Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stroke merupakan suatu masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan
modern saat ini. Badan kesehatan dunia memprediksikan bahwa kematian stroke
akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker
kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030. Amerika
serikat mencatat hampir setiap 45 detik terjadi kasus stroke dan setiap 4 detik
terjadi kematian akibat stroke.
Yayasan stroke Indonesia menyebutkan angka kejadian stroke menurut data
dasar rumah sakit 63,52/100.000 penduduk Indonesia diatas 65 tahun sedangkan
jumlah penderita yang meninggal dunia lebih dari 125.000 jiwa. (Ratna, 2011)
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan
control vaskuler terhadap gerakan motorik. Neuron motor melintas menyebabkan
gangguan control motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan
kerusakan pada neuron motor atas pada sisi berlawanan pada otak. Disfungsi
motor paling umum adalah hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi
pada sisi otak berlawanan. Hemiperesis atau kelemahan satu sisi tubuh, adalah
tanda yang lain. Awal tahapan stroke adalah paralisis dan hilang atau menurunnya
refleks tendon dalam. (Smeltzer, 2002)
Intervensi keperawatan yang pertama atau umum dilakukan pada klien
stroke adalah memeperbaiki mobilitas dan mencegah deformitas. Imobilitas
adalah suatu kondisi yang relative. Individu tidak saja kehilangan kemempuan
geraknya secara total, tetapi juga mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan
normalnya.
Dalam makalah ini pemateri memaparkan secara khusus asuhan
keperawatan pada pasien hemoragik stroke.

1 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar medis stroke hemoragik ?
2. Bagaimana konsep dasar keperawatan pada pasien strok hemoragik?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari strok hemoragik
2. Untuk mengetahui etiologi dari strok hemoragik
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari strok hemoragik
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari strok hemoragik
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari strok hemoragik
6. Untuk mengetahuai penatalaksanaan dari strok hemoragik
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari stoke hemoragik
8. Untuk mengetahui komplikasi dari strok hemoragik
9. Untuk mengetahui discharge planning dari strok hemoragik
10. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian keperawatan pada pasien strok
hemoragik
11. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan dari strok hemoragik
12. Untuk mengetahui intervensi keperawatan dari strok hemoragik

2 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


BAB II

PEMBAHASAN

1. KONSEP DASAR MEDIS


A. Definisi

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang


berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro
Susilo, 2000).

Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak fokal maupun


gelobal akut dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang
sebeluimnya tanpa peringatan, dan dapat sembuh sempurna, sembuh dengan
cacat atau kematian, akibat perdarah ke otak karena perdarahan ataupun non
perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002).

Stroke adalah cederah otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran


darah otak.
Stroke hemoragik adalah strke yang terjadi apabila suatu pembuluh darah otak
pecah sehingga timbuil iskemia dan hipoksia disebelah hilir. (Elizabeth J.
Corwin)
Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan inttraserebral atau perdarahan
subaraknoid (Bruno et al.,2000)
B. Anatomi & Fisiologi
1) Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100
triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak

3 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon.
(Satyanegara, 1998)

Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan


korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis
yang merupakan area motorik primer yang bertanggung jawab untuk
gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada kegiatan
memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi
tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls
pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan
primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.

Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh


duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang
memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Fungsi utamanya adalah
sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan
otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan
keseimbangan sikap tubuh.

Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula oblongata,


pons dan mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat
refleks yang penting untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin,
batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah. Pons merupakan mata
rantai penghubung yang penting pada jaras kortikosereberalis yang
menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon merupakan
bagian pendek dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa
traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf
pendengaran dan penglihatan.

Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus


dan hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi

4 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


subkortikal yang penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti
sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan menimbulkan hemibalismus
yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada
satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi
dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan
dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah
dan emosi. (Sylvia A. Price, 1995)

2) Sirkulasi darah otak


Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi
oksigen total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak
diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri
vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling
berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi.
(Satyanegara, 1998)

Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis


komunis kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke
dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi kiasma optikum,
menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi
suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen
basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-bagian
(terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks
somestetik dan korteks motorik. Arteri serebri media mensuplai darah
untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.

Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi
yang sama. Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini
bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan sampai

5 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk
sepasang arteri serebri posterior. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris
ini memperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan
sebagian diensefalon. Arteri serebri posterior dan cabang-cabangnya
memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan
temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ vestibular. (Sylvia A.
Price, 1995)

Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena
interna, yang mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan
kelompok vena eksterna yang terletak di permukaan hemisfer otak, dan
mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior dan sinus-sinus basalis
lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan menuju ke
jantung. (Harsono, 2000)

C. Etiologi
 Usia diatas 40 tahun
 Riwayat stroke dalam keluarga
 Jenis kelamin laki-laki
 Ras
 Merokok
 Konsumsi garam
 Obesitas
 Diabetes militus
 Hiprtensi
 Ketidak normalan pembuluih darah (aneurisma)
 Kurangnya olahraga
 Makanan tinggi lemak
 Mengkonsumsi minuman beralkoho

6 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


D. Klasifikasi
1) Perdarahan intraserebral (PIS)
Perdarahan intraserebral terjadi di dalam substansi atau parenkim otak.
Penyebab utamanya adalah hipertensi, khususnya yang tidak terkontrol.
Penyebab lain yaitu malformasi arteriovenosa (MVA), alkoholisme,
diskrasia darah, angiopati (Caplan, 2007). Pada perdarahan jenis ini arteri
yang berfungsi vaskularisasi otak rupture atau pecah sehingga akan
menyebabkan kebocoran dalam otak dan kadang menyebabkan otak
tertekan karena adanya penambahan volume cairan. Orang-orang dengan
hipertensi kronis terjadi proses degenerative pada otot dan unsur elastis
dari dinding arteri sehingga dapat membentuk penggembungan kecil
setempat yang disebut aneurisme. Aneurima ini merupakan jenis Lokus
Minorus Resisten (LMR) yang mana bila ada tambahan beban yang sering
diangakat, sering tertawa, atau marah dapat menyebabkan pecahnya LMR
sehingga sering dikenal dengan stress stroke. (Warlow et al, 2007)
2) Perdarahan subarachnoid (PSA)
Ialah perdarahan dibawah membrane yang membungkuis bagian
terluar otak. Penyebab tersering dari perdarahan ini adalah rupturnya
aneurisma yang terletak di otak dan perdarahan dari malformasi vaskuler
yang terletak dekat dengan piameter. Penyebab lain dapat berupa akibat
trauma angeopati amilod. Bila pecahnya aneurisma ini berhubungan
dengan cairan serebrospinal akan meningkatkan tekanan intrakranial
(TIK). Bila terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka perdarahan
akan berlanjut ke arah koma dan kematian. Aneurisma pada perdarahan
subarachnoid muncul dari arteri-arteri di luar parenkim dan aneurisma ini
mempunyai ukuran yang lebih besar (Warlow et al, 2007)

7 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang akan muncul pada stroke hemoragik tergantung di
bagian mana terjadi hemoragik pada otak. Keadaan yang sering di temui pada
stroke hemoragik adalah:
 Kelemahan otot (hemiplegia)
 Kaku
 Penurunan fungsi motorik
 Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau
salah satu sisitubuh seperti baal, mati rasa sebelah badan (hemiparese)
 Gangguan pengelihatan
 Berjalan menjadi sulit, bahkan langka menjadi tertatih-tatih bahkan tak
jarang mengalami kelumpuhan total
 Kehilangan kendali pada visika urinaria sehingga sering berkemih tanpa
disadari
 Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh toidak terkordinasi secara baik.
 Gangguan menelan
 Gangguan berbicara
 vertigo
 terjadi kejang hebat
 muntah
 kejang
 hilangnya kesadaran.

F. Pemeriksaan Diagnostik
1) Computed tomography (CT-SCAN)
2) Magnetic renance imagimng (MRI)
Gambaran MRI dapat menunjukkan arteri-arteri dengan sangat jelas

8 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


3) Angiogram
Untuk mengidentifikasi apakagh pembuluh darah mengalami penyakit,
penyempitan pembesaran atau tertutup sesuatu. Dan mendeteksi penyebab
stroke
4) Lumbar puncture atau pungsi lumbar stroke dan sebelumnya telah
dilakukan scan otak. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan
penyebab stroke.

