Anda di halaman 1dari 3

RESUME

Nama : Nabila Salsabila

Kelas : 3G

NPM : 1811050126

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum Matematika

Pengembangan Media Pembelajaran Matematika dengan


Macromedia Flash
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia sampai kapan pun (Nurul et al, 2017). Hal ini sejalan
dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam dunia pendidikan, Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang pendidikan baik
tingkat Sekolah Dasar, Menegah, maupun sekolah tingkat atas, dan bahkan di perguruan
tinggi (Rahayu et al, 2017). Sejalan dengan hal tersebut, Matematika merupakan
kebutuhan yang dipakai untuk meningkatkan kredibilitas dan pengendali ilmu
pengetahuan (Yakin et al, 2017).
Matematika tidak hanya sekedar alat bantu berfikir tetapi matematika dapat
diterapkan sebagai ajang untuk komunikasi antar siswa ataupun siswa dengan guru.
Dalam hal ini, matematika dapat digunakan sebagai salah satu bahasa simbolik yang
memungkinkan terwujudnya komunikasi secara cermat dan tepat. Oleh sebab itu,
kemampuan untuk memahami suatu permasalahan matematis kemudian mengubahnya
kedalam simbol-simbol matematika merupakan kemampuan yang diperlukan dalam
komunikasi matematis (Zahara et al, 2014). Hal ini menjadikan bahwa kemampuan
komunikasi matematis pada siswa sangat penting untuk ditingkatkan. Walaupun pada
kenyataanya kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyatakan ide berbentuk
sajian data kedalam bentuk tabel dan diagram masih rendah (Adesty et al, 2014). Hal
serupa juga ditemukan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
menyatakan gagasannya berupa soal cerita menggunakan tabel, bentuk kalimat sehari-
hari dan diagram masih rendah (Zuhrotunnisa, 2015).
Di sisi lain, rendahnya kemampuan komunikasi matematika dapat dilihat dari
survei TIMSS (Trend In Methematics and Science Study) dan PISA (Programme for
International Student Assessment), yang dilaksanakan oleh IEA (International
Organization for Evaluation of Educational Achievement) setiap 4 (empat) tahun sekali,
menghasilkan bahwa Republik Indonesia menempati posisi 45 dari 50 negara.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada survei PISA, yaitu suatu penilaian secara
internasional terhadap keterampilan dan kemampuan siswa usia 15 tahun, yang dilakukan
oleh OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) setiap 3 (tiga)
tahun sekali tidak berbeda jauh hasilnya dengan survei TIMSS di atas. Dalam survei
PISA tahun 2015, Indonesia menempati posisi 69 dari 76 negara.
Terkait rendahnya kemampuan komunikasi matematis pada siswa, selain aspek
kognitif, aspek afektif siswa juga perlu mendapat perhatian. Pembelajaran lebih efektif
jika guru tidak hanya dapat mengembangkan aspek kognitif saja, tetapi juga aspek
afektif, khususnya self esteem siswa (Happy et al, 2014). Self esteem adalah sikap atau
evaluasi terhadap konsep diri. Self esteem yang rendah membatasi kemampuan untuk
berprestasi dalam proses belajar, hubungan antar manusia dan bidang produktif lainnya
(Clemes, et al, 2001). Self esteem mempunyai hubungan dengan sejumlah faktor
kehidupan diantaranya adalah kesuksesan siswa di sekolah (Young, E.L & Hoffman,
2004). Hasil penelitian lain menyatakan bahwa siswa yang memiliki sikap negatif
terhadap matematika adalah siswa yang memiliki self esteem rendah (Christian, et al,
1999)..  Hal ini mengakibatkan bahwa self esteem yang rendah memiliki efek yang
merugikan terhadap prestasi belajar siswa (Muijis, D. & Reynold, 2008).
Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah pada artikel ini adalah manakah
kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik antara siswa dengan self esteem
tinggi, sedang, atau rendah. Self esteem adalah penilaian (judgement) individu tentang
worthiness (kebaikan/ kelayakan/ kepantasan), succesfulness (kesuksesan/ keberhasilan),
significance (keberartian/ kemanfaatan) dan capability (kemampuan) dirinya yang
diekspresikan dalam bentuk sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri
(Fadillah, 2012). Self esteem ditinjau dari kondisinya dibedakan dalam dua kondisi yaitu
kuat dan lemah. Orang yang mempunyai self esteem yang lemah memiliki citra diri
negatif dan konsep diri yang buruk. Sebaliknya orang yang memiliki self esteem kuat
akan mampu membina relasi yang lebih baik dan sehat dengan orang lain, bersikap sopan
dan menjadikan dirinya menjadi orang yang berhasil.

Anda mungkin juga menyukai