Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR MENGKRITISI

KASUS SINDROM NEFROTIK

Disusun Oleh:

Nama : Alna Khamida


NIM : P1337420318030
2 REGULER A

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
2020
TABEL KRITISAN

N BAGIAN KRITIK
O
1 LP Sindrome Nefrotik Untuk penulisan LP saya mengambil dari beberapa sumber
yang terpercaya dan sudah disesuaikan dengan teori yang
seharusnya.
2 ASKEP
A. Pengkajian  Untuk format pengkajian di Askep sudah sesuai dengan
apa yang dituliskan di Teori (LP). Sehingga terjadi
kesesuaian antara teori dan pelaksanaan di lapangan.
 Untuk yang pengkajian pola kebutuhan di Askep
ditambahi beberapa pola sehingga data yang digali lebih
dalam untuk mendukung penentuan Diagnosa.
 Untuk pemeriksaan fisik sudah dilakukan berdasarkan
teori

B. Diagnosa  Untuk diagnosa yang ditemukan di teori (Lp) yaitu 5


diagnosa. Lalu mengapa ke-5 diagnosa di LP tidak
dilaksanakan semua? Karena penulis mengangkat
diagnosa itu sesuai atau berdasarkan kondisi klien saat
dikaji.
 Apa saja diagnosa di teori yang tidak diangkat di askep?
Untuk dx yang tidak diangkat yaitu ada 2 :
1. Resiko tinggi infeksi, karena dalam data
pengkajian tidak ditemukan adanya tanda-tanda
infeksi, juga untuk kemungkinan infeksi terjadi
pada pasien itu kecil karna pasien tidak ada
riwayat pembedahan saat dikaji.
2. Intoleransi Aktivitas , karena saat dilakukan
pengkajian anak masih bisa melakukan aktivitas
seperti kekamar mandi jadi anak tidak bedrest
dan fungsi alat geraknya masih bagus walaupun
sedikit susah.
 Diagnosa apa saja yang diangkat di askep? Jelaskan
sesuai dx prioritasnya?
1. Kelebihan volume cairan tubuh b.d edema
Dx prioritas ini diangkat karena pada data
pengkajian ditemukan beberapa data yang
mendukung . seperi keluhan utama yang ibu
katakan yaitu : ibu mengatakan anaknya
bengkak di bagian tubuh, nafsu makan
berkurang. Juga pada saat pengkajian ditemukan
data pada pemeriksaan mata di bagian palpebra
terlihat bengkak. Hal ini juga didasari dengan
teori yaitu gejala yang muncul pada pasien
Sindrom Nefrotik umumnya adalah
pembengkakan, karena pada pasien SN ginjal
akan melakukan kompensasi dan dapat
menghasilkan retensi natrium dan air yang
menyebabkan terjadinya bengkak.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d kehilangan nafsu makan
Anak pada keadaan sakit kondisi stress
metaboliknya berbeda dengan anak sehat,
begitupula kebutuhan nutrisinya. Apabila
pemberian nutrisi yang kurang sesuai dengan
kebutuhan anak dikhawatirkan kondisi anak akan
lebih lama sembuh. Pada pengkajian juga ibu
mengatakan bahwa nafsu makan anak menurun,
habis ¼ porsi makan yang biasanya 1 porsi
makan habis, mual dan juga setelah dilakukan
pengukuran BB anak 19 kg yang tadinya 21 kg
saat sehat. Untuk pasien SN juga harus
diperhatiakan diit nya. pembatasan protein juga
diperlukan agar meringankan beban kerja hepar
dan untuk mencegah bertambah rusaknya
hemodinamika ginjal yang dapat menyebabkan
edema semakin bertambah.
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d
penurunan pertahanan tubuh
Pada beberapa kasus SN sendiri memang ada yg
berisiko terjadi kerusakan pada kulitnya. Hal ini
dikarenakan pada pasien SN kadar LED nya
lebih tinggi dari batas normal saat dilakukan
pemeriksaan lab. Kadar LED yang tinggi ini
akan menyebabkan peradangan di tubuh pasien.
Penurunan pertahanan tubuh ini juga bisa
disebabkan oleh menurunnya nafsu makan klien,
nafsu makan turun karena ada proses penyakit.
Jadi antara 3 dx ini saling berhubungan.

C. Intervensi Dalam perencanaan di askepnya ada beberapa yang tidak sesuai


dengan rencana di teori seperti :
 Diagnosa ke-1 (kelebihan volume cairan)
Pada perencanaan di LP tidak ada monitor TTV dan
observasi adanya perubahan edema. Akan tetapi dalam
kasus ini kedua hal tersebut perlu dilakukan, maka
dalam pelaksanaannya tetap dilakukan karena agar
mendukung kesembuhan klien. Hal tersebut juga
disuaikan dengan kebutuhan klien. Untuk dx ini
direncanakan selama 3 hari karena melihat kondisi klien
yg sedikit berprogres.
 Diagnosa ke-2 (perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh )
Untuk perencanaan keperawatan antara teori dan askep
sudah sesuai keduanya. Tidak ada tambahan maupun
pengurangan rencana. Intervensi yang direncanakan
sudah disesuaikan dengan kebutuhan klien juga.
 Diagnosa ke-3 (kerusakan integritas kulit)
Untuk perencanaan yang dilakukan ada beberapa yang
tidak sesuai di teori. Seperi hindari pakaian ketat,
berikan perawatan kulit juga tidak muncul di askep. Hal
ini tentunya disesuaikan dengan kondisi pasien saat itu
juga. Dan tetap dipertimbangkan juga baik buruknya
untu klien.

