Anda di halaman 1dari 26

HUBUNGAN PENCEMARAN UDARA DAN SUARA TERHADAP KUALITAS DAN

KESEHATAN LINGKUNGAN

KESEHATAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN

SEMESTER 112

Kalda Kamila 1504618002

Syafa Putri Andini 1504618007

Galang Raka Abdilah 1504618027

Dosen Pengampu:

Vania Zulfa, M. Pd

PENDIDIKAN VOKASIONAL KESEJAHTERAAN KELUARGA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kesehatan Keluarga dan Lingkunga
dengan judul “Hubungan Pencemaran Udara dan Suara Terhadap Kualitas dan Kesehatan
Lingkungan”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 26 April 2020

i
Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 PENCEMARAN UDARA.........................................................................................................2
2.2 PENCEMARAN SUARA..........................................................................................................6
2.3 PERBANDINGAN PENCEMARAN UDARA DAN SUARA DI INDONESIA DENGAN
NEGARA MAJU...........................................................................................................................10
2.3.1 Pencemaran udara............................................................................................................10
2.3.2 Pencemaran suara.............................................................................................................12
2.4 PERBANDINGAN PENCEMARAN UDARA DAN SUARA DI INDONESIA DENGAN
NEGARA BERKEMBANG..........................................................................................................15
2.4.1 Pencemaran udara............................................................................................................15
2.4.2 Pencemaran Suara...............................................................................................................17
2.5 STUDI KASUS PENCEMARAN UDARA DAN SUARA DI INDONESIA........................18
2.5.1 Analisis Studi Kasus Pencemaran Udara........................................................................18
2.5.2 Kasus Pencemaran Suara di Indonesia...........................................................................19
2.7 PERAN KELUARGA TERKAIT PENCEMARAN UDARA DAN SUARA......................20
BAB 3..................................................................................................................................................21
KESIMPULAN..................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin meningkatnya populasi masyarakat dalam suatu Negara berbanding lurus
dengan tingkat pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi karena daya dukung
lingkungan tidak sebanding dengan tingkat populasi penduduk. Pencemaran lingkungan dapat
mengakibatkan dampak dan masalah bagi manusia itu sendir maupun makhluk hidup yang
lain.

Pencemaran lingkungan yang terjadi diantaranya pencemaran udara dan pencemaran


suara. Pencemaran udara adalah dimana tingkat polutan yang ada di udara melebihi batas
ambang maksimal. Begitupun juga dengan pencemaran suara diaman tingkat kebisingan
sudah melebihi nilai baku yang ditetapkan.

Maka dari itu dalam mempelajari hubungan pencemaran udara dan suara dengan
kesehatan lingkungan dapat ditinjau dari faktor-faktor, perbandingan satu Negara dengan
Negara lain, serta studi kasus pencemaran udara dan pencemaran suara.

1.2. Rumusan Masalah


 Apa pengertian pencemaran udara dan suara?
 Apa saja faktor-faktor pencemaran udara dan suara?
 Bagaiman perbandingan pencemaran udara dan suara di Indonesia dengan Negara
lain?
 Bagaiman analisa kasus-kasus pencemaran udara dan suara di Indonesia?
 Bagaimana peran keluarga terkait Pencemaran udara dan suara?

1.3 Tujuan Masalah


 Untuk mengetahui pengertian pencemaran udara dan suara
 Untuk mengetahui faktor-faktor pencemaran udara dan suara.
 Untuk mengetahui perbandingan pencemaran udara dan suara di Indonesia dengan
Negara lain.
 Untuk mengetahui analisa kasus-kasus pencemaran udara dan suara di Indonesia.
 Untuk mengetahui peran keluarga terkait Pencemaran udara dan suara.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENCEMARAN UDARA


Udara yang sehari-hari kita Hirup seharusnya adalah oksigen, tapi
nyatanya kini, udara yang kita Hirup ternyata memiliki kandungan kandungan
lain selain oksigen. Perlu diketahui pula bahwa kandungan yang terdapat
dalam udara yang sehari-hari kita Hirup dalam jangka waktu panjang Dan
dalam tingkat tertentu bisa menjadi berbahaya untuk kesehatan mahluk hidup,
Dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan pernafasan manusia atau
makhluk hidup lainnya. Dapat dilihat, jika hidup di daerah Perkotaan adanya
gas gas lain yang Terbuang ke udara lepas, seperti contohnya kendaraan
bermotor, asap rokok, pembakaran sampah dan lain sebagainya. Lalu
selanjutnya jika memiliki rumah dekat dengan daerah perindustrian, tentunya
ada gas dari Pembuangan pabrik. Hal hal tersebut lah yang membuat udara
yang sehari-hari kita Hirup bukan hanya cumann oksigen, membuat fenomena
tersebut disebut sebagai pencemaran udara.
Selanjutnya udara yang berada di permukaan bumi tentunya selalu
berputar dan terus bergerak, jika terkena sinar matahari maka udara bisa
menjadi panas, jika matahari sudah menghilang dapat berganti menjadi udara
yang dingin, dan dapat kembali lagi ke panas, selalu bergerak seperti siklus.
Jadi jika ada udara bersih yang ada di permukaan bumi Akan menjadi
tercemar karena aktivitas manusia dan sejumlah bahan kimia yang dihasilkan
oleh proses alamiah. Lalu udara yang bersih tadi akan membawa polutan
tersebut menyebar secara vertikal dan horisontal mengikuti gerakan udara.
Pencemaran udara juga dapat terjadi secara alamiah, yaitu karena adanya
kebakaran hutan akibat pemanasan global, dan aktivitas Gunung berapi yang
mengeluarkan asap dan Abu vulkanik serta zat zat yang terkandung dalam
asap yang dikeluarkan gunung berapi.Polusi udara yang tersebar dalam
atmosfer Bumi dapat berdampak mengubah iklim lokal, regional, dan global
serta menambahkan tingkat jumlah radiasi sinar Ultraviolet dari matahari ke

2
permukaan bumi. Udara bersih merupakan udara yang memiliki kandungan
beberapa macam gas dengan komposisi yang normal dan sesuai.

