DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
STIK STELLA MARIS MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
A. Tinjauan Medis
1. Pengertian
Kematian adalah apabila seseorang tidak lagi teraba denyut
nadinya, tidak bernafas dan tidak menunjukkan segala refleks,
serta tidak ada kegiatan otak. Kematian dapat disebabkan oleh
penyakit keganasan, seperti karsinoma hati, paru dan mammae;
penyakit kronis, seperti CVD (Cerebrovaskuler Disease), CRF
(Chronic Renal Failure), DM, Miokard Infark, Chronic
Obstruction Pulmonary Disease (COPD); dan kecelakaan,
seperti Hematoma Epidural.
a. Denial (penolakan)
Tahap ini di tandai dengan penolakan atau penyangkalan
klien terhadap kematian. Biasanya sikap ini ditandai dengan
komentar “Saya? Tidak, itu tidak mungkin”. Lansia mungkin
mengatakan bahwa kematian boleh terjadi pada semua
orang, tetapi padanya tidak. Sikap penolakan ini
memungkinkan lansia akan meminta pertolongan dari
berbagai macam sumber baik profesional dan non
profesional dalam upaya melarikan diri dari kenyataan
bahwa maut sudah berada di ambang pintu.
Pertimbangan khusus perawatan tahap ini adalah :
Mengenal atau mengetahui bahwa proses ini umumnya
terjadi karena menyadari akan datangnya kematian atau
ancaman maut. Hal yang perlu diperhatikan:
Berikan kesempatan kepada klien lansia untuk
mempergunakan caranya sendiri dalam menghadapi
kematian sejauh tidak merusak
Memfasilitasi klien lansia dalam menghadapi
kematian. Luangkan waktu 10 menit sehari, baik
dengan bercakap-cakap maupun setelah bersamanya
b. Anger (marah)
Tahap ini ditandai dengan rasa marah dan emosi yang
tidak terkendali. Klien lansia berkata “Mengapa saya?”. Klien
mudah marah kepada perawat atau petugas kesehatan
tentang apa yang mereka lakukan. Kemarahan disini
merupakan mekanisme pertahanan diri klien, akan tetapi
kemarahan sesungguhnya tertuju kepada kesehatan dan
kehidupanya. Pada saat ini, perawat harus hati-hati dalam
memberi penilaian sabagai reaksi yang normal terhadap
kematian yang perlu di ungkapkan.
Pertimbangan khusus perawatan tahap ini adalah:
Mengenal atau memahami tingkah laku serta tanda-
tandanya, meliputi:
Beri kesempatan pada klien lansia untuk menerapkan
kemarahanya dengan kata-kata
Ingat bahwa dalam benaknya bergejolak pertanyaan,
“Mengapa hal ini terjadi pada diriku?”
Sering kali perasaan ini diahlikan kepada orang lain
atau perawat sebagai cara klien lansia bertingkah
laku .
c. Bargaining (tawar-menawar)
Pada tahap ini klien lansia pada hakekatnya berkata,
“Ya, benar aku, tetapi....” kemarahan biasanya mereda dan
klien lansia dapat menimbulkan kesan sudah dapa
menerima apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Akan
tetapi, pada tahap tawar-menawar ini klien cenderung
menyelesaikan urusan rumah tangga mereka sebelum maut
tiba dan akan menyiapkan beberapa hal, misalnya membuat
surat dan mempersiapkan jaminan hidup bagi orang tercinta
yang ditinggalkanya.
Selama tahap ini, permohonan yang dikemukakan
hendaknya dipenuhi karena merupakan urusan yang belum
selesai dan harus diselesaikan sebelum meninggal.
Misalnya, klien lansia mempunyai permintaan terakhir untuk
melihat pertandingan olahraga, mengunjungi kerabat,
melihat cucu terkecil, atau makan di restoran.
Petimbangan khusus perawatan tahap ini adalah:
Menggambarkan proses seseorang berusaha menawar
waktu yang ada semaksimal mungkin, meliputi:
Klien lansia akan mempergunakan ungkapan seperti
“seandainya saya…..”
Beri kesempatan kepada klien lansia untuk
menghadapi kematian dengan tawar- menawar
Tanyakan kepentigan yang masih ia inginkan. Cara
demikian dapat menunjukkan kemampuan perawat
untuk mendengarkan ungkapan perasaanya
e. Asertive (Menerima).
