Anda di halaman 1dari 13

35

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan

pendekatan cross sectional yaitu dilakukan pengumpulan data dan pengukuran

variabel bebas (independen) dan variabel tergantung (dependen) hanya satu kali

dalam waktu bersamaan (Sastroasmoro, dkk, 2013). Rancangan penelitian Cross

Sectional dipilih dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian keputihan pada siswi MTsN Batang Toru Kabupaten Tapanuli

Selatan tahun 2017.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di MTsN Batang Toru Kabupaten Tapanuli

Selatan. Penelitian ini akan dilakukan mulai dari Maret sampai November tahun

2017.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas VII sebesar 130 orang

dan kelas VIII sebanyak 129 orang, keseluruhan populasi adalah 259 orang siswi

MTsN Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.


36

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2015). Sampel dalam penelitian ini yaitu siswi kelas

VII dan kelas VIII yang terdaftar aktif di MTsN Batang Toru Kabupaten Tapanuli

Selatan yang besarnya diambil dengan menggunakan rumus besar sampel untuk uji

hipotesis satu proporsi dari Lemeshow (1997) sebagai berikut:


2
{Z( 1−α /2 ) √ Po(1−Po)+Z (1−β ) √ Pa ( 1−Pa ) }
n= ( Pa−Po )2

Keterangan :

n = Besar sampel minimal

Z(1-α/2) = Nilai deviasi standart pada α 5% = 1,96

Z(1-β) = Nilai deviasi standart pada β 20% = 0,842

P0 = Proporsi kejadian keputihan patologis berdasarkan penelitian

Mariza pada siswi SMPN di wilayah Kecamatan Teluk Betung

Barat Kota Bandar lampung tahun 2014: 72,7% (0,727)

Pa = Perkiraan proporsi remaja putri mengalami keputihan sebesar

58% (0,58)

Pa - P0 = Selisih proporsi sebesar 0,147 (ditetapkan peneliti)


37

Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh besar sampel sebagai

berikut :
2
{Z( 1−α /2 ) √ Po(1−Po)+Z (1−β ) √ Pa ( 1−Pa ) }
n= ( Pa−Po )2

n = ¿¿¿

(0,8732+0,4156)2
n=
0,0216

1,6610
n=
0,0216

n = 76,90 ≈ 77 orang

Dari perhitungan di atas diperoleh besar sampel minimal yaitu 77 orang

siswi. Selanjutnya untuk menentukan besar sampel di setiap kelas VII dan kelas VIII

diperoleh dengan cara sebagai berikut :

a. Kelas VII, jumlah siswi 130 orang

Nh 130
nh= x n →nh= x 77
N 259

nh=39 orang

b. Kelas VIII, jumlah siswi 129 orang

Nh 129
nh= x n →nh= x 77
N 259

nh=38 orang

Tabel 3.1 Besar Sampel di Setiap Kelas


38

Jumlah Besar
No Kelas Perhitungan
Populasi Sampel
1 Kelas VII-1 19 19 : 130 x 39 6

2 Kelas VII-2 26 26 : 130 x 39 8

3 Kelas VII-3 23 23 : 130 x 39 7

4 Kelas VII-4 20 20 : 130 x 39 6

5 Kelas VII-5 20 20 : 130 x 39 6

6 Kelas VII-6 22 22 : 130 x 39 6

7 Kelas VIII-1 20 20 : 129 x 38 6

8 Kelas VIII-2 23 23 : 129 x 38 7

9 Kelas VIII-3 20 20 : 129 x 38 6

10 Kelas VIII-4 18 18 : 129 x 38 5

11 Kelas VIII-5 24 24 : 129 x 38 7

12 Kelas VIII-6 24 24 : 129 x 38 7

Total 259 77

Penarikan sampel di setiap kelas diambil secara acak sederhana (simple

random sampling) yang diperoleh dari daftar hadir siswa (dengan terlebih dahulu

mengeluarkan daftar nama-nama siswa yang berjenis kelamin laki-laki) sebagai

kerangka sampel dengan menggunakan random number (angka acak) dimana setiap

unit populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel

(Notoatmodjo, 2012). Misalnya pada kelas VII-1, jumlah siswi 19 orang sedangkan

sampel yang dibutuhkan mewakili dari kelas VII-1 sebanyak 6 orang, untuk

memperoleh 6 angka acak yang dibutuhkan dari 19 yang tersedia dapat menggunakan

aplikasi Random Sample Generator (penghasil angka acak), misalnya angka acak
39

yang muncul untuk mewakili kelas VII-1 adalah siswi yang bernomor urut 1, 5, 12,

15, 16 dan 19. Demikian selanjutnya sampai memenuhi besar sampel 77 orang siswi

dari 12 kelas.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

- Bersedia menjadi responden

- Siswi kelas VII dan VIII

b. Kriteria Ekslusi

- Siswi kelas IX

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung kepada

siswi menggunakan angket berupa kuesioner yang telah disiapkan untuk menunjang

informasi identitas, pengetahuan, upaya menjaga kebersihan vagina, penggunaan

sabun pembersih vagina dan penggunaan pantyliner serta kejadian keputihan pada

responden.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperlukan diperoleh dari kantor Tata Usaha di MTsN

Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu data jumlah seluruh siswa dan jumlah

kelas pada tahun 2017.

