Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“PENILAIAN HASIL BELAJAR”

Dosen Pengampu:
Danial, S.Pd., M.Pd
NBM. 1309677

Oleh
Hisbullah
(170109012)

PRODI TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Sesungguhnya atas

berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah ini selesai disusun. Shalawat serta salam
senantiasa disampaikan kepada junjungan Rasullah Muhammad SAW.
Pendidik adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Dengan demikian, salah satu kompetensi yang mesti dimiliki seorang
pendidik adalah mampu merancang dan melaksanakan evaluasi, baik terhadap
proses maupun hasil pembelajaran. Makalah konsep dasar evaluasi ini disusun
sebagai pemenuhan tugas kuliah pada mata kuliah evaluasi pembelajaran
pendidikan matematika.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan
dan ketidaksempurnaan. Untuk itu masukan dari pembaca demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang sangat diharapkan. Kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam penyusunan hingga terselesaikannya makalah ini kami
haturkan terima kasih. Semoga makalah ini memberikan manfaat khususnya
kepada penulis dan umumnya kepada pembaca serta menorehkan secercah
manfaat bagi perbaikan kualitas mahasiswa calon professional pendidikan.

Sinjai, 02 Maret 2020

Penulis

DAFTAR ISI

ii
Halaman Judul.....................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan.............................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................1

BAB II Pembahasan............................................................................................2
A. Pengertian Penilaian Hasil Belajar..........................................................2
B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar..................................................5
C. Teknik Penilaian Menurut Permendikbud...............................................9

BAB III Penutup..................................................................................................16


A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Saran........................................................................................................16

Daftar Pustaka.....................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah mutu pendidikan yang banyak dibicarakan adalah rendahnya
hasil belajar peserta didik. padahal kita tahu, bahwa hasil belajar dipengaruhi
oleh berbagai faktor, antara lain, sikap dan kebiasaan belajar, fasilitas belajar,
motivasi, minat, bakat, pergaulan, lingkungan baik lingkungan keluarga,
teman maupun lingkungan fisik kelas dan yang tak kalah pentingnya adalah
kemampuan profesional guru dalam melakukan penilaian hasil belajar itu
sendiri. Penilaian merupakan bagian integral dari sebuah
pembelajaran. Dalam setiap pembelajaran, penilaian
berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Penilaian di dalam pembelajaran membantu guru dalam
mengevaluasi keefektifan kurikulum, strategi mengajar dan
kegiatan belajar yang mencakup kompetensi pengetahuan,
sikap dan keterampilan siswa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, yaitu :
1. Apakah Pengertian Penilaian Hasil Belajar?
2. Bagaimanakah Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar?
3. Bagaimanakah Teknik Penilaian Menurut Permendikbud?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Penilaian Hasil Belajar
2. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar
3. Untuk Mengetahui Teknik Penilaian Menurut Permendikbud

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penilaian Hasil Belajar


Penialaian hasil belajar adalah proses sistematis untuk
mengumpulkan informasi, melalui proses pengukuran dan
non pengukuran, atau penggunaan instrument tes maupun
nontes, yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan tentang siswa, perbaikan program
dan perbaikan proses pembelajaran.1 Penilaian hasil belajar
anak dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan,
perkembangan hasil belajar anak sesuai dengan potensi yang
dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara
berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan
balik kepada guru agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses pembelajaran.2
Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah. Dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan disebutkan bahwa penilaian hasil belajar
peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
1
Jumanta hamdayama. 2016. Metodelogi pengajaran. Cet. 1 jakarta:
bumi aksara. h. 190.
2
Taman Kanak-Kanak, (2006). Model Penilian Kelas
3

3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,


pelaksanaan, dan pelaporannya.
4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Jika
dibandingkan dengan prinsip-prinsip penilaian hasil belajar di atas
dengan prinsip-prinsip umum yang ditetapkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan, maka nampak prinsip-prinsip di atas lebih ringkas
dari pada yang ditetapkan oleh BNSP.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa,


“penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan”. Penilaian
digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan,
dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu,
kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu didukung
oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinambungan.
Penilaian merupakan salah hal yang tidak dapat dipisahkan dalam
menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar terutama pelajaran
matematika, bukan hanya sebagai alat yang digunakan untuk menilai hasil
belajar. Kegiatan penilaian memberikan gambaran dan informasi pada guru
dalam rangka peningkatan kualitas mengajar dan membantu siswa mencapai
perkembangan serta kemajuan belajarnya secara optimal. Kemajuan belajar
siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan guru mengajar. Penilaian
autentik harus mendeskripsikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa
4

berdasarkan dari pengalaman belajar mereka, bagaimana mereka


mengaplikasikan pengetahuannya.3
Penilaian dipandang sebagai salah satu faktor yang
penting dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil
belajar, sehingga guru dapat meningkatkan mutu
pembelajaran siswa. Guru juga harus mengetahui tujuan dari
penilaian siswa, antara lain untuk:
1. Mendorong dan meningkatkan pembelajaran siswa
a. Menilai sejauh mana siswa mencapai hasil belajar yang
diharapkan, mencari dan mengevaluasi hasil yang tidak
diharapkan.
b. Mengenali pencapaian dan mendiagnosa kesulitan
belajar agar siswa belajar mengembangkan kekuatan
dan mengatasi kelemahan mereka.
c. Mempertajam pengajaran dan pengalaman belajar lain
untuk meningkatkan baik pembelajaran individual
maupun kelas.
d. Menolong siswa mengembangkan dan mempraktekkan
penilaian diri dan pemahaman diri mengenai
pembelajaran mereka.
e. Menolong siswa menentukan tujuan pembelajaran yang
bermakna dan realistis serta menerima tanggung jawab
atas pembelajaran mereka sendiri.
2. Mengkomunikasikan informasi bermakna kepada siswa,
orang tua dan otoritas sekolah mengenai pembelajaran
siswa.
a. Memberikan tanggapan yang realistis dan bermanfaat
mengenai prestasi, kemampuan, perilaku, sikap dan
sifat.

3
Laelasari, Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika, Vol. 3, No. 2, 2017, h. 102.
5

b. Menempatkan guru, siswa dan orang tua/wali dalam


posisi saling berhubungan satu sama lain mengenai
kemajuan siswa sejalan dengan waktu.
c. Memberikan bimbingan bagi pilihan pendidikan dan
pekerjaan.
d. Melaporkan prestasi belajar kepada otoritas sekolah dan
pemerintah.
Dari penjelasan diatas maka dapatdisimpulkan bahwa
tujuan-tujuan penilaian siswa menekankan pada penilaian
sebagai pembelajaran, yaitu penilaian terhadap
perkembangan proses pembelajaran siswa dalam mencapai
kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan di dalam
kegiatan belajar mengajaran, dan menekankan kepada
penilaian atas pembelajaran, yaitu penilaian terhadap hasil
akhir siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.4
Setelah memehami pernyataan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses atau
kegiatan yang dilakukan secara konsisten, sistematis dan
terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam
bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas dan portofolio serta
penilaian diri.
Penialain yang dilakukan guru terhadap hasil
pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan
penyususnan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki
proses pembelajaran. Penilaian hasil pembelajaran

4
Ani, Y. (2013). Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013. In Seminar
Nasional Implementasi Kurikulum (pp. 742-749).
6

