Anda di halaman 1dari 6

Nama : Suryadarma Atmaja

NIM : K4417069
Kelas :B
Soal Pre Test : (kerjakan sejujurnya sesuai yg anda tahu, dan soal ini tidak untuk dinilai).
1. Apa yg sdr ketahui ttg pengertian data dan skala dalam Statistik, sebut dan jelaskan
macam-macamnya!
2. Apa yang saudara ketahui tentang populasi dan sampel serta Teknik sampling dan sensus,
bagaimana contohnya?
3. Apa yg saudara ketahui tentang nilai variabel diskrit dan kontinu, berilah contohnya
masing-masing!
4. Mengapa dalam penyajian2 staristik perlu membuat tabel dan grafik, berilah masing-
masing contoh secukupnya!
5. Apa yg sdr ketahui tentang pengukuran tendensi sentral, sebut dan jelaskan masing2
contohnya!
6. Jelaskan dan berikan contoh macam-macam ukuran letak untuk data kuantitatif!
Jawab :
1.
a. Data Statistik
Data statistik adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang bisa berbentuk
kategori (misalnya rusak, baik, cerah, berhasil) atau bilangan. Selanjutnya data yang berupa
kategori disebut sebagai data kualitatif dan data bilangan disebut data kuantitatif. Berdasarkan
cara perolehannya data kuantitatif dibedakan menjadi data diskrit dan data kontinu. Data-data
yang diperoleh dari hasil menghitung atau membilang termasuk dalam data diskrit, sedangkan
data-data yang diperoleh dari hasil mengukur termasuk dalam data kontinu.
Menurut sumbernya mengenal data intern dan data ekstern. Data intern adalah data yang
diperoleh dari perusahaan atau instansi yang bersangkutan. Sedangkan data ekstern diperoleh
dari luar instansi atau perusahaan tersebut.
Data ekstern dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data
yang dikeluarkan oleh badan sejenis. Sedangkan data lainnya termasuk data sekunder. Semua
data-data yang beru dikumpulkan dan belum pernah diolah disebut sebagai data mentah.
b. Skala
Ada empat tipe pengukuran atau skala pengukuran yang digunakan dalam
statistika,yakni: nominal, ordinal, interval, dan rasio. Terkait dengan hal tersebut, tulisan ini akan
mencobamemahami skala-skala pengukuran yang ada serta perbedaan-perbedaannya.
Skala Nominal, Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara
skala pengukuranyang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang
satu dengan yanglainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan
untukmengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori.
Skala Ordinal, Skala Ordinal ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering
juga disebut denganskala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang
bilangan hasil pengukuranselain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan atau
tingkatan obyek yang diukurmenurut karakteristik tertentu.
Skala Interval, Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh
skala nominal danordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval
yang tetap. Dengandemikian, skala interval sudah memiliki nilai intrinsik, sudah memiliki
jarak, tetapi jarak tersebutbelum merupakan kelipatan. Pengertian “jarak belum merupakan
kelipatan” ini kadang -kadangdiartikan bahwa skala interval tidak memiliki nilai nol mutlak.
Skala rasio, Skala rasio adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala
rasio, terdapatsemua karakteristik skala nominal,ordinal dan skala interval ditambah dengan
sifat adanya nilainol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang
tidak bisa diubahmeskipun menggunakan skala yang lain. Oleh karenanya, pada skala ratio,
pengukuran sudahmempunyai nilai perbandingan/rasio.
2.
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya yang
menjadi pusat perhatian dan menjadi sumber data penelitian. Apabila kita lihat definisi tersebut,
pengertian populasi bisa sangat beragam sehingga kita harus mendefinisikan populasi tersebut
dengan jelas dan tepat.
b. Pengertian Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan
tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau
ciri yang dimiliki populasi. Berikut beberapa jenis pengambilan sampel ;
1) Sampling Random Sederhana
Digunakan jika populasi bersifat homogen. Dikatakan sederhana karena cara
pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata/tingkatan yang ada dalam populasi itu.
2) Teknik Sampling Bertingkat
Teknik sampling ini disebut juga dengan istilah teknik sampling berlapis, berjenjang,
dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok-
kelompok yang bertingkat. Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya :
menurut usia, pendidikan, golongan pangkat, dan sebagainya. Teknik ini akan semakin baik
jika dilengkapi dengan penggunaan proporsional, sehingga setiap tingkat diwakili oleh
jumlah yang sebanding. Sampling bertingkat yang dilengkapi dengan proposional ini disebut
proportional stratified random sampling. Keuntungan menggunakan cara ini ialah anggota
sampel yang diambil lebih representatif. Kelemahannya ialah lebih banyak memerlukan
usaha pengenalan terhadap karakteristik populasinya. Jika banyaknya ukuran dari masing-
masing tingkatan/kelompok tidak proporsional maka disebut dengan disproportional
stratified random sampling.
3) Sampel luas
Sampel luas atau sampel kelompok biasanya diambil dri sekelompok areal tertentu
jadi prosedur pengambilan tersebut berdasarkan pada lokasi geografis suatu contoh
pengambilan data pada pengukuran curah hujan, sensus pertanian yang diambil secara
random terhadap propinsi yang masing masing dipilih sampel sampel kabupaten dan
