Anda di halaman 1dari 19

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN DAN PENGHITUNGAN DOSIS

OBAT
Disusun untuk Memenuhi Tugas Farmakologi Keperawatan

Disusun oleh (2A-GR):


Ifat Tasnim NIM. 151911913051

Dosen Pembimbing :
Dr. Lestari Sudaryanti, dr.,M.Kes

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
TUGAS

- Jelaskan prosedure aman pemberian obat melalui berbagai rute pemberian


obat (minimal 3 rute)
1. Pemberian Obat Melalui Oral
Pemberian obat melalui mulut dilakukan dengan tujuan mencegah,
mengobati, dan mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
a. Persiapan Alat dan Bahan :
a) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
b) Obat dan tempatnya.
c) Air minum dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja :
a) Cuci tangan.
b) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
c) Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat
waktu, dan tepat tempat.
d) Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
o Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol,
maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan
pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan.
Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
o Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian tablet dalam bentuk bubuk
dan campur dengan minuman.
o Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
o Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
o Cuci tangan.
2. Pemberian Obat Melalui Sublingual
Pemberian obat melalui sublingual merupakan rute pemberian obat yang
absorpsinya baik melalui jaringan, kapiler di bawah lidah. Obat-obat ini mudah
diberikan sendiri. Karena tidak melalui lambung, sifat kelabilan dalam asam
dan permeabilitas usus tidak perlu dipikirkan.

a. Persiapan Alat dan Bahan :


1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah,
hingga terlarut seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7) Cuci tangan.
3. Pemberian Obat Melalui Bukal
Pemberian obat secara bukal adalah memberika obat dengan cara
meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa diantara pipi.
Tujuannya yaitu mencegah efek lokal dan sistemik, untuk memperoleh aksi
kerja obat yang lebih cepat dibandingkan secara oral, dan untuk menghindari
kerusakan obat oleh hepar.
a. Persiapan Alat dan Bahan :
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat.
2) Obat yang sudah ditentukan dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja :
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Memberikan obat kepada pasien.
4) Memberitahu pasien agar meletakkan obat diantara gusi dan selaput
mukosa pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya.
5) Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan
berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya.
6) Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons
terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
7) Cuci tangan.
4. Pemberian Obat Melalui Parenteral (IV, IC, SC, IM)
a. Secara intravena (IV)
1. Pengertian
Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit.
2. Tujuan dan manfaat
Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :
- Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada
pasien yang sedaang gawat darurat .
- Menghindari kerusakan jaringan .
- Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
Tempat injeksi intravena :
- Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika).
- Pada tungkai (vena safena)
- Pada leher (vena jugularis)
- Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)
3. Persiapan peralatan untuk pemberian obat intravena
- Buku catatan pemberian obat
- Kapas alkohol
- Sarung tangan sekali pakai
- Obat yang sesuai
- Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
- Bak spuit
- Baki obat
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok
- Perlak pengalas
- Pembendung vena (torniket)
- Kasa steril
- Betadin
4. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang
akan dilakukan
4) Penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
5) Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang
akan diberikan.
6) Apabilaobat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan
pelarut (aquades steril).
7) Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan
penyuntikan.
8) Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.
9) Desinfeksi dengan kapas alkohol.
10) Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian
atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan
tangan/minta bantuan atau membendung di atas vena yang akan
dilakukan penyuntikan.
11) Ambil spuit yang berisi obat.
12) Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas dengan
memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 150 - 300
13) Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan obat hingga habis.
14) Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan
pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah
digunakan letakkan ke dalam bengkok.
15) Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada).
b. Secara intracutan (IC)
Intrakutan merupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam
jaringan kulit. Intra kutan biasanya di gunakan untuk mengetahui sensivitas
tubuh terhadap obat yang disuntikkan. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan
skintest atau tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan.
Pemberian obat melalui jaringan intra kutan ini dilakukan di bawah dermis atau
epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.
Hal tersebut bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja
sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak
alergi.
Letak pemberian intrakutan yaitu:
1. Dilengan atas, yaitu tiga jari di bawah sendi bahu tepat di tengah daerah
muskulus deltoideus.
2. Dilengan bawah, yaitu bagian depan lengan bawah 1/3 dari lekukan siku
atau 2/3 dari pergelangan tangan pada kulit yang sehat, jauh dari peredaran
darah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberikan obat melalui jaringan
intrakutan yaitu:
 Tempat injeksi
 Jenis spuit dan jarum yang digunakan
 Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
 Kondisi atau penyakit klien
 Pasien yang benar
 Obat yang benar
 Dosis yang benar
 Cara atau rute pemberian obat yang benar
 Waktu yang benar

1. Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat melalui Jaringan Intrakutan


a) Daftar buku obat/catatan, jadwal pemberian obat.
b) Obat dalam tempatnya
c) Spuit 1 cc/spuit insulin
d) Cairan pelarut
e) Bak steril dilapisi kas steril (tempat spuit)
f) Bengkok
g) Perlak dan alasnya.
2. Prinsip Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan
a) Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis
pasien, indikasi pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip
10 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu
pemberian, benar cara pemberian, benar pemberian keterangan tentang
obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar
tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar tentang reaksi pemberian
beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar
dokumentasi pemakaian obat.
b) Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3
kali 24 jam dari saat penyuntikan obat.
c) Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.
d) Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada
penolakan pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji
penyebab penolakan, dan dapat mengkolaborasikannya dengan dokter
yang menangani pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak
pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien maupun
keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan untuk
pembuktian penolakan therapi.
e) Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis
antibiotik, dilakukan dengan cara melarutkan antibiotik sesuai
ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan
aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc.
f) Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil 0,1
cc dalam spuit, untuk langsung disuntikan pada pasien
3. Prosedur Kerja Dalam Pemberian Obat Melalui Jaringan Intrakutan
a) Cuci tangan
b) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
c) Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan baju lengan
panjang terbuka dan keatasan
d) Pasang perlak/pengalas di bawah bagian yang akan disuntik
e) Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan/encerkan dengan
aquades. Kemudian ambil 0,5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih
1 cc dan siapkan pada bak injeksi atau steril.
f) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan
suntikan.
g) Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik.
h) Lakukan penusukan dengan lubang jarum suntik menghadap ke atas
dengan sudut 15-20 derajat di permukaan kulit.
i) Suntikkkan sampai terjadi gelembung.
j) Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase.
k) Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/tes obat, waktu, tanggal dan
jenis obat.
c. Secara Intra Muskular (IM)
1. Pengertian Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Pemberian obat secara intra muskuler adalah Pemberian obat / cairan
dengan cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pemberian obat
dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang berotot besar,agar tidak ada
kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya pada bagian bokong, dan kaki
bagian atas, atau pada lengan bagian atas. Pemberian obat seperti ini
memungkinkan obat akan dilepaskan secara berkala dalam bentuk depot obat.
Jaringan intramuskular: terbentuk dari otot bergaris yang mempunyai banyak
vaskularisasi (setiap 20 mm3 terdiri dari 200 otot dan 700 kapiler darah). Aliran
darah tergantung dari posisi otot di tempat penyuntikkan.
2. Indikasi Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Indikasi pemberian obat secara intramuscular biasa dilakukan pada
pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral,bebas dari infeksi,lesi
kulit,jaringan parut,tonjolan tulang,otot atau saraf besar dibawahnya.Pemberian
obat secara intamuskular harus dilakukan atas perintah dokter.
3. Kontra Indikasi Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
Kontra Indikasi pemberia nobat secara intramuscular : Infeksi,Lesi
kulit,Jaringan parut,Tonjolan tulang,Otot atau saraf besar dibawahnya.
4. Daerah Penyuntikan Dalam Pemberian Obat Intramuskular.
1) Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien
untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fieksi.
2) Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk miring,
tengkurap atau telentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang
akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fieksi.
3) Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk
tengkurap dengan lutut di putar ke arah dalam atau miring dengan
lutut bagian atas dan pinggul fieksi dan diletakkan di depan
tiungkai bawah.
4) Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien
untuk duduk atau bcrbaring mendatar lengan atas fieksi.