menggunakan standar penilaian pendidikan dan panduan


penialaian kelompok mata pelajaran.5

B. Ruang Lingkup Penilaian Hasil Belajar


Berdasarkan Permendikbud Tahun 2016 Nomor 23 Pasal 2 Penilaian
pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas:
a. penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah6.
Penilaian yang dilakukan oleh guru seharusnya bersifat konprehensif,
penilaian yang dimaksudkan untuk mendapatkan informasi pada seluruh
aspek perkembangan siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik. Penilaian yang dilakukan terbatas pada aspek tertentu saja,
tidak dapat dijadikan sebagai satu-satunya dasar pengambilan keputusan
terhadap perkembangan siswa. Oleh karena itu guru memerlukan instrument
penilaian yang berbeda untuk mengukur aspek perkembangan siswa yang
berbeda pula.
Penilaian yang melingkupi seluruh aspek perkembangan siswa
sebagaimana dimaksudkan di atas sebenarnya telah ada tidak hanya di dalam
kurikulum 2013, tetapi ada di dalam setiap kurikulum sebelumnya. Penilaian
sebagai komponen tidak terpisahkan dalam pembelajaran harus direncanakan
guru sejak awal sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
Penilaian yang direncanakan tersebut disusun sebagai acuan pendidik,
maupun satuan pendidikan dalam mengukur ketercapaian tujuan pendidikan
dan pembelajaran secara keseluruhan. Dalam Permendikbud nomor 66
tahun 2013 menyebutkan bahwa penilaian harus menjamin:
1. Perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian

5
Rusman. 2013.Model-model pembelajaran : mengembangkan
profesianalisme guru. Ed. 2, cet. 6. Jakarta: rajawali pers. h. 13
6
Permendikbud Tahun 2016 Nomor 23 Pasal 2 h.3
7

2. Pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,


efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya
3. Pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informative (Permendikbud Nomor 66 tahun 2013).
Penilaian yang dilakukan haruslah terbuka, siswa harus mendapatkan
informasi tentang jenis penilaian, teknik maupun penskoran serta kapan
waktu penilaian tersebut akan dilakukan. Selain itu penilaian harus
mencerminkan konteks social siswa bukan menilai tentang sekolah. Hasil
penilaian yang telah dilaksanakan baik berupa data angka maupun data verbal
harus dilaporkan secara obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan, serta
mampu memberikan informasi yang akurat baik bagi siswa maupun orang tua
siswa.7
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik setiap peserta didik
terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian
merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/ kompetensi muatan/ kompetensi program dan
proses. Pada Kurikulum 2013 kompetensi dinyatakan dalam
bentuk kompetensi inti yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar. Kompetensi Inti (KI) menjadi unsur
pengorganisasi kompetensi dasar, artinya semua kompetensi
dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk
mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti.8
Sistem pendidikan nasional rumusan hasil belajar banyak
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah,
yaitu:

7
Wildan, Pelaksanaan Penilaian Autentik Aspek Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan di
Sekolah atau Madrasah, Vol. 15, No. 2, 2017, h. 133.
8
Karpin, K. Evaluasi Lingkup Penilaian Pada Keterampilan Vokasional di
SLB. Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, 6(1).
8

1. Penilaian Kognitif
Penilaian pengetahuan Menurut Kemendikbud,
“Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk
mengukur kemampuan peserta didik berupa pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, serta
kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi”. Penilaian
ini berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada
KI-3 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran. Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian.9
Penilaian kognitif terbagi atas tenam tipe penilaia hasil
belajar, yaitu:10
a. Tipe Hasil Belajar Pengetahuan
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif
tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil
belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar
berikutnya. Hafalan menjadi prasarat bagi pemahaman.
Hal ini berlaku bagi semua bidang ilmu, baik matematika,
pengetahuan alam, ilmu sosial, maupun bahasa. Misalnya
hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana
menggunakan rumus tersebut; hafal kata-kata akan
memudahkan membuat kalimat.
b. Tipe Hasil Belajar Pemahaman
Tipe hasil balajar yang lebih tinggi dari pada
pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan
susunan kelimat dengan bahasa sendiri, memberi contoh
lain dari yang telah dicontohkan, menggunakan petunjuk
penerapan pada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom,

