengkapi dengan load
baku, wilayah pemasaran, transportasi, penyediaan tenaga shedding system yang berfungsi sebagai proteksi
kerja, utilitas, dan lingkungan. tambahan apabila STG KPI atau GTG KDM trip.
4. Mudah untuk melakukan maintenance karena memiliki
2.1 Fasilitas Penunjang Proses Produksi PT Kaltim space yang cukup dan access yang mudah.
Parna Industri 5. Pemilihan generator dengan kapasitas 6 MW sangat
Pabrik amoniak PT Kaltim Parna Industri (KPI) tepat karena pertimbangan tidak ada idle capacity yang
mempunyai kapasitas terpasang 1500 MTPD dengan terlalu besar sehingga tidak ada idle investasi yang
konsentrasi produk diatas 99.9 %. Keunikan pabrik amoniak terlalu besar pula serta start motor-motor besar masih
PT Kaltim Parna Industri jika dibandingkan dengan pabrik bisa dilakukan karena adanya system synchrone antara
amoniak lainnya: STG KPI dan GTG KDM, sehingga starting current
1. Pengaturan tata letak peralatan atau plot plan pabrik yang untuk motor-motor yang besar akan diambil alih oleh
sangat baik sehingga mempermudah pengoperasian, GTG KDM.
access dan manuver alat-alat berat, serta mempermudah
tindakan evakuasi apabila terjadi hal-hal yang tidak Pararel running antara STG KPI dan GTG KDM ini
diinginkan di dalam pabrik. terbuti andal, adanya fluktuasi konsumsi yang mendadak
2. Semua control valve utama (control valve untuk venting (misalnya saat Sea Water Pump POPKA start up) dapat
gas, control valve untuk area steam system dan control dihadapi dengan baik. Dengan adanya keterbatasan daya
valve untuk umpan reformer) diletakkan dalam satu listrik di KDM maka parallel running di KPI ini akan
elevasi yang sama yaitu pada elevasi 13 m dan terletak membuat fleksibilitas konsumen listrik KDM untuk start
dalam satu platform sehingga memudahkan operator pompa ataupun start pabrik tetap terjamin.
melakukan pengoperasian dalam satu komando.
3. Pabrik amoniak KPI juga dilengkapi dengan gas detector 2.1.2 Emergency Diesel Generator
berjumlah 34 buah yang ditempatkan di berbagai point PT KPI mempunyai dua buah Emergency Diesel
dan elevasi dengan tujuan untuk mendeteksi adanya Generator (EDG) dengan kapasitas 900 kVA dan satu buah
paparan gas di atmosfir yang melebihi ambang batas EDG dengan kapasitas 875 kVA untuk mensupply listrik
lingkungan secara lebih dini, akibat kebocoran di pada aktivitas loading ammonia. Keunikan EDG yang
peralatan atau pipa, sehingga apabila ada kebocoran gas dimiliki KPI yaitu menggunakan udara sebagai media
di area pabrik dapat diketahui dengan segera dan pendingin sehingga tidak tergantung pada cooling water.
dilakukan pengamanan sistem.
4. PT Kaltim Parna Industri menggunakan DCS (Distributed 2.1.3 Cooling Water
Control System) dengan sistem double stage monitor Cooling water PT Kaltim Parna Industri merupakan
yang akan mempermudah operator dalam closed cooling water system dengan flow sirkulasi sekitar
mengoperasikan pabrik dan pada saat yang bersamaan 17.000 m3/jam. Cooling water system terdiri dari 3 cooling
dapat memonitor trend perubahan kondisi operasi. Sistem water pump dan 6 plate heat exchanger. Pada saat normal
ini sangat membantu terutama pada saat start-up dan operasi hanya ada 2 cooling water pump yang running.
trouble shooting. Keunggulan cooling water system PT Kaltim Parna
5. Instalasi PHD (Process History Database) sistem yang Industri, yaitu:
link dengan DCS sangat membantu dalam hal pelacakan 1. Plate heat exchanger diletakkan di elevasi 2,8 m
sumber permasalahan (trouble shooting), sehingga setiap sehingga NPSH (Net Positive Suction Head) cooling
ada trouble dapat diselesaikan dengan cepat dan akurat. water pump menjadi positif dan kebutuhan powernya
menjadi rendah.
2.1.1 STG dan Sistem Kelistrikan PT Kaltim Parna 2. Mudah untuk melakukan maintenance di plate heat
Industri exchanger karena adanya rel untuk fasilitas maintenance
PT Kaltim Parna Industri memiliki Steam Turbin dan memiliki space yang cukup.
Generator (STG) yang dapat menghasilkan listrik dengan
kapasitas 6 MW. Steam yang digunakan untuk 2.1.4 Project Ammonia Tank dan Jetty
2
PT KPI mempunyai ammonia tank dengan kapasitas heat yang berasal dari gas proses keluaran Secondary
bersih 40.000 ton amoniak. Ammonia tank KPI dilengkapi Reformer. Pada RG Waste Heat Boiler ini terjadi
dengan 3 buah BOG compressor dengan kapasitas masing- perpindahan panas antara BFW yang merupakan
masing 750 kg/jam dan 3 buah loading pump dengan downcomer dari steam drum V-0201 dengan waste heat gas
kapasitas masing-masing 500 ton/jam sehingga fleksibel proses dari Secondary Reformer sehingga dihasilkan steam
dalam pengoperasiannya. Tipe ini pada prinsipnya adalah dengan tekanan tinggi (HP steam).
double wall, hanya berbeda inner dan outer wall memakai Saturated steam yang dihasilkan oleh RG Waste Heat
material yang sama yaitu cold steel atau A 537 Class 1. Boiler ini kemudian dialirkan ke steam drum (V-0201).
