Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Konsep Dasar Pasien Terminal Dan Menjelang Ajal

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep


Dasar Manusia

Dosen Pengampu

Nurhayati, S.ST.,M.Pd

Disusun Oleh

Nur Apsari (P07220118097)

Tasya Almananda Cantika (P07220118105)

Ulpah (P07220118107)

TINGKAT I/SEMSTER II

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KELAS


BALIKPAPAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALTIM

TAHUN 2019
Kata pengantar
Ucapan puji-puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah
SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah
kami bersyukur, kami meminta ampunan dan kami meminta pertolongan.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjukan Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah
pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.
Dengan hormat serta pertolongan-Nya, puji syukur, pada akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah kami dengan judul “Konsep Dasar Pasien
Terminal Dan Mnejelang Ajal” dengan lancar. Kami pun menyadari
dengan sepenuh hati bahwa tetap terdapat kekurangan pada makalah
kami ini.

Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai
penulisan makalah berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu
dijadikan cambuk untuk kami supaya kami lebih mengutamakan kualitas
makalah di masa yang selanjutnya.

Balikpapan, 26 Januari 2019

Penyusun

i
Daftra Isi
Cover

Kata pengantar......................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................ii

Bab 1 pendahuluan................................................................................1

1. Latar Belakang..............................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................1
3. Tujuan...........................................................................................1

Bab 2 pembahasan................................................................................2

A. Konsep dasar pasien terminal dan menjelang ajal.........................2


1. Penyakit kronis..........................................................................2
2. Kehilangan dan berduka...........................................................2
B. Prosedur tindakan keperawatan pada pasien terminal...................3
1. Prosedur bimbingan dan konseling pasa pasien
Terminal....................................................................................7
2. Melaksanakan perawatan di rumah .........................................10

Bab 3 penutup........................................................................................12

A. Kesimpulan......................................................................................12
B. Saran...............................................................................................12

Daftar pustaka........................................................................................13

ii
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana
menurut akal sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk
sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit
atau suatu kecelakaan.Kematian adalah suatu pengalaman
tersendiri, dimana setiap individu akan mengalami atau
menghadapinya seorang diri, sesuatu yang tidak dapat dihindari,
dan merupakan suatu kehilangan.
Prosedur bimbingan dan konseling pada pasien terminal
dengan bantuan emosional, bantuan memenuhi kebutuhan
fisiologis, Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial Klien dengan dying
akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk memenuhi kebutuhan
kontak sosialnya dan Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pasien terminal dan menjelang
ajal?
2. Bagimana prosedur tindakan keperawatan pada pasien
terminal ?

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar pasien terminal dan menjelang
ajal
2. Mengetahui prosedur tindakan keperawatan pada pasien
terminal

1
BAB II

Pembahasan

A. Konsep Dasar Pasien Terminal Dan Menjelang Ajal


1. Pengertian
a. Keadaan Terminal
Adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak
tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan
sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu
kecelakaan.
b. Kematian
Adalah suatu pengalaman tersendiri, dimana setiap individu
akan mengalami atau menghadapinya seorang diri, sesuatu
yang tidak dapat dihindari, dan merupakan suatu kehilangan.

beberapa contoh penyakit yang bisa menyebabkan seseorang


berada dalam kondisi terminal / mengancam hidup.

a. Penyakit kronis ( TB, gala jantung, hipertensi, sirosis hepatis,


penyakit ginjal kronis)
b. Kondisi keganasan (Ca otak, Ca paru, leukimia, Ca pancreas)
c. kelainan saraf (stroke)
d. keracunan
e. Trauma / kecalakaan
2. Kehilangan kehidupan/ meninggal
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan,
pikiran dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai
pada kematian yang sesungguhnya. Sebagian orang
berespon berbeda tentang kematian. Kerangka kerja yang
ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah berorientasi pada
perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:
a. Penyangkalan (Denial), Individu bertindak seperti seolah tidak
terjadi apa-apa dan dapat menolak untuk
mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan sep
erti “Tidak, tidak mungkin seperti itu” atau “Tidak akan terjadi
pada saya!” umum dilontarkan klien.
b. Kemarahan (Anger) ,individu mempertahankan kehilangan
dan mungkin “bertindak lebih” pada setiap orang dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan. Pada fase ini