 Faktor Fisik
Jika ditinjau secara fisik, pencemaran udara dapat dilihat
dengan mudah. Fisik dari pencemaran udara adalah sebagai berikut,
dapat dilihat dan biasanya berwarna pekat seperti asap, Adanya bau di
udara, bisa diakibatkan dari pembusukan atau berada dekat tumpukan
sampah yang menyebabkan bau menyebar ke udara, dan udara yang
terhirup biasanya terasa menyesakkan atau menyulitkan untuk bernafas
karena tidak segar dan memiliki kandungan zat zat kimiawi. Secara
fisik dilihat dari suhu udara, intensitas cahaya dan kelembapan udara.
Udara kering adalah udara yang membawa sedikit atau tidak sama
sekali uap air di dalamnya. Pencemaran udara juga dapat terlihat dalam
bentuk kabut (mist) dan asap (smoke).
Dalam pencemaran udara juga udaranya dapat membawa
Partikulat yang menjadi sumber pencemar, seperti Partikel mineral
Anorganik dapat berupa racun seperti air Raksa dan timah, debu tanah,
Abu yang beterbangan, asap, uap, Aerosol dan lain sebagainya.
Pencemar udara Juga ada yang berbentuk energi, yaitu panas
dan suara. Energi panas contohnya seperti pembakaran minyak
menjadi gas pada kendaraan perumaha juga ada yang berbentuk energi,
yaitu panas dan suara. Energi panas contohnya seperti pembakaran
minyak menjadi gas pada kendaraan, Perumahan, pabrik dan
Pembangkit tenaga listrik. Energi panas tersebut dikeluarkan pada
waktu proses perubahan bentuk. Lalu energi suara yang dihasilkan oleh
berbagai macam kendaraan seperti motor, Mobil, pesawat terbang,
kereta api, mesin industri, sirine, konstruksi dan lain lain.
Pencemar udara tersebut akan menemukan jalannya untuk
masuk ke dalam sistem pernafasan manusia atau makhluk hidup
lainnya. Partikulat yang terdapat di dalam udara yang tercemar
berukuran kecil atau Gas, Setelah masuk ke paru-paru dapat diserap
lebih lanjut dengan sistem peredaran darah yang akan menyebar

3
keseluruh tubuh dan menimbulkan penyakit gangguan Pernapasan.
Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan Karsinogenik.

 Faktor Kimiawi
Pencemaran udara ditinjau secara kimiawi adalah dilihat dengan
kandungan kandungan zat zat kimiawi yang berada di udara yang
berperan sebagai pencemar di dalam udara. Zat kimiawi ini, dapat
membahayakan makhluk hidup karena zat tersebut tersebar melalui
udara yang kita Hirup setiap hari.
Gas yang terdapat dalam udara yang tercemar dan berperan sebagai
pencemar udara adalah, sebagai Berikut:
a. Hidrokarbon (Hexana, benzena, butana )
b. Aldhehide dan keton (Aseton dan Formaldehyde)
c. Organik lainnya (alkohol dan chlorinated hidrokarbon)
d. Oksida karbon (CO dan CO2)
e. Oksida sulfur (SO2 dan SO3)
f. Oksida nitrogen (NO2, NO dan N2O)
g. Anorganik lainnya ( H2S, HF dan NH4)
h. Komponen organik volatil (Metan, benzen, Klorofluoro karbon
dan kelompok bromin)
i. Oksida fotokimiawi (ozon, Peroksiasil nitrat, hidrogen
Peroksida, hidroksida, formaldehid yang terbentuk di atmosfer
oleh reaksioksigen, Nitrogen oksida, dan uap Hidrokarbon di
bawah pengaruh sinar matahari)
j. Substansi radioaktif
Selanjutnya dari beberapa zat yang dapat terkandung dalam sebuah
udara dapat menyebabkan terjadinya Efek Rumah Kaca Yang
menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan
bumi. Fenomena tersebut menimbulkan fenomena lainnya yaitu
pemanasan global.