Inner dan outer wall dirancang mampu dipakai untuk Sedangkan air umpan boiler (BFW) dialirkan dari SG BFW
menampung amoniak pada temperatur yang sangat dingin. Preheater (E-0502) dan BFW Preheater (E-0205). High
Letak jetty dekat dengan ammonia tank sehingga kenaikan pressure steam yang dihasilkan kemudian dialirkan ke SG
temperatur amoniak tidak begitu significant dan mengurangi Steam Superheater (E-0500) dan CG Steam Superheater (E-
jumlah yang teruapkan di tanker/kapal. 0209). Selain outputan HP steam, steam drum (V-0201) juga
mengalirkan air (down comer) untuk RG Waste Heat Boiler
(E-0208) dan SG Waste Heat Boiler (E-0501) untuk
III. TINJAUAN PUSTAKA disirkulasi alami. Sekitar 1,5-1,6 ton/hours waste water dari
steam drum di blow down ke blow down drum V-0211 untuk
3.1 Deskripsi Proses Produksi Steam dan Persiapan
kemudian dialirkan ke water cooling system (WCS) dan
BFW
kemudian ke Neutralization Pit T-2901.
Bolier feed water (BFW) merupakan masukan pada
steam drum V-0201 untuk menghasilkan high pressure (HP)
steam yang sangat diperlukan dalam proses pembuatan
3.3 Sistem Pengendalian Tiga Elemen pada Steam Drum
amoniak. Deaerator V-0251 merupakan unit yang berfungsi
Sistem pengendalian ini bertujuan untuk memanipulasi
untuk menghasilkan BFW. Deaerator V-0251 memanaskan
laju BFW yang menuju steam drum V-0201 guna
air demin yang berasal dari unit demineralisasi dengan cara
mengendalikan level pada steam drum, dengan
kontak langsung dengan low pressure (LP) steam untuk
mempertimbangkan tiga element yakni level steam drum,
menghilangkan gas-gas yang tak terkondensasi, seperti O 2.
laju BFW input, dan laju HP steam output. Aktuator sistem
Air yang telah dideaerasi dinamakan air umpan boiler
pengendalian ini berupa level valve (LV 0201-2).
(Boiler Feed Water-BFW). BFW yang keluar dari
Strategi sistem pengendalian tergantung pada unit
Deaerator V-0251 dipompa dengan pompa HP BFW P-
load. Strategi pengendalian tersebut adalah sistem
0251A/B, dimana pada keadaan normal, P-0251A
pengendalian single elemen, sistem pengendalian dua
digerakkan oleh steam turbin (beroperasi), sedangkan P-
elemen, dan sistem pengendalian tiga elemen. Sistem
0251B digerakkan oleh motor (standby).
pengendalian single elemen mengukur level dan mengatur
High Pressure (HP) BFW digunakan untuk membuat
laju boiler feed water untuk mengendalikan level pada
HP steam dalam RG Waste Heat Boiler (WHB), Steam
drum. Sistem ini efektif untuk boiler kecil yang mana
Drum (V-0201), dan quench water untuk HP steam
perubahan loadnya pelan atau mendekati konstan. Sistem
desuperheater, TV-0212A/B. Medium pressure (MP) BFW
pengendalian dua elemen digunakan pada kondisi steam
digunakan untuk membuat MP steam di dalam auxiliary
drum yang mengalami perubahan load tidak lebih dari 25%.
boiler, Package Boiler H-1101, steam desuperheater
Sistem pengendalian tiga elemen mengatur level water pada
lainnya, selain HP steam desuperheater. BFW yang
digunakan untuk membuat HP steam dipanaskan dalam V- kondisi steam drum yang mana load dan pressurenya
berubah-ubah. Pada sistem pengendalian tiga elemen
0213A/B, E-0212A/B, E-0502, dan E-0205, sebelum masuk
terdapat tiga elemen atau variabel yang diperhitungkan,
ke dalam steam drum V-0201.
yakni laju BFW input, level steam drum V-0201, dan laju
Produksi steam di pabrik dihasilkan oleh dua buah
HP steam yang keluar dari steam drum.
steam boiler (E-0208 dan E-0501). Air boiler untuk dua
Sistem pengendalian tiga elemen menggunakan
steam boiler tersebut disupply dari sirkulasi alami oleh
perhitungan Density Compensation dengan menggunakan
downcomer dari steam drum (V-0201). Saturated HP steam
persamaan dibawah ini:
yang dihasilkan dalam V-0201 di superheating (pemanasan
lebih lanjut) dalam dua tahap sebelum dikirim ke HP steam Y 1=X 4+ K 1 ( X 1−X 2 ) x 3,5−K 2 { ( X 7−X 4 )−( X 6−X 3 ) }
header. Superheating pertama terjadi di dalam SG steam dimana:
superheater (E-500) dan CG steam superhater (E-0209), Y1= hasil perhitungan density compen oleh LY 0201-2
yang beroperasi secara paralel. Distribusi steam antara dua X4= nilai process value (PV) dari FT-0220 (laju inlet BFW)
buah steam superheater adalah dalam split range yang X1= nilai set point (SV) dari LICA 0201
dikontrol oleh TIC-0532. X7= nilai keluaran FY 0220
X6= hasil perhitungan density compen di FY 0217-1, dan
3.2 Proses pada Steam drum (V-0201) X3= nilai pada FI 0217
High Pressure (HP) BFW digunakan untuk membuat K1, K2= scaling factor
HP steam dalam RG Waste Heat Boiler (WHB), yang Perhitungan density compensation diperlukan, karena
merupakan heat exchanger penghasil saturated steam pada steam drum V-0201 terdapat dua fase, yakni fase liquid
tekanan tinggi. RG Waste Heat Boiler sendiri memanfaatkan (water) dan fase vapor (uap). Perubahan tekanan yang