D. Implementasi Untuk implementasi sudah sesuai dengan intervensi, jadi untuk


pemberiaan perawatan sudah disesuaikan dengan kondisi pasien
saat hari itu juga.
 Untuk hari pertama Selasa 21 April 2020
Dilakukan beberapa tindakan seperti
1. Mengukur TTV (untuk melihat perubahan TTV
pasien dalam batas normal) Saat dilakukan
tindakan pasien bersedia dan tidak menangis
S = 37℃, N = 69 x/mnt , RR = 19 x/mnt
2. Mengobservasi adanya perubahan edema (untuk
melihat adanya perubahan/penurunan edema dan
untuk menentukan perawatan lanjutan) hari
pertama belum ada tanda-tanda perubahan edema
3. Mengkaji adanya anoreksia, mual, muntah, diare
(untuk mengindikasi adanya gangguan pada
pencernaan atau tidak) klien lemas
4. Menganjurkan ibu memberi makan sedikit tapi
sering (untuk menghindari mual, muntah, dan
penumpukan berlebih diperut) ibu klien tampak
memperhatikan penjelasan perawat dan berkata
faham
5. Mengobservasi lokasi yang mengalami
penekanan (untuk pada tempat tersebut tidak
terjadi penekanan berlebih)
6. Menganjurkan kepada ibu jika anak tidur maka
ditempatkan ditempat yg berbusa (menghindari
penekan berlebih ) ibu faham
 Untuk hari kedua Rabu 22 April 2020
Melanjutkan beberapa tindakan yang sudah
direncanakan. Mengobservasi TTV, Mengobservasi
edema, melakukan penimbangan BB, menganjurkan
pasien untuk mengubah posisi tidur dan perawatan lain
yang belum dilakukan pada hari ke-1 yaitu :
1. Mencatat pemasukan dan pengeluaran cairan
(mengontrol agar tidak terjadi kelebihan maupun
kekurangan cairan ) klien minum sekitar 4 gelas
hari itu dan kencing sekitar 200 cc
2. Melakukan kolaborasi makanan untuk klien
(memberikan diit yg tepat) pasien makan ½ porsi
hari itu
3. Melakukan pemberian obat (dilakukan untuk
mempercepat proses penyembuhan klien) pasien
bersedia dan mau meminum obatnya
4. Menganjurkan agar sprei tetap kering
(mengurangi kelembaban yang dapat merusak
integritas kulit) ibu pasien faham dan melakuakn
anjuran perawat
 Untuk hari ke-3 tetap melanjutkan perencanaan yang
sudah maupun belum terlaksana. Mengobservasi TTV,
mencatat pemasukan dan pengeluaran cairan,
menimbang BB, mengobservasi adanya perubahan
edema dll. Progres untuk setiap hari semakin baik.
Pasien kooperatif dalam setiap pemberian tindakan

E. Evaluasi Untuk evaluasi dilakukan setiap hari setelah selesai pemberian


tindakan pada klien. Tujuannya agar progres kesembuhan klien
terlihat, dan hak ini juga disesuaikan dengan tujuan dan kriteria
hasil yang direncanakan .
 Diagnosa ke-1 (kelebihan volume cairan)
Progres dari hari ke hari
Hari Catatan perkembangan
Selasa S = ibu pasien mengatakan badan anak
masih bengkak, muka sembam
O = terlihat bengkak, muka sembam pada
klien S=37℃, N=69 x/mnt, RR=19x/mnt
A = belum teratasi
P = lanjutkan intervensi
Rabu S = ibu pasien mengatakan bengkak
berkurang
O = Pengukuran TTV S=36,5℃,
RR=20x/mnt, N=70x/mnt pengeluaran urine
200cc, BB=19kg
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
Kamis S = Bengkakberkurang, wajah tak sembam
lagi
O = KU baik, TTV S=36,6℃, RR=
22x/mnt, N=72x/mnt pengeluaran urine
500cc
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi
 Diagnosa ke-2 (perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh)
Hari Catatan perkembangan
Selasa S = ibu pasien mengatakan anaknya nafsu
makan berkurang, mual
O = pasien tampak lemah, habis ¼ porsi
makan
A = masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi
Rabu S = Ibu pasien mengatakan mual berkurang,
nafsu makan meningkat
O = pasien tampak menghabiskan ½ porsi
makan
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
Kaamis S = Ibu pasien mengatakan nafsu makan
anaknya semakin meningkat
O = pasien habis 1 porsi walaupun lama
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi

 Diagnosa ke-3 (resti kerusakan integritas kulit)


Hari Catatan perkembangan
Selasa S =Ibu pasien mengatakan kulit sedikit
merah dibagian edema
O = tampak merah, edema belum berkurang
A = masalah belum teratasi
P = lanjutkan intervensi
Rabu S = ibu pasien mengatakan bengkak kempes,
tanda kemerahan mulai hilang
O = tampak warna kulit normal seperti
semula
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
Kamis S = ibu pasien mengatakan lokasi bekas
edema tidak ada ruam/kemerahan
O = tidak tampak adanya kemerahan di kulit
pasien
A = masalah teratasi
P = hentikan intervensi

 Untuk setiap harinya memang terjadi proses


penyembuhan, ini dikarenakan adanya proses sembuh
dan faktor dari luar maupun dalam. Seperti perawatan
dan pemberian obat yang mampu mempercepat proses
penyembuhan

Anda mungkin juga menyukai