Anda di halaman 1dari 6

II.

FIQH

KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD


A. Keutamaan Shalat Tahajud dalam Alquran
Di antara keutamaan shalat tahajud dalam Alquran adalah:
1. Shalat tahajud adalah sifat orang bertakwa dan calon penghuni surga
Allah SWT berfirman,
ِ ِ ُْ ‫ك‬ ِ َ‫اُّآَتهم ُّرُّبُۚم ُّإِ ََّّنُم ُّ َكانُواُّق‬ ِِ ٍ ٍ ‫إِ َّن ُّالْمت َِّقني ُِِّف‬
ُّ‫)ُّ َكانُوا‬١٦ ُُّّ ‫ني‬
َ ‫ُُّمسن‬ َ ‫ـْا َل ُّ ََٰذل‬ ْ ُْ َ ْ ُ َ ‫ين َُّم‬ َ ‫)ُّآخذ‬١٥ ُُّّ ‫ُّجنَّات َُّوعُيُون‬ َ َ ُ
ُّ ُُّّ)١٨ ُُّّ‫ـ ْغ ِف ُرو َن‬ ْ ‫)ُّوِِب ْل‬
ُ ‫َس َحا ِر‬
َ‫ُّه ْمُّيَ ْست‬ ِ ِ
َ‫قَل ًيًلُّم َنُّاللَّْي ِل َُّماُّي‬
َ ١٧ ُُّّ‫ـ ْه َجعُو َن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan
mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka
sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit
sekali tidur di waktu malam, dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”
(QS. Adz Dzariyat: 15-18).
Al Hasan Al Bashri mengatakan mengenai ayat ini, “Mereka bersengaja melaksanakan
qiyamul lail (shalat tahajud). Di malam hari, mereka hanya tidur sedikit saja. Mereka
menghidupkan malam hingga sahur (menjelang shubuh). Dan mereka pun banyak beristighfar
di waktu sahur.” (lihat Tafsir Ibn Katsir).
2. Tidak sama antara orang yang shalat malam dan yang tidak
ِ َّ ِۗ ِ ْ ‫َُّي َذر‬ ِ ِ ‫ُّآَنء ُّاللَّي ِل‬ ِ
ُّ‫ـ ْعلَ ُمو َن‬
َ‫ين ُّي‬ َ ‫ـ ْر ُجو َُّر ْْحَ َة َُّربِه ُّقُ ْل‬
َ ‫ُّه ْل ُّيَ ْستَ ِوي ُّالذ‬ َ‫ُّاْلخَرَة َُّوي‬ ُ َْ ‫ُّساج ًدا َُّوقَائ ًما‬َ ْ َ َ ۗ ‫ُّه َو ُّقَانت‬ ُ ‫أ ََّم ْن‬
ُّ ُُّّ ِ ‫وُّالَلْاَا‬ ِ ِ َّ
َ‫ـ ْعلَ ُمو َنُّإََّّنَاُّي‬
ْ ُ‫ـتَ َذ َّك ُرُّأُول‬ َ‫ين ََُّّلُّي‬
َ ‫َوالذ‬
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan
mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (QS. Az-Zumar: 9).
Di antara makna ayat ini adalah: “Apakah sama antara orang yang berdiri untuk
beribadah (di waktu malam) dengan orang yang tidak demikian?!” 4 Jawabannya, tentu saja
tidak sama.
3. Kedudukan terpuji
ِ ِ َّ ُ‫)ُّوق‬٧٩ ُُّّ‫اُُّممودا‬ ِ َ ‫ـه َّج ْد ُّبِِه‬ َ‫َوِم َن ُّاللَّْي ِل ُّف‬
ُّ‫ُّم ْد َخ َل‬ُ ‫لُّر ُّأ َْدخ ْل ِّن‬ َ ً ُ َّْ ‫ك َُّم َق ًام‬
َ ‫ك َُّرب‬
َ َ‫ـ َعث‬
‫ـْا‬
َ‫ُّع َس َٰى ُّأَنُّي‬
َ ‫ك‬ َ َّ‫َُّنفلَ ًة ُّل‬ َ َ‫ـت‬
ُِۚ ِ ً َ‫نكُّس ْلط‬ ِ ِ ‫ُّص ْد ٍق ُّواجع‬ ِ ‫ِص ْد ٍق ُّوأَخ ِرج ِّن ُُّمُْرج‬
ُّ‫اط ُلُّإِ َّن‬ َ‫ُّجاءَُّا ْۡلَق َُّوَزَه َق ُّالْا‬
َ ‫)ُّوقُ ْل‬
َ ٨٠ ُُّّ‫اَن ُّنَّص ًيا‬ ُ َ ‫لُِّل ُّمنُّلَّ ُد‬ َْ َ ََ ْ ْ َ
ُّ ُُّّ)٨١ ُُّّ‫اط َلُّ َكا َن َُّزُهوقًا‬ ِ ‫الْا‬
َ
“79. Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji. 80. Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau
kekuasaan yang menolong. 81. Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil
telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” [Al Isra"/17:
79-81]
Berdasarkan ayat ini, ada empat keutamaan shalat tahajud, yaitu: Allah mengangkat
derajat orang yang melaksanakan shalat tahajud, Allah memudahkan setiap aktivitas yang

13
dilakukannya, Allah akan bebaskan dia dari segala kesulitan yang sedang dialami, dan Allah
akan senanitasa menolongnya jika ada orang-orang yang berbuat zalim kepadnya.