4
 Faktor Biologis
Secara biologis, Udara yang tercemar tentunya akan berakibat
negatif kepada setiap makhluk hidup yang menghirup udara tersebut.
Dalam kenyataannya, terdapat mikro organisme yang dapat terbawa
oleh udara walau Rentang waktunya tidak lama. Sebagai contoh,
bakteri, virus, dan telur cacing dapat terbawa oleh udara, sehingga
dapat menyebarkan mikro organisme tersebut secara luas. Disebutkan
misalnya bakteri berada dalam debu tanah maka, debu tanah tersebut
menjadi Partikel fisik sekaligus biologis karena Berperan sebagai
pencemar udara. Virus yang terbawa oleh udara tidak akan bertahan
lama di udara, tetapi dapat terbawa oleh udara, selanjutnya virus dapat
melekat pada benda padat yang ditemui saat menyebar melalui udara.
Selanjutnya bagaimana mikroorganisme ini dapat berdampak kepada
kehidupan makhluk hidup adalah karena terbawa oleh udara
menjadikan udara tersebut memiliki pencemar yaitu mikro organisme.
Sehingga bakteri dan atau virus yang terbawa akan menjadi penyakit
kepada makhluk hidup.
Lalu pencemar biologi selain dapat menimbulkan penyakit
pada manusia atau makhluk hidup lain juga dapat berdampak kepada
tanaman, yaitu terjadinya penyakit pada tanaman antara lain Klorosis,
Nekrosis dan bintik hitam. Partikulat yang berposisi pada sebuah
tanaman dapat menghambat proses fotosintesis. Selain itu dapat
berdampak memunculkan hujan asam, yakni udara yang tercemar
dengan karbon-dioksida, sulfur di oksida, nitrogen di oksida akan
bereaksi dan membentuk air hujan yang asam dan menurunkan PH
normal air hujan (PH normal air hujan adalah 5,6).
Dampak air hujan asam dapat mempengaruhi kepada
kehidupan yaitu, dapat melarutkan logam berat sehingga larutan tadi
akan jatuh ketanah dan mempengaruhi kualitas air tanah, akan
mempengaruhi kualitas air permukaan, dapat merusak tanaman dan air

5
hujan asam bersifat Korosif sehingga merusak material dan bangunan.

Jenis jenis pencemar udara menyebabkan penyebab polusi


diklasifikasikan sebagai polusi udara primer dan sekunder. Pencemar primer
yaitu langsung dari sumber contoh Partikulat, karbon-dioksida, sulfur dioksida
dan seterusnya. Pencemar Sekunder terbentuk oleh interaksi kimiawi antara
pencemar primer dengan senyawa penyusun atmosfer alamiah, sebagai contoh,
asam Sulfat, asam nitrat, nitrogen di oksida dan seterusnya.

2.2 PENCEMARAN SUARA


Tidak dapat dipungkiri, sehari-hari kita sebagai manusia yang mampu dan
memiliki Indra pendengaran tentunya mendengar suara suara dari segala
aktivitas atau yang dibuat oleh lingkungan. Tetapi suara itu juga dapat
menjadikan sebuah masalah, yakni adalah kebisingan. Semua bunyi yang
mengalihkan perhatian, mengganggu atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari
dan atau aktivitas manusia lainnya merupakan pengertian dari kebisingan.
Kebisingan atau pencemaran suara dapat terjadi dan lebih banyak terjadi di
daerah perkotaan atau daerah yang memiliki aktivitas manusia yang banyak
dan padat dalam satu tempat.  Bising dapat diartikan juga sebagai suara yang
tidak dinginkan untuk didengar atau dapat juga dianggap sebagai suara pada
tempat dan waktu yang tidak sesuai. Bunyi dihasilkan dari getaran getaran,
sementara kebisingan dihasilkan juga dari getaran hanya getaran getaran ini
bersifat tidak biasa.

Adapun faktor yang mempengaruhi nya yaitu pola intensitas, frekuensi dan
Pembangkitan. Suara suara yang terdapat pada lingkungan biasanya memiliki
frekuensi dengan jumlah yang besar. Kisaran frekuensi yang dapat didengar
antara 0,015 sampai 15 kHz. Umumnya suara dengan frekuensi kurang dari
0,015 kHz tidak dapat didengar. Sementara itu frekuensi suara yang melebihi
15 kHz biasanya tidak dapat didengar oleh pendengar berumur lanjut. Lalu
lintas jalan adalah penyebab terbesar kebisingan masyarakat di sebagian besar
kota, dan biasanya tingkat kebisingan meningkat dengan volume dan
kecepatan lalu lintas yang lebih tinggi.

6
Paparan kebisingan lingkungan bertanggung jawab atas berbagai efek
kesehatan, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung iskemik serta
gangguan tidur, gangguan kognitif di antara anak-anak, gangguan, risiko
kesehatan mental terkait stres, dan tinnitus. Secara keseluruhan risiko-risiko
ini di negara-negara Eropa berpenghasilan tinggi menyebabkan hilangnya 1-
1,6 juta tahun yang disesuaikan dengan kecacatan (DALYs) - ukuran standar
tahun-tahun hidup sehat yang hilang karena sakit, cacat atau kematian dini.

Sementara lalu lintas jalan adalah masalah terkait kebisingan yang paling
meluas, anak-anak yang tinggal di daerah dengan kebisingan pesawat yang
tinggi menunda usia membaca, tingkat perhatian yang buruk, dan tingkat stres
yang tinggi. Mengurangi volume lalu lintas mengurangi paparan kebisingan,
serta polusi udara. Nilai lalu lintas yang lebih rendah di lingkungan dapat
menghasilkan manfaat tambahan ekonomi dan sosial lainnya seperti nilai
properti yang lebih tinggi dan peningkatan tingkat aktivitas jalan pejalan kaki
dan interaksi sosial.

