Anda di halaman 1dari 4

Perbedaan sistem kv pada atlit vs non atlit1

Pada atlit sendiri terjadi perubahan pada morfologi dan fungsi dari jantung berkaitan
dengan adaptasi fisiologis terhadap latihan fisik jangka panjang yang dilakukan. Hal ini
dikenal dengan “athlete’s heart”. Jantung atlet merupakan kondisi fisiologis akibat
peningkatan curah jantung (cardiac output) dan stroke volume. Perubahan utama terjadi pada
volume jantung yang disebabkan karena pelebaran jantung sehingga teradi peningkatan
panjang dan diameter sel otot jantung (hipertrofi).
Selain itu, pada atlit profesional memiliki denyut jantung yang lebih rendah yang
diakibatkan oleh meningkatnya pengaruh saraf vagus dan berkurangnya pengaruh simpatis.
Hal ini menunjukkan bahwa kerja jantung pada seorang atlit/olahragawan lebih efisien dan
dapat mengedarkan lebih banyak darah dengan jumlah denyut yang lebih rendah. Pada
seorang atlit juga memiliki stroke volume yang lebih tinggi yaitu dapat mencapai 80-90%
beban VO2max.
Perubahan system kardiovaskuler pada seorang atlit, antara lain:
Resting Submaximum effort Effort maximum
Curah jantung Tidak berubah Tidak ada perubahan Meningkat
(cardiac output) atau penurunan
Denyut jantung Menurun Menurun Tidak ada perubahan
Stroke volume Meningkat Meningkat Meningkat
Perbedaan Meningkat Tidak ada perubahan Meningkat
arteriovenous oxygen atau peningkatan
(a-vo2 diff)
Tekanan darah sistole Menurun Menurun Tidak ada perubahan
Tekanan darah Menurun Menurun Menurun
diastole
Resisten perifer Menurun Menurun Menurun

1. Malinowska, Ilona & Dobosiewicz, Anna & Stalmirska, Łucja & Pankanin, Ewelina.
Adaptive mechanisms of cardiovascular system in trained athletes. Journal of
Education, Health and Sport. 2017. 7. 378-385. 10.5281/zenodo.1156210.
Klasifikasi CVD
Klasifikasi CVD menurut WHO
1. Penyakit Jantung Koroner : penyakit pada pembuluh darah (arteri coroner) yang
memasok oksigen dan nutrisi ke otot jantung
2. Stroke : gangguan pasokan pembuluh darah ke otak
3. Penyakit Jantung Rematik : kerusakan pada otot dan katup jantung dari demam
rematik yang disebabkan oleh bakteri streptococcus
4. Penyakit Jantung Kongenital : malformasi pada struktur jantung sejak lahit yang
kemungkinan disebabkan oleh faktor genetic atau paparan yang merugikan selama
masa dalam kandungan (kehamilan)
5. Aneurisma dan Diseksi Aorta : penggelembungan (pembengkakan) aorta yang
abnormal dan robekan (ruptur) pada dinding aorta
6. Penyakit Arteri Perifer (PAD) : gangguan pada aliran darah ke ekstremitas akibat
penyempitan pembuluh darah arteri
7. Deep Vein Thrombosis (DVT) dan Emboli Paru : gumpalan atau bekuan darah di vena
dalam yang terlepas dari tungkai dan bergerak ke jantung dan paru-paru sehingga
menimbulkan penyumbatan arteri pulmonalis atau percabangannya
8. Penyakit kardiovaskuler lainnya seperti tumor jantung, kardiomiopati, penyakit katuo
jantung, gangguan pada lapisan jantung, dsb
9. Faktor lainnya yang dapat menimbulkan kerusakan pada system kardiovaskuler
seperti inflamasi, obat-obatan, hipertensi, diet tidak sehat, trauma, racun, dan alcohol

1. World Health Organisation. The underlying pathology of ischaemic heart attack and
stroke. In WHO Global Atlas on Cardiovascular Disease Prevention and Control,
Geneva. 2011.
Anatomi Jantung