seterusnya sampai tingkat desa.
4) Teknik Sampling Sistematis (Systematical Sampling)
Teknik ini sebenarnya dapat termasuk kepada teknik random sampling sederhana
yang digunakan secara ordinal. Artinya anggota sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu.
Misalnya setiap kelipatan 10 atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilan
sampel hanya nomor genap atau yang ganjil saja, dll. Keuntungan teknik ini ialah lebih cepat
dan mudah. Sedangkan kelemahannya adalah kadang-kadang kurang mewakili populasinya
5) Teknik Sampling Kuota (Quota Sampling)
Teknik ini digunakan apabila anggota sampel pada suatu tingkat dipilih dengan
jumlah tertentu (kuota) dengan ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh, Jemaah haji yang berangkat
ke tanah suci sudah diberi jatah (kuota) oleh Persatuan Haji Indonesia (PHI) bekerjasama
dengan Pemerintah Arab Saudi, yaitu sebanyak 250.000 orang haji dari populasi 250.000.000
jiwa penduduk Indonesia. Artinya satu orang calon haji mewakili 1000 orang penduduk.
(Riduan dan Akdon, 2006 : 246-247).
3.
a. Nilai Variabel Diskrit
Variabel Diskrit (Discreet Variable)Variabel Diskrit adalah variabel yang berupa data
pengkategorian ataumembedakan atau mengelompokkan jenis tertentu. Data jenis ini
disebutData Nominal atau Data Dikotomik. Misalnya: Data dikotomik 1 untukkategori
benar dan 0 untuk kategori salah. Data dikotomi ini sering kalidigunakan mahasiswa untuk
mengkatogorikan jawaban benar dan salah darites-tes jenis objektif semisal pilihan ganda
(Multiple Choice Question (MCQ).Contoh lainnya adalah simbol 1 untuk pria dan 2 untuk
wanita. Angka 1 0,atau 1 2 hanya merupakan label untuk penanda kategori. Jadibukan
berarti bahwa angka 2 lebih tinggi nilainya dari 1 atau 0. Data tersebutbersifat tetap (setara) dan
tentu tidak dapat digunakan dalam operasi hitung.Selain itu, data yang termasuk dalam
Variabel Diskrit (Data Diskrit)adalah data bilangan bulat. Bilangan bulat adalah bilang
yang tidak dalambentuk pecahan/ desimal. Misalnya jumlah penjualan mobil tahun
2016adalah 300 buah. Data tersebut selalu bulat. Jadi tidak ada 2,5 buah mobil.Contoh
lainnya adalah jumlah manusia. Tidak akan ada pernyataan “jumlahpenduduk di Jalan G. Obos
XVI adalah 101,6 orang”.
b. Nilai Variabel Kontinu
Variabel Kontinyu (Continuous Variable)Berbeda dengan variabel diskrit yang mana
data hanya berfungsisebagai label, maka variabel kontinyu merupakan data yang
dapatdigunakan untuk operasi hitung. Data kontinyu adalah data yang diperolehdari hasil
penghitungan atau pengukuran, sehingga data tidak hanya berupabilangan bulat, tetapi juga bisa
dalam bentuk desimal, misalnya 2,5.Data kontinyu juga bisa dalam bentuk bilangan bulat,
namunkelompok data tersebut memungkinkan variasinya ke dalam bentukpecahan. Contoh
dari data untuk variabel ini adalah jumlah benar atau salahdalam suatu tes, skor nilai, ranking,
tinggi badan, berat badan, panjang, jarakdll. Data tersebut dapat berubah-ubah atau bervariasi.
4.
Penyajian data merupakan cara yang digunakan untuk meringkas menata, mengatur atau
mengorganisir data sehingga data mudah untuk dimengerti oleh pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data tersebut.
Secara umum ada dua cara untuk menyajikan data yaitu dengan tabel dan grafik. Kedua cara
ini saling berkaitan, karena pada dasarnya sebelum dibuat grafik terlebih dahulu harus dibuat
tabelnya. Dari dua cara ini penyajian data dengan grafik merupakan penyajian data yang lebih
komunikatif karena dalam waktu yang singkat seseorang akan dapat dengan mudah memperoleh
gambaran dan kesimpulan suatu keadaan.
a. Penyajian Data Dengan Tabel
Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang tersusun berdasarkan kategori-
kategori atau karakteristik-karakteristik tertentu sehingga memudahkan untuk dianalisis.
Data yang disajikan dalam tabel bisa berupa data cross section atau data time series.
Secara umum penyusunan tabel memerlukan identitas judul tabel, judul baris, judul
kolom, badan tabel catatan dan sumber data. Penyajian data dengan tabel bisa berbentuk
tabel satu arah, dua arah dan tiga arah.
Contoh : Tabel Satu Arah
Tabel satu arah adalah tabel yang hanya terdiri dari satu
karakteristik atau kategori. Misalnya :
1. Jumlah penjualan menurut jenis barang.
2. Jumlah penganguran menurut daerah.
3. Jumlah modal asing menurut sektor ekonomi.
Berdasarkan Jenis barang agar supaya bisa diketahui jenis
barang mana yang menunjukan tren naik, dan mana yang menurun.
b. Penyajian Data Dengan Grafik
Selain menyajikan data dengan menggunakan tabel, kita dapat juga menyajikan
data dengan menggunakan gambar-gambar atau grafik. Banyak sekali jenis tampilan data
dalam bentuk grafik tetapi pada bagian ini hanya ditampilkan grafik-grafik yang umum di
jumpai seperti : Grafik garis (Line Chart), Grafik balok/batang (Bar Chart), Grafik
Lingkaran (Pie Chart), dan Pictogram.
Contoh : Grafik garis
Grafik garis secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu
single line chart yang terdiri dari satu garis saja dan multiple line
chart yang terdiri dari beberapa garis. Garfik garis baik yang
tunggal maupun yang terdiri dari beberapa garis sangat berguna
untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan. Umumnya
grafik ini digunakan untuk data yang berbentuk time series yang
sekaligus bisa dilihat trend-nya.