Pedoman kebisingan malam WHO untuk Eropa adalah rekomendasi khusus


untuk tingkat paparan kebisingan di malam hari, yang dikeluarkan oleh Kantor
Regional WHO untuk Eropa di 2009. Pedoman ini memberikan saran berbasis
bukti kepada Negara-negara Anggota untuk pengembangan legislasi dan
tindakan kebijakan di masa depan dalam bidang penilaiandan kontrol paparan
kebisingan malam. Nilai pedoman adalah:

Nilai pedoman kebisingan malam hari: 40dB Lnight, outside

Nilai target sementara: 55dB Lnight, outside

Untuk melindungi masyarakat, termasuk kelompok yang paling rentan, seperti


anak-anak, orang tua yang sakit kronis, dari dampak buruk kesehatan malam
hari noise, nilai Lnight 40 dB direkomendasikan sebagai target untuk semua
sumber kebisingan. Selanjutnya, nilai Lnight 55 dB direkomendasikan sebagai
TI untuk negara yang tidak dapat mengikuti pedoman dalam jangka pendek
karena berbagai alasan atau di mana pembuat kebijakan memilih untuk
mengadopsi pendekatan bertahap.

7
 Faktor fisik
Secara fisik pencemaran suara atau kebisingan meninjau
tentang aspek, sumber pencemar. Biasanya kebisingan dihasilkan dari
aktivitas manusia dan kegiatan manusia. Bunyi atau suara yang
dihasilkan oleh mesin juga termasuk sebagai kebisingan. Kebisingan
tentunya akan bersifat mengganggu, secara fisik dampaknya adalah
dapat menyakitkan alat Indra pendengaran yaitu telinga, juga dapat
meningkatkan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, Konstruksi
pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki serta dapat
menyebabkan pucat dan gangguan Sensoris. Wujud fisik dari
pencemaran suara dapat bersumber dari transportasi yang dengan
menyalakan suatu transportasi menimbulkan bunyi dengan getaran
yang tidak biasa.
Bentuk suara tentunya tidak dapat dilihat, tetapi bising dapat
dirasakan oleh alat Indera makhluk hidup dan dapat diketahui dari
mana asal kebisingan tersebut. Kebisingan atau pencemaran suara juga
dapat berpengaruh terhadap efek pada kualitas mendengar seseorang
awalnya kebisingan dengan pendengaran akan bersifat sementara dan
lama kelama’an akan pulih namun jika kebisingan terjadi secara
kontinu atau terus menerus akan menyebabkan pendengaran menjadi
Tuli menetap dan tidak dapat normal kembali.
 Faktor psikologis
Secara psikologis, kebisingan dapat menyebabkan perasaan
tidak nyaman, sulit berkonsentrasi atau fokus, adanya rasa kecemasan
dan ketakutan, munculnya perasaan Jengkel dan emosional. Dalam hal
ini tingkat ketidak inginan pada suara tersebut akan menjadi masalah
psikologi, karena efek suara dapat berkisar dari gangguan medium
sampai merusak alat pendengaran secara permanen, dan efeknya
berbeda beda pada setiap orang. Lalu, dampak lainnya adalah
kebisingan dikatakan mengganggu. Jika kebisingan dalam suatu tempat
berlangsung secara terus menerus kepada seseorang yang baru berada
dalam lingkungan terbentuk maka akan menyebabkan atau

8
Memunculkan penyakit psikosomatik berupa Gastritis, jantung, stress
dan kelelahan.
Selanjutnya dapat berdampak juga pada kualitas tidur
seseorang bahkan seseorang yang berada dalam kebisingan tidak akan
bisa tidur. Setelah mengalami stres dan kelelahan dari kebisingan
selanjutnya memunculkan beberapa faktor mengapa dapat terjadi
gangguan tidur antara lain, Kenyaringan, lama kebisingan, motivasi
bangun, fluktuasi kebisingan dan usia.
 Faktor biologis
Secara biologis, pencemar suara dapat bersumber dari
perbincangan atau komunikasi orang lain atau kelompok yang berada
pada satu tempat dan hal tersebut terjadi secara bersamaan. Jadi,
makhluk hidup lain pun dapat menimbulkan kebisingan juga. Seperti
contoh mungkin ada individu yang bertempat tinggal dekat dengan
kebun binatang dan ada kalanya kebun binatang tersebut menjadi
bising akibat suara suara hewan atau makhluk hidup yang ada di kebun
binatang tersebut. Kebisingan secara langsung dapat dihasilkan oleh
makhluk hidup lain.
Selain itu walau sumber pencemar kebisingan juga dari
perpanjangan atau komunikasi seseorang, kebisingan juga dapat
berdampak kepada gangguan komunikasi. Jika seseorang yang ingin
berkomunikasi satu sama lain tetapi berada di tempat yang memiliki
tingkat kebisingan yang tinggi maka komunikasi itu tidak akan
berlangsung dengan baik tingkat Kenyaringan suara yang ada di
tempat bising dapat mengganggu percakapan karena tidak bisa
mendengar suara dari lawan bicara karena suasana yang tidak
memadai.

Jadi kebisingan atau pencemaran suara meliputi intensitas suara, energi suara
dan tingkat frekuensi atau jarak dari sumber kebisingan. Sumber kebisingan yang
umum biasanya adalah lalulintas dan industri. Dalam hal itu sumber kebisingan
yang paling dominan adalah industri. Selanjutnya bising juga dikategorikan
sebagai berikut: bising yang mengganggu, bising yang menutupi dan bising yang
merusak.

9
2.3 PERBANDINGAN PENCEMARAN UDARA DAN SUARA DI INDONESIA
DENGAN NEGARA MAJU
2.3.1 Pencemaran udara
Tingkat Kualitas Udara pada Negara maju di Kota dengan Konsentrasi Polutan
Udara tertinggi di setiap negaranya (Update 2018).