3
terjadi akan mengakibatkan perubahan densitas baik pada
liquid (water) maupun vapor (uap) yang terdapat pada steam
drum. Hasil perhitungan density compensation kemudian
ditransmisikan ke FICA 0220 guna memanipulasi laju BFW
yang masuk ke steam drum melalui bukaan LV 0201. Sistem
kendali yang dipakai adalah cascade (bertingkat) dengan
mode kontrol PI baik itu pada master control maupun slave
control.

3.3.1 Deskripsi Sistem Pengendalian Tiga Elemen


Level pada steam drum diukur oleh level transmitter
LT 0201 yang kemudian memberikan sinyal pada LY 0201-
1 untuk melakukan density compensation. LY 0201-1 juga
mendapatkan inputan sinyal berupa data dari pressure
transmitter PT 0216. Hasil perhitungan LY 0201-1
dikirimkan pada kontroller LICA 0201, dimana LICA 0201 Gambar 3.2 P&ID Pengendalian Flow BFW
akan mengirimkan sinyal set point pada LY 0201-2. Pada
LY 0201-2 juga dilakukan perhitungan density
compensation. LY 0201-2 mendapat inputan data dari FI 3.3.3 Indikator Flow HP Steam-output oleh FIA 0217
0217 (flow outlet dari HP steam yang keluar dari steam Laju aliran HP steam yang keluar dari steam drum V-
drum V0201), serta masukan process value dari FT 0220 0201 diukur oleh FT 0217 yang kemudian oleh FY 0217
yang mengukur laju Boiler Feed Water (BFW) yang akan dikalkulasikan dan kemudian didisplaykan pada FI 0217. FI
masuk ke steam drum V0201. 0217 memberikan sinyal data pada LY 0201-2 yang
mengkalkulasikan density compensation untuk kemudian
FI
0217
memberikan sinyal pada FICA 0220, untuk mengendalikan
LICA laju aliran BFW yang masuk pada steam drum V-0201.
0201

LY HP STEAM
0201-1 FT
0217

PT
LY 0216
0201-2
P-1

FICA
0220 LT
0201 STEAM DRUM
V-0201

LY FT
0201-5 0220

BFW

LV 0201-2

Gambar 3.1 P&ID Steam drum V-0201


Gambar 3.3 P&ID Indikator Flow HP Steam-output
Setelah dilakukan kalkulasi, LY 0201-2 memberikan
sinyal set point pada FICA 0220 untuk kemudian FICA
3.3.4 Indikator Pressure pada Steam drum oleh PIA 0216
0220 memberikan sinyal pada control valve LV 0201 untuk
melakukan proses membuka atau menutup aliran BFW
dengan presentase tertentu.

3.3.2 Pengendalian Flow BFW oleh FICA 0220


Laju aliran boiler feed water yang berasal dari
Deaerator yang akan masuk pada steam drum V-0201
dikendalikan oleh FICA 0220. FT 0220 mengukur laju aliran
BFW yang telah dipompa oleh P-0251A untuk menuju pada
steam drum V-0201. Sebagaimana yang telah dijelaskan
pada uraian di atas bahwa FICA 0220 mendapatkan inputan
nilai set point dari LY 0201-2 untuk kemudian
ditransmisikan ke level valve LV 0201-2.

4
Gambar 3.4 P&ID Indikator Pressure a 0 sn +a 1 sn−1 +…+ an−1 s+ an (2)
Jika suatu sistem mempunyai fungsi alih loop tertutup sbb:
Pressure pada steam drum V-0201 diukur oleh
pressure transmitter PT 0216, yang kemudian memberikan
sinyal pada PIA 0216. PIA 0216 memberikan sinyal pada
FY 0217 dalam rangka perhitungan density compensation,
untuk kemudian didisplaykan pada flow indicator FI 0217.
Sinyal data dari FT 0217 dikirimkan pada LY 0201-2 dan
Gambar 3.6 Fungsi Alih Sistem Loop Tertutup
kemudian hasil perhitungan density compensation
dikirimkan pada FICA 0220 dan LV 0201-2 untuk
Maka dari persamaan fungsi alih di atas, dapat disusun
memanipulasi laju aliran boiler feed water yang akan masuk
metode Routh-Hurwitz sebagai berikut :
ke steam drum V-0201.
Tabel 3.1 Kriteria Routh Hurwitzh
3.4 Kestabilan Sistem Pengendalian
Sistem pengendalian proses merupakan gabungan dari
kerja komponen-komponen yang digunakan untuk
mempertahankan variabel yang dikendalikan (process
variable) pada suatu nilai tertentu (set point). Seiring
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu sistem
pengendalian sudah memakai unit kontroler otomatis.
Hakekat utama dari sistem pengendalian adalah menjaga
suatu process variable agar selalu sama atau paling tidak
mendekati nilai set point, sehingga sistem tersebut bisa
dikatakan berjalan dengan stabil.