B. Keutamaan Shalat Tahajud dalam Hadis
Di antara keutamaan shalat tahajud dalam hadis adalah:
1. Shalat tahajud adalah sebaik-baik shalat sunnah
ُّ‫ُّص ًَلةُُّاللَّْي ِل‬ ِ ‫ـع َدُّالْ َف ِر‬ ِ َّ ‫ُّاَّللُّالْمحَّرمُّوأَفْضل‬
ِ َ ‫ُّشه ِرُّرمضا َن‬ ِ ِ َ ْ‫أَف‬
َ ‫يضة‬َ ْ َ‫ُّالص ًَلةُّب‬ ُ َ َ ُ َ ُ َّ ‫ُّش ْه ُر‬ َ ََ ْ َ ‫ـ ْع َد‬
َ‫ض ُلُّالصيَامُّب‬
“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –
Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR.
Muslim).
An Nawawi –rahimahullah– mengatakan, “Ini adalah dalil dari kesepakatan ulama
bahwa shalat sunnah di malam hari lebih baik dari shalat sunnah di siang hari. Ini juga adalah
dalil bagi ulama Syafi’iyah, di antaranya Abu Ishaq Al Maruzi dan yang sepaham dengannya,
bahwa shalat malam lebih baik dari shalat sunnah rawatib. Sebagian ulama Syafi’iyah yang
lain berpendapat bahwa shalat sunnah rawatib lebih afdhol (lebih utama) dari shalat malam
karena kemiripannya dengan shalat wajib. Namun pendapat pertama tetap lebih kuat dan
sesuai dengan hadits. Wallahu a’lam.
2. Shalat tahajud adalah kebiasaan orang shaleh
ُّ‫ُّع ِنُّا ِإل ُِْث‬
َ ‫ـ َهاة‬
‫ات َُّوَمْن‬ َُّّ ِ‫ـُ ْربَةُّإِ ََل َُّربِ ُك ْم َُّوُم َك ِفَرةُّل‬
ِ َ‫لسيِئ‬ ‫ـلَ ُك ْم َُّو ُه َوُّق‬
‫ـْا‬
َ‫نيُّق‬ ِِ َّ
َْ ‫ُّالصاۡل‬ ُ ْ‫ُّدأ‬
ِ
َ ُ‫َعلَْي ُك ْمُّبِقيَ ِامُّاللَّْي ِلُّفَِإنَّه‬
“Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat malam adalah
kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat
malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa.” (HR. Bukhari)
Dalam Surat Ali Imran ayat 113-114 juga dijelaskan bahwa di antara ciri-ciri orang
yang shaleh adalah mereka senantiasa bersujud di malam hari (qiyamul lail).
ُّ‫ـُ ْؤِمنُو َن‬ َ ِ‫ُّاَّلل‬
ُُّ ‫ُّآَنءَ ُّاللَّْي ِل َُّو ُه ْم ُّيَ ْس‬ َّ ‫ُّآَي ِت‬ ِ ِ ِ ِ ۗ ‫۞لَيسو‬
‫)ُّي‬١١٣ ُُّّ ‫ج ُدو َن‬ َ ‫ـلُو َن‬ َ‫اُّس َواءً ُّم ْن ُّأ َْه ِل ُّالْكتَا ُّأ َُّمة ُّقَائ َمة ُّي‬
‫ـْت‬ َ ُْ
ِِ َّ ‫ك ُِّمن‬ َِٰ ِ ِ ِ ِ ‫ُّاْل ِخ ِر ُّو ََيْ ُمرو َن‬ ِ ‫ِِب ََِّّلل ُّوالْي‬
ُُّّ‫ني‬
َ ‫ُّالصاۡل‬ َ َ ‫ُّع ِن ُّالْ ُمن َك ِر َُّويُ َسارعُو َن ُِِّف ُّا ْۡلََْيات َُّوُّأُولَئ‬
َ ‫ـ َه ْو َن‬
‫ـْن‬
َ‫ُِّبلْ َم ْع ُروف َُّوي‬ ُ َ ْ ‫ـ ْوم‬ ََ
ُّ ُُّّ)١١٤
Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus,
mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga
bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada
(mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh (Qs. Ali
Imran/3: 113-114).