Konsentrasi Polutan Udara


Negara Maju Kota (µgram/m3)
PM10 PM2.5
Amerika serikat Bakersfield
37 (dikonversi) 18
(USA)
Kanada Winnipeg 22 6
Jepang Kagoshima city 40(dikonversi) 19
Hongkong Hongkong 34 23
Israel Petah tikva 90 37(dikonversi)
Korea selatan Gyeonggi 54 28(dikonversi)
Makau NA NA NA
Taiwan NA NA NA
Singapura Singapore 30 18
Australia Ayr 24 10 (dikonversi)
Selandia baru Invercargill 24 12(dikonversi)
Austria Koflach 25 17 (dikonversi)
Luksemburg Esch-Sur-
23 11
Alzette
Belanda Velsen 28 17
Malta L-imsida 43 15
Belgia Oostrozebeke 28 17
Norwegia Drammen 24 12(dikonversi)
Britania raya (UK) London 23 12
Denmark Copenhagen 24 12
Portugal Cascais 30 14(dikonversi)
Estonia Tartu 17 6
Republic ceko Doni lutyne 40 32
Finlandia Helsinki 21 7
San marino NA NA NA
Perancis Fort-De-France 41 12
Siprus Nicosia 47 17
Jerman Muhlacker 27 19 (dikonversi)
Slovak Velka ida 40 25
Republic irlandia Wicklow 20 14 (dikonversi)
Slovenia Celje 32 26 (dikonversi)
Islandia Reykjavik 16 14

10
Spanyol Ogijares 36 18
Italia Ceccano 43 29(dikonversi)
Sweden Visby 26 11 (dikonversi)
Latvia Riga 26 15
Switzerland Stans 26 19 (dikonversi)
Lathunia Vilnius 27 20
Yunani Pireas 43 20

Sementara itu dalam data tabel negara maju diatas, jika dibandingkan
konsentrasi polutan udara dengan Indonesia, tercatat bahwa Jakarta memiliki
konsentrasi polutan udara yang tertinggi di Indonesia dengan PM 10 adalah 82
µgram/m3 dan PM2.5 adalah 45 µgram/m3. Menandakan Indonesia termasuk
memiliki konsentrasi polutan udara yang tinggi dibandingkan dengan negara-
negara maju yang di paparkan di tabel. Kualitas udara di Indonesia memiliki
tingkat polutan udara yang tinggi, terutama dijakarta dapat dikarenakan
penggunaan kendaraan bermotor yang sehari-hari nya digunakan. Jika dilihat
pada salah satu negara maju, misalnya amerika penggunaan motor lebih
sedikit daripada mobil dan lagi misalkan dijepang lebih sering menggunakan
transportasi umum atau berjalan kaki untuk menuju suatu tempat.
Konsentrasi polutan udara (mis. Ozon) diberikan dalam mikrogram
(sepersejuta gram) per udara meter kubik atau µgram/m3.

Kualitas Udara

Partikulat (PM2.5) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5
mikron (mikrometer).

Nilai Ambang Batas (NAB) adalah Batas konsentrasi polusi udara yang
diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB PM2.5 = 65 ugram/m3.

Partikulat (PM10) adalah Partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10
mikron (mikrometer).

Nilai Ambang Batas (NAB) adalah Batas konsentrasi polusi udara yang
diperbolehkan berada dalam udara ambien. NAB PM10 = 150 µgram/m3.

11
Menurut WHO, Pedoman kualitas udara merekomendasikan bahwa
konsentrasi rata-rata tahunan PM2.5 tidak boleh melebihi 10 ug / m3 dan 20
ug / m3 untuk PM10.

2.3.2 Pencemaran suara

Sumber : https://www.weforum.org/agenda/2017/03/these-are-the-cities-with-
the-worst-noise-pollution/

Menurut WHO 10 kota dengan tingkat kebisingan tertinggi antara lain:

1. Guangzhou, China

2. Delhi, India

3. Cairo, Egypt

4. Mumbai, India

12
5. Istanbul, Turkey

6. Beijing, China

7. Barcelona, Spain

8. Mexico City, Mexico

9. Paris, France

10. Buenos Aires, Argentina

Jadi negara maju dalam daftar diatas adalah Kota Barcelona, Spain dan Paris,
France. Jika menggunakan data dari numbeo.com maka dapat angka perbandingan
antara Kota Jakarta dengan Kota Barcelona dan Paris.

Gambar Perbandingan Barcelona dan Jakarta. Sumber : Numbeo.com

Gambar Perbandingan Paris dan Jakarta. Sumber : Numbeo.com

Dari data diatas disebutkan bahwa Jakarta memiliki indeks kebisingan


sebersar 60,82, Barcelona 64,44, dan Paris 58,93. Jadi dapat disimpulkan
bahwa polusi suara di Barcelona lebih tinggi dari Jakarta dan tingkat polusi
suara di Jakarta lebih tinggi dari Paris.

13
Perbandingan pencemaran suara di Indonesia dengan di negara-negara
maju adalah pencemaran suara tergantung kepada lingkungan dimana sebuah
individu bertempat seperti jika di Indonesia, memiliki tempat tinggal dekat rel
kereta atau jallannya kereta, dekat dengan jalanan lalu lintas, dekat dengan
bandara atau tempat penyimpanan kendaraan udara dan lain sebagainya
sumber pencemar suara.

