Tugas Analisis Kasus - Galang Raka Abdilah
Tugas Analisis Kasus - Galang Raka Abdilah
Analisis Kasus
Nama : Galang Raka Abdilah
NIM : 1504618027
Hari, Tanggal : Rabu, 15 April 2020
Pertemuan ke- :6
Kasus
Saat ini, Dunia menghadapi masalah yang sama yaitu penyebaran Virus Corona (Covid 19).
Permasalahan ini juga terjadi di Indonesia. Setiap hari jumlah individu yang terinfeksi virus ini
bertambah. Penambahan jumlah ini melatarbelakangi beberapa kebijakan/program
pemerintah, seperti: bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah, social distancing,
pembatasan sosial berskala besar, serta pemberian bantuan pada keluarga terdampak.
Konsep AGIL disini bila dijabarkan dalam sudut pandang pemerintah sebagai suatu
system sosial berikut paparannya: Adaption (adaptasi) pemerintah beradaptasi dengan
keadaan yang berkembang secara terus menerus akibat dampak covid 19 sehingga
pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan dalam kasus ini.
Goal (Pencapaian Sasaran) pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan agar tercapai
tujuan agar Negara dapat bebas dari penyebaran virus corona, maka dari itu beberapa
kebijakan bersifat memaksa seperti Work From Home, beribadah dirumah, dan belajar secara
daring hal ini tentu saja menimbulkan kontrofersi tetapi dilihat tujuannya yang baik maka
masyarakat juga harus mentaati peraturan tersebut.
Intergrasi (Integrasi) atau integrasi seluruh anggota dalam kebersamaan kelompok,
pemerintah dan masyarakat berintegrasi atau bersama-sama dalam menghadapi penyebaran
covid dengan masyarakat mentaati kebijakan yang pemerintah buat agar tercapai tujuan.
Mentaati kebijakan yang dibuat pemerintah seperti tunduk pada aturan-aturan yang dibuat,
dan tidak protes pada aturan yang dibuat.
Latency (Pemeliharaan Pola Institusional), pemerintah membuat kebijakan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan masyarakayt. Jika masyarakat melakukan penyimpangan
aturan-aturan yang telah dibuat pemerintah maka ada aturan/sanksi yang dikenakan jika
melanggar misal pada penerapa PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) jika masyarakat
melanggar aturan tsb sesuai dengan Pergub nomor 33 tahun 2020 penindakan sebagaimana
aturan berlaku yakni penjara satu tahun dan denda 100 juta rupiah.
Struktural fungsional lebih menekankan pada keseimbangan sistem dalam keluarga
dan masyarakat terkait dengan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya sesuai peran dan
kekudukannya. Disini pemerintah menjalankan fungsinya sebagai “pengatur” masyarakat
serta bertanggung jawab atas apa yang terjadi dimasyarakat dengan kebijakan-kebijakan
yang ada misal pemberian bantuan untuk kalangan menengah kebawah untuk bertahan hidup
selama penyebaran covid berlangsung. Masyarakat juga dituntut pertanggung jawabannya
dengan menuruti semua kebijakan-kebijakan yang pemerintah buat. Serta tetap menjalankan
tugasnya sesuai dengan intruksi seperti social distancing, work from home jika sudah bekerja,
pembelajaran secara daring jika masih berstatus siswa atau mahasiswa, serta beribadah
sesuai dengan intruksi pemerintah yaitu beribadah dalam rumah agar penyebaran covid
berkurang.
Argumen Berdasarkan Teori Sosial Konflik (minimal 500 kata)
Teori konflik sosial muncul akibat ketidakpuasan dengan teori struktrual fungsinal, dari
pandangan masyarakat beberapa kebijakan yang dibuat pemerintah yang selalu tunduk
dengan system yang dibuat menimbulkan pertentangan. Misal dalam kebijakan PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar) beberapa masyarakat tidak menaati peraturan tersebut
disebabkan memiliki kepentingan hal lain atas dirinya biasanya masyarakat seperti ini memiliki
sifat dasar bahwa individu dianggap lebih cenderung mementingkan diri sendiri (selfish)
dibandingkan dengan consensus untuk kepentingan kelompok, alasan ini bisa dianggap valid
karena pemberlakuan PSBB (Pemabatasan Sosial Berskala Besar) dapat menghambat
beberapa masyrakat dalam melakukan kegiatan ekonomi, misal pedagang yang tidak lagi
mempunyai pembeli karena semua orang stay home, beberapa pekerjaan yang menuntut
kegiatan diluar seperti pariwisata akan langsung merosot pendapatannya. Jadi wajar saja
msayarakat mempunyai konflik atas kebijakan tersebut karena masyarakat mempunyai tujuan
berbeda-beda dan saling bertentangan antara satu dan lainnya.
Untuk mengurangi atau menyelesaikan konflik ini mungkin pemerintah dapat membuat
regulasi atau aturan-aturan yang menampung aspirasi-aspirasi atau konflik yang terjadi di
masyarakat sehingga tidak ada masyarakat yang merasa dirugikan walaupun susah karen
sifat dasar manusia yang selalu mencari keuntungan dan tidak merasa cukup.