3. Sebaik-baik orang adalah yang melaksanakan shalat tahajud
Nabi SAW pernah mengatakan mengenai ‘Abdullah bin ‘Umar:
ُّ ‫ام ُِّم َنُّاللَّْي ِلُّإَِّلَُّّقَلِي‬ َِّ ‫ُّقَ َالُّساِِلُّفَ َكا َنُّعا ُد‬.ُّ‫ىُِّبللَّي ِل‬ِ ‫ُّلَوُّ َكا َنُّي‬،ُّ‫ُّاَّلل‬
ِ َّ ‫نِ ْع َم‬
.ً‫ًل‬ ُ َ‫ـن‬
َ‫ُّاَّللَُّّلَُّي‬ َْ َ ْ ِ ‫صل‬ َُ ْ َّ ‫ُّعْا ُد‬ َ ‫ُّالر ُج ُل‬
“Sebaik-baik orang adalah ‘Abdullah (maksudnya Ibnu ‘Umar) seandainya ia mau
melaksanakan shalat malam.” Salim mengatakan, “Setelah dikatakan seperti ini, Abdullah bin
‘Umar tidak pernah lagi tidur di waktu malam kecuali sedikit.” (HR. Bukhari).
4. Doa orang yang bertahajud dikabulkan Allah
ُّ‫ُّعلَْي ِه َُّو َسلَّ َمُّأَيُُّّالد َع ِاءُُّّأَ ْْسَ ُع‬ َّ َّ‫ُّصل‬
َ ُ‫ىُّاَّلل‬
َِّ ‫ول‬
َ ‫ُّاَّلل‬ َ ‫َُّي َُّر ُس‬
َ ‫يل‬
ِ
َ ‫َع ْنُّأَِّبُّأ َُم َام َةُّقَ َالُّق‬
ُّ ‫ت‬ ُِّ ‫اتُّالْ َم ْكتُوَِب‬
ِ ‫ُّالصلَو‬
َ َّ ‫ـَُر‬ ‫ُّاْل ِخ ِر َُّو ُدب‬
ْ ‫فُّاللَّْي ِل‬
َ ‫ُّج ْو‬َ ‫قَ َال‬
“Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah SAW ditanya: Wahai Rasulullah, doa apakah
yang paling didengar? Beliau berkata: “Doa di tengah malam terakhir, serta (doa) setelah
shalat-shalat wajib.” (HR Tarmidzi)

14
ُّ‫ول َُّم ْن ُّيَ ْدعُ ِوَّن‬
ُ ‫ـ ُق‬
َُّ‫ـي‬ ِ ‫ث ُّاللَّي ِل‬
َ‫ُّاْلخ ُر ُّف‬ ِ ْ‫ُّالسم ِاء ُّالدن‬ ِ ٍ ‫ـ َع َاَل ُّ ُك َّل ُّلَْي‬ ‫ـْن ِزُل َُّرب‬
ْ ُ ُ‫ـُل‬ ‫ـ َقى ُّث‬
‫ـْا‬
َ‫ني ُّي‬
َ ‫ـيَا ُّح‬ َ َّ ‫ـلَة ُّإ ََل‬ َ‫ـاَ َارَك َُّوت‬َ‫ـنَا ُّت‬ َ‫ي‬
ِ ُّ ِ‫ـ ْغ ِفر‬ ِ ِ ‫فَأ‬
ُ‫َّنُّفَأَ ْغفَرُّلَُّه‬ُ َ‫يبُّلَهُ َُّوَم ْنُّيَ ْسأَلُِِنُّفَأ ُْعطيَهُ َُّوَم ْنُّيَ ْست‬َ ‫َستَج‬ ْ
“Rabb kami -Tabaroka wa Ta’ala- akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa
sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do’a pada-Ku,
maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan
memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan
ampunan untuknya”.” (HR. Bukhari)
5. Kunci Masuk Surga
ْ ‫َّاسُّنِيَامُُّّتَ ْد ُخلُو‬
ُّ‫اُّاْلَنَُّّةَ بِ َسًلٍَم‬ َّ ِ َ ‫اُّالسًلَ َم َُّوأَطْعِ ُمواُّالطَّ َع َام َُّو ِصلُواُّال َْر َح َام َُّو‬
ُ ‫صلواُِّبللْي ِل َُّوالن‬ َّ ‫َّاسُّأَفْ ُشو‬
ُ ‫ـ َهاُّالن‬
‫ََيُّأَي‬
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makan (orang-orang yang membutuhkan),
sambungkanlah silaturrahim, dan shalatlah pada malam hari ketika orang lain sedang tidur;
niscaya kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah).