Sebagai contoh perbandingan di Madrid, Spanyol sumber atau


pencemar dari pencemaran suara yang terjadi disana biasa terjadi setelah
tengah malam, yakni bersumber dari klub malam yang dibuka setiap malam
nya dan kegiatan orang dewasa pada lewat dari tengah malam.

Contoh lainnya sumber pencemar di china, dikarenakan populasi


pertumbuhan penduduk di China adalah besar, di China memiliki populasi
manusia yang banyak sehingga dari aktivitas manusia itu sendiri menjadikan
sebagai sumber pencemar

2.4 PERBANDINGAN PENCEMARAN UDARA DAN SUARA DI INDONESIA


DENGAN NEGARA BERKEMBANG
2.4.1 Pencemaran udara
Tingkat kualitas udara pada negara berkembang di Kota dengan Konsentrasi
Polutan Udara tertinggi di setiap negaranya (Air Quality Databese WHO Update 2018).

Konsentrasi Polutan Udara


Negara
Kota (µgram/m3)
Berkembang
PM10 PM2.5
Albania Korce 45 30
Andorra Escaldes- 19 13

14
Engordaniy
Argentina Buenos Aires 27 12 (dikonversi)
Bangladesh Narayangonj 205 38
Bahrain Ma’aameer 257 64 (dikonversi)
Bosnia and Illizda
62 47(dikonversi)
Herzegovina
Brazil Brasilia 118 54
Bhutan Pasakha 275 150
Chili Quilicira 89 30
China Xingtai 172 101
Ekuador Santo Domingo 69 33
Mesir Kairo 284 117
Ghana Accra 172 84
India Gwalior 329 176
Iran Bosheshr 255 105
Jamaica Kingston 46 21
Yordania Al-Zarqa 82 34(dikonversi)
Kuwait Ali Subah 198 94
Lebanon Zahle 40 33
Sri Lanka Colombo 64 36 (dikonversi)
Maroko Benslimane 63 39
Monako Monako 17 11
Madagascar Antanarivo 60 37
Mexico Monterrey 86 36
Myanmar Pyin OO Lwin 140 78
Malaysia Petaling Jaya 47 25
Pakistan Peshawar 540 111
Filipina Manila 118 29
Thailand Bangkok 41 28 (dikonversi)
Turkey Afyon 98 60 (dikonversi)
Venezuela Caracas 47 25
Uganda Kampala 170 104
Vietnam Ha Noi 49 23 (dikonversi)
South Africa Hartebeespoort 119 60 (dikonversi)

Sementara itu dalam data tabel negara berkembang diatas, jika dibandingkan
konsentrasi polutan udara dengan Indonesia, tercatat bahwa Jakarta memiliki konsentrasi
polutan udara yang tertinggi di Indonesia dengan PM 10 adalah 82 µgram/m3 dan PM2.5 adalah
45 µgram/m3. Jika dibandingkan dengan Negara berkembang diatas maka Kota Peshwara,

15
Pakistan memiliki tingkat polutan udara tertinggi. Dilansir dari situs Cekaja.com Negara
Pakistan menjadi negara dengan 310.000 kematian akibat pencemaran. Pembangunan industi
pabrik yang dibawah standar serta kendaraan bermotor dituding jadi penyebab utama
tingginya polusi udara disana.

2.4.2 Pencemaran Suara


Menurut WHO 10 Kota dengan tingkat kebisingan tertinggi antara lain:
Guangzhou (China), Delhi (India), Kairo (Egypt), Mumbai (India), Istanbul (Turkey),
Beijing (China), Barcelona (Spain), Mexico City (Mexico), Paris (France), Buenos
Aires (Argentina).

Dari data tersebut yang termasuk Kota dari Negara berkembangh adalah
Guangzhou, Delhi, Kairo, Istanbul, Beijing, Mexico City, dan Buenos Aires.
Menggunakan data dari numbeo.com maka dapat dibuat tabel indeks polusi suara dari
negara-negara terserbut dan juga Jakarta.

No Negara Kota Indeks Polusi Suara


1. Indonesia Jakarta 60,82
2. China Guangzhou 63,59
3. India Delhi 64,33
4. Mesir Kairo 69,48
5. Turkey Istanbul 64,15
6. China Beijing 62,66
7. Meksiko Meksiko City 63,13
8. Buenos Aires Argentina 54,86
Tabel Indeks Polusi Suara. Sumber : Numbeo.com

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Kota Kairo merupakan Kota Negara
berkemang terbising. Kairo menjadi kota terbising kegiatan komersil penduduknya,
kontruksi, dan pengendara yang ugal-ugalan seperti klakson yang berisik. Tingkat kebisingan

16
rata-rata berada pada 90 Db dan tidak pernah turun di bawah 70 Db, padahal batas kebisingan
Jakarta saja maksimal 55 Db.