5) Carotid doopler
Tes ini dilakuktan untuk memeriksa kecepatan aliran darah yang melewati
arteri carotis.
6) EEG
Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
7) Brainplan
Mengetahui adanya infrak hemoragik, hematom, dan malformasi dari
artyeri dan vena.
8) Digital subtraction angiography
Mengetahui klasifikasi intra cranial
9) Ultrasonografi Dopler :
Mengidentifikasi penyakit arteriovena
10) Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal
(DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)

11) Echoencephalography
Untuk mengetahui adanya pergeseran dari struktur midline

Pemeriksaan yang dapat dilakukan perawat untuk mengetahui jenis stroke


Hemoragik atau non Hemoragik adalah dengan mengunakan DAVE’S
UNHAS SKOR.

9 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


N Variables score
O
1. Decreased of conciousness
- Immediately upon onset until <1 hour 9
- 1 hour until < 24 hour from onset 6
- > 24 hour after onset 3
- No/lost and then recovered 0
2. Blod pressure
- >195/>105 mmhg 6
- 140-194/90-104 mmhg 3
- <140/<90 mmhg 0
3. Headache : NPRS
- Severe (NPRS 7-10) 6
- Moderate (NPRS 4-6) 4
- Light /mild (NPRS 0-3) 2
- No (NPRS 0) 0
4. Vomiting : … hourse from onset
- < 1 hour 3
- >1-24 hour 2
- > 24 hour 1
- No (PNRS) 0
5. Activity
- Heavy 3
- Moderate 2
- light 1

KETERANGAN

o hemoragik stroke skore > 10


o ischaemic stroke <10
G. Penatalaksanaan
Penghentian perdarahan dan pencegahan kekambuhan dapat dilakukan dengan
tindakan pembedahan.

10 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


H. Terapi

Pasien HS harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30 ml, perdarahan
intraventrikuler dengan hydrocephalus, dan keadaan klinis cenderung
memburuk. Tekanan darah harus diturunkan sampai tekanan darah premorbid
atau 15-20% bila tekanan sistolik >180 mmhg, diastolic >120 mmhg, MAP
>130 mmhg, dan volume hematopmah bertambah. Jika terdapat tanda
peningkatan tekanan intyra cranial meningkat posisi kepala dinaikkan 300.
Posisi kepala dan daa distu bidang. Piñatalaksanaan umu, sama pada stroke
iskemik, tukak lambung diatasi dengan antagonis H2 parentral, sukralfat, atau
inhibitor pompa proton. Pada perdarahan subaragnoid, dapat digunakan
antagonis kalsium (nimodipin) atau tindakan bedah .

I. Discharge pleaning
Pendidikan kesehatan untuk pasien dengan kasus hemoragik stroke sangat
pepnting untuk dapat mengembalikan atau memaksimalkan kualitas hidup
klien beberapa hal yang perlu di ajarkan pada pasien adalah;

1. Rutin kontrol tekanan darah.


2. Anjurkan untuk mematuhi terapi pengobatan.
3. Berhenti merokok dan konsumsi miras.
4. Ajarkan keluarga pasien latihan ROM dirumah, perawatan diri, dan
pencegahan dekubitus.
5. Ajarkan keluarga untuk memantau komplikasi yang harus segera mencari
pertolongan.
6. Rujuka ketempat rehabilitasi untuk mendapatkan terapi fisik jika
memungkinkan.
7. Ajarkan diet makanan yang tinggi kolestrol

11 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


8. Intruksikan untuk melakukan olaragah setiap hari sesuai keadaan
(kemampuan)
9. Ajarkan keluarga untuk terus memotivasi klien dalam menjalani proses
penyembuhan

2. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN POLA GORDON
1) Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Riwayat hipertensi
- Obesitas
- Perilaku hidup tidak sehat (merokok, konsumsi alcohol)
- Diabetes militus
2) Pola Nutrisi dan metabolic
- Mengkonsumsi makanan tinggi kolestrol
- Konsumsi alkohlol berlebih
- Konsumsi garam berlebihan
- Muntah
- Kesulitan/ gangguan menelan
- Munurunya kemampuan mencium atau mengecap
3) Pola eliminasi
- Konstipasi
- Sering tidak dapat menahan dorongan buang air kecil
4) Pola istirahat dan tidur
- Pingsan secara mendadak
- Kesadara menurun
- Banyak tidur dan selalu ingin tidur
5) Pola aktivitas dan latihan
- Kelemahan pada otot