C. Keutamaan Shalat Tahajud dalam Sains
1. Menghilangkan stres, mencegah kanker dan pengakit infeksi.
Prof. Dr. Mohammad Sholeh, ketika menyelesaikan studi Program Doktor di Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, menulis Disertasi berjudul: “Pengaruh
Shalat Tahajud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh
Imunologik: Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi”, yang diselesaikan tahun 2000.
Kesimpulan penelitian itu adalah “apabila kita melakukan shalat tahajud secara rutin, benar
gerakannya, ikhlas dan khusyu’ niscaya akan terbebas dari penyakit infeksi dan kanker.”
Mohammad Sholeh melakukan penelitian ini terhadap 51 siswa SMU Lukmanul Hakim
Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya. Dari 51 siswa hanya 23 yang sanggup bertahan
menjalankan shalat tahajud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi tinggal 19 siswa yang
bertahan shalat tahajud selama dua bulan.
Shalat dimulai pukul 02-00 hingga 3:30 sebanyak 11 rakaat. Selanjutnya hormon
kortisol (salah satu hormon penyebab stres) mereka diukur di tiga laboratorium di Surabaya
(Paramita, Prodia dan Klinika).
Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin bertahajud secara
ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan tahajud. Mereka yang rajin dan
ikhlas bertahajud memiliki ketahanan tubuh dan kemampuan individual untuk menaggulangi
masalah-masalah yang dihadapi dengan stabil.
Dalam tubuh kita terdapat korteks adrenal yang menghasilkan beberapa hormon, salah
satu di antaranya adalah kortisol (biasa disebut hormon stress), suatu hormon yang
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler, keseimbangan metabolik, dan sistem imun. Kadar
kortisol di dalam tubuh sangat fluktuatif menyesuaikan dengan irama sirkadian. Pola umum
irama sirkadian adalah sekresi kortisol yang naik pada saat tengah malam dan menjelang pagi.
Jumlah hormon kortisol pada pagi hari normalnya antara 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada
malam hari atau setelah pukul 24:00 normalnya antara 69-345 nmol/liter.
Kadar hormon ini juga akan meningkat manakala seseorang dalam keadaan stress.
Ketika kita sedang mengalami depresi atau stress karena tekanan pekerjaan, aktivitas, atau
diet yang ekstrem, kadar hormon kortisol dalam darah akan meningkat. Sebagai akibatnya,
kortisol yang berlebih akan menyebabkan berkurangnya jumlah limfosit, suatu perangkat
sistem imun dalam tubuh. Apabila sistem imun dalam tubuh berkurang, maka akan mudah
sekali tubuh ini terserang berbagai macam penyakit.
Sholat tahajjud terbukti mampu menurunkan kadar kortisol pada saat puncak sekresinya
yaitu di atas jam 00.00 atau tengah malam. Pada tengah malam, irama sirkadian
memungkinkan hormon kortisol ini berada pada kondisi yang tinggi. Apabila seseorang
bangun malam untuk sholat tahajjud dengan niat yang ikhlas, maka akan terbentuk energi
positif yang dahsyat bersumber dari komunikasi kita kepada Allah. Hal ini akan berimplikasi
pada ketenangan batin terbebas dari permasalahan duniawi sehingga mengurangi derajat
stress seseorang.

15
Pada kondisi demikian, secara otomatis hormon kortisol yang diproduksi pun akan
menurun sehingga tidak berdampak buruk pada sistem imun. Logikanya jika usai
mengerjakan sholat malam malah sakit, perlu dicurigai kita tidak ikhlas menjalankannya.
Ketika seseorang tidak ikhlas dalam beribadah, sudah dapat dipastikan kita tidak
mendapatkan faedah dari ibadah itu sendiri. Sehingga tidak muncullah perasaan tenang itu,
yang berarti kita gagal mempengaruhi irama sirkadian untuk menurunkan sekresi hormon
kortisol. Maka ibadah haruslah ikhlas, juga benar melaksanakannya agar kita mendapatkan
manfaat dari ibadah yang kita lakukan.
Jadi, dengan melaksanakan shalat tahajud yang dilakukan secara rutin, ikhlas dan
khusuk akan mampu menciptakan karakter baru serta tangguh bagi pelaksananya, sehingga
akan memiliki persepsi dan motivasi yang positif serta akan terhindar dari stres.
