Dosen Pengampu
Nurhayati, S.ST.,M.Pd
Disusun Oleh
Ulpah (P07220118107)
TINGKAT I/SEMSTER II
TAHUN 2019
Kata pengantar
Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah
SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah
kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Konsep Dasar Pasien
Terminal Dan Mnejelang Ajal” dengan lancar. Kami pun menyadari
dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah
kami ini.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai
penulisan makalah berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu
dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas
makalah di masa yang selanjutnya.
Penyusun
i
Daftra Isi
Cover
Kata pengantar......................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................ii
Bab 1 pendahuluan................................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................1
3. Tujuan...........................................................................................1
Bab 2 pembahasan................................................................................2
Bab 3 penutup........................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................12
B. Saran...............................................................................................12
Daftar pustaka........................................................................................13
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana
menurut akal sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk
sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit
atau suatu kecelakaan.Kematian adalah suatu pengalaman
tersendiri, dimana setiap individu akan mengalami atau
menghadapinya seorang diri, sesuatu yang tidak dapat dihindari,
dan merupakan suatu kehilangan.
Prosedur bimbingan dan konseling pada pasien terminal
dengan bantuan emosional, bantuan memenuhi kebutuhan
fisiologis, Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial Klien dengan dying
akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk memenuhi kebutuhan
kontak sosialnya dan Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pasien terminal dan menjelang
ajal?
2. Bagimana prosedur tindakan keperawatan pada pasien
terminal ?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar pasien terminal dan menjelang
ajal
2. Mengetahui prosedur tindakan keperawatan pada pasien
terminal
1
BAB II
Pembahasan
2
orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung
dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi
rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya
menghadapi kehilangan.
c. Penawaran (Bargaining), Individu berupaya untuk membuat
perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk
mencegahkehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari
pendapat orang lain.
d. Depresi (Depression), Terjadi ketika kehilangan disadari dan
timbul dampak nyata dari makna kehilangan tersebut.Tahap
depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya melewati
kehilangan dan mulaimemecahkan masalah.
e. Penerimaan (Acceptance), Reaksi fisiologi menurun dan
interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan sikap
penerimaan ada bila seseorang
mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah
pada pengunduran diri atau berputus asa.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
3
Criteria Hasil
No Intervensi Rasional
Diagnosa II
4
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang
akan dihadapi penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark
diri dari orang lain
Klien akan :
No Intervensi Rasional
5
menunjukkan bahwa klien sakit terminal paling menghargai
tindakan keperawatan berikut :
1) Membantu berdandan.
2) Mendukung fungsi kemandirian.
3) Memberikan obat nyeri saat diperlukan dan
4) Meningkatkan kenyamanan fisik ( Skoruka dan
Bonet 1982 ).
Diagnosa III
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan
kehidupan takut akan hasil ( kematian ) dan lingkungannya penuh stres
(tempat perawatan).
Anggota kelurga atau kerabat terdekat akan :
1. Mengungkapkan akan kekhawatirannya mengenai prognosis klien.
2. Mengungkapkan kekhawatirannnya mengenai lingkungan tempat
perawatan
3. melaporkan fungsi keluarga yang adekuat dan kontiniu selama
perawatan klien.
No Intervensi Rasional
6
tidak selesai memerlukan sumber-sumber tambahan untuk
membantu mempertahankankan fungsi keluarga.
Diagnosa IV
No Intervensi Rasional
7
hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan
menjelang kamatian.
Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada
perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan
ras aman dan akan menerima kemarahan tersebut, serta
meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam
menumbuhkan rasa aman.
3) Pada Fase Menawar, Pada fase ini perawat perlu
mendengarkan segala keluhannya dan mendorong pasien
untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa
bersalah dan takut yang tidak masuk akal.
4) Pada Fase Depresi Pada fase ini perawat selalu hadir di
dekatnya dan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh
pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal
yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati
reaksi-reaksi non verbal dari pasien sehingga menumbuhkan
rasa aman bagi pasien.
5) Pada Fase Penerimaan Fase ini ditandai pasien dengan
perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan teman-
temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah
menerima keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal
mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk
menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.
b. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
1) Kebersihan Diri Kebersihan dilibatkan unjtuk mampu
melakukan kerbersihan diri sebatas kemampuannya dalam
hal kebersihan kulit, rambut, mulut, badan, dsbg.
2) Mengontrol Rasa Sakit Beberapa obat untuk mengurangi
rasa sakit digunakan pada klien dengan sakit terminal,
seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan
sesuai dengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien.
Obat-obatan lebih baik diberikan Intra Vena dibandingkan
melalui Intra Muskular/Subcutan, karena kondisi system
sirkulasi sudah menurun.
3) Membebaskan Jalan Nafas Untuk klien dengan kesadaran
penuh, posisi fowler akan lebih baik dan pengeluaran sekresi
lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan nafas,
sedangkan bagi klien yang tida sadar, posisi yang baik
adalah posisi sim dengan dipasang drainase dari mulut dan
pemberian oksigen.
