PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan suatu masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan
modern saat ini. Badan kesehatan dunia memprediksikan bahwa kematian stroke
akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker
kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030. Amerika
serikat mencatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke dan setiap 4 detik
terjadi kematian akibat stroke.
Yayasan stroke Indonesia menyebutkan angka kejadian stroke menurut data
dasar rumah sakit 63,52/100.000 penduduk Indonesia diatas 65 tahun sedangkan
jumlah penderita yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa. (Ratna, 2011)
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
control vaskuler terhadap gerakan motorik. Neuron motor melintas menyebabkan
gangguan control motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan
kerusakan pada neuron motor atas pada sisi berlawanan pada otak. Disfungsi
motor paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi
pada sisi otak berlawanan. Hemiperesis atau kelemahan satu sisi tubuh, adalah
tanda yang lain. Awal tahapan stroke adalah paralisis dan hilang atau menurunnya
refleks tendon dalam. (Smeltzer, 2002)
Intervensi keperawatan yang pertama atau umum dilakukan pada klien
stroke adalah memeperbaiki mobilitas dan mencegah deformitas. Imobilitas
adalah suatu kondisi yang relative. Individu tidak saja kehilangan kemempuan
geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan
normalnya.
Dalam makalah ini pemateri memaparkan secara khusus asuhan
keperawatan pada pasien hemoragik stroke.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari strok hemoragik
2. Untuk mengetahui etiologi dari strok hemoragik
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari strok hemoragik
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari strok hemoragik
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari strok hemoragik
6. Untuk mengetahuai penatalaksanaan dari strok hemoragik
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari stoke hemoragik
8. Untuk mengetahui komplikasi dari strok hemoragik
9. Untuk mengetahui discharge planning dari strok hemoragik
10. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian keperawatan pada pasien strok
hemoragik
11. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dari strok hemoragik
12. Untuk mengetahui intervensi keperawatan dari strok hemoragik
PEMBAHASAN
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi
yang sama. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini
bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan sampai
Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena
interna, yang mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan
kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan
mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis
lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke
jantung. (Harsono, 2000)
C. Etiologi
Usia diatas 40 tahun
Riwayat stroke dalam keluarga
Jenis kelamin laki-laki
Ras
Merokok
Konsumsi garam
Obesitas
Diabetes militus
Hiprtensi
Ketidak normalan pembuluih darah (aneurisma)
Kurangnya olahraga
Makanan tinggi lemak
Mengkonsumsi minuman beralkoho
F. Pemeriksaan Diagnostik
1) Computed tomography (CT-SCAN)
2) Magnetic renance imagimng (MRI)
Gambaran MRI dapat menunjukkan arteri-arteri dengan sangat jelas
5) Carotid doopler
Tes ini dilakuktan untuk memeriksa kecepatan aliran darah yang melewati
arteri carotis.
6) EEG
Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
7) Brainplan
Mengetahui adanya infrak hemoragik, hematom, dan malformasi dari
artyeri dan vena.
8) Digital subtraction angiography
Mengetahui klasifikasi intra cranial
9) Ultrasonografi Dopler :
Mengidentifikasi penyakit arteriovena
10) Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)
11) Echoencephalography
Untuk mengetahui adanya pergeseran dari struktur midline
KETERANGAN
Pasien HS harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30 ml, perdarahan
intraventrikuler dengan hydrocephalus, dan keadaan klinis cenderung
memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid
atau 15-20% bila tekanan sistolik >180 mmhg, diastolic >120 mmhg, MAP
>130 mmhg, dan volume hematopmah bertambah. Jika terdapat tanda
peningkatan tekanan intyra cranial meningkat posisi kepala dinaikkan 300.
Posisi kepala dan daa distu bidang. Piñatalaksanaan umu, sama pada stroke
iskemik, tukak lambung diatasi dengan antagonis H2 parentral, sukralfat, atau
inhibitor pompa proton. Pada perdarahan subaragnoid, dapat digunakan
antagonis kalsium (nimodipin) atau tindakan bedah .
I. Discharge pleaning
Pendidikan kesehatan untuk pasien dengan kasus hemoragik stroke sangat
pepnting untuk dapat mengembalikan atau memaksimalkan kualitas hidup
klien beberapa hal yang perlu di ajarkan pada pasien adalah;
B. Diagnosa keperawatan
1) Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dengan faktor resiko
hipertensi
2) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan gangguan neurologis
3) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan
6) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit
7) Kerusakan memory berhubungan dengan hipoksia
8) Devisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
9) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
C. Intervensi Keperawatan
2) Bantuan ventilasi
Posisikan pasien untuk mengurangi
dispnea
Auskultasi suara napas,catat penurunan
atau tidak adanya ventilasi dan adanya
suara tambahan
Kelola pemberian obat nyeri yang tepat
untuk mencegah hipoventilasi
Monitor pernapasan dan status oksigen
Ajarkan teknik pernapasan dengan tepat
Beri obat(misalnya,bronkodilator dan
inhaler yang meningkatkan patensi jalan
napas dan pertukaran gas
2) Manajemen nyeri
Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas, atau beratnya nyeri dan factor
pencetus
Gali bersama pasien factor-faktor yang
dapat menurunkan atau memperberat
nyeri
Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
Berikan informasi yang akurat untuk
Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5 Nursing intervention classification
Hambatan mobilitas fisik 1. 1. Terapi latihan : keseimbangan
berhubungan dengan 1. pergerakan Tentukan kemampuan pasien untuk
penurunan kendali otot (020801) keseimbangan berpartisipasin dalam kegiatan yang
(020809) koordinasi membutuhkan keseimbangan
(020803) pergerakann otot Evaluasi fungsi sensorik (pengelihat,
(020814) bergerak dengan mudah pendengaran, persepsi)
Sediakan lingkungan yang aman untuk latihan
Bantu dengan program penguatan pergelangan
kaki dan berjalan
Sediakan alat-alat bantu (misalnya tongkat,
walker, bantal,/ bantalan) untruk mendukung
pasien dalam latihan
Bantu pasien untuk pindah keposisi duduk,
menstabilkan tubuh dengan tangan diletakkan
disisi atas tempat tidur /kursi, mengayun
tubuh diatas lengan yang menyokong
Monitor respon pasien pada latihan
keseimbangan.
2. Terapi latihan :control otot
Tentukan kesiapan pasien untuk terlibat dalam
aktivitas
Kolaborasi dengan ahli fisioterapi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000).
Stroke hemoragik adalah strke yang terjadi apabila suatu pembuluh darah otak
pecah sehingga timbuil iskemia dan hipoksia disebelah hilir. (Elizabeth J.
Corwin)
Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan inttraserebral atau perdarahan
subaraknoid (Bruno et al.,2000).
banyak hal dapat menyebabkan kejadian stroke hemoragik namun kita bisa
mengurangi factor resiko stroke hemoragik dengan cara menjaga pola hidup yang
sehat dan rutin mengontrol keadaan kepada tenaga kesehatan. pada kasus stroke
sangatlah penting untuk mengetahui gejala awal stroke terutama bila stroke
hemoragik. jika gejala awal stroke hemoragik diketahui maka peluang
penyembuhan dengan kecacatan dapat di minimalisir.
B. Saran
Pentingnya menjaga kesehatan dengan cara mengatur pola hidup yang sehat,
untuk mencegah kejadian stroke sebaiknya hindari factor pencetus yang dapat
menyebabkan resiko stroke.