Sebaliknya, orang stress itu biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan
infeksi. Dengan shalat tahajud yang dilakukan secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta
tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar
akan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker.
Kenapa orang yang sering tahajud tak pusing kepala, padahal dia bangun tengah malam?
Mohammad Sholeh juga memberikan jawaban. Menurutnya, otak kita ketika shalat
tahajjud melepaskan seritonin, beta endorsin, dan melatonin yang diproduksi otak. Ketika
seseorang shalat tahajjud, seritonin, beta endorsin, dan melatonin itu terproduksi. Itu yang
menyebabkan kita menjadi tenang. Karena ketenangan itulah maka homeostasis terjaga.
Pusing disebabkan karena terganggunya homeostasis, mungkin bisa hipertensi atau hipotensi.
Shalat tahajud itu meditasi tingkat tinggi. Itu yang menjaga homeostasis atau kecenderungan
untuk tetap dalam keadaan normal. Orang sakit itu terganggunya homeostasis. Nah, ketika
shalat tahajud relaksasinya tercapai secara maksimal maka keseimbangan tubuh terjaga. Tak
akan ada hipertensi dan hipotensi. Termasuk kolesterol akan dibabat habis oleh aktivitas
tahajud. Kolesterol akan hilang menjadi energi.
2. Mencerdaskan Otak
Selain dapat meningkatkan sisten imu, sholat tahajjud juga dapat meningkatkan
kecerdasan otak. Hal ini dipengaruhi oleh Gelombang alpha yang membawa kita masuk ke
dalam pikiran bawah sadar pada saat tidur. Dengan itu pula pikiran dan jiwa menjadi rileks,
tenang dan tentram. Karena pikiran dan jiwa yang rileks inilah membuat kita menjadi sehat
karena pembuluh darah terbuka lebar sehingganya melancarkan peredaran darah mengalir
keseluruh tubuh. Dan pada saat sujud oksigen dalam darah mengalir secara maksimal ke
dalam otak sehingga asupan oksigen otak terpenuhi hal inilah yang membuat otak kita
menjadi lebih segar dan lebih cerdas.
Dengan menyedot oksigen di atmosfer bumi sekitar jam tiga pagi hingga terbit matahari
dan menggerakkan otot-otot di dalam badan kita akan menyegarkan badan dan melancarkan
aliran darah ditubuh kita. Kedua hal tersebut, yaitu oksigen dan gerakan otot sangat penting
bagi kesehatan tubuh manusia. Oksigen akan hilang dari atmosfer bumi selepas matahari
terbit dan tidak datang lagi sampai besok pagi. Hanya manusia yang bangun pada waktu ini
yang dapat menikmati oksigen tersebut sehingga tubuhnya sehat, otaknya pun cerdas.
D. Cara Shalat Tahajud
Pada pelaksanaan shalat tahajud sama dengan pelaksanaan shalat sunnah pada umumnya,
yang diawali dengan niat dan diakhir dengan salam. Perbedaannya terletak pada niat dan waktu
pelaksanaanya. Waktu dalam mengerjakan shalat tahajjud dimulai seletah shalat isya’ sampai
masuknya waktu fajar. Akan tetapi akan lebih afdhal ialah sepertiga akhir waktu malam.
Sedangkan jumlah rakaatnya, minimal 2 rakaat. Nabi SAW biasanya melaksanakan shalat
malam (qiyamul lail) sebanyak 11 rakaat atau 13, di antaranya ditutup dengan shalat witir.
