REVISI MRP - Kelompok 6 - 3ID12
REVISI MRP - Kelompok 6 - 3ID12
Disusun Oleh:
Kelompok : : 6 (Enam)
Nama Anggota / NPM : 1. Armando Tirta D. / 37417348
2. Miftakhul Zaen / 33417585
3. Ninda Ayuni / 34417507
4. Syaugi Beik D.E. / 35417852
5. Topan Akbar P. / 35417987
Kelas : 3ID12
1. Teknik Lotting yang digunakan pada produk jadi adalah Lot For Lot.
2. Teknik Lotting yang digunakan pada semua komponen atau part adalah Lot
Size.
Perhitungan MRP
Buatlah perhitungan MRP untuk produk jadi dan seluruh komponen secara
berurutan sesuai dengan urutan nomor komponen dan nama komponen
pada tabel Status Persediaan.
Buatlah contoh perhitungan seperti rumus yang telah diberikan untuk
setiap tabel perhitungan MRP.
*KERJAKAN DENGAN RAPIH DAN SELAMAT MENGERJAKAN*
Tabel Perencanaan Agergat pada periode 1 pada kolom JIP dengan warna
bernilai 1386 dan kolom JIP tanpa warna bernilai 1459 dengan hasil total sebesar
2845. Periode 2 pada kolom JIP dengan warna bernilai 1714 dan kolom JIP tanpa
warna bernilai 1809 dengan hasil total sebesar 3523. Nilai tersebut selanjutnya
akan digunakan untuk data pada gross requirement.
1. Produk
Perhitungan MRP merupakan perencanaan dan penjadwalan kebutuhan
material untuk produksi dengan Produk jadi berisikan produk tempat aksesori.
Berikut merupakan Tabel Perhitungan MRP Produk Tempat Aksesori.
Tabel 6. Perhitungan MRP Produk Tempat Aksesori
Part
Lot Lead
Numbe LFL 0 Periode
Size Time
r
Tempat Quantit
Name Level 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aksesori y
Gross Requirement 2845 3523 3955 2597 2069 3268 3956 3956 2133 2139 2068 3957
Project On Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Requirement 2845 3523 3955 2597 2069 3268 3956 3956 2133 2139 2068 3957
Planned Order Receipts 2845 3523 3955 2597 2069 3268 3956 3956 2133 2139 2068 3957
Planned Order Release 2845 3523 3955 2597 2069 3268 3956 3956 2133 2139 2068 3957
Contoh Perhitungan:
Periode 1
- Gross Requirement = Total Periode 1 (Tabel 2)
Perancangan Agregat x Kuantitas Produk
= 2845 x 1
= 2845
- Project On Hand = 0 unit
- Net Requirement = {POH < GR ; GR – POH} atau {POH > GR ; 0}
= {0 < 2845; 2845 – 0}
= 2845
- Planned Order Receipts = (Lot for Lot = Net Requirement)
= 2845
- Planned Order Release = Berdasarkan nilai Planned Order Receipts yang
Telah disesuaikan denga lead time.
= 2845
Analisis:
Berdasarkan Tabel. Perhitungan MRP Produk Tempat Aksesori berisikan
informasi-informasi mengenai kepala tabel yaitu part number, lot size, lead time,
part name, level, quantity, periode 1 sampai periode 12, dan bagian badan tabel
gross requirement, project on hand, net requirement, planned order receipts, dan
planned order release. Keterangan Part name untuk produk yang ingin dibuat
adalah produk tempak aksesori, Part name digunakan untuk mengetahui produk
apa yang sedang dibahas pada tabel perhitungan MRP serta menjadi suatu
pembeda antara produk yang akan dibuat dengan masing-masing komponen
penyusun produk tempat aksesori tersebut. Keterangan lot size pada produk
tempat aksesori teknik lotting yang digunakan pada produk jadi yaitu LFL (Lot
For Lot), karena pemesanan dilakukan dengan pertimbangan minimasi ongkos
simpan dan konsep pemesanan produk yang dilakukan seringkali disesuaikan
dengan kebutuhan tanpa meninggalkan sisa barang untuk periode berikutnya,
sehingga jumlah yang dipesan sama seperti jumlah yang dibutuhkan. Oleh sebab
itu nilai on hand inventory atau project on hand adalah nol.
