Oleh:
YAUMIL FAUZIAH
NIM. POO224312099
Disusun Oleh :
YAUMIL FAUZIAH
NIM.P00224312099
Oleh :
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
MENGESAHKAN
TIM PENGUJI
TANDA TANGAN
Ketua :
Anggota I :
Anggota II :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Padangsidimpuan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmatNya
sehingga dapat terselesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “laporan Asuhan
Kebidanan Pada Ny Masa Hamil sampai Masa Nifas di Rumah Bersalin .. Kota
Padangsidimpuan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Padangsidimpuan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena
itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang
telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Ibu Betty Mangkuji,SST,M.Keb. selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun LTA ini.
3. Ibu Hj.Ratni Siregar,SPd,SST,MM. Selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Padangsidimpuan Poltekkes Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan
menyusun LTA ini.
4. Ibu Meidiawaty Siregar SST,M.Kes. selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
5. Ibu Hj.Rosmawaty Hrp SsiT,Msi. selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
6. Bapak H.Irwan Btb Akp,Spd,MM. selaku p pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga LTA ini dapat terselesaikan.
7. Ibu yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penyusunan LTA di
BPS....
8. Ibu dan keluarga responden atas kerjasamanya yang baik.
9. Bapak, Ibu, kakak dan adikku atas cinta,dukungan dan doa yang selalu diberikan
sehingga LTA ini selesai pada waktunya.
Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan.
YAUMIL FAUZIAH
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Halaman Pengesahan............................................................................................... ii
Kata Pengantar......................................................................................................... iii
Abstark...................................................................................................................... iv
Daftar Isi................................................................................................................... v
Daftar Tabel.............................................................................................................. vi
Daftar Gambar.........................................................................................................vii
Daftar Lampiran......................................................................................................vii
Daftar singkatan....................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1............................................................................................................La
tar belakang.......................................................................................................... 1
1.2............................................................................................................Id
entifikasi masalah................................................................................................. 3
1.3............................................................................................................Tu
juan....................................................................................................................... 4
1.4............................................................................................................M
anfaat.................................................................................................................... 5
DAFTAR TABEL
Halaman :
Tabel 2.1 Kebutuhan gizi pada bayi ...............................................................
Tabel 2.2 Kebutuhan gizi pada balita..............................................................
Tabel 4.4 Pengaruh status gizi terhadap perkembangan bicara.....................
DAFTAR GAMBAR
Halaman :
Gambar 2.1 Mekanisme fakto-faktor sosial ekonomi yang
mempengaruhi pertumbuhan anak..................................................
Gambar 2.2 Kerangka konsep............................................................................
Gambar 3.1 Kerangka operasional....................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman :
Lampiran 1 Ijin...........................................................................
Lampiran 2 Lembar Permintaan Menjadi Subyek....................
Lampiran 3 Informed Consent...................................................
Lampiran 4 Kuesioner................................................................
Lampiran 5 Tabulasi Hasil.........................................................
Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas Data......................................
Lampiran 7 Hasil Uji Independent Sample t-Test....................
DAFTAR SINGKATAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmatNya
sehingga dapat terselesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “laporan Asuhan
Kebidanan Pada Ny Masa Hamil sampai Masa Nifas di Rumah Bersalin .. Kota
Padangsidimpuan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Padangsidimpuan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena
itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
10.Dra. Ida Nurhayati, M.Kes. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang
telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
11.Ibu Betty Mangkuji,SST,M.Keb. selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun LTA ini.
12.Ibu Hj.Ratni Siregar,SPd,SST,MM. Selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Padangsidimpuan Poltekkes Kemenkes RI Medan yang telah memberikan
kesempatan menyusun LTA ini.
13.Ibu Meidiawaty Siregar SST,M.Kes. selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
14.Ibu Hj.Rosmawaty Hrp SsiT,Msi. selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
15.Bapak H.Irwan Btb Akp,Spd,MM. selaku p pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga LTA ini dapat terselesaikan.
16.Ibu yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penyusunan LTA di
BPS....
17.Ibu dan keluarga responden atas kerjasamanya yang baik.
18.Bapak, Ibu, kakak dan adikku atas cinta,dukungan dan doa yang selalu diberikan
sehingga LTA ini selesai pada waktunya.
Rekan seangkatan dan pihak-pihak yang terkait dan banyak membantu dalam ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan.
YAUMIL FAUZIAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian ibu merupakan salah satu target yang telah ditentukan
dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang ke-5
yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun
2015 adalah mengurangi sampai ¾ risiko jumlah kematian ibu. Untuk mencapai
target MDGs tersebut, Pemerintah Indonesia harus mampu menekan angka
kematian ibu pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 KH (Depkes RI 2009, h.1).
Menurut Kementrian Kesehatan RI, untuk mencapai terget MDGs pemerintah
Indonesia harus mampu menekan angka kematian ibu sebanyak 7.187 dari seluruh
kematian yang terjadi (Depkes RI, 2010).