A’isyah berkata:
ُّ‫ُّح ْسنِ ِه َّن‬ ٍ ِ ‫ُّي‬،ُّ ‫يد ُِِّف ُّرمضا َن ُّوَّلَ ُّ َغ ِيِه ُّعلَىُّإِح َدىُّع ْشرَة ُّرْكع ًة‬
ُ ‫ُّع ْن‬
َ ‫صلىُّأ َْربَ َع َُّرَك َعات ُّفًَلَ ُّتَ ْسأ َْل‬ َُ ََ َ َ ْ َ ْ َ َ ََ ُ ‫َماُّ َكا َن ُّيَِز‬
‫صلِىُّثًَلَ ًُّث‬ ُ ‫ُّح ْسنِ ِه َّن َُّوطُوِلِِ َّن‬
َ ُ‫ُُّثَُّّي‬،ُّ ُ ‫ُّع ْن‬
َ ‫ـ ًعاُّفًَلَُّتَ ْسأ َْل‬
ِ ‫ُُّثَُّّي‬،ُّ
َ‫صلىُّأ َْرب‬
ِِ
َ ُ ُ ‫َوطُوِل َّن‬

16
“Rasulullah SAW tidak pernah menambah shalat malam di bulan Ramadhan dan bulan lainnya
lebih dari 11 raka’at. Beliau melakukan shalat empat raka’at, maka jangan tanyakan mengenai
bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat empat raka’at lagi dan jangan
tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan shalat tiga raka’at.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Zaid bin Khalid Al-Juhani mengatakan:
ِ ْ َ‫نيُّطَ ِويلَت‬
ُّ‫ني‬ ِ ْ َ‫ُّصلَّىُّرْك َعت‬ ِ ْ َ‫ُّخ ِف َيفت‬ ِ ْ َ‫ُّرْك َعت‬.‫صلَّى‬ ‫ُّاللَّْي‬-‫صلىُّ هللاُّعليهُّوسلم‬-ُّ‫ُّاَّلل‬ َِّ ‫ول‬ ِ ‫لَرم َق َّنُّصًلَ َةُّرس‬
َ َ َّ‫ُُّث‬ ُُّ ‫ني‬ َ ‫ني‬ َ َ َ‫ـلَ َةُّف‬ ُ َ َ ُْ
ُّ‫ُّصلَّى‬
َ َّ‫اُُّث‬
ُ ‫ـلَ ُه َم‬ ‫ـْا‬ ِ ْ َ‫نيُّو ُُهَاُّ ُدو َنُّاللَّت‬
َ‫نيُّق‬ ِ َّ َ َّ‫اُُّث‬ ِ ْ َ‫اُّدو َنُّاللَّت‬ ِ ْ َ‫ُّصلَّىُّرْك َعت‬ ِ ْ َ‫نيُّطَ ِويلَت‬
ِ ْ َ‫طَ ِويلَت‬
َ ْ َ‫ىُّرْك َعت‬
َ ‫ُّصل‬ ُ ‫ـلَ ُه َم‬ ‫ـْا‬
َ‫نيُّق‬ ُ َ‫ني َُّو ُُه‬ َ َ َّ‫ُُّث‬ ُ ‫ني‬
.‫ُّع ْشَرَة َُّرْك َع ًُّة‬ ِ َ‫اُُّثَُّّأَوت‬ ِ ْ َ‫اُّدو َنُّاللَّت‬ ِ ْ َ‫ُّصلَّىُّرْك َعت‬ ِ ْ َ‫اُّدو َنُّاللَّت‬ ِ ْ َ‫رْك َعت‬
َ ‫ث‬ َ َ‫كُّثًَل‬ َ ‫ـَرُّفَ َذل‬ ْ ُ ‫ـلَ ُه َم‬ ‫ـْا‬
َ‫نيُّق‬ ُ َ‫ني َُّو ُُه‬ َ َ َّ‫اُُّث‬ ُ ‫ـلَ ُه َُّم‬ ‫ـْا‬
َ‫نيُّق‬ ُ َ‫ني َُّو ُُه‬ َ
“Aku pernah memperhatikan shalat malam yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Beliau pun melaksanakan 2 raka’at ringan. Kemudian setelah itu beliau laksanakan 2
raka’at yang panjang-panjang. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari
sebelumnya. Kemudian beliau lakukan shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya.
Beliau pun lakukan shalat 2 raka’at yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau
lakukan shalat 2 raka’at lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Lalu terakhir beliau berwitir
sehingga jadilah beliau laksanakan shalat malam ketika itu 13 raka’at.” (HR. Muslim)
Sementara Ibnu ‘Abbas mengatakan:
ِ ‫ـ ْع ِِن‬
ُّ‫ُِّبللَّْي ِل‬ ِ ِ‫ُّصًلَةُُّالن‬
َ‫ُّي‬.ًُّ‫ُّع ْشَرةَ َُّرْك َعة‬
َ ‫ث‬ َ َ‫َّبُّ–ُّصلىُّ هللاُّعليهُّوسلمُّ–ُّثًَل‬ َ ‫َكا َن‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam 13 raka’at.” (HR.
Bukhari)
Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqh Sunnah menjelaskan hendaklah melakukan shalat malam
itu disunatkan hal-hal berikut:
a. Pada waktu hendak tidur malam, hendaklah menguatkan niat untuk bangun bertahajjud.