5.
Tendensi sentral adalah pengukuran statistik untuk menentukan skor tunggal yang
menetapkan pusat dari distribusi. Tujuan tendensi sentral adalah untuk menemukan skor single
yang paling khusus atau paling representatif dalam kelompok (Gravetter & Wallnau, 2007).
Tiga metode dalam pengukuran tendensi sentral yakni: mean, median, modus. Mean
biasanya diketahui sebagai ilmu hitung rata-rata. Rata-rata untuk populasi diidentifikasi dalam
huruf yunani yakni μ (mew), dan rata-rata untuk sampel adalah “M atau x ( x-bar) ”. Pengukuran
tendensi sentral yang kedua yakni median, yakni skor yang membagi distribusi menjadi dua.
Median sama dengan persentil ke-50. Ukuran tendensi sentral yang ketiga yakni modus (mode),
modus adalah skor atau kategori yang paling besar dari frekuensi. Kata mode/modus berarti
”gaya yang paling populer”, definisi statistik modus adalah skor yang paling sering terlihat
dalam kelompok data/ skor yang paling sering muncul.
Contoh :
1) Mean
Berikut ini adalah skor tes prestasi 10 tenaga sales PT. Probo :
70 56 66 94 48 82 80 70 76 50
Rata – rata skor tes tersebut adalah :
N = 10
2) Median
Berikut ini adalah skor tes prestasi 10 karyawan PT probo
78 56 66 94 48 82 80 70 76
Median skor tes 9 karyawan tersebut ditentukan dengan cara :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Urut :
Nilai 48 56 66 70 76 78 80 82 94
9+1
Letak Median ¿ =5
2
jadi letak median pada urutan data ke 5
3) Modus
Berikut ini skor tes prestasi PT Probo :
70 56 66 70 48 82 80 70 76 70
frekuensi terbesar adalah 70 yaitu ada 3 orang
jadi modus skor prestasi karyawan PT. Probo : 70
Berikut adalah data sampel tentang nilai sewa bulanan untuk satu kamar apartemen ($).
Berikut adalah data yang berasal dari 70 apartemen di suatu kota tertentu:

Rata-rata Hitung (Mean) =

Median = Karena banyaknya data genap (70), maka median


merupakan mean nilai ke-35 dan ke-36, yaitu :
(475 + 475)/2 = 475
Modus = 450 (muncul sebanyak 7 kali)

6.
Ukuran letak merupakan ukuran untuk melihat dimana letak salah satu data dari
sekumpulan banyak data yang ada. Yang termasuk ukuran ukuran letak antara lain adalah
kuartil(Q), desil(D) dan persentil(P). Dalam menentukan ke-3 nya yang harus diingat adalah
mengurutkan distribusi data dari yang terkecil sampai terbesar.
a. Kuartil
Kuartil adalah nilai-nilai tertentu yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi
frekuensi menjadi empat bagian yang sama, yaitu masing-masing 25%, dimana titik-titik
pembaginya yaitu Q1, Q2 dan Q3 disebut nilai kuartil ke-i.
Perhatikan ilustrasi berikut :
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dikatakan bahwa:
 Quartil pertama (Q1/Quartil Bawah) ialah nilai dalam distibusi yang membatasi 25%
frekuensi di bagian bawah distribusi.
 Quartil kedua (Q2/Quartil Tengah)ialah nilai dalam distribusi yang membatasi 50%
frekuensi di bagian atas dan 50% di bawahnya/ tengah-tengah
 Quartil ketiga (Q3/Quartil Atas) ialah nilai dalam distribusi yang membatasi 75%
frekuensi di bagian bawah.
Contoh :
Menentukan Kuartil Data Tak Berkelompok, Menentukan kuartil untuk data tak berkelompok
yaitu dengan cara mencari kuartil ke-i (Qi) dengan rumus:
Dimana :
Qi = Kuartil ke-i
i = 1,2 dan 3
n = Banyak nya data (dimana n>4)
b. Desil
Desil adalah nilai-nilai yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi menjadi 10
(sepuluh) bagian yang sama besarnya, yaitu masing-masing 10%. Sedangkan titik-titik
pembaginya ialah nilai-nilai desil sebanyak 9 (sembilan) buah nilai yang disimbol kan dengan
D1, D2, D3 sampai dengan D9.

Contoh : Menentukan Desil Data Tak Berkelompok =


Dimana :
Di = Desil ke-i
i = 1,2,3, sampai dengan 9.
n = Banyak nya data (dimana n>10)

c. Persentil
Persentil adalah nilai-nilai yang membagi serangkaian data atau suatu distribusi menjadi
100 (seratus) bagian yang sama besarnya, yaitu masing-masing sebesar 1%. Sedangkan titik-titik
pembaginya ialah nilai-nilai persentil sebanyak 99 (sembilan puluh sembilan) buah nilai yang
disimbolkan dengan P1,P2,P3 sampai dengan P99.

Contoh : Menentukan Persentil Data Tak Berkelompok


Untuk menentukan persentil untuk data belum atau tak berkelompok yaitu dengan cara mencari
persentil ke-i (Pi) dengan rumus:
Dimana :
Pi = Persentil ke-i
i = 1,2,3, sampai dengan 99.
n = Banyak nya data (dimana n>100)

Anda mungkin juga menyukai