Kegiatan pokok pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh bidan dalam
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi adalah memberikan
pelayanan asuhan kebidanan antenatal care, pertolongan persalinan, deteksi dini
faktor resiko kehamilan dan peningkatan pelayanan pada neonatal, agar
berlangsung dengan baik karena erat kaitannya dengan kehidupan ibu maupun
bayi. Resiko bersifat dinamis karena ibu yang pada mulanya normal secara tiba-
tiba dapat menjadi resiko yang dapat menyebabkan kematian (Nadia, 2013
Menurut hasil penelitian Nadia (2013) salah satu upaya yang mempunyai dampak
relatif cepat terhadap penurunan Angka Kematian Ibu adalah dengan pelaksanaan
pelayanan asuhan kebidanan berkualitas yang dekat dengaan masyarakat dan di
dukung dengan peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan rujukan. Sebanyak
47% ibu yang menerima pelayanan asuhan kebidanan, berbagai jenis asuhan
pelayanan yang diberikan yaitu asuhan pelayanan kontrasepsi, asuhan pelayanan
pada ibu hamil dan bersalin, nifas, bayi baru lahir. Dari 47% ibu tersebut, 96% ibu
dan bayi sehat dalam melalui masa kehamilan sampai selesai masa nifas.
Sedangkan 53% ibu yang tidak mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan di
wilayah kerja puskesmas peneliti, 69% diantaranya mengalami kematian yang
disebabkan berbagai faktor, seperti abortus, perdarahan, infeksi, eklamsi dan
faktor lainnya.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan
masalahnya adalah :
1. Tujuan umum
Untuk memberikan asuhan kebidanan secara continuity care dari masa
kehamilan 37 minggu, persalinan, nifas, bayi baru lahir sampai KB
yang didokumentasikan melalui manajemen kebidanan dalam bentuk
SOAP Pada Ny.L di Bidan Praktek Mandiri Sakrohani Harahap
Am.keb
2. Tujuan khusus
1. Manfaat LTA
1.4.1Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak
bidan praktek mandiri dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan dan
menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dan dapat di jadikan sebagai
pengetahuan sehingga kedepannya nanti dapat di terapkan untuk meningkatkan
keterampilan dalam mempersiapkan diri sebagai bidan yang terampil di masa depan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau
9 bulan menurut kalender internasional . (prawirohardjo,2010:213).
Masa kehamilan di mulai dari konsepsi di mulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin,lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) di
hitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin,2006: 90).
1.Tanda seperti ini muncul 1 hingga 2 minggu sesudah konsepsi atau pembuahan.
Dua minggu sesudah konsepsi, payudara wanita hamil mengalami perubahan
sebagai persiapan produksi ASI karena dipengaruhi hormon estrogen dan
progesteron.
2. Mual pagi hari (morning sickness) Pada umumnya terjadi saat triwulan pertama.
Meskipun dinamakan morning sickness, tetapi mual serta muntah bisa terjadi
kapan saja selama masa hamil. Mual dan muntah disebabkan adanya perubahan
hormonal yang memicu bagian otak pengontrol mual serta muntah. Gejala seperti
ini dialami 75% wanita hamil.
3. udah lelah, lemas, pusing, dan pingsan gejala hamil tersebut disebabkan
pelebaran pembuluh darah saat hamil atau rendahnya kadar gula darah.
4. Sakit kepala
Gejala ini terjadi akibat peningkatan pada hormon progesteron menyebabkan kontraksi
pada usus lebih pelan serta makanan menjadi lambat saat melalui saluran pencernaan.
7. Bercak pendarahan
Terjadi pada saat telur sudah dibuahi dan berimplantasi (melekat) pada dinding rahim
antara 10 sampai dengan 14 hari sesudah pembuahan. Perdarahan pada umumnya
sedikit, dengan bercak bulat, warnanya lebih cerah dibanding darah haid, serta tidak
berlangsung lama.
PERUBAHAN FISIOLOGIS SELAMA KEHAMILAN
a. Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiper plasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram saat akhir
kehamilan. Dinding lebih tipis (dinding korpus uteri 1.5 cm/kurang). Perubahan pada
isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak.
b. Serviks
Perubahan warna dan konsistensi
c. Vagina dan vulva
Organ vagina dan vulva mengalami peningkatan sirkulasi darah karena pengaruh
esterogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru biruan. Perlunakan jaringan ikat
d. Ovarium
Ovulasi tidak terjadi. Terjadinya kehamilan indung telur yang mengandung korpus
luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada usia 16 minggu
e. Payudara
Nyeri, payudara bertambah besar karena hipertrofi alveoli mamae. Hiperpigmentasi
areola
a. GFR (glomerulus filtasi rate) dan aliran plasma ginjal meningkat.
b. Konsentrasi kreatinin dan urea plasma menurun
c. Glukosuria sehingga GFR turun dapat menimbulkan infeksi
Pengaruh desakan hamil muda atau pembesaran rahim seiring bertambahnya usia
kehamilan menekan kandung kemih dan turunnya kepala bayi pada hamil tua akan
menyababkan gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
a. TRIMESTER I
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode
ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal
dialami saat hamil.Namun, trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita
menelusur ke dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.
Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening dan pasca-
quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah,
yang menjadi dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamannya
pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri,
yang berbeda dari ibunya.
Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang akan mengenali
Anda sedang hamil .Sebagian besar wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua,
kurang labih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual
mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua relatif
terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut wanita belum menjadi
masalah besar, lubrikasi vagina semakin banyak pada masa ini, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi
pada wanita tersebut mereda
Selain itu tanda – tanda lain adalah :
1. Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima kehamilannya.
2. Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi sebagai seseorang
di luar dirinya.
3. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.
4. Libido dan gairah seks meningkat.
5. Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar
sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan
lagi
6. Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan
sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih
bersemangat
7. Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester
ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali.
Leopold 1 : Untuk Mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang berada pada
bagian fundus.
Leopold 4 : Untuk menentukan apakah bagian bawah janin sudah masuk panggul
atau belum.
Dikenal dengan gerakan 10,yang artinya dalam waktu 12 jam normal gerakan
janin minimal 10 kali.(Kusmiyawati,Perawatan ibu hamil 2009 ,Hal 145-146)
A. Kebutuhan Gizi
Seperti halnya dalam pembahasan manapun, asupan gizi selalu menjadi poin
utama dalam kebutuhan ibu hamil. Sebab dengan asupan gizi yang cukup akan
membantu kelancaran perkembangan kondisi janin dalam kandungan. Lalu gizi apa
sajakah yang harus terpenuhi? Kami akan menjelaskan beberapa gizi yang setidaknya
harus dipenuhi seperti Asam Folat, Dua Asam Lemak, Iron/Zat Besi dan juga Kalsium
dibawah ini.
1.Asam Folat.
Gizi yang pertama ialah Asam Folat yang berperan sebagai pendukung
pembentukan sel syaraf janin. Asam Folat merupakan kelompok vitamin B yang bisa
dapatkan pada makanan seperti sereal asparagus, bayam, bit, hati, kacang merah,
brokoli dan masih banyak lainnya. Dalam sehari setidaknya ibu hamil membutuhkan
gizi ini sekitar 60 gr.
Tentunya semua orang tua menginginkan buah hati yang mempunyai kecerdasan
diatas rata-rata. Dua Asam Lemak bisa menjadi penunjang akan hal itu sebab dua
asam lemak merupakan kelompok asam lemak utama dalam otak yang berkaitan
dengan perkembangan otak janin. Makanan yang mengandung Dua Asam Lemak
diantaranya ikan laut, kuning telur dan susu.
Satu ini berperan sebagai pengangkut oksigen dalam darah. Dan juga Zat Besi
akan membantu dalam pembentukan plasenta. Jika kebutuhan ibu hamil akan Zat
Besi kurang terpenuhi maka akan berakibat pada kelahiran prematur, berat badan
bayi rendah serta anemia. Untuk memenuhi asupan gizi ini bisa mengonsumsi
makanan seperti bayam, kerang, udang, daging, kacang merah dan ati sapi.
Dan gizi yang terakhir adalah Kalsium yang membantu pembentukan tulang dan
gigi si calon bayi. Kalsium juga mampu mencegah terjadinya tulang wanita hamil
keropos disebabkan diambil janin. Kalsium sendiri bisa diperoleh pada susu dan
lainnya.
B. Dukungan Suami
Dalam rumah tangga yang menjadi pilar utama dalam terciptanya kebahagiaan
adalah sang suami dan istri. Tentu mereka berdua harus berkomunikasi dengan baik
sehingga kekurangan dari salah satu pihak bisa terpenuhi/dibantu oleh pihak lain.
Begitu juga dalam masa kehamilan maupun persalinan sang istri, dukungan suami
merupakan sumber dukungan emosional utama sehingga istri mempunyai kesiapan
dalam menghadapi kehamilan dan juga persalinan nantinya. Dan juga bahkan
dukungan suami mampu mempengaruhi produksi ASI. Ada beberapa hal penting
dibawah ini yang diharapkan istri hamil pada sang suami:
C. Dukungan Keluarga
Poin ketiga yang dibutuhkan istri dalam masa kehamilan adalah dukungan dari
keluarga terdekat seperti orang tua, kakak adik maupun famili yang lain. Sebab hal
tersebut akan memberikan dampak positif baik pada kesehatan maupun perasaan istri.
Berikut beberapa bentuk dukungan keluarga yang dibutuhkan ibu hamil:
Nah, itulah beberapa kebutuhan dasar ibu hamil yang harus terpenuhi sehingga ibu
hamil mampu lebih siap dalam kehamilan maupun persalinan nantinya.
a. Pengertian
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai kebijakan dapat dilakukan
standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T (Prawiroharjo, 2002: 88).
TT1
Pada kunjungan antenatal pertama –
TT
1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT
1 tahun setelah TT4 25 tahun seumur hidup 99
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa apabila dalam waktu 3 tahun WUS
tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung dari TN (Tetanus
Neonatorum).(Saifuddin,Abdul bahri 2002)
Bila ditemukan anemia pada ibu hamil, diberikan tablet zat besi 2-3 kali 1
tablet/hari selama 2-3 bulan; dan dilakukan pemantauan Hb (bila masih anemia),
pemeriksa sampel tinja untuk melihat kemungkinan adanya cacing tambang dan
parasit lainnya . Periksa darah tepi terhadap parasit malaria di daerah endemic.
(Depkes RI, 1999).