2
orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali tersinggung
dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk menutupi
rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya
menghadapi kehilangan.
c. Penawaran (Bargaining), Individu berupaya untuk membuat
perjanjian dengan cara yang halus atau jelas untuk
mencegahkehilangan. Pada tahap ini, klien sering kali mencari
pendapat orang lain.
d. Depresi (Depression), Terjadi ketika kehilangan disadari dan
timbul dampak nyata dari makna kehilangan tersebut.Tahap
depresi ini memberi kesempatan untuk berupaya melewati
kehilangan dan mulaimemecahkan masalah.
e. Penerimaan (Acceptance), Reaksi fisiologi menurun dan
interaksi sosial berlanjut. Kubler-Ross mendefinisikan sikap
penerimaan ada bila seseorang
mampu menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah
pada pengunduran diri atau berputus asa.

Tipe-tipe Perjalanan Menjelang Kematian

Ada 4 type dari perjalanan proses kematian, yaitu:

a. Kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu


adanya perubahan yang cepat dari fase akut ke kronik.
b. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui,
baisanya terjadi pada kondisi penyakit yang kronik.
c. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum
pasti, biasanya terjadi pada pasien dengan operasi radikal
karena adanya kanker.
d. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada
pasien dengan sakit kronik dan telah berjalan lama.

B. Prosedur Tindakan Keperawatan Pada Pasien Terminal

Intervensi Keperawatan

Diagnosa I

Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan dengan


situasi yang tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan
takut akan kematian dan efek negative pada gaya hidup.

3
Criteria Hasil

Klien atau keluarga akan :

1. Mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan


gangguan.
2. Menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal,
tanggung jawab, peran dan gaya hidup.

No Intervensi Rasional

1. Bantu klien untuk mengurangi ansietasnya :


a. Berikan  kepastian dan kenyamanan
b. Tunjukkan perasaan tentang pemahman dan empti, jangan
menghindari pertanyaan
c. Dorong klien untuk mengungkapkan setiap ketakutan
permasalahan yang berhubungan dengan pengobatannya
d. Identifikasi dan dukung mekanisme koping efektif

Klien yang cemas mempunyai penyempitan  lapang persepsi


dengan penurunan kemampuan untuk belajar. Ansietas cendrung
untuk memperburuk masalah. Menjebak klien pada lingkaran
peningkatan ansietas tegang, emosional dan nyeri fisik.

a. Kaji tingkat ansietas klien : rencanakan penyuluhan bila


tingkatnya rendah atau sedang.
b. Beberapa rasa takut didasari oleh informasi yang tidak akurat
dan dapat dihilangkan dengan memberikan informasi akurat.
Klien dengan ansietas berat atau parah tidak menyerap
pelajaran.
c. Dorong keluarga dan teman untuk mengungkapkan ketakutan-
ketakutan mereka.
d. Pengungkapan memungkinkan untuk saling berbagi dan
memberiakan kesempatan untuk memperbaiki konsep yang
tidak benar.
e. Berikan klien dan keluarga kesempatan dan penguatan koping
positif.
f. Menghargai klien untuk koping efektif dapat menguatkan
renson koping positif yang akan datang.

Diagnosa II

4
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang
akan dihadapi penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark
diri dari orang lain

Klien akan :

1. Mengungkapakan kehilangan dan perubahan.


2. Mengungkapakan perasaan yang berkaitan kehilangan dan
perubahan.
3. Menyatakan kematian akan terjadi.

Anggota keluarga akan melakukan hal berikut  : mempertahankan


hubungan erat yang efektif , yang dibuktikan dengan cara sbb:

a. Menghabiskan waktu bersama klien.


b. Mempertahankan kasih sayang , komunikasi terbuka dengan klien.
c. Berpartisipasi dalam perawatan.

