Anda di halaman 1dari 3

5 cara ampuh menyikapi berita hoax di tengah wabah virus corona.

Hisbullah (170109012)
hisbullah19999@gmail.com

Prodi Tadris Matematika


Fakultas Tarbiyahdan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai

Pandemi Koronavirus 2019–2020 atau dikenal sebagai pandemi COVID-19 adalah


peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease 2019,
disingkat COVID-19) di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru
yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 23 April 2020, lebih dari
2.000.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah,
mengakibatkan lebih dari 195,755 orang meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang
sembuh.
Seiring berkembangannya zaman, kemajuan ilmu teknologi dan kemunikasi saat ini
berkembangan sangat pesat, terbukti dari banyaknya penemuan-penemuan manusia yang
mempermudah segala pekerjaaan manusia tak terkecuali dibidang komunikasi. Di bidang
komunikasi, kemajuan teknologi membuat manusia mudah dalam mendapatkan informasi
atau berita. Istilah hoax atau berita palsu kini semakin santer terdengar di dunia maya.
Kemudahan dalam menyebarkan pesan melalui media sosial mempermudah hoax
berkembang dengan cepat. Dalam hitungan menit saja bisa dikatakan sudah dibagikan
sebanyak ratusan kali oleh pengguna media sosial atau yang disebut netizen. Efeknya, orang-
orang yang tidak mencari tahu kebenarannya jadi mudah terhasut dan percaya sehingga
menimbulkan ketakutan akan sesuatu hal seperti pada saat ini dimana pandemi virus corona
(COVID-19) yang sedang mewabah di Dunia tak terkecuali di Indonesia.
Disamping kita berperang melawan wabah virus corona, kita juga di hadapkan oleh
banyak berita hoax yang mewabah di masyarakat saat ini yang mengakitbatkan masyarakat
takut dan percaya akan berita-berita hoax tersebut. Saat ini banyak berita hoax yang
mengangkat topik tentang virus corona yang membuat masyarkat takut berlebih atau bahkan
percaya akan hal tersebut. Seperti baru-baru di Indonesia khususnya di daerah Sulawesi
selatan beredar berita palsu yang mengatakan bahwa lahir seorang anak dan berbicara bahwa
makan telur ayam kampong rebus akan menanggulangi virus corona. Dalam hitung menit
saja berita tersebar luas di masyarakat dan masyarakan banyak yang percaya dan melakukan
hal tersebut padahal berita tersebut belum jelas kebenarnya. Disini lah kita sebagai orang
yang berpendidikan pandai-pandai lah dalam menyikapi berita berita seperti itu. Selain berita
itu masih banyak berita hoax yang menyebar di masyarakat di tengah wabah virus corona ini.
Berikut 5 cara ampuh dalam menyikapi berita hoax di kalangan masyarakat.
1. Waspada dengan Judul Berita yang Provokatif
Umumnya berita hoax diberi judul yang sensasional dan provokatif, contohnya saja
langsung menunjuk ke pihak tertentu. Isi beritanya pun bisa diambil dari berita media
resmi, tapi sudah ada beberapa info yang diubah supaya membuat pemikiran sesuai yang
diinginkan si pencipta hoax. Jadi sebelum termakan dengan judul dan mencerna info di
berita tersebut, sebaiknya Anda telusuri dulu dengan cara mencari berita yang serupa dari
media resmi. Kemudian bandingkan isi keduanya, apakah sama atau bertolak belakang.
Bila jawabannya adalah bertolak belakang, bisa dipastikan itu merupakan berita palsu.
2. Periksa Faktanya dan sumbernya
Cara mengatasi berita hoax adalah dengan memeriksa fakta dari berita yang tersebar.
Periksa sumbernya, apakah dari institusi resmi atau tidak. Apabila informasinya berasal
dari pelaku ormas, pengamat, atau tokoh politik, jangan cepat untuk mempercayainya.
Perhatikan juga keberimbangan sumber berita tersebut dengan mencari sumber lainnya
supaya Anda bisa membandingkan gambaran yang utuh dan keaslian info di dalamnya.
Setelah itu, amatilah jenis berita yang Anda baca, dibuat berdasarkan fakta atau opini.
Fakta merupakan peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sedangkan opini
merupakan pendapat dari penulis berita sehingga bisa cenderung bersifat subjektif.
3. Teliti Keaslian Foto/video
Konten berita tidak hanya berupa teks, tapi juga disertakan foto-foto bahkan video untuk
mendukung isi berita tersebut. Namun berkat kecanggihan teknologi digital, kini foto dan
video pun bisa diedit untuk mempengaruhi pembaca. Di sini Anda harus meneliti keaslian
media tersebut menggunakan mesin pencari Google. Caranya adalah dengan melakukan
drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Kemudian Anda akan mendapatkan
hasil pencarian yang menyajikan gambar-gambar serupa yang ada di internet untuk Anda
bandingkan.
4. Telusuri Alamat Situs
Beberapa berita bahkan berani mencantumkan alamat situs atau link supaya terkesan asli.
Namun jangan langsung percaya. Anda wajib untuk menelusuri alamat situs tersebut
apakah sudah terverifikasi sebagai institusi pers resmi atau belum. Biasanya situs yang
menggunakan domain blog kurang bisa diakui kebenarannya. Dalam catatan Dewan Pers,
ada sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita, tapi baru 300
situs yang sudah terverifikasi sebagai situs berita resmi. Itu artinya ada puluhan ribu situs
yang berpotensi untuk menyebarkan berita palsu di internet yang perlu Anda waspadai.
5. Bergabung dengan Grup Anti-Hoax
Cara mengatasi berita hoax terakhir yang bisa Anda lakukan adalah dengan bergabung
dalam grup anti-hoax yang kini sudah banyak terdapat di internet. Misalnya saja di
Facebook ada beberapa fanpage dan grup diskusi anti-hoax, seperti Forum Anti Fitnah,
Hasut, dan Hoax (FAFHH), Grup Sekoci, Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, dan
Fanpage Indonesian Hoaxes. Dalam grup-grup tersebut, Anda bisa membaca klarifikasi
yang sudah diberikan oleh orang lain atau bertanya apakah sebuah informasi yang Anda
baca merupakan hoax atau bukan.

Itu tadi 5 cara ampuh dalam menyikapi berita hoax. Untuk itu kita harus menjadi
netisen cerdas yang tidak mudah percaya akan suatu berita yang belum jelas kebenarannya
dan juga harus memutus penyebaran berita tersebut. .

Anda mungkin juga menyukai