2.5 STUDI KASUS PENCEMARAN UDARA DAN SUARA DI INDONESIA


2.5.1 Analisis Studi Kasus Pencemaran Udara

Sumber : https://www.mongabay.co.id/2020/04/06/setelah-28-tahun-kualitas-udara-di-
jakarta-membaik/
Menurut artikel berita mongabay.co.id yang ditulis oleh Jay Fajar dan Anton Wisuda
bahwa kualitas udara di Jakarta membaik karena kebijakan social distancing atau pembatas
sosial yang membuat indeks nilai PM2,5 rata sebesar 18,46 µg/m3 yang sebelumnya bahwa
Jakarta memiliki konsentrasi polutan udara yang tertinggi di Indonesia dengan PM 10 adalah
82 µgram/m3 dan PM2.5 adalah 45 µgram/m3.
Kegiatan social distancing adalah upaya pemerintah untuk mengurangi penyebaran
virus COVID-19 salah satu penerapan dari kegiatan ini adalah bekerja dari rumah atau work
from home, diliburkannya sekolah dan universitas, ditutup sementara pusat perbelanjaan

17
seperti mall, serta diliburkannya karyawan imbas dihentikannya pabrik-pabrik yang ada di
Jakarta.
Kebijakan tersebut bepengaruh ke kualitas udara Jakata yang membaik karena banyak
dari masyarakat tidak memakai kendaraan bermotornya sehingga mengurangi polusi udara
ada juga karena beberapa pabrik-pabrik dihentikan produksinya sementara sehingga polutan
udara yang biasanya dihasilkan oleh pabrik juga berkurang. Kualitas udara Jakarta yang
membaik dapat dilihat dari kualitas udara dan langit yang tidak berpolusi (berwarna biru)
saat cuaca cerah.

2.5.2 Kasus Pencemaran Suara di Indonesia

Sumber : http://lipi.go.id/berita/96-persen-kota-kota-besar-di-indonesia-sangat-bising/3864
Pada artikel tersebut disebutkan bahwa sumber kebisingan atau polusi suara akibat
dari aktifitas kendaraan bermotor yang ada di jalan raya maupun pemukiman yang telah
melewati nilai baku mutu kebisingan siang malam sebesar 55 dB. Di Jakarta sendiri tingkat
kebisingan sudah melewati nilai baku mutu seperti pada penelitian tim Pusat Litbang Kualitas
dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) ke tiga sekolah di Jakarta, Bandung, Bogor yang
lokasinya berdekatan dengan jalan raya dengan melakukan pengukuran kebisingan. Hasilnya,
lebih dari 73 dBA di jalan raya, dengan tingkat bising di dalam kelas adalah sebesar 58 dBA,
melebihi nilai baku. Penelitian yang dilakukan Irma (2018) dengan judul “Peran Polusi Suara
Terhadap Kesehatan Mental Warga Ibukota di Provinsi DKI Jakarta” bahwa tingkat arus
padat lalu lintas dan pemukiman padat menimbulkan dampak polusi suara yaitu kebisingan.

18
Efek dari polusi suara berupa pencemaran lingkungan seperti tuli atau gangguan
pendengaran, insomnia atau gangguan tidur, gangguan hormone, penyakit kardiovaskular,
serta mempengaruhi kesehatan mental dan tingginya tingkat stress.
Kebijakan yang sudah dibuat Pemerintah DKI Jakarta seperti pembuatan Keputusan
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 551/2001 Tentang Penetapan Baku
Mutu Udara Ambien Dan Baku Tingkat Kebisingan Di Propinsi DKI Jakarta dan juga
himbaun untuk memakai transportasi umum untuk mereduksi polusi suara yang diakibatkan
oleh kendaraan bermotor serta aturan penggunaan klakson seperti pada UU Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULLAJ).

2.7 PERAN KELUARGA TERKAIT PENCEMARAN UDARA DAN SUARA


Makna keluarga menurut Duvall dan Logan yaitu berkumpulnya sekelompok manusia
yang memliki ikatan pernikahan , kelahiran, maupun adopsi yang memiliki tujuan untuk
membuat dan melestarikan suatu budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, psikologis,
emosional dan kemampuan social dari tiap anggota keluarga.

Peran keluarga dalam pencemaran udara dan suara sangatlah berpengaruh, ketika kita
membakar sampah yang mana asapnya juga dapat mencemari udara, dan dapat mengganggu
pernapasan orang yang berada di lingkungan sekitar. Selain itu ketika di dalam suatu keluarga
terdapat 4 anggota keluarga dan semuanya memiliki kendaraan pribadi masing-masing untuk
melakukan aktivitas di luar rumah, yang menyebabkan polusi udara semakin bertambah dan
bahkan sekarang ini banyak sekali motor dan mobil yang di modifikasi atau mengganti
standar knalpot kendaraannya, hal tersebut dapat menimbulkan pencemaran suara. Mungkin
hal tersebut terlihat sangat modern, namun tidak sedikit orang yang terganggu dengan suara
bising yang ditimbulkan.

Sebaiknya ketika hal itu terjadi, orang tua dapat memberikan edukasi kepada sang
anak untuk tidak melakukan hal tersebut karena bukan hanya mencemari udara namun juga
ikut serta menyumbang untuk terjadinya pencemaran suara. Atau bisa juga kendaraan yang
digunakan hanya untuk sang ayah pergi ke kantor, dan anak-anaknya bisa menggunakan
transportasi umum jika anak tersebut sudah dirasa mengerti untuk menggunakan transportasi
umum. Dengan menggunakan transportasi umum juga dapat mengurangi pencemaran udara
yang terjadi.

19
Bahkan ketika seluruh ruang tidur disuatu rumah menggunakan ac yang terlalu boros
juga dapat meningkatkan suhu udara yang tentunya akan berpengaruh terhadap udara sekitar.
Terkadang ketika sedang menonton televisi sebaiknya tidak bervolume yang terlalu besar,
karena dapat menciptakan kebisingan, selain itu jika dirasa tidak ingin menonton televisi
sebaiknya dimatikan.