8
4) Bergerak Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat
dibantu untuk bergerak, seperti: turun dari tempat tidur, ganti
posisi tidur untuk mencegah decubitus dan dilakukan secara
periodik, jika diperlukan dapat digunakan alat untuk
menyokong tubuh klien, karena tonus otot sudah menurun.
5) Nutrisi Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya
penurunan peristaltik. Dapat diberikan annti ametik untuk
mengurangi nausea dan merangsang nafsu makan serta
pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta vitamin.
Karena terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia,
perawat perlu menguji reflek menelan klien sebelum
diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan cair atau
Intra Vena/Invus.
6) Eliminasi Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus
otot dapat terjadi konstipasi, inkontinen urin dan feses. Obat
laxant perlu diberikan untuk mencegah konstipasi. Klien
dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot secara
teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau
dilakukan kateterisasi. Harus dijaga kebersihan pada daerah
sekitar perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan salep.
7) Perubahan Sensori Klien dengan dying, penglihatan menjadi
kabur, klien biasanya menolak/menghadapkan kepala
kearah lampu/tempat terang. Klien masih dapat mendengar,
tetapi tidak dapat/mampu merespon, perawat dan
keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.
9
membawa buku-buku bacaan bagi klien apabila klien mampu
membacanya.
d. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual
1) Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan
hidupnya dan rencana-rencana klien selanjutnya menjelang
kematian.
2) Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka
agama dalam hal untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
3) Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan
kebutuhan spiritual sebatas kemampuannya.
2. melaksanakan perawatan lanjutan di rumah
10
pemberi perawatan. Alternatif perawatan bisa dilaksanakan di
rumah, dikenal dengan
Perawatan Hospice.
Perawatan Hospice adalah program perawatan yang berpusat pada
keluarga yang
dirancang untuk membantu klien terminal dapat hidup nyaman dan
mempertahankan gaya
hidup senormal mungkin sepanjang proses menjelang ajal. Sebagian
besar klien dalam
program hospice mempunyai waktu hidup 6 bulan atau kurang.
Program ini dimulai di
Irlandia tahun 1879, yang kemudian di Inggris, amerika, dan Canada pada
tahun 1970Penyakit terminal menempatan tuntutan yang besar pada pada
sumber sosial dan financial. Keluarga mungkin takut berkomunikasi pada
klien, banyak hal sulit yang dialami keluaraga untuk mengatasi kondisi
anggota keluarganya yang terminal. Hal ini mencakup lamanya periode
menjelang ajal, gejala yang sulit dikontrol, penampilan dan bau yang tidak
menyanangkan dan buruknya hubungan dengan pemberi keperawatan.
Alternatif perawatan bisa dilaksanakan di rumah, dikenal dengan
perawatan Hospice.
Perawatan Hospice adalah program perawatan yang
berpusat pada keluarga yang dirancang untuk membantu pasien
terminal dapat hidup nyaman dan mempertahankan gaya hidup
senormal mungkin sepanjang proses menjelang ajal. Sebagian
besar klien dalam program hospice mempunyai hidup 6 bulan atau
kurang.
11
Program hospice menekankan pengobatan paliatif yang
mengontrol gejala ketimbang pengobatan penyakit. Klien dan
keluarga berpartisipasi dalam perawatan. Keluarga menjadi
pemberi perawatan primer, medikasi dan pengobatan, tim
interdisiplin memberikan sumber psikologis dan fisik yang
diperlukan untuk mendukung keluarga.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
12
BAB III
Penutup
A. kesimpulan
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana
menurut akal sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk
sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit
atau suatu kecelakaan. Kematian adalah suatu pengalaman
tersendiri, dimana setiap individu akan mengalami atau
menghadapinya seorang diri, sesuatu yang tidak dapat dihindari,
dan merupakan suatu kehilangan.
Beberapa contoh penyakit yang bisa menyebabkan
seseorang berada dalam kondisi terminal / mengancam hidup,
Penyakit kronis ( TB, gala jantung, hipertensi, sirosis hepatis,
penyakit ginjal kronis), Kondisi keganasan (Ca otak, Ca paru,
leukimia, Ca pancreas), kelainan saraf (stroke), keracunan dan
Trauma / kecalakaan.
Prosedur bimbingan dan konseling pada pasien terminal
dengan bantuan emosional, bantuan memenuhi kebutuhan
fisiologis, Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial Klien dengan dying
akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk memenuhi kebutuhan
kontak sosialnya dan Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual
B. Saran
Untuk dapat memahami proses penuaan, selain membaca dan
memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku,
internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi
tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk
paham dan akan selalu diingat.
13
Daftar pustaka
http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/07/konsep-pasien-terminal.html
https://xomankoni.wordpress.com/2013/01/04/askep-pada-pasien-
menjelang-ajal/
https://www.kompasiana.com/detra18/552bc1ae6ea834027a8b4616/kebut
uhan-dasar-manusia-ii-konsep-dan-asuhan-keperawatan-pada-pasien-
terminal-dan-menjelang-ajal
http://lukmanulhakim-ners.blogspot.com/2011/02/asuhan-keperawatan-
pada-pasien-terminal.html
14