PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu indikator dalam derajat
suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan selama masa kehamilan, sehingga
ini menjadi masalah besar di Indonesia. Menurut Survey Data Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per 100.000 jumlah
kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Bali
tahun 2015 AKI di wilayah Provinsi Bali sebesar 83,41 per 100.000 kelahiran hidup
oleh beberapa faktor yaitu perdarahan, pre-eklampsia, dan infeksi. Selain itu,
penyebab kematian ibu secara tidak langsung antara lain gangguan pada kehamilan
seperti kurang energi protein (KEP), kurang energi kronis (KEK), dan anemia
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKI adalah
meningkatkan metabolisme energi dan zat gizi pada masa kehamilan. Hal ini sangat
mengalami kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat
kualitas kehidupan berikutnya. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Jika status gizi sebelum
1
2
dan selama hamil normal maka kemungkinan besar ibu akan melahirkan bayi yang
timbulnya gangguan kesehatan pada ibu (Depkes RI, 1995b). KEK merupakan
gambaran status gizi ibu dimasa lalu, kekurangan gizi kronis pada anak-anak baik
disertai sakit yang berulang, akan menyebabkan bentuk tubuh yang stunting atau
kurus pada saat dewasa. Ibu yang memiliki postur tubuh seperti ini berisiko
mengalami gangguan pada masa kehamilan dan melahirkan bayi berat badan lahir
Salah satu penilaian status gizi dapat dilakukan dengan penilaian secara
sangat erat berhubungan dengan status gizi. Indikator yang sering digunakan
khusunya untuk penentuan status gizi ibu hamil di pelayanan dasar adalah lingkar
digunakan untuk mengukur risiko KEK pada wanita usia subur (WUS) yang meliputi
remaja, ibu hamil, ibu menyusui, dan pasangan usia subur (PUS). Sedangkan ambang
batas LILA pada WUS dengan risiko KEK adalah 23,5 cm dan apabila kurang dari
ketidaktersediaan pangan secara musiman atau secara kronis di tingkat rumah tangga,
distribusi di dalam rumah yang tidak proporsional dan beratnya beban kerja ibu
hamil. Selain itu, beberapa hal penting berkaitan dengan status gizi seorang ibu
3
adalah kehamilan pada ibu berusia muda (kurang dari 20 tahun), kehamilan dengan
jarak yang pendek dengan kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun), kehamilan
yang terlalu sering, serta kehamilan, serta kehamilan pada usia terlalu tua (lebih dari
Berdasarkan Riskesdas Nasional tahun 2013, kejadian KEK wanita umur 15-
Provinsi Bali tahun 2007 kejadian KEK pada wanita umur 15-45 tahun sebesar 8,6%
(Depkes RI, 2009), sedangkan berdasarkan Riskesdas Provinsi Bali tahun 2013
kejadian KEK pada wanita umur 15-45 tahun mengalami peningkatan sebesar 10,1%
pada ibu hamil di Indonesia dapat disimpulkan bahwa analisis karakteristik daerah,
rumah tangga, ibu hamil, pola penyakit dan pengalaman rawat jalan menunjukkan
hampir semua variabel yang diuji memberikan hasil perbedaan signifikan tentang
risiko KEK pada ibu hamil. Dari penelitian Ramaniar, dkk (2013) menunjukkan
bahwa pengetahuan, pola makan, makanan pantangan dan status anemia merupakan
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Dari
penelitian oleh Sari, N. P. dkk (2013) mengenai gambaran karakteristik ibu hamil
dengan tingkat pendidikan tamat SMA dan mempunyai status ekonomi yang tinggi .
Berdasarkan data laporan tahunan dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun
2015 bahwa kejadian KEK pada ibu hamil di Kota Denpasar sejumlah 495 ibu hamil
dengan kejadian paling tinggi berada di Kecamatan Denpasar Selatan sejumlah 217
ibu hamil menderita KEK. Dari 4 Puskesmas yang terdapat di Kecamatan Denpasar
4
Selatan, kejadian KEK pada ibu hamil tertinggi di Puskesmas I Denpasar Selatan
adalah sejumlah 103. Dimana hasil kunjungan pertama berjumlah 143 ibu hamil di
Puskesmas tersebut, jadi presentase kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas I
Denpasar Selatan tahun 2015 sejumlah 72,02% Dengan adanya hal tersebut maka
peniliti ingin menggali lebih dalam faktor apa saja yang berhubungan dengan
kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas I Denpasar Selatan tahun 2015.
Terjadi peningkatan kejadian KEK pada ibu hamil di Provinsi Bali pada tahun
2007 ke tahun 2013 sebesar 1,5%. Dimana kejadian KEK pada ibu hamil di Kota
Denpasar pada tahun 2015 sebanyak 495 ibu hamil, yang paling tinggi berada di
Kecamatan Denpasar Selatan sebanyak 217 ibu hamil. Dari 4 Puskesmas yang
I Denpasar Selatan sebanyak 103 ibu hamil yang berkunjung pada tahun 2015.
1. Bagaimana hubungan antara usia ibu dengan kejadian KEK pada ibu hamil di
2. Bagaimana hubungan antara paritas dengan dengan kejadian KEK pada ibu
4. Bagaimana hubungan antara status anemia dengan kejadian KEK pada ibu
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas I Denpasar Selatan
tahun 2015.
1. Untuk mengetahui hubungan antara usia ibu dengan kejadian KEK pada ibu
4. Untuk mengetahui hubungan antara status anemia dengan kejadian KEK pada
berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas I Denpasar Selatan
tahun 2015.
1. Hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi kajian tentang faktor yang
berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil dan sebagai bahan
dan intervensi yang tepat tentang upaya peningkatan status kesehatan ibu
dan anak
Ruang lingkup penelitian ini adalah bidang Kesehatan Ibu dan Anak yaitu
khususnya mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu
hamil di Puskesmas I Denpasar Selatan. Sasaran dari penelitian ini adalah ibu hamil