Pada setiap kali kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet Fe yang cukup,
hindari meminum teh/kopi 1 jam sebelum/sesudah makan karena dapat mengganggu
penyerapan zat besi. Tablet Fe lebih dapat diserap jika disertai dengan mengkonsumsi
vitamin C yang cukup. Jika vitamin C dikonsumsi ibu dalam makanannya tidak
tercukupi berikan tablet vitamin C 250 mg per hari (Depkes RI, 1999).
Pada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus menjelaskan pada klien
dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan jika penyulit terjadi beritahu ibu
suami dan keluarga serta ajak ibu, suami dan keluarga untuk membahas rujukan dan
rencana rujukan. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam
mendukung keselamatan ibu.
1. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada lebih
dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan
yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).
2. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan
mendampingi mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera, baik
siang maupun malam.
3. Siapa orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah
diperlukan.
4. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan
bahan-bahan.
5. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu
tidak di rumah (APN, 2003).
A : Alat, perlengkapan dan bahan diperlukan bila ibu melahirkan sedang dalam
perjalanan.
K : Keluarga, suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu ke tempat
rujukan.
S : Surat, surat mengenai alasan mengapa ibu dirujuk dan kondisi ibu saat ini.
U : Uang, ingatkan keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang
diperlukan selama ibu dan bayi tinggal di fasilitas rujukan (APN, 2003)
2.Persalinan
Konsep Dasar Persalinan
a. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melaui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2000).
Persalian dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepla yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (saifuddin, 2007).
A. Fisiologi Persalinan
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang sebab terjadinya persalinan :
Penuan plasenta telah dimulai sejak usia kehamilan 30-60 minggu sehingga terjadi
penurunan konsentrasi progesteron dan estrogen pada saat hamil, terjadi perubahan
estrogen dan progesteron yang menimbulkan kontraksi Braxton Hicks, yang
selanjutnya bertindak sebagai kontraksi persalinan. Kenyataan menunjukkan bahwa
saat menjelang persalinan, tidak terjadi penurunan konsentrasi progesteron.
b.Teori Oksitosin
MEKANISME PERSALINAN
His adalah salah satu kekuatan pada ibu seperti talah dijelaskan, yang menyebabkan
serviks membuka dan mendoong janin kebawah. Pada presentasi kepala, bila his
sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.
Masuknya kepala melintas pintu atas panggul dapat dalam keadaan sinklitismus,
ialah arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul. Dapat
pula kepala masyk dalam keadaan asinklitismus, yaitu arah sumbu kepla janin miring
dengan pintu atas panggul.
Keadaan asinklitismus anterior lebih menguntungkan daripada mekanisme turunnya
kepla dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di darah posterior adalah
lebih luas dibandingkan dengan ruangan pelvis di daerah anterior.
Akibat sumbu kepala janin yang eksentrik atau tidak simetrus, dengan sumbu lebih
mendekati suboksiput, maka tahanan oleh jaringan di bawahnya terhadap kepala
yang akan menurun, menyebabkan bahwa kepala mengadakan fleksi di dalan rongga
panggul dengan ukuran yang paling kecil, yakni dengan diameter
suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus
(32 cm).
Sampai di dasar panggul kepla janin berada didalam keadaan fleksi maksimal.
Kepala yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang
atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan
intrauterine disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala mengadakan rotasi,
disebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal mengadakan rotasi ubun-ubunkecil
akan berputar ke arah depan, sehingga di dasar panggul ubun-ubun kecil berada di
bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan
gerakan defleksi untuk dapat dilahirka Dengan kekuatan his bersama dengan
kekuatan mengedan, berturut-turut tampak bregma, dahi, muka, dan akhirnya dagu.
Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang disebut putran paksi
luar. Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putran paksi dalam terjadi,
untuk menyesuaikan kedudukan kepla dengan punggung anak.
Didalam rongga panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang
dilaluinya, sehingga didasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan
berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih
dahulu baru bahu belakang. Demikian pula dilahirkan trokenter dengan terlebih
dahulu, baru kemudian trokanter belakang, kemudian bayi lahir seluruhnya
( Prawirohardjo, 2009).
6. PATOGRAF
Patograf dipakai untk memantau kemajuan persalinan dan membantu petugas
kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan partograf dimulai pada
pembukaan 4 cm fase aktif. Partograf sebaiknya dibuat untuk setiap ibu yangbersalin,
tanpa menghiraukan apakah persalinan itu normal atau dengan komplikasi.
Pertograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan, asuhan,
pengenalan penyulit dan informasi untuk membuat keputusan klinik.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air
mengalir.
5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi
oleh air matang (DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.
9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan
DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta
ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyaman.
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang
handuk bersih pada perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain
kering dan bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Setelah itu kita
melakukan perasat stenan (perasat untuk melindungi perineum dngan satu tangan,
dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum dan 4 jari
tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap
melewati introitus dan perineum).
20. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril
kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.
Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari
telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
26. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi
baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lainnya.
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala
bayi.
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
men deteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan
dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari
tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap,
dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri
anterolateral.
45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B
di paha kanan anterolateral.
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan.
50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan
kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila
ibu ingin minum.