Banyaknya akar tidak stabil = banyaknya perubahan


tanda pada kolom pertama tabel Routh Hurwitz. Sistem
pengendalian level steam drum menggunakan sistem
pengendalian tiga elemen meliputi laju fluida masuk, level
fluida dalam steam drum, dan laju HP steam keluar. Sistem
pengendalian level tiga elemen pada steam drum merupakan
Gambar 3.5 Diagram Blok Sistem Pengendalian Tertutup blowdown sistem, dimana fluida cair akan dialirkan menuju
SG Waste Heat Boiler E-0501 dan RG Waste Heat Boiler E-
Suatu sistem linear (LTI/Linear Time Invariant) 0208 kemudian dipompakan kembali ke dalam Steam Drum.
dikatakan stabil jika respons natural sistem tersebut Siklus ini terjadi secara kontinu sehingga laju perpindahan
mendekati nol pada waktu mendekati tak terhingga. Sistem massa pada blowdown sistem dapat diabaikan.
LTI dikatakan tidak stabil jika respons natural meningkat
tanpa batas jika waktu mendekati tak terhingga.
IV. ANALISIS KESTABILAN SISTEM
3.5 Analisa Kestabilan Metode Routh Hurwitzh PENGENDALIAN TIGA ELEMEN PADA STEAM
Terdapat beberapa metode untuk mengetahui suatu DRUM (V-0201) DI PT KALTIM PARNA INDUSTRI
sistem berjalan dengan stabil atau tidak. Misalnya dengan
menggunakan metode Routh Hurwitzh, Root Locus, dan 4.1 Ketidakstabilan Sistem Pengendalian Tiga Elemen
sebagainya. Untuk menguji kestabilan sistem pengendalian Pengambilan tema kerja praktek ini didasarkan pada
level, disini metode yang akan diterapkan adalah respon sistem yang justru berosilasi pada saat sistem
menggunakan metode Routh Hurwitzh. Fungsi transfer dari pengendalian tiga elemen diterapkan. Kondisi ini terjadi
persamaan polinomial orde n adalah sebagai berikut: pada awal pabrik mulai dioperasikan (beberapa tahun lalu).
Meskipun tidak terjadi perubahan load/beban BFW yang
m m−1 m−2
C ( s ) b o s +b1 s + b2 s +. . ..+b m−1 s+ bm B( s ) berubah-ubah, kondisi level steam drum V-0201 tetap
= = mengalami ketidakstabilan, sehingga ketika operasi
R(s) ao s n +a 1 s n−1 +. . ..+ an−1 s+an A(s)
berlangsung, level pada steam drum justru mengalami osilasi
(1)
dan menjadi tidak stabil. Namun ketika pengendalian single
elemen diterapkan, pada kondisi operasi normal level steam
Prosedur kriteria kestabilan diambil persamaan
drum pun mengalami kestabilan dan hanya berosilasi kecil
karakteristik yang merupakan denumerator dari fungsi alih
pada range level set point (Gambar 4.1). Menurut hasil
loop tertutup.
pengamatan engineer di PT PKI, pengendalian tiga elemen
5
menjadi tidak stabil dikarenakan respon controller yang laju laju

][ ][ ][
kurang baik, sehingga penerapan pengendalian tiga elemen laju peruba h an laju
justru membuat level pada steam drum menjadi tidak stabil.
Penerapan pengendalian single elemen akan
mengakibatkan ketidakstabilan level pada steam drum,
[ massa
dlm steam drum
= massa
BFW
i nput
− massa
steam
output
− massa
blowdown ]
apabila terjadi kondisi perubahan load/beban yang besar dV L dV v
(bisa terjadi pada saat pabrik dalam kondisi trip) sehingga ρw + ρv =ṁ w − ṁb −ṁ v
apabila kondisi terjadi perubahan load/beban yang besar, dt dt
maka pengendalian level akan dikendalikan secara manual
oleh operator. dimana:
Gambar 4.1 di bawah merupakan respon sistem pada dV L
saat pengendalian single elemen diterapkan. Dapat dilihat  ρw =¿ laju perubahan massa liquid dalam steam
dt
pada Gambar 4.1 bahwa set point level yang ditentukan pada drum
steam drum adalah 1,41 meter sedangkan sistem berosilasi
pada kisaran 1,404-1,414 meter. Ketinggian level ini tidak  ṁ w = laju massa water input
bersifat membahayakan, karena osilasi yang terjadi kecil dan  ṁ b = laju massa blow down (output)
tidak terlalu tinggi.  ṁ v = laju massa vapor output
dV v
 ρv =¿ laju perubahan massa vapor dalam steam
dt
drum

Sehingga transfer function dari plant adalah:


−1,41
H ( s )=
( 1221,32 ) s
4.2.2 Pemodelan Matematis Kontroler
Apabila dinginkan respon proses tidak berosilasi, maka
dapat digunakan mode integral (I) karena mode kontrol ini
dapat membuat respon proses menuju ke set point secara
Gambar 4.1 Respon Level pada Sistem Pengendalian Single
eksponensial. Secara matematis mode kontrol ini dapat
Elemen
dituliskan sebagai berikut :
1
m(t )=Kp. e (t )+ . ∫ e (t ).dt
4.2 Dinamika Proses dan Pemodelan Matematis Sistem Ti
4.2.1 Pemodelan Matematis Plant (Steam Drum) Kp menyatakan kepekaan proposional dan Ti menyatakan
Untuk memodelkan steam drum digunakan hukum waktu integral. Baik Kp maupun Ti dapat diatur.
kesetimbangan massa. Hukum ini menyatakan bahwa Fungsi alihnya:
jumlah massa yang masuk ke dalam sistem sebanding M ( s) K p (T i s+1)
dengan jumlah massa yang keluar dari sistem serta massa =
E( s) Tis
yang terakumulasi dalam sistem itu sendiri. Masukkan pada
steam drum adalah laju boiler feedwater (BFW) dan
keluarannya adalah laju HP steam output dan waste water 4.2.3 Pemodelan Matematis Aktuator
Aktuator yang digunakan adalah Control Valve, yang
yang di blowdown ke blow down drum V-0211 . Untuk
massa yang terakumulasi di dalam steam drum menunjukkan berfungsi untuk mengendalikan level pada steam drum.
Untuk control valve dengan tipe I/P Converter yang
level. Terdapat pula keluaran yang diabaikan pada
pemodelan dari steam drum yaitu laju blowdown ke SG mengubah sinyal input 4-20 mA menjadi sinyal pneumatic
3-15 psig, dan akan mengoperasikan control valve LV 0201-
Waste Heat Boiler E-0501 dan RG Waste Heat Boiler E-
0208. Siklus ini terjadi secara kontinu dimana laju 2. Dalam hal ini, control valve memiliki masukan sinyal
berupa arus listrik kemudian diubah menjadi tekanan untuk
blowdown akan diumpan balik ke steam drum itu sendiri
sehingga laju perpindahan massa pada blowdown ke SG menggerakkan stem control valve. Karakteristik dari control
valve adalah equal percentage normally close.
Waste Heat Boiler E-0501 dan RG Waste Heat Boiler E-
0208 dapat diabaikan. Fluida yang mengalir pada LV 0201-2 adalah boiler
feed water (BFW) dengan laju aliran maksimum 261
Dengan menggunakan persamaan hukum
kesetimbangan massa (kontinuitas), maka model matematis ton/hours dan laju aliran minimum adalah 79 ton/hours. LV
0201-2 merupakan control valve criteria Air to Open (fail
proses steam drum dapat dimodelkan sebagai berikut.
Persamaan kesetimbangan massa input dan massa output: closed), dimana pada sinyal 4mA control valve menutup
sedangkan pada sinyal 20mA control valve memiliki laju
aliran maksimum.

6
Model matematik control valve diperoleh dengan Untuk mendeteksi laju aliran Boiler Feed Water
persamaan: keluaran dari Deaerator V-0251 yang dialirkan menuju
mb ( s ) Kv steam drum, maka digunakan FT 0220. FT 0220 merupakan
= D/P transmitter, yang mentransmisikan sinyal dengan range
U ( s ) τ v s+1 4-20 mA. Dengan range laju aliran 360-0 ton/hours atau
dengan 100-0 kg/s dan time konstan sebesar 0,2 detik. Untuk
m b ( s ) = laju aliran BFW yang termanipulasi (kg/s) menghitung gain dari transmitter menggunakan persamaan :
U ( s ) = sinyal masukan ke control valve (Amp)
K tot = gain total control valve
GT = ( SpanOutput
Span Input )
τv = time konstan control valve (s) dimana span input adalah laju aliran dari Boiler Feed Water
(BFW), sedangkan sebagai span output adalah arus yang
Untuk menghitung gain control valve dengan menggunakan ditransmisikan oleh flow transmitter FT 0220. Didapatkan
persamaan : gain transmitter dari persamaan diatas sebagai berikut :
Span Output I max−I min mA
GV = ( Span Input ) GT = ( F max−F min )
 G T =0,16
kg/ s
dimana span input adalah arus yang masuk dari controller
yaitu 4-16 mA sedangkan span output adalah laju aliran sehingga pemodelannya menjadi:
Boiler Feed Water (BFW) dengan laju aliran max: 261 I (s) 0,16
t/h=72,5 kg/s dan laju aliran min: 79 t/h= 21,9 kg/s, maka =
didapatkan:
L(s) 0,2 s +1
72,5−21,9
G(v) = = 3,1625 kg/s mA
20−4 4.2.4.2 Level Transmitter LT 0201
dimana span input adalah arus yang masuk dari controller Level yang diukur oleh LT 0201 adalah level atau
yaitu 4-20 mA. ketinggian dari water yang terdapat pada steam drum. LT
Gain I/P, 0201 merupakan D/P transmitter, yang mentransmisikan
signal sebesar 4-20 mA DC. Measurement length LT 0201
15−3 (psi) adalah 800 mm (0,8 m) dan time konstan sebesar 0,2 detik.
Gτ = =0,75 psi/mA
20−4(mA ) Untuk menghitung gain dari transmitter menggunakan
Sehingga diperoleh gain total control valve: persamaan:
Kv = Gv.G τ
= 3,1625 . 0,75
GT = ( SpanOutput
Span Input )
= 2,37 (kg dt/mA) dimana span input adalah level dari Water atau liquid yang
terdapat pada steam drum, sedangkan sebagai span output
Time constant efektif control valve diperoleh
adalah arus yang keluar dari level transmitter. Maka
berdasarkan hubungan waktu stroke, perfreksional terhadap didapatkan gain transmitter dari persamaan diatas sebagai
posisi valve dan perbandingan konstanta waktu inferent berikut :
terhadap waktu stroke yang dinyatakan: I max−I min