9
Karpin, K. Evaluasi Lingkup Penilaian Pada Keterampilan Vokasional di
SLB. Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, 6(2).
10
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kompetensi Evaluasi
Pendidikan 04-A: Penilaian Hasil Belajar. h. 12.
9

kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada


pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa
pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untu dapat
memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau
mengenal.
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga
kategori.Tingkat terendah adalah pemahaman
terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang
sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam
bahasa Indonesia, pemahaman mengartikan Bhineka
Tunggal Ika, mengartikan merah putih, menerapkan
prinsip-prinsip listrik dalam memasang saklar dll yang
sejenis. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran,
yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan
yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,
membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok,
menghubungkan pengetahuan tentang konjungsi kata
kerja, subjek, dan possesive sehingga tahu menyusun
kalimat. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi
adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi
diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang
tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi
dari suatu kejadian, dapat memperluas presepsi dalam
arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.
Meskipun pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga
tingkatan di atas, perlu disadari bahwa menarik garis
yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah. Penyusun
tes dapat membedakan soal yang susunannya termasuk
subkategori tersebut, tetapi tidak perlu berlarut-larut
10

mempersalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan


mudah dapat dibedakan antara pemahaman terjemahan,
pemanfsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah untuk
kepentingan penyususunan soal tes hasil belajar.
c. Tipe Hasil Belajar Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi
kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin
berupa ide, teori, rumus, hukum, prinsip, generalisasi dan
pedoman atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke
dalam situasi baru disebut aplikasi. Aplikasi yang
berulangkali dilakukan pada situasi lama akan beralih
menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu
situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila terjadi
proses pemecahan masalah. Situasi bersifat local dan
mungkin pula subjektif sehingga tidak mustahil bahwa
sesuatu itu baru bagi banyak orang, tetapi sesuatu yang
sudah dikenal bagi beberapa orang tertentu.
Mengetengahkan problem baru hendaknya lebih
didasarkan atas realitas yang ada di masyarakat atau
realitas yang ada di dalam kehidupan siswa sehari-hari.

d. Tipe Hasil Belajar Analisis


Analisis adalah usaha memilah suatu integritas
menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas
hierarkinya dan susunannya. Analisis merupakan suatu
kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan
kecakapan dari ketiga tipe hasil belajar sebelumnya.
Dengan kemampuan analisis diharapkan siswa
mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang
sesuatu dan dapat memilah atau memecahnya menjadi
11

bagian-bagian yang terpadu baik dalam hal prosesnya,


cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya. Bila
kecakapan analisis telah dikuasai siswa maka siswa akan
dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara
kreatif.
e. Hasil Belajar Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam
bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar
pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir
aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai
berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah
daripada berpikir devergen. Dalam berpikir konvergen,
pemecahan masalah atau jawabannya akan mudah
diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya. Berpikir
sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen
pemecahan masalah atau jawabannya belum dapat
dipastikan. Mensintesiskan unit-unit tersebar tidak sama
dengan mengumpulkannya kedalam satu kelompok besar.
Kalau analisis memecah integritas menjadi bagian-bagian,
sebaliknya sintesis adalah menyatukan unsurunsur
menjadi suatu integritas yang mempunyai arti. Berpikir
sintesis merupakan sarana untuk dapat mengembangkan
berpikir kreatif. Seseorang yang kreatif sering
menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreatifitas juga
beroperasi dengan cara berpikir divergen. Dengan
kemampuan sintesis, siswa dimungkinkan untuk
menemukan hubungan kausal, urutan tertentu, astraksi
dari suatu fenomena.
f. Tipe Hasil Belajar Evaluasi
12