3.4.3. Instrumen Penelitian


40

Pada instrumen penelitian akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang

bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat mengukur dan

menunjukkan sejauh mana kuesioner dapat dipercaya atau dapat diandalkan dalam

suatu penelitian.

3.4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik perlu dilakukan uji

validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas diperlukan digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner sehingga mampu menghasilkan data yang akurat.

Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Machfoed, 2015).

Uji validitas suatu instrumen (kuesioner) yang dilakukan dengan mengukur

korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada analisis korelasi

dengan melihat nilai correlation corrected item. Validnya suatu kuesioner jika nilai

rhitung > rtabel maka dinyatakan valid dan sebaliknya. Pada taraf signifikan 95% untuk

besar sampel 30 orang dimana nilai rtabel 0,361.

Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat menunjukan ketepatan dan dapat dipercaya dengan metode

Cronbach’s Alpha. Metode ini untuk menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali

pengukuran. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai rhitung > rtabel dimana nilai rtabel

0,60 (Notoatmodjo, 2015).


41

Uji coba kuesioner akan dilakukan pada 30 responden yaitu pada siswi MTs

Nahdlatul Ulama Batang Toru. Adapun pemilihan lokasi tersebut dengan

pertimbangan memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel

Variabel independen/bebas dalam penelitian adalah pengetahuan, menjaga

kebersihan vagina, penggunaan pembersih vagina dan penggunaan pantyliner

sedangkan variabel dependen/terikatnya adalah kejadian keputihan.

3.5.2. Definisi Operasional

Dari kerangka konsep penelitian, maka definisi operasional dari variabel-

variabel penelitian ini adalah:

1. Pengetahuan tentang keputihan adalah segala sesuatu yang diketahui dan

diyakini oleh responden terkait dengan kejadian keputihan.

2. Menjaga kebersihan vagina adalah melakukan kegiatan yang dapat

mempertahankan agar organ kewanitaan tetap bersih, normal, sehat dan

terhindar dari kemungkinan adanya penyakit.

3. Sabun Pembersih Vagina adalah bahan dari hasil reaksi kimia yang

digunakan untuk mencuci dan membersihkan daerah kemaluan yang bekerja

dengan bantuan air.

4. Pantyliner adalah salah satu jenis pembalut wanita yang digunakan pada saat

diluar periode menstruasi untuk menyerap cairan vagina dan keringat.


42

5. Keputihan adalah cairan bukan darah yang keluar di luar biasanya dari liang

vagina yang disertai adanya rasa gatal setempat, berbau, berwarna

kekuningan/kehijauan atau disertai rasa panas di vagina.

3.6. Metode Pengukuran Data

3.6.1. Variabel Dependen

a. Keputihan

Keputihan adalah cairan bukan darah yang keluar dari liang vagina yang

disertai adanya rasa gatal, berbau, berwarna kekuningan atau disertai rasa panas.

Pada penelitian ini dalam kuesioner ada pertanyaan mengalami keputihan

dengan alternatif jawaban terbagi 2 kategori dengan skala ukur nominal, yaitu :

1. Ya : Apabila responden mengalami keputihan disertai adanya rasa

gatal setempat, berbau, berwarna kekuningan/kehijauan atau

disertai rasa panas di vagina.

2. Tidak : Apabila responden tidak mengalami keputihan, atau

mengalami keputihan tetapi tidak disertai adanya rasa gatal

setempat, berbau, berwarna kekuningan/kehijauan atau

disertai rasa panas di vagina.

3.6.2. Variabel Independen

a. Pengetahuan

Variabel pengetahuan diukur dengan memberikan pertanyaan tertutup

tentang keputihan pada responden sebanyak 20 pertanyaaan di dalam kuesioner

pengetahuan di item 1 sampai 2018.


43

Tabel 3.1 Tabel Skor Pengetahuan

Nilai Pengetahuan
1 Benar
0 Salah
Pengetahuan responden dinilai berdasarkan hasil yang diperoleh dari

menjawab kuesioner pengetahuan berjumlah 20 soal pilihan berganda. Setiap

jawaban responden yang benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0,

kemudian dijumlahkan untuk memperoleh nilai total setiap responden (Suprapto,

2001).