dengan
T Cv=Tv .(∆ V + Rv) GT = ( T max−T min ) GT =20 mA /m
sehingga pemodelannya menjadi:
T Cv=¿ time constant control valve (dt)
I (s) 20
Tv=¿ waktu stroke penuh (1,3 dt) =
Rv = perbandingan konstanta waktu inverent terhadap L(s) 0,2 s +1
waktu stroke (Rv = 0,03)
4.2.4.3 Flow Transmitter FT 0217
aliran max−aliran min 72,5−21,9
∆V = = =0,69 Flow yang diukur oleh FT 0217 adalah flow atau laju
aliran max 72,5 aliran HP steam keluaran dari steam drum V-0201. FT 0217
T Cv=1,3. ( 0,69+0.03 )=0,94 merupakan D/P transmitter, yang mentransmisikan signal
sebesar 4-20 mA DC. Dengan range laju aliran 360-0
M s (s ) ton/hours atau 100-0 kg/s dan time konstan sebesar 0,2
2,37
= detik.
G τ (s) 0,94 s+1 Untuk menghitung gain dari transmitter menggunakan
persamaan :

4.2.4 Pemodelan Matematis Sensor dan Transmitter


4.2.4.1 Flow Transmitter FT 0220
GT = ( SpanOutput
Span Input )

7
dimana span input adalah laju aliran dari HP steam, parameter LICA 0201: Kp=0,333 Ti=1200 dan nilai
sedangkan sebagai span output adalah arus yang parameter FICA 0220; Kp=0,833 Ti=60, sistem
ditransmisikan oleh flow transmitter FT 0217. Didapatkan pengendalian level tiga elemen pada Steam drum V-0201 di
gain transmitter dari persamaan diatas sebagai berikut : PT Kaltim Parna Industri adalah tidak stabil.
mA
G T =0,16 4.5 Uji Kestabilan Sistem Pengendalian Single elemen
kg/ s
dengan parameter Kp dan Ti real
sehingga pemodelannya menjadi:
Bentuk diagram blok sistem pengendalian single
I (s) 0,16 element pada steam drum V-0201 adalah sebagai berikut:
=
L(s) 0,2 s +1
STEAM
LICA LV
DRUM
0201 0201-2
4.3 Diagram Blok Sistem Pengendalian V-0201

Setelah memodelkan beberapa komponen dari sistem


pengendalian, maka selanjutnya memasukkan komponen- LT
komponen tersebut disusun pada suatu blok diagram 0201

pengendalian.
Main Steam
Flow
Gambar 4.3 Diagram Blok Sistem Pengendalian Single
elemen
FT
0217

Digunakan metode Routh Hurwitzh untuk mengetahui


LICA
0201
FICA
0220
LV
0201-2
STEAM
DRUM
V-0201
kestabilan dari sistem.
- Sistem Pengendalian Single Elemen
Uji parameter PI untuk LICA 0201; Kp=0,333
FT
0220
Ti=1200

FT
0201
Transfer function:
188.4104 S 4 +942.2098+ 0.789
Gambar 4.2 Diagram Blok Sistem Pengendalian Level Tiga ¿ ¿¿
Elemen
4.4 Uji Kestabilan Sistem Pengendalian Tiga Elemen Tabel 4.2 Perhitungan Routh Hurwitzh Sistem
dengan parameter Kp dan Ti real dengan metode Routh Pengendalian Single elemen
Hurwitzh
Digunakan metode Routh Hurwitzh untuk mengetahui S4 2.74E+05 1.46E+06 15.78
kestabilan dari sistem. S3
1.66E+06 1.80E+04  
- Sistem Pengendalian Tiga Elemen 2
Uji parameter PI untuk LICA 0201; Kp=0,333 S 1.46E+06 1.58E+01  
Ti=1200 dan FICA 0220; Kp=0,833 Ti=60 S1 1.80E+04    
0
Transfer function: S 15.78    
4 3 2
1893,3 s +18966,9 s + 47667,7 s +826,9 s +0,656 Menurut4 kriteria Routh Hurwitzh, sistem akan stabil
¿
3,3.10 s +3,6. 107 s5 +1,23. 108 s 4 +1,16. 108 s3 +1,42. 106jika
6 6
s 2+ 1,6.10 s−13,12
semua elemen pada kolom pertama tabel Routh
Hurwitzh bernilai positif. Pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat
bahwa tidak terdapat pergantian nilai menjadi negatif pada
Tabel 4.1 Perhitungan Routh Hurwitzh Sistem kolom pertama. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan nilai
Pengendalian Tiga Elemen parameter LICA 0201: Kp=0,333 Ti=1200, sistem
S6 3306371 123390953 1.42E+06 -13.12 pengendalian level single elemen pada Steam drum V-0201
S 5
36581126 116006115 16535.81   di PT Kaltim Parna Industri adalah stabil.
S4 112905784.9 1401447.536 -13.1202  
S3 115552050.3 15449.77332    
4.6 Penentuan ulang nilai Kp dan Ti pada sistem
pengendalian Tiga Elemen dengan metode Ziegler-
S2 1386351.579 -13.1202    
1
Nichols
S 14356.208       Sistem pengendalian seperti pada Gambar 4.2
S0 -13.1202       merupakan sistem pengendalian cascade atau bertingkat.
Dalam mendesain sistem cascade maka dilakukan tuning
Menurut kriteria Routh Hurwitzh, sistem akan stabil pada primary loop atau master dan pada secondary loop atau
jika semua elemen pada kolom pertama tabel Routh slave.
Hurwitzh bernilai positif. Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat Pada secondary loop:
bahwa terdapat pergantian nilai menjadi negatif pada kolom
pertama. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan nilai