12 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


- Gangguan pengelihatan
- Berjalan menjadi sulit, bahkan langka menjadi tertatih-tatih bahkan tak
jarang mengalami kelumpuhan total
- Kelumpuhan tungkai, lengan ataupun salah sati sisi tubuh
- Tira baring
- Fungsi motorik menurun
6) Pola persepsi kognitif
- Nyeri kepala
- Pelupa
- kejang
7) Pola persepsi dan konsep diri
- Berfikir negative tentang keadaannya
- Tidak menerima keadaanya
- Merasa tidak berdaya
8) Pola peran dan hubungan dengan sesama
- Sangat membutuhkan bantuan dari orang lain dalam perawatan
- Perubahan peran dalam keluarga (tidak bias melakukan peranya dalm
keluarga )
- Pada pasien dengan kondisi yang parah menyebabkan hubungan/
komunikasi nya dengan lingkunganya akan terganggu.
- Pelo, gagap berbicara sepata kata bahkan sulit mengucapkan kata.
9) Pola seksualitas
Kelemahan menyebabkan terganggunya pola seksualitas klien
10) Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Pola mekanisme koping setiap pasien tergantung dari adat, lokasi tempat
tinggal klien, serta orang-orang yang adfa disekitarnya (keluarga) tersebut.
Tapi pada kebanyakan kasus klien sering berfikir negative tentang
keadaanya.

13 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


11) Pola nila dan kepercayaan
Nilai dan kepercayaan klien yang megalami Hemoragik stroke tergantung
dari lokasi tempat tinggal den nilai yang di anut klien tersebut

B. Diagnosa keperawatan
1) Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dengan faktor resiko
hipertensi
2) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan gangguan neurologis
3) Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
4) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan makan
6) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit
7) Kerusakan memory berhubungan dengan hipoksia
8) Devisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
9) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian

14 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5 Nursing intervention classification
Resiko ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Manajemen edema serebral
perfusi jaringan serebral :  Monitor adanya kebingungan,perubahan
perfusi jaringan serebral
 (0040602) tekanan intracranial pikiran,keluhan pusing,pingsan
dengan faktor resiko  (9040613) tekanan darah sistolik  Monitor TTV
hipertensi  (040614) tekanan darah diastolic  Hindari fleksi leher atau fleksi ekstrem
 (040615 hasil serebral angiogram pada lutut/panggul
 (040619) penurunan tingkat  Posisikan tinggi kepala tempat tidur 300
kesadaran atau lebih
 Sesuaikam pengaturanm ventilator untuk
menjaga PaCO2 pada level yang
diresepkan
 dorong keluarga/orang yang penting untuk
bicara pada pasien
 berikan diuretic osmotic atau active loop
2) Monitor tekanan intracranial(TIK)
 Monitor tekanan aliran darah otak
 Monitor pasien TIK dan reaksi perawatan
neurologis serta rangsang lingkungan
 Monitor suhu dan jumlah WBC
 Periksa pasien terkait ada tidaknya gejala
kaku kuduk
 Berikan antibiotik

C. Intervensi Keperawatan

15 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5 Nursing intervention classification
Ketidakefektifan pola napas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Terapi oksigen
berhubungan dengan status pernapasan: ventilasi  Bersihkan mulut,hidung dan seksresi
gangguan neurologis  (040334) aktelektasis trakea dengan tepat
 (040332) gangguan ekspirasi  Siapkan peralatan oksigen dan berikan
melalui system humidifier
 Berikan oksigen tambahan seperti yang di
perintahkan
 Anjurkan pasien dan keluarga mengenai
penggunaan oksigen di rumah

2) Bantuan ventilasi
 Posisikan pasien untuk mengurangi
dispnea
 Auskultasi suara napas,catat penurunan
atau tidak adanya ventilasi dan adanya
suara tambahan
 Kelola pemberian obat nyeri yang tepat
untuk mencegah hipoventilasi
 Monitor pernapasan dan status oksigen
 Ajarkan teknik pernapasan dengan tepat
 Beri obat(misalnya,bronkodilator dan
inhaler yang meningkatkan patensi jalan
napas dan pertukaran gas