5. Persiapan Alat dan Bahan Dalam Pemberian Obat Secara Intramuskular.
1) Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat.
2) Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya).
3) Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran.Untuk orang dewasa
panjangnya 2,5-3 cm,untuk anak-anak panjangnya 1,25-2,5 cm.
4) Kapas alcohol dalam tempatnya.
5) Cairan pelarut/aquadest steril.
6) Bak instrument/bak injeksi.
7) Gergaji ampul.
8) Bengkok.
9) Handscoon 1 pasang.
6. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Obat Secara
Intramuskular.
7. Tempat injeksi.
1) Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
2) Injeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
3) Kondisi atau penyakit klien.
4) Obat yang tepat dan benar.
5) Dosis yang diberikan harus tepat.
6) Pasien yang tepat.
7) Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar
7. Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuscular Secara Umum.
1) Mencuci tangan.
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Ambil obat dan masukkan kedalam spuit sesuai dengan
dosisnya.Setelah itu letakkan dalam bak injeksi.
4) Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan lokasi
penyuntikan).
5) Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan
injeksi.
6) Lakukan penyuntikan :
- Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara,anjurkan pasien
untuk berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksi.
- Pada ventrogluteal engan cara,anjurkan pasien untuk
miring,tengkurap atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada
sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksi.
- Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk
tengkurap dengan lutut di putar kearah dalam atau miring dengan
lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diltakkan didepan tungkai
bawah.
- Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
7) Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8) Setelah jarum masuk,lakukan aspirasi spuit,bila tidak ada darah
yang tertarik dalam spuit,maka tekanlah spuit hingga obat masuk
secara perlahan-lahan hingga habis.
9) Setelah selesai,tarik spuit dan tekan sambil di masase penyuntikan
dengan kapas alcohol,kemudian spuit yang telah digunakan
letakkan dalam bengkok.
10) Catat reaksi pemberian,jumlah dosis,dan waktu pemberian.
11) Cuci tangan.
d. Secara subcutan (SC)
1. Pengertian
Pemberian obat dengan cara subcutan adalah memasukkan obat kedalam
bagianbawah kulit. Tempat yang dianjurkan untuk suntikan ini adalah lengan
bagian atas,kaki bagian atas,dan daerah disekitar pusar.
2. Tujuan
Pemberian obat subcutan bertujuan untuk memasukkan sejumlah toksin
atau obat pada jaringan subcuta di bawah kulit untuk di absorbsi.
Persiapan peralatan pemberian obat subcutan
- Buku catatan pemberian obat
- Kapas alkohol
- Sarung tangan sekali pakai
- Obat yang sesuai
- Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 sampai ½ inci
- Bak spuit
- Baki obat
- Plester
- Kasa steril
- Bengkok
3. Prosedur
- Cuci tangan
- Siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
- Identifikasi klien
- Beri tahu klien prosedur kerjanya
- Atur klien pada posisi yang nyaman
- Pilih area penusukan
- Pakai sarung tangan
- Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol
- Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan
- Buka tutup jarum
- Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non
dominan dengan ujung
- arum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan,masukkan
jarum dengan sudut 450 atau 900 .
- Lepaskan tarikan tangan non dominan
- Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
- Jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik
kembali jarum dari kulit tekan tempat penusukan selama 2menit,dan
observasi adanya memar, jika perlu berikan plester,siapkan obat
yangbaru.
- Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil
melakukan
- enekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
- Jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril
sampai perdarahan berhenti.
- Kembalikan posisi klien
- Buang alat yang sudah tidak dipakai
- Buka sarung tangan
- Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan
jenis obat, serta reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)
e. Secara intramuscular (IM)
Penyuluhan pasien ,Memungkinkan pasien untuk meminum obat dengan
aman dan efektif.
1. Tahap PraInteraksi
a) Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b) Mencuci tangan.
c) Menyiapkan obat dengan benar
d) Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
2. Tahap Orientasi
a) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/klien
c) Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a) Mengatur posisi klien, sesuai tempat penyuntikan