8
1 2,37 ❑
Mp(s)
=
(
Kp 1+
Ti s 0,94 s+1 )( ) ( 4639,21+1042,8 Kp ) s+(379+474 Kp)
Penentuan nilai parameter Kp dilakukan dengan metode
u( s) 1 2,37 0,16
1+ Kp 1+ ( )(
Ti s 0,94 s +1 0,2 s +1 )( ) Routh Hurwitzh.

S5 : 91,84 5125,4 4639,21+1042,8Kp


Unsur Ti dihilangkan, maka persamaan menjadi: 4
S :1016,2 12630+189,6Kp 379+474Kp
2,37
( )
3
S :(3983,95-17,14Kp) (
Kp
Mp(s) 0,94 s +1
= 1,97.10 5 Kp 2 +1,17.10 7 Kp+5,6. 107)
u( s) 2,37 0,16
1+ Kp (
0,94 s+ 1 0,2 s+1 )( ) S2 :
−2.01. 108 Kp 2−1,17.10 10 Kp−5,68. 1010
3983,9−17,135 Kp
Mp(s) Kp ( 2,37 ) (0,2 s+ 1) 379+474Kp
=
u( s) 0,188 s 2+1,14 s+(1+0,379 Kp) S1 :

Maka digunakan metode Routh-Hurwitz untuk −3,9.1013 Kp 4−4,6.10 15 Kp 3−1,6. 1017 Kp 2−1,32. 1018 Kp−3
menentukan nilai Kp.
−2.01. 108 Kp 2−1,17.1010 Kp−5,68.10 10
Tabel 4.3 Kriteria Routh Hurwitzh Secondary Loop S0 : 379+474Kp
S2 0,188 1+0,379Kp
Berdasarkan perhitungan metode Routh Hurwitzh,
S1 1,14
maka nilai Kp yang memenuhi syarat kestabilan adalah
S0 1+0,379Kp
0<Kp<232,5. Kp kritis adalah batas kestabilan dari suatu
sistem. Nilai KP kritis sistem (Kcr) adalah 232,5. Periode
Berdasarkan metode Routh Hurwitzh sistem akan stabil
(Pcr) dari sistem yang berosilasi saat nilai Kcr dimasukkan
dengan nilai Kp>0. Penalaan nilai Kp dan Ti dilakukan
adalah 0,078 detik. maka, berdasarkan tabel 3.3 maka
dengan cara trial dan error dan didapatkan nilai sebagai
diperoleh nilai parameter PI sebagai berikut:
berikut:
Kp = 104,5
Kp = 10
Ti = 0.065 detik
Ti = 2 detik
Apabila nilai LICA 0201 Kp=104,5;Ti=0,065 dan nilai
parameter FICA 0220 Kp=10;Ti=2 di simulasikan pada
Primary loop:
Matlab 7.1 maka didapatkan hasil yang berosilasi pada level
Setelah didapatkan nilai parameter Kp dan Ti yang
1,2-1,6 meter.
dilakukan dengan cara trial dan error, maka nilai parameter
Desain ulang parameter Kp dan Ti pada loop sistem
Kp dan Ti tersebut dimasukkan dalam persamaan secondary
pengendalian secara keseluruhan, melalui simulasi Matlab
loop.
7.1 dengan nilai parameter LICA 0201: Kp=17 dan Ti=45
1 2,37
Mp(s)
=
(
Kp 1+
Ti s 0,94 s+1 )( ) dan nilai parameter FICA 0220: Kp=10 dan Ti=2 (yang
dilakukan dengan cara trial dan error), maka didapat respon
sistem seperti pada Gambar 4.4. Dari hasil simulasi, waktu
u( s) 1 2,37 0,16
1+ Kp 1+ ( )(
Ti s 0,94 s +1 0,2 s +1 )( ) yang diperlukan oleh sistem untuk mencapai keseimbangan
adalah 119 detik. Terdapat osilasi perubahan level BFW
pada steam drum yang kecil pada kisaran 1,409-1,413 meter.
Mp(s) ( 47,4 s+23,7 ) (0,2 s +1) Set point ditentukan pada 1,41 meter. Sehingga didapatkan
= maximum overshoot = 0,017 meter dan time constant= 119
u( s) 0,376 s 3+ 2,28 s 2+ 9,58 s+3,79 sekon.

Persamaan secondary loop telah terselesaikan, maka


setelah itu dilakukan penyederhanaan persamaan primary
loop dengan hanya memasukkan nilai Kp dan
menghilangkan nilai Ti. Sehingga penentuan nilai Kp kritis
(Kcr) dari sistem dapat dilakukan.