ُُّ‫ـ ْوُمه‬
َ‫ىُّوَكا َنُّن‬
َ ‫ـ َو‬
َ‫ب ُّلَهُ َُّماُّن‬ ِ ِ ‫ّتُّي‬
َ ‫صا َح ُّ ُكت‬
ْ ُ َُّّ ‫ُّح‬
َ ُ‫ـنُه‬
‫ُّعْي‬
َ ُ‫ـْته‬ َ‫صلِ َي ُِّم َن ُّاللَّْي ِل ُّف‬
َ‫ـغَلَا‬ َ ُ‫ـي‬
َ‫ومُّف‬ َ‫ـْن ِويُّأَ ْنُّي‬
َ ‫ـ ُق‬ َ‫اشهُ َُّو ُه َو ُّي‬
ِ
َ ‫َم ْن ُّأَتَىُّفَر‬
‫ُّعلَْي ِه ُِّم ْن َُّربُِِّه‬
َ ‫ص َدقَ ًة‬
َ
“Barangsiapa yang mendatangi tempat tidurnya dalam keadaan berniat ia akan bangun
qiyaamul lail (sholat malam) kemudian dikalahkan oleh perasaan kantuk hingga pagi, maka
tercatat apa yang diniatkannya. Dan tidurnya adalah shodaqoh dari Tuhannya.” (H.R Ibnu
Majah)
b. Apabila seorang bangun dari tidurnya di tengah malam, disunnahkan menghapus rasa kantuk
dari wajahnya, lalu bersuci (siwak dan wudhu’). Dan setelah itu menujukan pandangan ke
arah langit, dan membaca doa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw.:
ِ ‫ـلِْبُّب‬ ِ ِ ِ ِ ‫اَست‬,ُّ‫ََّلاِلَهُّاََِّّلُّاَنْتُّساحانَك‬
ُّ,‫ـتَِِن‬
ْ‫ـ ْع َدُّا ْذ َه َدي‬ َ ‫ُّاَللَّ ُه َّمُّزْدَِّنُّعلْ ًم‬,‫ك‬
َ َ‫اُّوََّلُّتُُِّز ْغُّق‬ َ َ‫ك َُّر ْْحَت‬ َ ‫ـغْف ُرَكُّل َذنِْب‬
َ ُ‫واَ ْسأَل‬,ُّ َْ َ َ ُْ َ َ
ِ ِ
.‫اُّوالَْيهُّالنُّ ُش ْوُِّر‬ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ‫ـن‬
َ‫ـ ْع َد َماُّاََماُّت‬ َ َ‫ُّاَ ْۡلَ ْم ُد ََّّللُّالَّذىُّاَ ْحي‬, ُ ‫تُّالْ َوَّها‬
َ‫اَنُّب‬ َ ْ‫َّكُّاَن‬
َ ‫ُّان‬,ً‫ك َُّر ْْحَة‬ ِْ ‫ب‬
َ ْ‫ُِّلُّم ْنُّلَ ُدن‬ ْ ‫َوَه‬
“Tiada Tuhan selain Engkau (Ya Allah), Maha Suci Engkau. Aku memohon Ampunan-Mu
bagi dosaku dan memohon rahmat-Mu, Ya Allah, tambahkanlah bagiku ilmu pengetahuan,
dan jangan menyesatkan hatiku setelah Engkau memberi petunjuk. Dan limpahkanlah atas
dariku rahmat dari sisi-Mu. Sungguh Engkaulah Sang Maha Pemberi. Segala Puji bagi Allah
yang telah menghidupkan kami setelah mematikan, dan kepada-Nya lah kami semua akan
kembali”.
Kemudian membaca kesebelas ayat terakhir dari surah Ali- Imran (di mulai dari ayat 190-
200). Dilanjutkan membaca doa:

17
ُّ‫ض َُّوَم ْن‬ ِ ‫ات َُّواْل َْر‬ ِ ‫ُّالسم ُّاو‬ ِ َ ْ‫ُّاۡلَ ْم ُد ُّأَن‬ ِِ ِ ‫ُّالسماو‬
ِ ‫ات َُّواْل َْر‬
َ َ َّ ‫ت ُّقَي ُم‬ ْ ‫ك‬ َ َ‫ُّول‬،
َ ‫ض َُّوَم ْن ُّفْيه َّن‬ َ َ َّ ‫ـُ ْوُر‬ ‫ت ُّن‬َ ْ‫ُّاۡلَ ْم ُد ُّأَن‬
ْ ‫ك‬ َ َ‫اَلل ُه َّم ُّل‬
ِ ِ ‫ُّالسماو‬ ِِ
ُّ،‫ُّاۡلَق‬ ْ ‫ك‬ َ ُ‫ـ ْول‬ َ‫ُّوق‬،
َ ‫ُّوَو ْع ُد َك ُّا ْۡلَق‬، َ ‫ُّاۡلَق‬ ْ ‫ت‬ َ ْ‫ُّأَن‬،‫ض َُّوَُّم ْن ُّفْي ِه َّن‬
ِ ‫ات َُّواْل َْر‬ َ َ َّ ‫ت َُّر‬ َ ْ‫ُّاۡلَ ْم ُد ُّأَن‬
ْ ‫ك‬ َ َ‫ُّول‬،
َ ‫فْيه َّن‬
،‫ُّح ٌّق‬ ِ
َ ُ‫اعة‬ َ ‫الس‬َّ ‫ُّو‬،
َ ‫ُّح ٌّق‬ َ ‫َّار‬
ُ ‫ُّوالن‬،
َ ‫ُّح ٌّق‬
َ ُ‫ُّوا ْْلَنَّة‬،
َ ‫َول َق ُاؤ َكُّا ْۡلَق‬