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai


sesuatu yang mungkin dilihat dari tujuan, gagasan, cara
bekerja, pemecahan, metode dan materi. Oleh karena itu
maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau
stándar tertentu. Dalam tes esai, stándar atau kriteria
tersebut muncul dalam bentuk frase ”menurut pendapat
saudara” atau “menurut teori tertentu”. Frase yang
pertama sukar diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar
diperbandingkan sebab variasi kriterianya sangat luas.
Frase yang kedua lebih jelas standarnya. Untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam evaluasi,
maka soal-soal yang dibuat harus menyebutkan
kriterianya secara eksplisit. Mengembangkan kemampuan
evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Kemampuan evaluasi memerlukan
kemampuan dalam pemahaman, aplikasi, analisis, dan
sintesis. Artinya tipe hasil belajar evaluasi mensaratkan
dikuasainya tipe hasil belajar sebelumnya.
2. Penilaian afektif
Penilaian afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.
Perubahan sikap seseorang dapat ketahui, bila seseorang
telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian
hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru.
Dalam menilai hasil belajar siswa, para guru lebih banyak
mengukur siswa dalam penguasaan aspek kognitif.
penilaian sikap ditujukan untuk mengetahui capaian
dan membina perilaku serta budi pekerti peserta didik
sesuai butir-butir sikap dalam Kompetensi Dasar (KD) pada
Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1) dan Kompetensi Inti
Sikap Sosial (KI-2). Penilaian sikap merupakan bagian dari
13

pembinaan dan penanaman /pembentukan sikap spiritual


dan sikap sosial peserta didik yang menjadi tugas dari
setiap pendidik. Penanaman sikap diintegrasikan pada
setiap pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4. Selain itu, dapat
dilakukan penilaian diri (self assessment) dan penilaian
antar teman (peer assessment) dalam rangka pembinaan
dan pembentukan karakter peserta didik, yang hasilnya
dapat dijadikan sebagai salah satu data untuk konfirmasi
hasil penilaian sikap oleh pendidik. Hasil penilaian sikap
selama periode satu semester ditulis dalam bentuk
deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik. 11

Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam


berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan
teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.
Sekalipun bahan pengajaran berisi ranah kognitif, ranah
efektif harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut
dan harus tampak dalam proses belajar dan hasil belajar
yang dicapa ioleh siswa. Hasil Belajar ranah efektif terdiri
atas lima kategori sebagai berikut:12
a. Reciving/attending, yakni kepekaan dalam menerima
rangsangan (stimulasi) dari luar yang dating kepada
dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam
tipe ini termasuk kesadaran, untuk menerima stimulus,
keinginan untuk melakukan kontrol dan seleksi terhadap
rangsangan dari luar.

11
Karpin, K. Evaluasi Lingkup Penilaian Pada Keterampilan Vokasional di
SLB. Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, 6(1).
12
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kompetensi Evaluasi
Pendidikan 04-A: Penilaian Hasil Belajar. h. 15-16.
14

b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan


oleh seseorang terhadap stimulasi yang dating dari luar.
Hal Ini mencakup ketetapan reaksi, kedalaman
perasaan, kepuasan merespon, tanggung jawab dalam
memberikan respon terhadap stimulus dari luar yang
dating pada dirinya.
c. Valuing berkenaan dengan nilai atau kepercayaan
terhadap gejala atau stimulus yang diterimanya. Dalam
Hal ini termasuk kesediaan menerima nilai, latar
belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam
satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai
dengannilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang
telah dimilikinya.
e. Internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai
yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
3. Penilaian psikomotorik
Penilaian keterampilan Menurut Kemendikbud,
“Penilaian keterampilan adalah penilaian untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik terhadap kompetensi
dasar pada KI-4”. Penilaian keterampilan menuntut peserta
didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu.
Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
pengetahuan yang sudah dikuasai peserta didik dapat
digunakan untuk mengenal dan menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sesungguhnya.13

Karpin, K. Evaluasi Lingkup Penilaian Pada Keterampilan Vokasional di


13

SLB. Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, 6(1).


15

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk


keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak. Ada enam
tingkatan keterampilan, yakni:14
a. Gerak refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak
sadar).
b. Keterampilan pada gerakan dasar.
c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya
membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan
lain-lain.
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan,
keharmonisan dan ketepatan.
e. Gerak-gerak skill, mulai dari keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan yang kompleks.
f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-
decursive seperti gerakan ekspresif dan interpreatif.
Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak
berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain,
bahkan ada dalam kebersamaan. Se-seorang yang berubah
tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah
berubah pula sikap dan perilakunya.