Lead Time untuk produk tempat aksesori adalah 0 dengan maksud bahwa
waktu yang dibutuhkan dengan ancang-ancang untuk pemesanan produk tempat
aksesori adalah 0 periode atau tidak ada Jangka waktu yang dibutuhkan sejak
MRP menyarankan suatu pesanan sampai item yang dipesan itu sampai siap untuk
digunakan. Quantity untuk produk tempat aksesori adalah 1 kuantitas, dengan
maksud bahwa jumlah produk tempat aksesori yang dibutuhkan untuk dibahas
adalah 1. Kolom PD menunjukan nilai lot size teknik lot for lot produk tempat
aksesori yang telah dihitung sesuai dengan biaya penyimpanan, biaya setup, dan
kebutuhan bahan baku. Kolom selanjutnya menunjukan nilai MRP dari periode 1
sampai periode 12.
Berdasarkan dari contoh perhitungan untuk periode 1 pada Tabel.
Perhitungan MRP Produk Tempat Aksesori untuk keterangan gross requirement
digunakan untuk menentukan nilai dari kebutuhan kasar untuk produk tempat
aksesori pada setiap periodenya, gross requirement untuk periode 1 adalah 2845
unit yang diperoleh dari total periode 1 (Tabel 2 Perencanaan Agregat Produk
Tempat Aksesori) dengan kuantitas 1 unit, maka nilai gross requirement pada
periode 1 yaitu 2845 unit dikali kuantitas produk tempat aksesori yaitu 1 dengan
hasil adalah 2845 unit.
Project on hand untuk periode 1 adalah 0 yang menunjukkan kuantitas
dari item yang tersedia, maka untuk periode 1 tidak terdapatnya iventori. Net
requirement pada periode 1 adalah 2845 yang merupakan kebutuhan bersih dari
jumlah kekurangan yang diproyeksikan untuk periode 1 yang berdasarkan dari
Project on hand periode 1 dengan gross requirement periode 1 yang sesuai
ketentuan memakai {POH < GR ; GR – POH} atau {POH > GR ; 0} karena
Project on hand periode 1 yaitu 0 lebih kecil dari pada gross requirement periode
1 yaitu 2845 maka gross requirement 2845 dikurangi dengan Project on hand 0
maka hasilnya adalah 2846, yang berarti untuk periode 1 Net requirement jumlah
kebutuhan dari produk tempat aksesori sebanyak 2846 unit.
planned order receipts untuk periode 1 adalah 2845 merupakan dari
kuantitas pesanan pengisian kembali yang telah direncanakan oleh MRP untuk
diterima pada periode1 berguna memenuhi kebutuhan bersih dari Net requirement
yaitu 2845, karena teknik lotting yang digunakan pada produk jadi adalah lot for
lot dengan menggunakan perhitungan planned order receipts adalah (Lot for Lot
= Net Requirement sebanyak 2846) maka hasilnya adalah 2845. Terakhir untuk
planned order release periode 1 adalah 2845 yang berdasarkan nilai Planned
Order Receipts yang telah disesuaikan dengan lead time produk tempat aksesori
yaitu 0. Angka yang di planned order receipts periode 1 yaitu 2845 diturunkan
untuk planned order release periode 1 menjadi 2845 dan tidak maju keperiode
berikutnya karena lead timenya 0.
2. Komponen Utama
Perhitungan MRP merupakan perencanaan dan penjadwalan kebutuhan
material untuk produksi dengan komponen Utama berisikan bagian-bagian
komponen utama penyusun produk tempat aksesori. Berikut merupakan Tabel
Perhitungan MRP Komponen Utama Papan Alas.