56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
2.3 Nifas
1.1. Pengertian
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6-40
hari. Lamanya masa nifas ini yaitu ± 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelahkelahiran yang
meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281)
C. Tujuan Asuhan Nifas
Asuhan nifas bertujuan untuk :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologiknya.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensip, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan
bayi yang sehat.
4.Memberikan pelayanan KB.
5.Mempercepat involusi alat kandung.
6.Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
7.Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan
8. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme(Saifuddin,Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal,2006,Hal 122)
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena
dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi tinggi,
cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan.Ibu yang menyusui harus
memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
1. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup.
3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari
pasca persalinan.
5. Minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin A kepala
bayinya melalui ASI.
2. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan
membimbing ibu post partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu
secepat mungkin untuk berjalan.Sekarang tidak perlu lagi menahan ibu post partum
terlentang di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu post partum
sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.
3. Eliminasi
a. Buang Air Kecil
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc, maka
dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak
menunggu 8 jam untuk kateterisasi.
Berikut ini sebab-sebab terjadinya kesulitan berkemih (retensio urine) pada ibu
postpartum.
1. Berkurangnya tekanan intraabdominal.
2. Otot-otot perut masih lemah.
3. Edema dan uretra.
4. Dinding kandung emih kurang sensitif.
b. Buang Air Besar
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua
postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pemcahar per
oral atau per rektal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB,
maka dilakukan klisma (huknah).
Hal-hal yang biasa dilakukan pada ibu untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
adalah berikut :
1. Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
2. Sarankan ibu untuk kembali pada kegiatan-kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
3. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal :
a. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
b. Memperlambat proses involusi uterus dan mamperbanyak perdarahan
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri
7. Aktivitas Seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakuakan oleh ibu masa nifas harus memenuhi
syarat berikut ini:
1. Secara fisik aman untuk memelai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti dan ibu dapat memasukkan satu-satu dua jarinya kedalam vagina tanpa
rasa nyeri, maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja
ibu siap.
2. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
Setelah persalinan terjadi involusi pada hampir seluruh organ tubuh wanita. Involusi
ini sangat jelas terlihat pada alat-alat kandungan. Sebagai akibat kehamilan di dinding
perut menjadi lembek dan lemas disertai adanya striae gravidarum yang membuat
keindahan tubuh akan sangat terganggu. Oleh karena itu,mereka akan selalu berusaha
untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan dinding perut yang sudah tidak indah
lagi. Cara untuk mengembaliokan betuk tubuh menjadi indah dan langsing seperti
semula adalah dengan melakukan latihan dan senam nifas untuk itu beri penjelasan
pada ibu tentang beberapa hal berikut ini:
1. Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul agar kembali normal, karena
hal ini akan membuat ibu merasa lebih kuat dan ini juga menjadikan otot
perutnya menjadi kuat, sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung:
2. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu.
a.Dengan tidur terlentang dan lengan disamping, tarik otot perut selagi menarik
napas, tahan napasa dalam, angkat dagu kedada, tahan mulai hitungan satu
sampai lima. Rileks dan ulangi sebanyak sepuluh kali
b. Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul bukanlah latiham
keagel
3. Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot bokong dan pinggul, tahan
sampai lima hitungan. Relaksasi otot dan ulangi latihan sabanyak lima kali.
4. Mulai mengerjakan lima kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu keenam setelah
persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
Standar 15 : Pelayanan Bagi Ibu Dan Bayi Pada Masa Nifas. Pernyataan
standar : Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam
setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi
melalui penanganan tali pusat yang benar; penemuanan dini penanganan
atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas; serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasi dan KB.
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir dengan kehamilan atau masa
gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 37 – 42 minggu dan berat badan
lahir 2500-4000 gram. Bayi baru lahir adalah masa dimana bayi baru lahir sampai satu
jam pertama setelah kelahiran .(Sarwono,Ilmu kebidanan 2006 Hal 246)
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui
plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini
terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan
sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak
tercukupinya jumlah surfaktan.
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang
pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi
sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan
janin.
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan
lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru.
Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari
kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih
lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan
trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan
diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan
mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk
membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem
pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara
mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke
atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium
kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen
sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat
menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat
diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
plasenta ke permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam
vena cava inferior.
c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium
dextra ke dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter
dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari
fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri
umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri
hypogastica.
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke
permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan
mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan
mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena
cava inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam
ekstremitas i nferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan
ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas
superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh
vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam
venriculus dexter
g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus
dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah
bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
3. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami
stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar
yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat
untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi
harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL.
Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress
dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi
mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan
glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam
rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia
akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran
pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama,
maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat
bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan
stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan
sebelum lahir).
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek
gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lair.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna
makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung
masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan
neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir
cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan
tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting
contohnya memberi ASI on demand.
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang
akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari
struktur pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa
contoh kekebalan alami:
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini
masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu
tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan
reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap
mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama
kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
NEONATAL
a. Pengertian
Semakin bertambah usia maka terdapat perubahan dari periode menstruasi. Ketika
darah haid akhirnya berhenti, maka seorang wanita memasuki masa menopause.