16 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5 Nursing intervention classification
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1) Pemberian analgesic
dengan agens cedera biologis diharapkan  Tentukan lokasi,karakteristik,kualitas dan
1. control nyeri keparahan nyeri sebelum mengobati
 (160505) menggunakan analgesic pasien
yang direkomendasikan  Cek adanya riwayat alergi obat
 Berikan kebutuhan kenyamanan dan
2. Tingkat nyeri aktivitas lain yang dapat membantu
 (2102016) ekspresi nyeri wajah relaksasi untuk memfasilitasi penurunan
 (210204) panjang episode nyeri nyeri
 Lakukan tindakan-tindakan untuk
menurunkan efek samping analgesic
misalnya konstipasi dan iritasi lambung
 Kolaborasi dengan dokter apakah
obat,dosis,rute pemberian,perubahn
interval dibutuhkan,buat rekomendasi
khusus berdasarkan prinsip analgesic

2) Manajemen nyeri
 Lakukan pengkajian nyeri komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik,
onset/durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas, atau beratnya nyeri dan factor
pencetus
 Gali bersama pasien factor-faktor yang
dapat menurunkan atau memperberat
nyeri
 Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
 Berikan informasi yang akurat untuk

17 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


meningkatkan pengetahuan dan respon
keluarga terhadap pengalaman nyeri

Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5 Nursing intervention classification
Hambatan mobilitas fisik 1. 1. Terapi latihan : keseimbangan
berhubungan dengan 1. pergerakan  Tentukan kemampuan pasien untuk
penurunan kendali otot  (020801) keseimbangan berpartisipasin dalam kegiatan yang
 (020809) koordinasi membutuhkan keseimbangan
 (020803) pergerakann otot  Evaluasi fungsi sensorik (pengelihat,
 (020814) bergerak dengan mudah pendengaran, persepsi)
 Sediakan lingkungan yang aman untuk latihan
 Bantu dengan program penguatan pergelangan
kaki dan berjalan
 Sediakan alat-alat bantu (misalnya tongkat,
walker, bantal,/ bantalan) untruk mendukung
pasien dalam latihan
 Bantu pasien untuk pindah keposisi duduk,
menstabilkan tubuh dengan tangan diletakkan
disisi atas tempat tidur /kursi, mengayun
tubuh diatas lengan yang menyokong
 Monitor respon pasien pada latihan
keseimbangan.
2. Terapi latihan :control otot
 Tentukan kesiapan pasien untuk terlibat dalam
aktivitas
 Kolaborasi dengan ahli fisioterapi

18 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


 Urutkan aktivitas perawatan harian untuk
meningkatkan efek dari terapi latihan tersebut
 Dorong pasien untuk memperaktekkan latihan
secara mandiri

Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5


Ketidakseimbangan nutrisi 1.status menelan Manajemen nutrisi
kurang dari kebutuihan tubuh  (101001) mempertahankan makanan di  Tentukan status gisi pasien dan
berhubungan dengan mulut kemampuan pasien untuk memenuhi
ketidakmampuan makan  (101004) kemampuan mengunyah kebutuhan gisi
 (101021) muntah  Identifikasi adanya alergi atau intoleransi
2.fungsi gastrointestinal makanan yang dimiliki pasien
 (101508) Bising usus  Tentukan jumlah klalori dan jenis nutrisi
 (101517) Peningkatan peristaltik  Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan
diet untuk kondisi penyakit
 Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
 berikan pilihan makanan sambil
menawarkan bimbingan terhadap pilihan
makanan yang lebih sehat

Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5


Gangguan citra tubuh 1. Citra tubuh Peningkatan harga diri
berhubungan dengan  120001 gambaran internal diri  Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri
penyakit  120002 kesesuaian antara realitas tubuh  Bantu pasien untuk menemukan penerimaan diri
dan ideal tubuh dengan penampilan tubuh  Berikan pengalaman yang akan meningkatkan
 120006 Kepuasan dengan fungsi tubuh otonomi pasien dengan tepat