No Intervensi Rasional

a. Berikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk


mengungkapkan perasaan, didiskusikan kehilangan secara terbuka
, dan gali makna pribadi dari kehilangan.Jelaskan bahwa berduka
adalah reaksi yang umum dan sehat.
b. Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan yang dibutuhkan
dan bahwa kematian sedang menanti dapat menyebabkan
menimbulkan perasaan ketidak berdayaan, marah dan kesedihan
yang dalam dan respon berduka yang lainnya. Diskusi terbuka dan
jujur dapat membantu klien dan anggota keluarga menerima dan
mengatasi situasi dan respon mereka terhadap situasi tersebut.
c. Berikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti
yang memberikan keberhasilan pada masa lalu. Stategi koping
fositif membantu penerimaan dan pemecahan masalah.
d. Berikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut diri
yang positif. Memfokuskan pada atribut yang positif meningkatkan
penerimaan diri dan penerimaan kematian yang terjadi.
e. Bantu klien  mengatakan dan menerima kematian yang akan
terjadi, jawab semua pertanyaan dengan jujur. Proses berduka,
proses berkabung adaptif tidak dapat dimulai sampai kematian
yang akan terjadi di terima.
f. Tingkatkan harapan dengan perawatan penuh perhatian,
menghilangkan  ketidak nyamanan dan dukungan. Penelitian

5
menunjukkan bahwa klien sakit terminal paling menghargai
tindakan keperawatan berikut :
1) Membantu berdandan.
2) Mendukung fungsi kemandirian.
3) Memberikan obat nyeri saat    diperlukan dan
4) Meningkatkan kenyamanan fisik               ( Skoruka dan
Bonet 1982 ).
Diagnosa III
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan
kehidupan takut akan hasil ( kematian ) dan lingkungannya penuh stres
(tempat perawatan).
Anggota kelurga atau kerabat terdekat akan :
1. Mengungkapkan akan kekhawatirannya mengenai prognosis klien.
2. Mengungkapkan kekhawatirannnya mengenai lingkungan tempat
perawatan
3. melaporkan fungsi keluarga yang adekuat dan kontiniu selama
perawatan klien.

No Intervensi Rasional

1. Luangkan waktu bersama keluarga atau orang terdekat klien dan


tunjukkan pengertian yang empati.
2. Kontak yang sering dan mengkmuikasikan sikap perhatian dan
peduli  dapat membantu  mengurangi kecemasan dan
meningkatkan pembelajaran.
3. Izinkan keluarga klien atau orang terdekat untuk mengekspresikan
perasaan, ketakutan dan kekawatiran.
4. Saling berbagi memungkinkan perawat untuk mengintifikasi
ketakutan dan kekhawatiran kemudian merencanakan intervensi
untuk mengatasinya.
5. Jelaskan lingkungan dan peralatan ICU. Informasi ini dapat
membantu mengurangi ansietas yang berkaitan dengan
ketidaktakutan.
6. Jelaskan tindakan keperawatan dan kemajuan postoperasi yang
dipikirkan dan berikan informasi  spesifik tentang kemajuan klien.
7. Anjurkan untuk sering berkunjung dan berpartisipasi dalam
tindakan perawatan. Kunjungan dan partisipasi yang sering dapat
meningakatkan interaksi keluarga berkelanjutan.
8. Konsul dengan atau berikan rujukan kesumber komunitas dan
sumber lainnya. Keluarga dengan masalah-masalah seperti
kebutuhan financial , koping yang tidak berhasil atau konflik yang

6
tidak selesai memerlukan sumber-sumber tambahan untuk
membantu mempertahankankan fungsi keluarga.

Diagnosa IV

Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan


perpisahan dari sistem pendukung keagamaan, kurang pripasi atau
ketidak mampuan diri dalam menghadapi ancaman kematian

Klien akan mempertahankan praktik spritualnuya yang akan


mempengaruhi penerimaan terhadap ancaman kematian.

No Intervensi Rasional

1. Gali apakah klien menginginkan untuk melaksanakan praktek atau


ritual keagamaan atau spiritual yang diinginkan bila yang memberi
kesempatan pada klien untuk melakukannya.
2. Bagi klien yang mendapatkan nilai tinggi pada doa atau praktek
spiritual lainnya, praktek ini dapat memberikan arti dan tujuan dan
dapat menjadi sumber kenyamanan dan kekuatan.
3. Ekspesikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya
keyakinan dan praktik religius atau spiritual klien. Menunjukkan
sikap tak menilai dapat membantu mengurangi kesulitan klien
dalam mengekspresikan keyakinan dan prakteknya.
4. Berikan prifasi dan ketenangan untuk ritual spiritual sesuai
kebutuhan klien dapat dilaksanakan. Privasi dan ketenangan
memberikan lingkungan yang memudahkan refresi
dan  perenungan.
5. Bila anda menginginkan tawarkan untuk berdoa bersama klien
lainnya atau membaca buku keagamaan. Perawat meskipun yang
tidak menganut agama atau keyakinan yang sama dengan klien
dapat membantu klien memenuhi kebutuhan spritualnya.