Tabel 7. Perhitungan MRP Komponen Utama Papan Alas
Part
Lot Lead
Numbe 7146 1 Periode
Size Time
r
Papan Leve Quantit
Name 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Alas l y
Gross Requirement 2845 3523 3955 2597 2069 3268 3956 3956 2133 2139 2068 3957
Project On Hand 0 4301 778 3969 1372 6449 3181 6371 2415 282 5289 3221
Net Requirement 2845 0 3177 0 697 0 775 0 0 1857 0 736
Planned Order Receipts 7146 0 7146 0 7146 0 7146 0 0 7146 0 7146
Planned Order Release 7146 0 7146 0 7146 0 7146 0 0 7146 0 7146 0
Contoh Perhitungan:
Periode 2
Gross Requirement : Didapat dari tabel rencana kebutuhan bahan baku
: 1714 Unit
Project On Hand : Jika PORTt-1 dan NR t-1 > 0; PORT t-1 – NR t-1 atau PORT t-1 dan
NR t-1 = 0; POH t-1 - GR t-1
: PORT t-1 dan NR t-1 > 0 = 4208 – 1386 = 2822
Net Requirement : Jika POH < GR; GR – POH atau POH > GR; NR = 0
: POH > GR = 0
Planned Order Receipts : Jika NR > 0; PORT = Lot Size atau NR = 0; PORT = 0
: NR = 0 = 0
Planned Order Release : Berdasarkan nilai Planned Order Receipts pada periode
selanjutnya yang telah disesuaikan dengan lead time pada
periode selanjutnya
: 4208
Analisis:
Berdasarkan Tabel Perhitungan MRP Komponen Tambahan Cat, teknik
lotting yang dipilih untuk perhitungan MRP ialah metode Lot for Lot (LFL)
artinya pendekatan menggunakan konsep atas dasar pesanan diskrit dengan
pertimbangan minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan sama dengan
jumlah yang dibutuhkan. MRP pada komponen utama papan alas memberikan
informasi mengenai gross requirement (GR), project on hand (POH), net
requirement (NR), planned order receipts (PORT), dan planned order release
(PORl). Bagian kiri atas tabel terdapat informasi mengenai lead time, lot size,
sedangkan untuk part number dan level tidak memiliki nilai. Kolom PD
menunjukan nilai lot size EOQ papan alas yang telah dihitung sesuai dengan biaya
penyimpanan, biaya setup, dan kebutuhan bahan baku. Kolom selanjutnya
menunjukan nilai MRP dari periode 1 sampai periode 12.
Berdasarkan tabel perhitungan MRP komponen tambahan cat, gross
requirement merupakan jumlah unit yang dibutuhkan setiap periode, didapat dari
tabel kebutuhan bahan baku. Gross requirement juga bisa didapat dari total
agregat dikali dengan kuantitas. Pada periode kedua gross requirement komponen
cat sebesar 1714.
Project on hand merupakan inventori pada awal periode atau kuantitas unit
yang tersedia pada periode tersebut. Periode kedua memiliki POH 2822 karena
PORT dan NR pada periode sebelumnya tidak 0 atau terdapat sisa dari periode
sebelumnya, dan POH periode pertama 0 karena belum memiliki inventory, dan
hasil didapatkan dari PORT periode sebelumnya dikurang dengan NR periode
sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pada periode kedua terdapat
inventori sebesar 2822.
Net requirement merupakan kekurangan pada periode tersebut, pada periode
kedua POH lebih besar dari GR sehingga menutupi unit yang dibutuhkan atau
tidak adanya kekurangan, maka NR pada periode kedua adalah 0.
Planned order receipts merupakan bagian dimana menentukan pemesanan
untuk periode selanjutnya, pada periode kedua NR bernilai 0 atau tidak adanya
kekurangan bahan baku, sehingga tidak diperlukannya pemesanan kembali untuk
periode selanjutnya, makan PORT pada periode kedua adalah 0.
Planned order release merupakan bagian dimana pemesanan untuk periode
selanjutnya yang dipengaruhi oleh lead time pada komponen tersebut. Pada
periode kedua PORL bernilai 4208 karena pada periode ketiga terdapat
kekurangan bahan baku dapat dilihat pada bagian PORT dan komponen cat
memiliki lead time sebesar 1, sehingga terjadi pemesanan kembali pada periode
kedua untuk periode ketiga sebesar 4208.
Perhitungan MRP perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk
produksi dengan komponen Tambahan adalah paku. Berikut merupakan Tabel
Perhitungan MRP Komponen Tambahan Paku.