Gambar. 3 Gambar. 1

Gambar. 2

Cor pada posisi anatomis berada di atas facies diaphragmatica, yang terdiri dari ventriculus
sinister dan sebagian kecil ventriculus dexter yang terpisah oleh Sulcus interventricularis
posterior. Secara fungsional, cor terdiri dari dua pompa yang terpisah oleh suatu sekat. Setiap
pompa terdiri dari atrium dan ventriculus yang terpisah oleh suatu katup/valvula.
 Pompa kanan menerima darah deoksigenasi dari tubuh dan mengirimnya ke pulmo.
 Pompa kiri menerima darah teroksigenasi dari pulmo dan mengirimnya ke seluruh tubuh.
Atrium yang berdinding tipis menerima darah yang datang ke cor, sedangkan ventriculus
yang relatif berdinding tebal memompa darah ke luar cor.
Gambaran batas-batas cor:
a. Batas atas cor : setinggi cartilage cotalis 3 di sisi kanan sternum dan spatium intercostale
2 di sisi kiri sternum
b. Batas kanan cor : membentang dari cartilage costalis 3 kanan – di dekat cartilage costalis
6
c. Batas kiri cor : turun ke lateral dari spatium intercostale 2 – apex terletak di dekat linea
medioclavicularis di spatium intercostale 5
d. Batas bawah cor : dari ujung sternalis cartilage costalis 6 kanan – apex pada spatium
intercostale 5, di dekat linea medioclavicula

1. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray's anatomy: anatomy of the human body.
Elsevier; 2014. 2014.

Rekomendasi Aktivitas Fisik


Usia 5-17 th
1. Anak-anak hingga dewasa muda berusia 5-17 tahun setidaknya harus melakukan aktivtas
fisik selama 60 menit dengan intensitas sedang hingga berat
2. Aktivitas fisik yang dilakukan >60 menit akan memberikan manfaat kesehatan tambahan
3. Aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari sebaiknya aerobik. Kegiatan yang dilakukan
harus mengandung kegiatan dengan intensitas berat, termasuk yang memperkuat otot dan
tulang, setidaknya 3 kali per minggu.
Usia 18-64 th
1. Dewasa dengan rentang usia 18-64 tahun harus melakukan setidaknya 150 menit aktivitas
fisik aerobik intensitas sedang sepanjang minggu atau setidaknya 75 menit aktivitas fisik
aerobik intensitas berat sepanjang minggu atau kombinasi yang setara dari aktivitas intensitas
sedang dan berat.
2. Aktivitas aerobik harus dilakukan dalam periode minimal 10 menit.
3. Untuk manfaat kesehatan tambahan, orang dewasa harus meningkatkan aktivitas fisik
aerobik intensitas sedang hingga 300 menit per minggu, atau melakukan aktivitas fisik
aerobik intensitas berat 150 menit per minggu, atau kombinasi setara aktivitas intensitas
sedang dan berat.
4. Kegiatan penguatan otot harus dilakukan dengan melibatkan kelompok otot besar selama 2
hari atau lebih dalam seminggu.
Usia ≥ 65 th
1. Orang dewasa berusia 65 tahun ke atas harus melakukan setidaknya 150 menit aktivitas
fisik aerobik intensitas sedang sepanjang minggu atau melakukan setidaknya 75 menit
aktivitas fisik aerobik intensitas berat sepanjang minggu atau kombinasi yang setara dari
aktivitas intensitas sedang dan berat.
2. Aktivitas aerobik harus dilakukan dalam periode minimal 10 menit.
3. Untuk manfaat kesehatan tambahan, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas harus
meningkatkan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang hingga 300 menit per minggu, atau
terlibat dalam aktivitas fisik aerobik intensitas berat 150 menit per minggu, atau kombinasi
setara aktivitas intensitas sedang dan berat.
4. Orang dewasa dari kelompok usia ini, dengan mobilitas yang buruk, harus melakukan
aktivitas fisik untuk meningkatkan keseimbangan dan mencegah jatuh selama 3 hari atau
lebih per minggu.
5. Kegiatan penguatan otot harus dilakukan dengan melibatkan kelompok otot besar, selama
2 hari atau lebih dalam seminggu.
6. Ketika orang dewasa dari kelompok umur ini tidak dapat melakukan aktivitas fisik yang
direkomendasikan karena kondisi kesehatan, mereka tetap harus aktif secara fisik yang
disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan mereka yang memungkinkan.
1. World Health Organization. Global recommendations on physical activity for health.
Geneva: World Health Organization; 2010. 2016.

Anda mungkin juga menyukai