1. Prosedur bimbingan dan konseling pada pasien terminal


a. Bantuan Emosional
1) Pada Fase Denial, Perawat perlu waspada terhadap isyarat
pasien dengan denial dengan cara mananyakan tentang
kondisinya atau prognosisnya dan pasien dapat
mengekspresikan perasaan-perasaannya.
2) Pada Fase Marah, Biasanya pasien akan merasa berdosa
telah mengekspresikan perasaannya yang marah. Perawat
perlu membantunya agar mengerti bahwa masih me rupakan

7
hal yang normal dalam merespon perasaan kehilangan
menjelang kamatian.
Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada
perawat sebagai orang yang dapat dipercaya, memberikan
ras aman dan akan menerima kemarahan tersebut, serta
meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam
menumbuhkan rasa aman.
3) Pada Fase Menawar, Pada fase ini perawat perlu
mendengarkan segala keluhannya dan mendorong pasien
untuk dapat berbicara karena akan mengurangi rasa
bersalah dan takut yang tidak masuk akal.
4) Pada Fase Depresi Pada fase ini perawat selalu hadir di
dekatnya dan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh
pasien. Akan lebih baik jika berkomunikasi secara non verbal
yaitu duduk dengan tenang disampingnya dan mengamati
reaksi-reaksi non verbal dari pasien sehingga menumbuhkan
rasa aman bagi pasien.
5) Pada Fase Penerimaan Fase ini ditandai pasien dengan
perasaan tenang, damai. Kepada keluarga dan teman-
temannya dibutuhkan pengertian bahwa pasien telah
menerima keadaanya dan perlu dilibatkan seoptimal
mungkin dalam program pengobatan dan mampu untuk
menolong dirinya sendiri sebatas kemampuannya.
b. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Fisiologis
1) Kebersihan Diri Kebersihan dilibatkan unjtuk mampu
melakukan kerbersihan diri sebatas kemampuannya dalam
hal kebersihan kulit, rambut, mulut, badan, dsbg.
2) Mengontrol Rasa Sakit Beberapa obat untuk mengurangi
rasa sakit digunakan pada klien dengan sakit terminal,
seperti morphin, heroin, dsbg. Pemberian obat ini diberikan
sesuai dengan tingkat toleransi nyeri yang dirasakan klien.
Obat-obatan lebih baik diberikan Intra Vena dibandingkan
melalui Intra Muskular/Subcutan, karena kondisi system
sirkulasi sudah menurun.
3) Membebaskan Jalan Nafas Untuk klien dengan kesadaran
penuh, posisi fowler akan lebih baik dan pengeluaran sekresi
lendir perlu dilakukan untuk membebaskan jalan nafas,
sedangkan bagi klien yang tida sadar, posisi yang baik
adalah posisi sim dengan dipasang drainase dari mulut dan
pemberian oksigen.

8
4) Bergerak Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat
dibantu untuk bergerak, seperti: turun dari tempat tidur, ganti
posisi tidur untuk mencegah decubitus dan dilakukan secara
periodik, jika diperlukan dapat digunakan alat untuk
menyokong tubuh klien, karena tonus otot sudah menurun.
5) Nutrisi Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya
penurunan peristaltik. Dapat diberikan annti ametik untuk
mengurangi nausea dan merangsang nafsu makan serta
pemberian makanan tinggi kalori dan protein serta vitamin.
Karena terjadi tonus otot yang berkurang, terjadi dysphagia,
perawat perlu menguji reflek menelan klien sebelum
diberikan makanan, kalau perlu diberikan makanan cair atau
Intra Vena/Invus.
6) Eliminasi Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus
otot dapat terjadi konstipasi, inkontinen urin dan feses. Obat
laxant perlu diberikan untuk mencegah konstipasi. Klien
dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot secara
teratur atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau
dilakukan kateterisasi. Harus dijaga kebersihan pada daerah
sekitar perineum, apabila terjadi lecet, harus diberikan salep.
7) Perubahan Sensori Klien dengan dying, penglihatan menjadi
kabur, klien biasanya menolak/menghadapkan kepala
kearah lampu/tempat terang. Klien masih dapat mendengar,
tetapi tidak dapat/mampu merespon, perawat dan
keluarga harus bicara dengan jelas dan tidak berbisik-bisik.

c. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial Klien dengan dying akan


ditempatkan diruang isolasi, dan untuk memenuhi kebutuhan
kontak sosialnya, perawat dapat melakukan:
1) Menanyakan siapa-siapa saja yang ingin didatangkan untuk
bertemu dengan klien dan didiskusikan dengan keluarganya,
misalnya: teman-teman dekat, atau anggota keluarga lain.
2) Menggali perasaan-perasaan klien sehubungan dengan
sakitnya dan perlu diisolasi.
3) Menjaga penampilan klien pada saat-saat menerima
kunjungan kunjungan teman-teman terdekatnya, yaitu
dengan memberikan klien untuk membersihkan diri dan
merapikan mdiri. d). Meminta saudara/teman-temannya
untuk sering mengunjungi dan mengajak orang lain dan

9
membawa buku-buku bacaan bagi klien apabila klien mampu
membacanya.
d. Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual
1) Menanyakan kepada klien tentang harapan-harapan
hidupnya dan rencana-rencana klien selanjutnya menjelang
kematian.
2) Menanyakan kepada klien untuk mendatangkan pemuka
agama dalam hal untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
3) Membantu dan mendorong klien untuk melaksanakan
kebutuhan spiritual sebatas kemampuannya.
2. melaksanakan perawatan lanjutan di rumah

Penyakit terminal menempatan tuntutan yang besar pada sumber


social dan
financial. Keluarga mungkin takut berkomunikasi dengan klien,
banyak hal sulit yang
dialami keluarga untuk mengatasi kondisi anggota keluarganya
yang terminal. Hal ini
mencakup lamanya periode menjelang ajal, gejala yang sulit dikontrol,
penampilan dan bau
yang tidak menyenangkan, sumber koping yang terbatas, dan buruknya
hubungan dengan
pemberi perawatan. Alternatif perawatan bisa dilaksanakan di
rumah, dikenal dengan
Perawatan Hospice.
Perawatan Hospice adalah program perawatan yang berpusat pada
keluarga yang
dirancang untuk membantu klien terminal dapat hidup nyaman dan
mempertahankan gaya
hidup senormal mungkin sepanjang proses menjelang ajal. Sebagian
besar klien dalam
program hospice mempunyai waktu hidup 6 bulan atau kurang.
Program ini dimulai di
Irlandia tahun 1879, yang kemudian di Inggris, amerika, dan Canada pada
tahun 1970-an.
Penyakit terminal menempatan tuntutan yang besar pada sumber
social dan
financial. Keluarga mungkin takut berkomunikasi dengan klien,
banyak hal sulit yang
dialami keluarga untuk mengatasi kondisi anggota keluarganya
yang terminal. Hal ini
mencakup lamanya periode menjelang ajal, gejala yang sulit dikontrol,
penampilan dan bau
yang tidak menyenangkan, sumber koping yang terbatas, dan buruknya
hubungan dengan