Gross Requirement 119490 147966 166110 109074 86898 137256 166152 166152 89586 89838 86856 166194
Project On Hand 0 48382 68288 70050 128848 41950 72566 74286 76006 154292 103418 16562
Net Requirement 119490 99584 97822 39024 0 95306 93586 91866 13580 64454 0 149632
Planned Order Receipts 167872 167872 167872 167872 0 167872 167872 167872 167872 167872 0 167872
Planned Order Release 167872 167872 167872 167872 0 167872 167872 167872 167872 167872 0 167872 0
Contoh Perhitungan:
Periode 2
Gross Requirement : Didapat dari tabel rencana kebutuhan bahan baku
: 147966 Unit
Project On Hand : Jika PORTt-1 dan NR t-1 > 0; PORT t-1 – NR t-1 atau PORT t-1 dan
NR t-1 = 0; POH t-1 - GR t-1
: PORT t-1 dan NR t-1 > 0 = 167872 – 119490 = 48382
Net Requirement : Jika POH < GR; GR – POH atau POH > GR; NR = 0
: POH < GR = 147966 – 48382 = 99584
Planned Order Receipts : Jika NR > 0; PORT = Lot Size atau NR = 0; PORT = 0
: NR > 0 = 167872
Planned Order Release : Berdasarkan nilai Planned Order Receipts pada periode
selanjutnya yang telah disesuaikan dengan lead time pada
periode selanjutnya
: 167872
Analisis:
Berdasarkan Tabel Perhitungan MRP Komponen Tambahan Paku, teknik
lotting yang dipilih untuk perhitungan MRP ialah metode Lot for Lot (LFL)
artinya pendekatan menggunakan konsep atas dasar pesanan diskrit dengan
pertimbangan minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan sama dengan
jumlah yang dibutuhkan. MRP pada komponen utama papan alas memberikan
informasi mengenai gross requirement (GR), project on hand (POH), net
requirement (NR), planned order receipts (PORT), dan planned order release
(PORl). Bagian kiri atas tabel terdapat informasi mengenai lead time, lot size,
sedangkan untuk part number dan level tidak memiliki nilai. Kolom PD
menunjukan nilai lot size EOQ papan alas yang telah dihitung sesuai dengan biaya
penyimpanan, biaya setup, dan kebutuhan bahan baku. Kolom selanjutnya
menunjukan nilai MRP dari periode 1 sampai periode 12.
Berdasarkan tabel perhitungan MRP komponen tambahan paku, gross
requirement merupakan jumlah unit yang dibutuhkan setiap periode, didapat dari
tabel kebutuhan bahan baku. Gross requirement juga bisa didapat dari total
agregat dikali dengan kuantitas. Pada periode kedua gross requirement komponen
paku sebesar 147966.
Project on hand merupakan inventori pada awal periode atau kuantitas unit
yang tersedia pada periode tersebut. Periode kedua memiliki POH 48382 karena
PORT dan NR pada periode sebelumnya tidak 0 atau terdapat sisa dari periode
sebelumnya, dan POH periode pertama 0 karena belum memiliki inventory, dan
hasil didapatkan dari PORT periode sebelumnya dikurang dengan NR periode
sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pada periode kedua terdapat
inventori sebesar 48382.
Net requirement merupakan kekurangan pada periode tersebut, pada periode
kedua POH lebih kecil dari GR sehingga tidak menutupi unit yang dibutuhkan
atau terdapat kekurangan, maka NR pada periode kedua adalah GR dikurang POH
menghasilkan nilai sebesar 99584, maka kekurangan bahan baku pada periode
tersebut sebesar 99584.
Planned order receipts merupakan bagian dimana menentukan pemesanan
untuk periode selanjutnya, pada periode kedua NR bernilai 99584 atau terdapat
kekurangan bahan baku, sehingga tidak diperlukannya pemesanan kembali untuk
periode selanjutnya, makan PORT pada periode kedua adalah 167872 atau sebesar
Lot Size.
Planned order release merupakan bagian dimana pemesanan untuk periode
selanjutnya yang dipengaruhi oleh lead time pada komponen tersebut. Pada
periode kedua PORL bernilai 167872 karena pada periode ketiga terdapat
kekurangan bahan baku dapat dilihat pada bagian PORT dan komponen paku
memiliki lead time sebesar 1, sehingga terjadi pemesanan kembali pada periode
kedua untuk periode ketiga sebesar 167872.
Perhitungan MRP perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk
produksi dengan komponen Tambahan adalahisi staples. Berikut merupakan
Tabel Perhitungan MRP Komponen Isi Staples.