Tahap ini ditandai oleh sikap menerima kematian. Menjelang
saat ini, klien lansia telah membereskan segala urusan yang
belum selesai dan mungkin tidak ingin berbicara lagi karena
sudah menyatakan segala sesuatunya, tinggal menanti
dalam kedamaian dan ketenangan. Klien mungkin saja lama
dalam tahap ini, tetapi bukan berarti pasrah terhadap maut
yang dihadapinya.
Pertimbangan khusus perawatan tahap ini adalah :
Membedakan antara sikap menerima kematian dan sikap
menyerah terhadap kematian. Sikap menerima, jika klien
lansia telah menerima dan mengatakan bahwa kematian
akan tiba dan ia tidak boleh menolaknya. Sikap menyerah,
jika klien lansia tidak menghendaki kematian ini terjadi, tetapi
ia tahu bahwa hal itu akan terjadi sehingga tidak merasa
tenang dan damai dalam menghadapi kematiannya. Hal
yang perlu perawat perhatikan :
Luangkan waktu untuk klien lansia. Sikap keluarganya
akan berbeda dengan sikap klien lansia, oleh karena itu
sediakan waktu untuk mendiskusikan perasaan mereka.
Beri kesempatan kepada klien lansia untuk mengarahkan
perhatiannya sebanyak mungkin pada hal-hal spritual.
Tindakan ini akan memberi ketenangan dan perasaan
aman.
3. Pengaruh kematian:
Pengaruh kematian terhadap keluarga klien lansia adalah:
a. Bersikap kritis terhadap cara perawatan
b. Keluarga dapat menerima kondisi klien
c. Terputusnya komunikasi dengan orang yang menjelang
maut
d. Penyesalan keluarga dapat mengakibatkan orang yang
bersangkutan tidak dapat mengatasi sedihnya
e. Pengalihan tanggung jawab dan beban ekonomi
f. Keluarga menolak diagnosis, sehingga dapat memperberat
beban emosi keluarga.
g. Mempersoalkan kemampuan tim kesehatan
B. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengumpulan data dimulai dengan upaya untuk mengenal klien
dan keluarganya, meliputi:
a. Siapa klien itu dan bagaimana kondisinya
b. Rencana pengobatan apa yang telah dilaksanakan
c. Tindakan apa saja yang telah diberikan
d. Bagaiman pengetahuan, prognosis penyakitnya dan pada
tahap proses kematian yang mana klien berada
e. Apakan klien menderita rasa nyeri
f. Apakah anggota keluarganya mengetahui prognosis
penyakit klien dan bagaimana reaksi mereka.
g. Filsafat apa yang dianut oleh klien dan keluarganya
mengenai hidup dan mati
h. Pengkajian keadaan umum, kebutuhan dan masalah
kesehatan klien lainnya
2. Diagnosa
1. Ansietas kematian b/d mengalami proses menjelang ajal
2. Ketidakefektifan penyangkalan b/d takut akan kematian,
takut perpisahan
3. Harga diri rendah situasional b/d gangguan fungsi
3. Intervensi
1. Diagnosa : Ansietas kematian b/d mengalami proses
menjelang ajal
NOC : Kontrol kecemasan diri
NIC : Perawatan kondisi akhir kehidupan
- Identifikasi prioritas perawatan pasien
- Bantu pasien dan keluarga untuk bersama-sama
mengenali makna kematian
- Monitor apakah terdapat kegelisahan pada
pasien
- Bantu dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar
jika perlu
- Modifikasi lingkungan,berdasarkan kebutuhan
dan keinginan pasien
- Dukung upaya keluarga untuk tetap berada di
samping tempat tidur pasien
- Fasilitasi untuk mendapatkan dukungan spiritual
bagi pasien dan keluarga
A. Kesimpulan
Kematian adalah apabila seseorang tidak lagi teraba denyut
nadinya, tidak bernafas dan tidak menunjukkan segala refleks, serta
tidak ada kegiatan otak. Asuhan keperawatan lansia yang menjelang
ajal merupakan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien
lansia yang menjelang ajal untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental,
sosial, dan spiritual. Salah satu tujuan perawatan ini adalah klien lansia
dan keluarganya mampu menganggap kematian sebagai proses yang
normal.
DAFTAR PUSTAKA