10
pemberi perawatan. Alternatif perawatan bisa dilaksanakan di
rumah, dikenal dengan
Perawatan Hospice.
Perawatan Hospice adalah program perawatan yang berpusat pada
keluarga yang
dirancang untuk membantu klien terminal dapat hidup nyaman dan
mempertahankan gaya
hidup senormal mungkin sepanjang proses menjelang ajal. Sebagian
besar klien dalam
program hospice mempunyai waktu hidup 6 bulan atau kurang.
Program ini dimulai di
Irlandia tahun 1879, yang kemudian di Inggris, amerika, dan Canada pada
tahun 1970Penyakit terminal menempatan tuntutan yang besar pada pada
sumber sosial dan financial. Keluarga mungkin takut berkomunikasi pada
klien, banyak hal sulit yang dialami keluaraga untuk mengatasi kondisi
anggota keluarganya yang terminal. Hal ini mencakup lamanya periode
menjelang ajal, gejala yang sulit dikontrol, penampilan dan bau yang tidak
menyanangkan dan buruknya hubungan dengan pemberi keperawatan.
Alternatif perawatan bisa dilaksanakan di rumah, dikenal dengan
perawatan Hospice.
Perawatan Hospice adalah program perawatan yang
berpusat pada keluarga yang dirancang untuk membantu pasien
terminal dapat hidup nyaman dan mempertahankan gaya hidup
senormal mungkin sepanjang proses menjelang ajal. Sebagian
besar klien dalam program hospice mempunyai hidup 6 bulan atau
kurang.

KOMPONEN PERAWATN HOSPICE YAITU :

a. perawatan di rumah yang terkoordinasi dengan pelayanan


rawat jalan dibawah administrasi rumah sakit
1) kontrol gejala (fisik, fisiologis, sosio, spiritual)
2) pelayanan yang diarahkan dokter

b. ketentuan tim perawatan interdisiplin ilmu yang terdiri dari


dokter, perawat, rohaniawan, pekerja sosial dan konselor.
1) pelayanan medis dan keperawatan tersedia sepanjang
waktu
2) klien dan keluarga sebagai unit perawatan
3) tindak lanjut kehilangan karena kematian setelah kematian
klien
4) penggunaan tenaga sukarela terlatih sebagai bagian dari
tim

11
Program hospice menekankan pengobatan paliatif yang
mengontrol gejala ketimbang pengobatan penyakit. Klien dan
keluarga berpartisipasi dalam perawatan. Keluarga menjadi
pemberi perawatan primer, medikasi dan pengobatan, tim
interdisiplin memberikan sumber psikologis dan fisik yang
diperlukan untuk mendukung keluarga.

Intervensi Keperawatan

Diagnosa I

Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan


dengan situasi yang tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat
diperkirakan takut akan kematian dan efek negative pada gaya
hidup.

Criteria Hasil , Klien atau keluarga akan :

a. Mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan


gangguan.
b. Menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal,
tanggung jawab, peran dan gaya hidup.

12
BAB III

Penutup
A. kesimpulan
Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana
menurut akal sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk
sembuh. Keadaan sakit itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit
atau suatu kecelakaan. Kematian adalah suatu pengalaman
tersendiri, dimana setiap individu akan mengalami atau
menghadapinya seorang diri, sesuatu yang tidak dapat dihindari,
dan merupakan suatu kehilangan.
Beberapa contoh penyakit yang bisa menyebabkan
seseorang berada dalam kondisi terminal / mengancam hidup,
Penyakit kronis ( TB, gala jantung, hipertensi, sirosis hepatis,
penyakit ginjal kronis), Kondisi keganasan (Ca otak, Ca paru,
leukimia, Ca pancreas), kelainan saraf (stroke), keracunan dan
Trauma / kecalakaan.
Prosedur bimbingan dan konseling pada pasien terminal
dengan bantuan emosional, bantuan memenuhi kebutuhan
fisiologis, Bantuan Memenuhi Kebutuhan Sosial Klien dengan dying
akan ditempatkan diruang isolasi, dan untuk memenuhi kebutuhan
kontak sosialnya dan Bantuan Memenuhi Kebutuhan Spiritual
B. Saran
Untuk dapat memahami proses penuaan, selain membaca dan
memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku,
internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi
tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk
paham dan akan selalu diingat.

13
Daftar pustaka
http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/07/konsep-pasien-terminal.html

https://xomankoni.wordpress.com/2013/01/04/askep-pada-pasien-
menjelang-ajal/

https://www.kompasiana.com/detra18/552bc1ae6ea834027a8b4616/kebut
uhan-dasar-manusia-ii-konsep-dan-asuhan-keperawatan-pada-pasien-
terminal-dan-menjelang-ajal

http://lukmanulhakim-ners.blogspot.com/2011/02/asuhan-keperawatan-
pada-pasien-terminal.html

14

Anda mungkin juga menyukai