Dan bahkan ketika salah satu anggota keluarga mendengarkan music dengan
pengeras suara, sebaiknya diberitahu agar tidak menggunakan volume yang terlalu besar,
karena akan menimbulkan kebisingan baik di dalam rumah dan bahkan bisa sampai terdengar
hingga keluar rumah yang pastinya akan mengganggu tetangga yang lain.

BAB 3

KESIMPULAN

20
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Jainal dan Ferawati Artauli Hasibuan.2019. PENGARUH DAMPAK
PENCEMARAN UDARA TERHADAP KESEHATAN UNTUK MENAMBAH
PEMAHAMAN MASYARAKAT AWAM TENTANG BAHAYA DARI POLUSI UDARA.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Graha Nusantara, Pekanbaru.

Agustina, Rini.(2020). Negara dengan Lingkungan Hidup Terburuk di Dunia. Diakses pada
26 April 2020, dari https://www.cekaja.com/info/negara-dengan-lingkungan-hidup-terburuk-
di-dunia/.

Amalia. 2016. Pencemaran Udara. Universitas Dian Nuswantoro: Semarang

Fajar, Jay dan Anton Wisuda.(2020). Setelah 28 Tahun, Kualitas Udara di Jakarta Membaik.
Diakses pada 26 April 2020, dari https://www.mongabay.co.id/2020/04/06/setelah-28-tahun-
kualitas-udara-di-jakarta-membaik/

Gischa, Serafica.(2020). Daftar Negara Maju dan Negara Berkembang di Dunia. Diakses
pada 26 April 2020, dari https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/24/080000069/daftar-
negara-maju-dan-negara-berkembang-di-dunia.

Gray, Alex.(2017). These are the cities with the worst noise pollution. Diakses pada 26 April
2020, dari https://www.weforum.org/agenda/2017/03/these-are-the-cities-with-the-worst-
noise-pollution/

21
Gubernur Propinsi Daerah Ibukota Jakarta.2001. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Nomor 551/2001 Tentang Penetapan Baku Mutu Udara Ambien Dan
Baku Tingkat Kebisingan Di Propinsi DKI Jakarta. Jakarta : Gubernur Propinsi Daerah
Ibukota Jakarta.

Irianto, ketut. 2015. Buku Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan. Universitas Warmadewa:
Bali.

LIPI.(2009). 96 persen Kota-kota Besar di Indonesia Sangat Bising. Diakses pada 26 April
2020, dari http://lipi.go.id/berita/96-persen-kota-kota-besar-di-indonesia-sangat-bising/3864

Machdar, Izarul. 2018. Pengantar Pengendalian Pencemaran : Pencemaran Air,. Pencemaran


Udara dan Kebisingan. Yogyakarta : Deepublish.

Novianti, Cynthia.(2019). Melebihi 100 Desibel, Ini 7 Kota Terbising di Dunia! | Enggak Ada
Sepinya.Diakses pada 26 April 2020, dari https://www.99.co/blog/indonesia/kota-terbising-
di-dunia/

Prenatal, benni.2019. PENGUKURAN INTENSITAS DAN PEMETAAN KEBISINGAN DI


AREA FATTY ACID PLANT PT. PERMATA HIJAU PALM OLEO KIM II MABAR.
Fakultas teknik: Universitas Medan Area, Medan.

Putra, Rama Dani Eka dan Fuad Dwi Hanggara.2019. PENGARUH TINGKAT
KEBISINGAN TERHADAP PENINGKATAN DENYUT NADI PADA OPERATOR LINI
PRODUKSI (STUDI KASUS: PT XYZ). Jurnal Rekayasa system Industri Vol 5 No. 1.
Universitas Universal Komplek Maha Vihara Duta Maitreya.

Ramdhani, P. 2015. APLIKASI DETEKSI DINI DALAM SISTEM SIRKULASI UDARA


TERHADAP POLUSI ASAP (Laporan Akhir). Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.

Rizda.(2017). Dekat Jalan Raya, Tingkat Kebisingan 3 Sekolah di Jakarta, Bogor dan
Bandung Melebihi Nilai Baku. Diakses pada 26 Maret 2020, dari https://www.forda-
mof.org/index.php/berita/post/4111.

Safira, Irma Alya.2018. PERAN POLUSI SUARA TERHADAP KESEHATAN MENTAL


WARGA IBUKOTA DI PROVINSI DKI JAKARTA. Berita Kedokteran Masyarakat ISSN
0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE), Vol 33, No 5 (2017),
https://doi.org/10.22146/bkm.37023. Diakses dari
https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/37023.

22
Suryani, novi dwi ira.2015. Analisis Pengaruh tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api
terhadap Tekanan darah Ibu rumah tangga di Pemukiman pinggiran rel Kereta Api Jalan
Ambengan Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Airlangga, Surabaya.

Who.2016. ambient air pollution: a global assessment of exposure and a burden of disease.
The WHO document production services: Geneva, Switzerland.

Who.2018. WHO housing and health guidelines. The WHO document production services:
Geneva, Switzerland.

Diakses pada, 22/04/2020 20.30 :

https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm10.bmkg

https://www.bmkg.go.id/kualitas-udara/informasi-partikulat-pm25.bmkg

https://www.eea.europa.eu/themes/air/air-quality/resources/glossary/g-m3

https://www.iamat.org/country/san-marino/risk/air-pollution#

https://www.who.int/airpollution/data/cities/en/

https://citiquiet.com/the-top-10-noisiest-cities-in-the-world-2/

23

Anda mungkin juga menyukai