19 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


 120007 penyesuaian terhadap perubahan  Jangan mengkritik pasien secara negative
2. Harga diri  Dukung pasien untuk mengefaluasi prilakunyya
 120501 verbalisasi penerimaan diri sendiri
 120502 penerimaan terhadap keterbatasan  Fasilitasi lingkungan dan aktifitas-aktifitas yang
diri akan meningkatkan harga diri
 120505 gambaran diri  Instruksikan orang tua mengenai pentingnya
 120511 tingkat kepercayaan diri minat dan dukungan mereka dalam
mengembangkan konsep diri positif anak-anak

Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5


Kerusakan memory 1. Memori Latihan memori
berhubungan dengan  090801 mengingat informasi barusaja  Diskusikan dengan pasien dan keluarga yang
hipoksia terjadi secara akurat mengalami masalah ingatan
 090802 menginggat informasi akurat  Stimulasi ingatan dengan cara mengulalngi
yang terbaru secara akutrat pemikiran pasien yang terakhir di expresikan
 Menginggat informasi yang sudah dengan cara yang tepat
lama secar  Berikan latihan orientasi
2. Orientasi kognitif  Berikan kesempatan untuk menggunakan
 090101 mengidentifikasi diri sendiri ingatan kejadian yang baru terjadi
 090102 mengidentifikasi orang-orang  Dukung pasien untuk berpartisipasi dalam
yang signifikan program kelompok latihan menginggat dengan
 090103 mengidentifikasi tempat saat cara yang tepat
ini  Monitor perilaku pasien selalma terapi

20 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5
Devisit perawatan diri Deficit peratan diri : berpakaian Bantuan perawatan diri
 Memakai pakaian  Pertimbangkan budaya pasien saat
berhubungan dengan
Deficit peratan diri : eliminasi mempromosikan aktifitas perawatan diri
kelemahan  Merespon saat kandung kkemi penuh dengan  Sediakan barang pribadi yang diinginkan
tepat waktu  Fasilitasi pasien untuk mengosok gigi dengan
Deficit peratan diri ; makan tepat
 Mengunya makanan  Fasilitasi pasien untuk mandi sendiri dengan
 Menelan makanan tepat
 Memasukkan makan kemulut dengan  Monitor integritas kuluit pasien
peralatan makan  Dukunkung orang tua / keluarga berpartisipasi
Deficit peratan diri : mandi dalam ritual menjelang tidunr yang biasa
 Muncuci badan (mandi) dilakukan oleh perawat
 Beriokan bantuan sampai

Diagnosa nanda Nursing outcomes classification skala 1-5


Ansietas berhubungan Tingkat kecemasan pengurangan kecemasan
 Wajah tegang  Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa
dengan ancaman kematian
 Mengeluarkan rasa marah secara berlebihan aman dan menguranggi ketakutran
 Rasa takut yang disampaikan secara lisan  Dorong keluarga untuk mendampingi klien
Koping dengan cara yang tepat
 Menyatakan butuh bantuan  Dengarkkan klien
 Melaporkan penuruna perasaan negative  Puji/kuatkan perilaku ytang baik secara tepat
 Melaporkan peningkatan kenyamanan atau pengunaan obat obatan untuk mengurangi
psikologis kecemasan

21 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW


22 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang
cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000).
Stroke hemoragik adalah strke yang terjadi apabila suatu pembuluh darah otak
pecah sehingga timbuil iskemia dan hipoksia disebelah hilir. (Elizabeth J.
Corwin)
Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan inttraserebral atau perdarahan
subaraknoid (Bruno et al.,2000).
banyak hal dapat menyebabkan kejadian stroke hemoragik namun kita bisa
mengurangi factor resiko stroke hemoragik dengan cara menjaga pola hidup yang
sehat dan rutin mengontrol keadaan kepada tenaga kesehatan. pada kasus stroke
sangatlah penting untuk mengetahui gejala awal stroke terutama bila stroke
hemoragik. jika gejala awal stroke hemoragik diketahui maka peluang
penyembuhan dengan kecacatan dapat di minimalisir.

B. Saran
Pentingnya menjaga kesehatan dengan cara mengatur pola hidup yang sehat,
untuk mencegah kejadian stroke sebaiknya hindari factor pencetus yang dapat
menyebabkan resiko stroke.

23 STIK SM #NEURO H S #kelompok VI AELSW

Anda mungkin juga menyukai