Bagaimanapun juga, kontrasepsi sebaiknya digunakan sampai wanita tidak
mendapatkan menstruasi atau darah haid selama 2 tahun jika usia kurang dari 50 tahun
atau 1 tahun jika usia lebih dari 50 tahun.
1. Kontrasepsi hormonal
2. Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral progestin Kontrasepsi suntikan
progestin Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Implant progestin Kontrasepsi
Patch Kontrasepsi barrier (penghalang)
3. Spermisida
4. IUD (spiral)
5. Perencanaan keluarga alami
6. Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi
7. Metode amenorea menyusui
8. Kontrasepsi darurat
9. Sterilisasi
a.Vasektomi
b.Ligasi tuba
Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini tersedia dalam bentuk oral, suntikan, dan mekanik. Kontrasepsi oral
adalah kombinasi dari hormon estrogen dan progestin atau hanya progestin-mini pil.
Suntikan dan kontrasepsi implant (mekanik) mengandung progestin saja atau
kombinasi progestin dan estrogen.
* Kontrasepsi oral kombinasi (pil) --> mengandung sintetik estrogen dan preparat
progestin yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi
(pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH,
mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan
lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan
ada yang mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan
kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy).
Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat tidur dan
antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB. Obat anti-kejang
(fenitoin dan fenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan perdarahan abnormal
pada wanita pemakai pil KB.
Beberapa kondisi dimana kontrasepsi oral kombinasi tidak boleh diigunakan pada
wanita dengan :
faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua, merokok, diabetes, hipertensi)
* Kontrasepsi oral progestin (pil) --> mencegah kehamilan dengan cara
menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal
lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan
menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Keefektifan berkurang bila pil tidak
diminum di waktu yang sama setiap harinya. Kontrasepsi ini diberikan pada wanita
yang menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan oral kombinasi
karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang
menyusui.
1. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,5 – 5 per 100 wanita pada 1 tahun pengguna
pertama
2. Keuntungan : mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil), menurunkan
kejadian menoragia dan anemia. Dapat digunakan pada wanita menyusui.
Mencegah terjadinya kanker endometrium, tidak memiliki efek samping yang
berkaitan dengan estrogen (bekuan darah di vena tungkai)
3. Kerugian : harus diminum di waktu yang sama setiap hari, kurang efektif
dibandingkan oral kombinasi, membutuhkan resep dokter
4. Efek samping : penambahan berat badan, jerawat, kecemasan, angka kejadian
terjadinya perdarahan tidak teratur tinggi
5. Pengembalian kesuburan cepat ketika pil dihentikan
- Implant progestin --> kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang mengandung 36mg
levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam kulit lengan wanita. Setelah diberi obat
bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak
perlu dilakukan penjahitan. Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah
secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun. Mencegah kehamilan dengan
cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur),
mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan saluran tuba, dan
menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Kontrasepsi ini efektif dalam waktu
48 jam setelah diimplan dan efektif selama 5-7 tahun.
a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,05 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
b. Keuntungan : sangat efektif, bekerja untuk jangka waktu lama
c. Kerugian : membutuhkan prosedur operasi kecil untuk pemakaian
dan : pelepasan, tidak melindungi dari PMS
d. Efek samping lokal : sakit kepala, payudara menjadi keras, peningkatan
berat badan, kerontokan rambut, jerawat, perubahan
mood
Efek samping : gangguan metabolisme lemak, hirsutisme, gangguan
menstruasi (memanjang, tidak teratur)
e. Kesuburan baru kembali 1 bulan setelah kapsul diambil
* Kontrasepsi Patch --> patch ini didesain untuk melepaskan 20µg ethinyl estradiol
dan 150 µg norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti
kontrasepsi oral (pil). Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch untuk
siklus menstruasi
Kondom (pria dan wanita) à metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di
dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita.
Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke
dalam vagina yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu
ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas
setelah ejakulasi.
Cara pemakaian kondom :
a. Efktivitas : kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan
pertama
b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang
mencegah PMS, infeksi GO, klamidia
c. Kerugian : kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks
pada orang yang sensitif
* Diafragma dan cervical cap --> kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke
dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma
terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan
posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.
Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama. Cervical cap (penutup
serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan perlekatan di
bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.
a.Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan
kesehatan, melindungi dari PMS
c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi,
membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan
Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan
menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol,
krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan
hubungan seksual. Terutama mengandung nonoxynol 9
a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
b. Keuntungan : tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat
mencegah PMS bakterial
c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus
HIV, hanya efektif 1-2 jam
3. IUD (spiral)
Fleksibel, alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan
mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi
terjadinya pembuahan maupun implantasi. Spiral jenis copper T (melepaskan
tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk
mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD
(melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk
kontrasepsi darurat. IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila
wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan IUD segera
(10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah copotnya IUD. IUD
juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi
(robeknya rahim). Untuk wanita menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak
dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah
abortus spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai
involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah IUD dipasang, seorang
wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap habis menstruasi. Kondisi dimana
seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah :
Kehamilan
Sepsis
Aborsi postseptik dalam waktu dekat
Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim
Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
Penyakit tropoblastik ganas
Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
Penyakit radang panggul
PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan
kekebalan tubuh)
TBC panggul
1. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
2. Keuntungan : sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam
rahim. Bekerja dalam jangka waktu lama
3. Kerugian : risiko infeksi panggul, dismenorea (nyeri saat haid),
menoragia pada bulan-bulan pertama, peningkatan risiko
perforasi (robek) rahim, risiko kehamilan ektopik, IUD dapat
lepas dengan sendirinya
4. Efek samping : nyeri, perdarahan, peningkatan jumlah darah menstruasi
. Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan
Contoh: bila siklus terpendek seorang wanita adalah 25 hari, dan siklus terpanjangnya
29 hari, maka periode suburnya adalah (25 – 18) dan (29 – 11) yang berarti hubunan
seksual tidak boleh dilakukan pada hari ke-7 sampai hari ke-18 setelah menstruasi.
2. Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir
serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin.
Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual) diperlukan selama menstruasi, setiap
hari selama periode preovulasi (berdasarkan lendir serviks), dan sampai waktu lendir
masa subur muncul sampai 3 hari setelah lendir masa subur itu berhenti.
3. Metode pengukuran suhu tubuh berdasarkan perubahan temperatur. Pengukuran
dilakukan pada suhu basal (suhu ketika bangun tidur sebelum beranjak dari tempat
tidur. Suhu basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari 1°
Celsius) setelah ovulasi. Hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan sejak hari
pertama menstruasi sampai 3 hari setelah kenaikan dari temperatur.
1. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 9-25 per 100 wanita pada 1 tahun
penggunaan pertama
2. Keuntungan : tidak ada efek samping gangguan kesehatan,ekonomis
3. Kerugian : angka kegagalan tinggi, tidak melindungi dari PMS,
menghambat spontanitas, membutuhkan siklus menstruasi teratur
Disebut juga coitus interruptus. Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya
dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami
orgasme).
Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga
memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal
dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone LH
dan menghambat ovulasi. Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi :
menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan
tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada 6 bulan setelah
melahirkan, 6 per 100 wanita setelah 6-12 bulan setelah melahirkan
Keuntungan : pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan, tidak mengganggu
kesehatan, ekonomis, merangsang seorang wanita untuk menyusui
Kerugian : tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak
melindungi dari PMS
* Kontrasepsi darurat hormonal à estrogen dosis tinggi atau progestin diberikan dalam
waktu 72 jam setelah senggama tidak terproteksi, dengan cara kerja mencegah ovulasi
dan menyebabkan perubahan di endometrium. 4 pil kombinasi yang mengandung 30-
35μg ethinyl estradiol, diulangi 12 jam kemudian. 2 pil kombinasi mengandung 50μg
levonorgestrel, diulangi 12 jam kemudian. Tidak boleh digunakan pada wanita yang
alergi kontrasepsi pil hormonal. Tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi rutin.
1. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada bila digunakan
dalam waktu 72 jam
2. Keuntungan : sangat efektif untuk situasi darurat
3. Kerugian : mual hebat dan perdarahan
Untuk menyumbat tuba bisa digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada
penyumbatan tuba, kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi
kerusakan jaringan.
Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi
(pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan ovarium/indung telur).
A. Riwayat kesehatan
B. pemeriksaan fisik pada kesehatan
C. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
D. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar
awal yang lengkap. Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan
kepada dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Masalah sering
berkaitan dengan pengalaman wanita yang di identifikasikan oleh bidan. Masalah
ini sering menyertai diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga
merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat
ditunda lagi. Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar
diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan
pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi
rasa sakit.
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atu masalah
potensial benar-benar terjadi.
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai kondisi klien.
Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan
diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah
efektif sedang sebagian belum efektif.(Maslihatun,Dokumentasi
Kebidanan,2009,Hal 133-139)
BAB III
Tempat : SIMIRIK
A . DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
2. Alasan datang
Hamil ke :1
7. Riwayat KB
a. Psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini sudah direncanakan dan dinantikan
b. Kultural
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah
c. Spritrual
Ibu mengatakan taat dapat menjalankan ibadah sholat 5 waktu
10. Data pengetauan klien
11. Ibu mengatakan belum begitu paham dengan kehamilan karena baru pertama
kali
12. Lingkungan
Lingkungan tempat tingga :Bersih dan rapi, jauh dari keramaian
Tinggal bersama : Suami
Jenis tempat tinggal : Bangunan permanen
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan Fisik
Suhu : 37,5°C
Pernapasan : 24 kali/menit
Berat badan : 45 kg
Status Present.
Mata : Simetris, bersih, tidak pecah- pecah tidak sariawan, gigi rapi,
dan bersih dan tidak berlubang
Ekstremitas.
Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
PP Test : Positif
Pemeriksaan Panggul Luar : Tidak dilakukan
Analisa
Ny. M G2P1A0 hamil 28 Minggu
Penatalaksanaa
A. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa
kondisi kesehatan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Tekanan darah
ibu 120/80 termaksuk normal. Berat badan 45 kg, dan denyut jantung
belum terdeteksi bukanlah hal yang membahayakan karena memang
belum jelas dan ibu tidak perlu khawatir. Ibu sedang mendengar hasil
kondisinya
Memberitahu pada ibu pantangan selama hamil yaitu :
Catatan perkembangan:
Data objektif :
BB : 45 kg LILA : 24 cm
Pemeriksaan abdomen fundus berada setinggi pusat, rahim teraba seperti berisi cairan, rahim
terasa tipis, ada gerakan janin
Payudara : Simetris, membesar, tegang dan berat, areola nampak semakin gelap, dan sudah
ada kolostrum
Analisa kebidanan
Uk 18 mg. Balloottement ,janin tunggal hidup intra uteri dengan kehamilan normal
keadaan ibu dan janin baik
Penatalaksanaan:
2. Payudara mulai besar, tegang dan berat yang berhubungan dengaan mulai
diproduksi kolostrum yang bakal menjadi makanan pertama sang bayi kelak
saat lahir. Colostrum yang keluar dari puting susu berasal dari sinus-sinus
yang mulai bereaksi. Areola mamae dan puting susu ibu akan bertambah
pigmentasi adalah hal yang normal.
Berbaring telentang tidak di anjurkan kepada ibu hamil karena dengan berbaring telentang
bias menempatkan rahim di atas pembuluh darah yang penting yang berjalan ke bawah.Hal ini
dapat menyebabkan peredaran darah ke bayi dan bagian tubuh ibu brkurang dan kesulitan
bernafas.Di anjurkan tidur menyamping sejak awal,kadang-kadang akan membantu dengan
mengganjalbeberapa bantal.
Data subyektif:
Data obyektif:
1. Tanda vital
Analisa
G2P1A0 Hamil 28 mgg janin tunggal,hidup inta uterin,letak kepala,puki,kepala bi masuk
PAP,keadaan umum ibu dan janin baik
Penatalaksanaan:
1. Sebaiknya mengkonsumsi vitamin dan mineral seperti
vitamin,D,B,A,E,C, dan lainnya,mineral seperti kalsium, Fe,
dan fosfor karena sirkulasi darah jumlah darah yang di pompa
oleh jantung setiap menitnya atau bias disebut curah jantung
(cardiao output) meningkat sampai 30-50%.peningkatan ini
akan mengalami puncaknya pada usia kehamilan 30
minggu.Peningkatan curah jantung selama kehamilan
kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran
darah ke rahim.Oleh karena curah jantung yang
meningkat,maka denyut jantung pada saat istirahat juga
meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-
90 kali/menit).
2. Metabolisme
3. Aktifitas/Istirahat
Berbaring telentang tidak di anjurkan kepada ibu hamil karena dengan berbaring telentang
bias menempatkan rahim di atas pembuluh darah dan ibu akan merasa sesak karena
tertekannya diafragma oleh karena membesarnya perut ibu.Namun terlalu lama miring ke
sebelah kanan dapat menyebabkan peredaran darahg ke bayi dan bagian tubuh ibu berkurang
dan kesulitan bernafas.Dianjurkan tidur menyamping sejak awal,kadang-kadang akan
membantu dengan mengganjal beberapa bantal.
Catatan perkembangan
Tanggal : 24 April 2015
Jam : 16.30 wib
Tempat : BPM.SAKROHANI HARAHAP Am.Keb
Nama mahasiswa : YAUMIL FAUZIAH
Data Subyektif
Ibu mengatakan mau periksa kehamilan
Keluhan sering buang air kecil
Data Obyektif
1. Tanda vital
TD :120/80 Mmhg Temp : 37°C
RR : 24 x/i Nadi : 78 x/m
2. BB :55 kg
TB :45
Lila :24 cm
3. Pemeriksaan abdomen:
Abdomen:betuk asimetris,bekas luka tidak ada,streae alba palpasi leopold
a. Leopold I :TFU:34cm,Dibawah pundus teraba
lunak,bundar,tidak melenting,tinggi fundus uteri
pertengahan px.
b. Leopold II:Perut sebelah kiri teraba lebar,memberikan
tahanan yang besar perut sebelah kanan teraba bagian
kecil-kecil.
c. Leopold III:Bagian terbawah janin,teraba
keras,melenting.
d. Leopold IV:Kepala sudah sebagian masuk PAP
(convergen)
DJJ : (+),Frekuensi :135x/menit teratur
TBJ:3410 gram
Analisa kebidanan
G2…P1…A0… Hamil 28 mgg, Janin tunggal,hidup intrauterine,letak kepala
puki,kepala sudah masuk PAP,keadaan umum ibu dan janin baik.
Penatalaksanaan:
1. Menginformasikan kepada ibu bahwa masalah yang
ibu alami adalah normal,karena pada pemeriksaan
Leopold bagian terbawah janin sudah masuk PAP
sehingga kandung kemih tertekan menyebabkan ibu
sering merasa ingin buang air kecil.Untuk
mengantisipasi seringnya buang air kecil pada
malam hari,sebaiknya ibu mengurangi minum pada
malam hari terutama 2 jam sebelum tidur.Namun
pada siang hari ibu tetap banyak minum agar
kebutuhan cairannya terpenuhi.
6.Memberikan ibu untuk kontrol kehamilan 1 bulan lagi sebelum 1 bulan jika ibu mengalami
masalah kesehatan/keluhan segera periksa.ibu tahu kapan harus kontrol ke bidan.
DAFTAR PUSTAKA