Project On Hand 0 28501 43442 49743 83204 41824 61865 68146 74427 31767 74388 33028
Net Requirement 56900 41959 35658 2197 0 23536 17255 10974 0 11013 0 46112
Planned Order Receipts 85401 85401 85401 85401 0 85401 85401 85401 0 85401 0 85401
Planned Order Release 85401 85401 85401 85401 0 85401 85401 85401 0 85401 0 85401 0
Contoh Perhitungan:
Periode 2
Gross Requirement : Didapat dari tabel rencana kebutuhan bahan baku
: 70460 Unit
Project On Hand : Jika PORTt-1 dan NR t-1 > 0; PORT t-1 – NR t-1 atau PORT t-1 dan
NR t-1 = 0; POH t-1 - GR t-1
: PORT t-1 dan NR t-1 > 0 = 85401 – 56900 = 28501
Net Requirement : Jika POH < GR; GR – POH atau POH > GR; NR = 0
: POH < GR = 70460 – 28501 = 41959
Planned Order Receipts : Jika NR > 0; PORT = Lot Size atau NR = 0; PORT = 0
: NR > 0 = 85401
Planned Order Release : Berdasarkan nilai Planned Order Receipts pada periode
selanjutnya yang telah disesuaikan dengan lead time pada
periode selanjutnya
: 85401
Analisis:
Berdasarkan Tabel Perhitungan MRP Komponen Tambahan Isi Staples,
teknik lotting yang dipilih untuk perhitungan MRP ialah metode Lot for Lot
(LFL) artinya pendekatan menggunakan konsep atas dasar pesanan diskrit dengan
pertimbangan minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan sama dengan
jumlah yang dibutuhkan. MRP pada komponen utama papan alas memberikan
informasi mengenai gross requirement (GR), project on hand (POH), net
requirement (NR), planned order receipts (PORT), dan planned order release
(PORl). Bagian kiri atas tabel terdapat informasi mengenai lead time, lot size,
sedangkan untuk part number dan level tidak memiliki nilai. Kolom PD
menunjukan nilai lot size EOQ papan alas yang telah dihitung sesuai dengan biaya
penyimpanan, biaya setup, dan kebutuhan bahan baku. Kolom selanjutnya
menunjukan nilai MRP dari periode 1 sampai periode 12.
Berdasarkan tabel perhitungan MRP komponen tambahan isi staples, gross
requirement merupakan jumlah unit yang dibutuhkan setiap periode, didapat dari
tabel kebutuhan bahan baku. Gross requirement juga bisa didapat dari total
agregat dikali dengan kuantitas. Pada periode kedua gross requirement komponen
isi staples sebesar 70460.
Project on hand merupakan inventori pada awal periode atau kuantitas unit
yang tersedia pada periode tersebut. Periode kedua memiliki POH 28501 karena
PORT dan NR pada periode sebelumnya tidak 0 atau terdapat sisa dari periode
sebelumnya, dan POH periode pertama 0 karena belum memiliki inventory, dan
hasil didapatkan dari PORT periode sebelumnya dikurang dengan NR periode
sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pada periode kedua terdapat
inventori sebesar 28501.
Net requirement merupakan kekurangan pada periode tersebut, pada periode
kedua GR lebih besar dari POH sehingga tidak menutupi unit yang dibutuhkan
atau terdapat kekurangan, maka NR pada periode kedua adalah 41959.
Planned order receipts merupakan bagian dimana menentukan pemesanan
untuk periode selanjutnya, pada periode kedua NR bernilai 41959 atau terdapat
kekurangan bahan baku, sehingga diperlukannya pemesanan kembali untuk
periode selanjutnya, makan PORT pada periode kedua adalah 85401.
Planned order release merupakan bagian dimana pemesanan untuk periode
selanjutnya yang dipengaruhi oleh lead time pada komponen tersebut. Pada
periode kedua PORL bernilai 85401 karena pada periode ketiga terdapat
kekurangan bahan baku dapat dilihat pada bagian PORT dan komponen isi staples
memiliki lead time sebesar 1, sehingga terjadi pemesanan kembali pada periode
kedua untuk periode ketiga sebesar 85401.
Perhitungan MRP perencanaan dan penjadwalan kebutuhan material untuk
produksi dengan komponen Tambahan adalah Kardus. Berikut merupakan Tabel
Perhitungan MRP Komponen Kardus.