C. Teknik Penilaian Menurut Permendikbud


Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian
bertujuan untuk menjamin;
1. perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian,
2. pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks social budaya,
14
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kompetensi Evaluasi
Pendidikan 04-A: Penilaian Hasil Belajar. h. 16-17.
16

3. pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan


inofatif. 15

Teknik Penilaian dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua


kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
1. Penilaian aspek sikap bermula dari perasaan suka dan tidak suka yang
terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons suatu objek.
Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang.16 Penilaian aspek sikap dilakukan melalui
observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal selama proses
pembelajaran berlangsung, dan tidak hanya di dalam kelas.
a. Observasi Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat
pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
b. Penilaian Diri adalah teknik penilaian sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan sendiri sebelum ulangan oleh peserta
didik secara reflektif. Penilaian diri merupakan teknik penilaian
dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan
dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian Antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan
perilaku keseharian peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian ini dilakukan secara
berkala setelah proses pembelajaran.

15
Umi Salamah, Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, 2018, h. 284.
16
Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, 2014, (Cet 2, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada), h. 28.
17

d. Jurnal Catatan Guru/Jurnal Pendidik adalah instrumen penilaian yang


digunakan untuk menghimpun catatan pendidik di dalam dan di luar
kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang berkesinambungan dari
hasil observasi.
2. Penilaian Aspek Pengetahuan Teknik kompetensi pengetahuan atau
kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
pencapaian atau penugasan peserta didik dalam aspek pengetahuan yang
meliputi ingatan/hafalan, pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
a. Tes Tulis Tes tulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis
berupa pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
b. Tes Lisan Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
guru secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut
secara lisan juga, sehingga menumbuhkan sikap berani berpendapat.
Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.
c. Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat
berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai
dengan karakteristik tugasnya.17
3. Aspek keterampilan dapat dinilai dengan cara berikut:
a. Kinerja atau Performance merupakan suatu penilaian yang meminta
peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang
sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan. Misalnya memainkan alat musik, menggunakan
mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari, dan sebagainya.
b. Projek Merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian projek
17
Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, 2015, (Cet 1, Jakarta: PT
Bumi Aksara), h. 193.
18

dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan


mengaplikasikan, kemampuan melakukan penyelidikan dan
kemampuan menginformasikan peserta didik pada muatan tertentu
secara jelas 18.
c. Portofolio secara umum memiliki beberapa persamaan dengan model
penilaian lainnya, yaitu adanya proses asesor memeriksa data atau
dokumen usulan seseorang untuk mengambil keputusan tentang
seseorng tersebut. Dalam penilaian portofolio, penilaian bertingkat
diberlakukaan setelah yang bersangkutan mengisi usulan dengan
melakukan laporan persepsi diri yang isinya menceritakan mengenai hal
yang telah dilakukan selama beberapa tahun terakhir dan
melengkapinya dengan bukti-bukti fisik yang relevan.19
Menurut Depdiknas penilaian hasil belajar oleh pendidik
menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan
karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta
didik, yaitu:
1. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik
atau tes kinerja;
2. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama
pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan
pembelajaran; dan
3. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok
dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek.
Dalam memperoleh data, pendidik dapat menggunakan
berbagai teknik penilaian secara komplementer (saling
melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai,
sebagaimana diuraikan dalam panduan penilaian masing-
masing kelompok mata pelajaran. Teknik-teknik tersebut
antara lain terdiri atas:
18
Umi Salamah, Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan, Vol. 2, No. 1, 2018, h. 285.
19
Sukardi, Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan, 2015, (Cet 2, Yogyakarta: PT
Bumi Aksara), h. 229.
19