Transfer function:
Kp ( 47,4 s+ 23,7 ) (0,2 s +1)2
¿
91,84 s 5 +1016,2 s 4 +5125,4 s 3 + ( 12630+189,6 Kp ) s2

9
FICA 0220 real, didapatkan hasil bahwa sistem
pengendalian tiga elemen memang tidak stabil.
3. Sedangkan, uji kestabilan pada sistem pengendalian
single elemen untuk parameter LICA 0201 real,
didapatkan hasil bahwa sistem pengendalian single
Gambar 4.4 Respon Sistem Pengendalian Level Steam drum elemen adalah stabil.
4. Untuk desain parameter Kp dan Ti: berdasarkan hasil
simulasi sistem pengendalian tiga elemen didapatkan
4.7 Uji Kestabilan Sistem Pengendalian Tiga Elemen hasil tuning terbaik melalui metode Ziegler-Nichols
Untuk mengetahui kestabilan dari suatu sistem maka dengan nilai parameter LICA 0201: Kp=17 dan Ti=45
dilakukan suatu analisa uji kestabilannya. Ada banyak cara serta nilai parameter FICA 0220: Kp=10 dan Ti=2, yang
yang bisa dilakukan antara lain dengan Routh Hurwitz. menghasilkan max.overshoot 0,017 m dan time settling
- 3 elemen kontrol 119 s.
Uji Parameter PI untuk LICA 020: Kp=17 dan Ti=45
dan FICA 0220: Kp=10 dan Ti=2. 5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisa data, maka dapat diberikan
Transfer Function: saran sebagai berikut:
3 4 4 3 2 2 1. Penentuan kestabilan sistem pengendalian suhu dapat
1,4. 10 s +1,5.10 s +4,4. 10 s +1,9 s+ 402,9dilakukan dengan metode yang lain yang lebih
¿
4,1. 10 s + 4,5.10 4 s 5+ 2,3.105 s 4 +7,1. 105 s 3+1,01. 106 s 2 +3,8.10
3 6 5
komplek,s+8058
seperti Metode Root-Locus.
2. Perlu dilakukan penelitian ulang pada desain kalkulasi
Tabel 4.4 Kriteria Routh Hurwitzh Primary Loop density compensation pada DCS dan disimulasikan
untuk mendapatkan respon terbaik dari sistem
S6 4132.95 230609.6 1009261 8058
pengendalian tiga elemen.
S5 45726.21 713214.3 380337.6  

S4 166145.9 886283.2 8058  


3
S 469294 373853.1     DAFTAR PUSTAKA
S2 753926.6 8058    
1
[1] Abadi, Imam. 2009. Simulasi Pengendalian Level
S 368837.3       Steam Drum Dengan Pengendali PID Berbasis
S0 8058       Fuzzy Gain Sheduling. Surabaya : ITS
[2] Gunterus, Frans. 1997. Falsafah Dasar Sistem
Menurut kriteria Routh Hurwitzh, sistem akan stabil jika Pengendalian Proses. Jakarta : Elex Media
semua elemen pada kolom pertama tabel Routh Hurwitzh Komputindo.
bernilai positif. Pada Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa [3] Instruction Manual for Control Valve (Masoneilan)
tidak terdapat pergantian nilai menjadi negatif pada kolom PT Kaltim Parna Industri.
pertama. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan nilai [4] Instruction Manual for DCS. 4th edition: Apr.2000.
parameter LICA 0201: Kp=17 dan Ti=45 dan nilai Yokogawa Electric Corporation.
parameter FICA 0220: Kp=10 dan Ti=2, sistem [5] Manual Operation Book PT Kaltim Parna Industri
pengendalian level Tiga Elemen pada Steam drum V-0201 di McMillan, Gregory K. 2000.
PT Kaltim Parna Industri adalah stabil. [6] Good Tuning: A Pocket Guide. Amerika: Instrument
Society of America.
[7] P& ID dan Manual Book Spesifikasi Instrumentasi
V. PENUTUP PT Kaltim Parna Industri.
5.1 Kesimpulan [8] Ogata, Katsuhiko. 1993. System Dynamics. New
Setelah melakukan Kerja Praktek di PT Kaltim Parna Jersey : Prentice Hall Inc.
Industri dengan mempelajari sistem pengendalian tiga [9] Ogata, Katsuhiko.1993. Teknik Kontrol Automatik.
elemen pada unit Steam Drum V-0201 di Reformer Section Jakarta : Erlangga.
untuk dianalisa kestabilan sistem pengendalian levelnya
dengan metode Routh Hurwitzh, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pengendalian tiga elemen untuk mengendalikan Biodata Penulis:
level BFW pada steam drum V-0201, mengalami Nama : Renita Naulita Hutabarat
ketidakstabilan dikarenakan kontroler yang tidak NRP : 2407 100 040
memberikan respon yang baik pada sistem. TTL : Bondowoso, 21 Januari 1989
2. Berdasarkan teori kestabilan Routh Hurwitzh, uji Alamat : Keputih Perintis I/12
kestabilan sistem untuk parameter LICA 0201 dan Riwayat Pendidikan:
 SDN Lebo Sidoarjo (1996-2001)

10
 SMP Negeri 1 Sidoarjo (2001-2004)
 SMA Negeri 1 Sidoarjo (2004-2007)
 Jurusan Teknik Fisika ITS (2007- skrg)

11

Anda mungkin juga menyukai