Menurut Machfoed (2015) berdasarkan jumlah skor yang diperoleh maka

pengetahuan responden dapat dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 3.2 Tabel Pengukuran Kategori Pengetahuan

Pengetahuan Skor Nilai (%) Jumlah Soal yang Benar


Baik 76-100 16 – 20
Cukup 56-75 12 – 15
Kurang ≤ 55 0 – 11
b. Menjaga Kebersihan Vagina

Menurut Hidayat (2010), cara pengukuran variabel menjaga kebersihan

vagina ini dipilih menggunakan skala likert dengan menggunakan 4 alternatif

jawaban yaitu Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan Tidak Pernah. Dimana pernyataan

ini terdiri dari pernyataan positif nomor (1, 2, 3, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13 dan 14) dan

negatif nomor (4, 7, 8 dan 15) dengan penilaian sebagai berikut :

1. Untuk pernyataan positif (favorable) diberi skor :

Nilai 4 : Selalu
44

Nilai 3 : Sering

Nilai 2 : Kadang-kadang

Nilai 1 : Tidak Pernah

2. Untuk pernyataan negatif (Unfavorable) diberi skor :

Nilai 1 : Selalu

Nilai 2 : Sering

Nilai 3 : Kadang-kadang

Nilai 4 : Tidak Pernah

Berdasarkan indikator 15 pernyataan pengukuran mengenai tindakan

menjaga kebersihan vagina, maka dari jumlah skor yang diperoleh responden dapat

dikategorikan sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tabel Pengukuran Skor Menjaga Kebersihan Vagina

Tindakan Skor Nilai (%) Jumlah Nilai Menjaga Kebersihan Vagina


Baik 76- 100 46-60
Cukup Baik 50-75 30-45
Kurang Baik < 50 15-29

c. Penggunaan Sabun Pembersih Vagina

Pada penelitian ini dalam kuesioner ada pertanyaan tentang penggunaan

sabun pembersih vagina dengan alternatif jawaban terbagi 2 kategori dengan skala

ukur nominal, yaitu :

1. Ya : Apabila responden menggunakan sabun pembersih vagina

2. Tidak : Apabila responden tidak menggunakan sabun pembersih vagina

d. Penggunaan Pantyliner
45

Pada penelitian ini dalam kuesioner ada pertanyaan tentang penggunaan

pantyliner dengan alternatif jawaban terbagi 2 kategori dengan skala ukur nominal,

yaitu :

1. Ya : Apabila responden menggunakan pantyliner

2. Tidak : Apabila responden tidak menggunakan pantyliner

3.7. Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul diolah secara manual dan komputerisasi untuk

mengubah data menjadi informasi. Adapun tahapan dalam pengolahan data dimulai

dari:

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atau

pertanyaan. Apabila terdapat jawab yang belum lengkap atau terdapat kesalahan

dalam mengisi maka harus dilengkapi dengan wawancara kembali terhadap

responden.

b. Coding (pemberian kode)

Data yang sudah dikumpul dan dikoreksi kebenaran serta kelengkapannya,

kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan

menggunakan komputer.

c. Entry

Data yang telah terkumpul dan tersusun secara tepat dimasukkan ke program

komputer untuk dianalisis.


46

d. Cleaning data

Pemeriksaan kembali semua data yang telah dimasukkan ke dalam progam

komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan data.

e. Tabulating

Untuk mempermudah pengolahan data serta pengambilan kesimpulan dilakukan

penyusunan data ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis.

3.8. Metode Analisis Data

Dalam analisa data penelitian menggunakan analisa univariat, bivariat, dan

multivariat. Hasil dari penelitian nantinya akan digunakan sebagai tolak ukur

pembahasan dan kesimpulan.

3.8.1. Analisis Univariat

Analisis data yang peneliti gunakan adalah analisa univariat, untuk

mendapatkan gambaran distribusi responden yaitu dengan cara membuat tabel

distribusi frekuensi. Berdasarkan tabel tersebut variabel-variabel yang diteliti

kemudian dianalisa secara deskriftif. Dengan menguraikan secara rinci pada tiap-tiap

variabel hasil penelitian untuk mengetahui hasil yang nantinya akan digunakan

sebagai tolak ukur pembahasan dan kesimpulan.

3.8.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen


47

(pengetahuan, menjaga kebersihan vagina, penggunaan sabun pembersih vagina dan

penggunaan pantyliner) dan variabel dependent (kejadian keputihan), dengan

menggunakan uji chi-square untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan

antara variabel bebas dengan variabel terikat pada batas kemaknaan perhitungan

statistik p-value (0,05). Apabila hasil perhitungan menunjukan nilai p < p-value

(0,05) maka hipotes diterima yang artinya kedua variabel secara statistik mempunyai

hubungan yang signifikan.

3.8.3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor yang paling

dominan antara variabel indenpen (pengetahuan, menjaga kebersihan vagina,

penggunaan sabun pembersih vagina dan penggunaan pantyliner) terhadap

variabel dependen (kejadian keputihan). Penelitian ini menggunakan analisis uji

regresi logistik berganda dengan pemodelan pada tingkat kemaknaan < 0,05 dan

CI (Confidence Interval) dan variabel yang menjadi kandidat model yaitu

memiliki nilai p < 0,25. Selanjutnya untuk mengetahui variabel yang signifikan

dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% (α = 0,05).

Anda mungkin juga menyukai