1. Tes kinerja
Tes kinerja dapat berbentuk tes keterampilan tertulis,
tes identifikasi, tes simulasi, dan uji petik kerja. Melalui tes
kinerja peserta didik diminta mendemonstrasikan
kinerjanya.
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang
dinilai, baik dilakukan secara formal maupun informal.
Observasi formal dilakukan dengan cara menggunakan
instrumen yang sudah dirancang sebelumnya, sedangkan
observasi informal dilakukan tanpa menggunakan instrumen
yang dirancang terlebih dahulu.
3. Penugasan
Penugasan dapat dilaksanakan dalam bentuk proyek
atau tugas rumah. Proyek adalah sejumlah kegiatan yang
dirancang, dilakukan, dan diselesaikan oleh peserta didik di
luar kegiatan kelas dan harus dilaporkan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu. Tugas rumah adalah
tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan
kelas, misalnya menyelesaikan soalsoal dan melakukan
latihan.
4. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan
kreativitas peserta didik.
5. Tes tertulis
Tes tertulis dilakukan dalam bentuk tes yang
jawabannya berupa pilihan dan isian. Tes yang jawabannya
20

berupa pilihan meliputi pilihan ganda, benarsalah,


menjodohkan. Adapun tes yang jawabannya berupa isian
berbentuk isian singkat dan uraian.
6. Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung
tatap muka antarampeserta didik dengan seorang atau
beberapa penguji. Pertanyaan dan jawabanmdiberikan
secara lisan dan spontan. Tes jenis ini memerlukan daftar
pertanyaan dan pedoman pensekoran.
7. Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses
pembelajaran yang berisi informasi kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkait dengan kinerja
ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara
deskriptif.
8. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi
secara mendalam tentang wawasan, pandangan, atau
aspek kepribadian peserta didik yang jawabannya diberikan
secara lisan dan spontan.
9. Inventori
Inventori merupakan skala psikologis yang dipakai
untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta
didik terhadap sesuatuobjek psikologis. Inventori antara
lain berupa skala Thurstone, skala Likert, atau skala
berdiferensiasi semantik.
10. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam berbagai hal.
21

11. Penilaian antarteman


Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian
dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal.
Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian akan
memberikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan
belajar peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup:
penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,
ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian
tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah.
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor
66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar penilaian
bertujuan untuk menjamin;
4. perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian,
5. pelaksanaan penilaian peserta didik secara professional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks social budaya,
6. pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
inofatif.
Teknik Penilaian dilakukan dalam berbagai teknik untuk semua
kompetensi dasar yang dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

B. Saran
Sebagai calon pendidik sebaiknya perlu memahami materi tentang
penilaian hasil belajar, sehingga dapat mempermudah dalam melakukan
proses pembelajaran. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca maupun penulis, agar lebih mengetahui materinya serta
pengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika dalam makalah ini
terdapat kesalahan, mohon untuk diberi kritik maupun saran demi
kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Ani, Y. Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013. 2013.


In Seminar Nasional Implementasi Kurikulum.

Hamdayama Jumanta. Metodelogi pengajaran. 2016. Jakarta:


Bumi Aksara.

Sukardi. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. 2015. Yogyakarta: PT


Bumi Aksara.

Rusman. 2013. Model-model pembelajaran : mengembangkan


profesianalisme guru. Jakarta: rajawali pers.

Melly Suciyati Rina, dkk. 2017. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa Pada
Sub Tema Hidup Rukun dengan Teman Bermain di Kelas II SDN 14 Banda
Aceh. 2(1): 60.

Laelasari. 2017. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Matematika. 3(2): 102.

Wildan. 2017. Pelaksanaan Penilaian Autentik Aspek Pengetahuan, Sikap dan


Keterampilan di Sekolah atau Madrasah. 15(2):133.

Permendikbud Tahun 2016 Nomor 23 Pasal 2.

Taman Kanak-Kanak, (2006). Model Penilian Kelas.

Karpin, K. Evaluasi Lingkup Penilaian Pada Keterampilan


Vokasional di SLB. Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga


Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Kompetensi Evaluasi Pendidikan 04-A: Penilaian Hasil
Belajar.

Anda mungkin juga menyukai