Tabel 16. Perhitungan MRP Komponen Tambahan Kardus
Part Lot Lead
4678 1 Periode
Number Size Time
Name Kardus Level Quantity 1 PD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Gross Requirement 2845 3523 3955 2597 2069 3268 3956 3956 2133 2139 2068 3957
Project On Hand 0 1833 2988 3711 1114 3723 455 1177 1899 4444 2305 237
Net Requirement 2845 1690 967 0 955 0 3501 2779 234 0 0 3720
Planned Order Receipts 4678 4678 4678 0 4678 0 4678 4678 4678 0 0 4678
Planned Order Release 4678 4678 4678 0 4678 0 4678 4678 4678 0 0 4678 0
Contoh Perhitungan:
Periode 2
Gross Requirement : Didapat dari tabel rencana kebutuhan bahan baku
: 3523 Unit
Project On Hand : Jika PORTt-1 dan NR t-1 > 0; PORT t-1 – NR t-1 atau PORT t-1 dan
NR t-1 = 0; POH t-1 - GR t-1
: PORT t-1 dan NR t-1 > 0 = 4678 – 2845 = 1833
Net Requirement : Jika POH < GR; GR – POH atau POH > GR; NR = 0
: POH < GR = 3523 – 1833 = 1690
Planned Order Receipts : Jika NR > 0; PORT = Lot Size atau NR = 0; PORT = 0
: NR > 0 = 4678
Planned Order Release : Berdasarkan nilai Planned Order Receipts pada periode
selanjutnya yang telah disesuaikan dengan lead time pada
periode selanjutnya
: 4678
Analisis:
Berdasarkan Tabel Perhitungan MRP Komponen Tambahan Kardus, teknik
lotting yang dipilih untuk perhitungan MRP ialah metode Lot for Lot (LFL)
artinya pendekatan menggunakan konsep atas dasar pesanan diskrit dengan
pertimbangan minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan sama dengan
jumlah yang dibutuhkan. MRP pada komponen utama papan alas memberikan
informasi mengenai gross requirement (GR), project on hand (POH), net
requirement (NR), planned order receipts (PORT), dan planned order release
(PORl). Bagian kiri atas tabel terdapat informasi mengenai lead time, lot size,
sedangkan untuk part number dan level tidak memiliki nilai. Kolom PD
menunjukan nilai lot size EOQ papan alas yang telah dihitung sesuai dengan biaya
penyimpanan, biaya setup, dan kebutuhan bahan baku. Kolom selanjutnya
menunjukan nilai MRP dari periode 1 sampai periode 12.
Berdasarkan tabel perhitungan MRP komponen tambahan kardus, gross
requirement merupakan jumlah unit yang dibutuhkan setiap periode, didapat dari
tabel kebutuhan bahan baku. Gross requirement juga bisa didapat dari total
agregat dikali dengan kuantitas. Pada periode kedua gross requirement komponen
kardus sebesar 3523.
Project on hand merupakan inventori pada awal periode atau kuantitas unit
yang tersedia pada periode tersebut. Periode kedua memiliki POH 1833 karena
PORT dan NR pada periode sebelumnya tidak 0 atau terdapat sisa dari periode
sebelumnya, dan POH periode pertama 0 karena belum memiliki inventory, dan
hasil didapatkan dari PORT periode sebelumnya dikurang dengan NR periode
sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa pada periode kedua terdapat
inventori sebesar 1833.
Net requirement merupakan kekurangan pada periode tersebut, pada periode
kedua GR lebih besar dari POH sehingga tidak menutupi unit yang dibutuhkan
atau terdapat kekurangan, maka NR pada periode kedua adalah 1690.
Planned order receipts merupakan bagian dimana menentukan pemesanan
untuk periode selanjutnya, pada periode kedua NR bernilai 1960 atau terdapat
kekurangan bahan baku, sehingga diperlukannya pemesanan kembali untuk
periode selanjutnya, makan PORT pada periode kedua adalah 4678.
Planned order release merupakan bagian dimana pemesanan untuk periode
selanjutnya yang dipengaruhi oleh lead time pada komponen tersebut. Pada
periode kedua PORL bernilai 4678 karena pada periode ketiga terdapat
kekurangan bahan baku dapat dilihat pada bagian PORT dan komponen kardus
memiliki lead time sebesar 1, sehingga terjadi pemesanan kembali pada periode
kedua untuk periode ketiga sebesar 4678.