Anda di halaman 1dari 2

Saudara/I yang terkasih……

Seringkali kita mengucapkan kalimat “I love You”. Kata “love” adalah tentang
rasa. Rasa yang datang atau timbul dari dalam diri seseorang. Kata ini sering kita
utarakan kepada seseorang yang sangat special untuk kita. Entah orangtua, saudara,
sahabat, teman atau pacar. Dengan mengatakan I love You ada keterikatan batin
dengan orang lain. Sehingga kata “love” seperti jembatan yang menghubungkan dua
pribadi. Terkhusus berkaitan dengan relasi antara seorang pemuda dan pemudi
fungsi kata “love” sebagai jembatan sangat jelas. Mengapa?. Karena dengan kata
“love” telah menyatukan dua pribadi yang berbeda. Dua pribadi yang mungkin saja
sebelumnya tidak pernah saling kenal, atau tidak pernah bertemu tapi saat
mengucapkan I love You mereka menjadi dekat dan bahkan menjadi satu.

Saudara/I yang terkasih…..

Kekuatan “cinta” sangat mempengaruhi seluruh perjuangan hidup kita. Cerita


kesuksesan atau keberhasilan dalam hidup semua terjadi karena cinta. Kekuatan
cinta ibarat seperti aliran darah dalam tubuh yang mengalir disetiap sudut ruang
hidup manusia. Kitab Suci melihat kekuatan Cinta seperti maut. Nyalanya seperti
nyala api, air yang banyak tak dapat memadamkannya dan sungai-sungai tak dapat
menghanyutkannya (kid. 8:6-7). Cinta beraksi maka manusia takluk. Cinta berkata
maka manusia mendengarkannya.

Saudara/I yang terkasih…..

Sabda Tuhan yang kita renungkan menunjukkan tentang kekuatan cinta. Cinta telah
mempersatukan banyak orang. Bukan hanya dipersatukan tetapi menghantar banyak
orang untuk bertindak. Bertindak yang melampaui pikiran manusia. Ketidak
mungkinan yang ada dalam pikiran manusia menjadi mungkin didalam cinta. Cara
hidup jemaat perdana menggambarkan menggambarkan tentang kerja cinta. Cinta
telah mempengaruhi hati dan pikiran mereka saat itu, maka mereka berani
mengambil keputusan untuk sehati sejiwa. Apa yang menjadi kepunyaan pribadi
menjadi milik bersama. Tidak ada lagi perbedaan suku atau ras, latar belakang,
jabatan atau status social, semuanya menjadi satu dan sama.
Yesus dalam Injil, menyadarkan para muridNya bahwa Dia sungguh mencintai
mereka. Karena itu, Dia mengajak mereka agar memiliki Cinta yang sama. Mencintai
orang lain dengan sungguh-sungguh. Ajakan Yesus ini menjadi nyata karena Dia telah
mempraktekkannya. Melalui kehadiran dan pelayananNya Yesus telah menunjukkan
CintaNya. Sehingga Dia mengajak para muridNya untuk tinggal di dalam KasihNya.
Kasih yang dimiliki Yesus adalah Kasih tanpa syarat dan dibuktikan dalam tindakan.
Maka, harapannya para murid juga memiliki kasih yang sama, tanpa syarat dan bisa
dibuktikan dalam tibdakan. Dengan kasih semua orang menjadi saudara dan sahabat.
Yesus menyebut para muridNya sahabat karena Kasih yang ia miliki. Kasih telah
mengangkat harkat dan martabat para muridNya. Yesus tidak melihat dan menyebut
para muridNya sebagai hamba, karena seorang hamba tidak mungkin pasti tak tahu
tentang yang terdalam dari TuanNya.

Yesus mengharapakan bahwa didalam kasih para murid memiliki sikap dan
pikiran yang sama tentang sesamanya. Sesama memiliki latar belakang dan
kepribadiaan yang berbeda dirobohkan oleh kekuatan cinta.

Sambunggggg….sebentarrr….

Anda mungkin juga menyukai