ُّ.‫ت‬ ُ ‫ُّحا َك ْم‬ َ ‫ك‬ َ ‫ َُّوإِلَْي‬،‫ت‬ُ ‫اص ُّْم‬َ ‫ُّخ‬َ ‫ك‬ َ ِ‫ َُّوب‬،‫ت‬ ُ ‫ـْا‬َ‫ك ُّأَن‬َ ‫ َُّوإِلَْي‬،‫ت‬ ُ ‫ـ َوَّك ْل‬
َ‫ك ُّت‬َ ْ‫ َُّو َعلَي‬،‫ت‬ُ ‫ُّآمْن‬
َ ‫ك‬ َ ِ‫ َُّوب‬،‫ت‬ ُ ‫َسلَ ْم‬ ْ ‫ك ُّأ‬ َ َ‫اَلل ُه َّم ُّل‬
ُّ‫ت ُّإِ َِٰلِ ْي َُّّلَ ُّإَِٰل َه‬ ِ
َ ْ‫ُُّّأَن‬،‫ت ُّالْ ُم َؤخ ُر‬
ِ
َ ْ‫ت ُّالْ ُم َقد ُم َُّوأَن‬
َ ْ‫ُّأَن‬،‫ت‬ ُ ‫ت َُّوَماُّأ َْعلَْن‬ ُ ‫َسَرْر‬
ْ ‫ُّوَماُّأ‬،َ ‫ت‬ ُ ‫َخ ْر‬
َّ ‫ت َُّوَماُّأ‬
ُ ‫َّم‬ ْ ‫ُِّل َُّماُّقَد‬
ِ
ْ ِ ‫فَا ْغف ْر‬
َُّ ْ‫إَِّلَُّّأَن‬
‫ت‬
“Ya Allah, hanya milik-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta siapa saja yang
ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau yang mengatur langit dan bumi serta siapa
saja yang ada di sana. Hanya milikMu segala puji, Engkau pencipta langit dan bumi serta
siapa saja yang ada di sana. Engkau Maha benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar,
pertemuan dengan-Mu benar. Surga itu benar, neraka itu benar, dan kiamat itu benar.
Ya Allah, hanya kepada-Mu aku pasrah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-
Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku bertaubat, hanya dengan petunjuk-Mu aku
berdebat, hanya kepada-Mu aku memohon keputusan, karena itu, ampunilah aku atas dosaku
yang telah lewat dan yang akan datang, yang kulakukan sembunyi-sembunyi maupun yang
kulakukan terang-terangan. Engkau yang paling awal dan yang paling akhir. Engkau
Tuhanku. Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR. Muslim, Ibnu Majah
dan Ahmad)
c. Disunnahhkan memulai shalat dua rakaat yang ringan/singkat sebagai pembuka dan setelah
itu boleh shalat berapa rakaat pun sekehendaknya.
d. Hendaknya dibangunkan pula keluarga melaksanakan shalat tahajud.
e. Hendaklah menghentikan shalat dulu dan kembali tidur bila terasa sangat mengantuk sampai
hilang kantunya itu.
f. Hendaknya jangan memberatkan diri. Shalat malam itu semampu tenaga, tetapi hendaknya
mengerjakannya dengan tekun dan jangan meninggalkan kecuali dalam keadaan yang sangat
terpaksa.
E. Penutup
Tulisan ini hanya menyajikan sebagian kecil dari keutamaan shalat tahajud, baik melalui
dalil naqli maupun dalil aqli. Karena itu, beruntunglah orang-orang yang mendirikan qiyamul lail
di setiap malamnya, dan merugilah orang-orang yang meninggalkannya.
Meskipun banyak orang tertidur pulas, sesungguhnya shalat tahajud bukanlah perkara
sulit. Tentu, dengan tekad dan mengharap ridha Allah, ibadah ini bisa kita lakukan. Jika terasa
sulit bangun malam, gunakanlah alarm HP atau jam pengingat waktu, sehingga kita terbiasa
mendirikan shalat tahajud. Wallahu a’lam.

18

Anda mungkin juga menyukai