b) Memasang perlak dan alasnya
c) Membebaskan daerah yang akan di injeksi
d) Memakai sarung tangan
e) Menentukan tempat penyuntikan dengan benar ( palpasi area injeksi
terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari area jaringan parut,
memar, abrasi atau infeksi)
f) Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah dalam
ke luar diameter ±5cm)
g) Menggunakan ibu jari dan telunjuk untuk mereganggkan kulit
h) Memasukkan spuit dengan sudut 90 derajat, jarum masuk 2/3
i) Melakukan aspirasi dan pastikan darah tidak masuk spuit
j) Memasukkan obat secara perlahan (kecepatan 0,1 cc/detik)
k) Mencabut jarum dari tempat penusukan
l) Menekan daerah tusukan dengan kapas desinfektan
m) Membuang spuit ke dalam bengkok.
4. Tahap Terminasi
a) Melakukan evaluasi tindakan
b) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c) Berpamitan dengan klien
d) Membereskan alat-alat
e) Mencuci tangan
f) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
5. Pemberian Obat Melalui Suppositoria (Rectum/Anus dan Vagina)
1. Pemberian obat melalui rectum/anus
Memberikan obat melalui rectum merupakan pemberian obat dengan
memasukan obat melalui anus dan kemudian raktum, dengan tujuan
memberikan efek local dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut
pemberian obat Supositotia yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi
obat, menjadikan lunak pada daerah fases, dan merangsang buang air besar.
Pemberian obat yang memiliki efek lokal, seperti Dulcolac Supositoria,
berfungsi untuk meningkatkan defekasi secara lokal. Pemberian obat dengan
efek sistemik, seperti obat Aminofilin Supositoria, berfungsi mendilatasi
Bronkhus. Pemberian obat Supositoria ini diberikan tepat pada dinding Rektal
yang melewati sphincter ani interna. Konta indikasi pada pasien yang
mengalami pembedahan rectal.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat Supositoria dalam tempatnya.
2) Sarung tangan.
3) Kain kasa.
4) Vaseline/pelican/pelumas.
5) Kertas tisu.
b. Prosedur kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Gunakan satung tangan.
4) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa.
5) Oleskan pelicin pada ujung oabat Supositoria.
6) Regangkan glutea dengan tangan kiri. Kemudian masukan Supositiria
secara berlahan melalui anus, Sphincher ana interna, serta mengenai
dinding rectal ± 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak.
7) Setelah selesai, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal
dengan tisu.
8) Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama ±
45 menit.
9) Setelah selesai, lepaskan sarung tangan kedalam bengkok
10) Cuci tangan.
11) Catat obat, jumblah dosis, dan cara pemberian.
2. Pemberian Obat Melalui Vagina
Pemberian obat melalui vagina merupakan tindakan memasukkan obat
melalui vagina, yang bertujuan untun mendapatkan efek terapi obat dan
mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan
supositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal.
a. Persiapan alat dan bahan:
1) Obat dalam tempatnya.
2) Sarung tangan
3) Kain kasa
4) Kertas tisu
5) Kapas sublimat dalam tempatnya.
6) Pengalas
7) Korentang dalam tempatnya
b. Prosedur Kerja:
1) Cuci tangan.
2) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3) Gunakan sarung tangan
4) Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa
5) Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat
6) Anjurkan pasien tidur dengan posisi dorsal recumbert
7) Apabila jenis obat Supositoria, maka buka pembungkus dan berikan
pelumas pada obat
8) Renggangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat
sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm.
9) Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orivisium dan labia dengan
tisu
10) Anjurkan untuk tetap dalam posisi selama ±10 menit agar obat bereaksi.
11) Cuci tangan
12) Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian.
- Sebutkan contoh tindakan kolaboratif antara perawat dengan petugas
kesehatan lain di RS (minimal 3 profesi nakes, misal: Bidan, tenaga
laboratorium, petugas gizi)
A. Perawat-Dokter
1. Tritmen pada pasien yang menghadapi ajal :
- Pemberian O2 -> diteruskan / di stop.
- Program pengobatan diteruskan / tidak
- Suport terapi ( RJP ) sampai kapan.
- dalam kondisi MBO.
2. Mengijinkan unsur mengakhiri penderitaan dan hidup pasien dengan
sengaja atas permintaan pasien sendiri,pembatasan perilaku, dan infomrmed
consent.
- Pasien teriminal
- Status vegetatif
- Pasien HIV /AID
- Pasien mendapat terapi diet
- Pasien menghadapi tindakan medik
- Operasi, pemakaian obat yangharganya mahal dll.
3. Bioetika :
- Aborsi, pembatasan kelahiran,sterilisasi, bayi tabung, tranplantasi organ
dll.
4. Pengungkapan kebenaran dan kerahasiaan dalam bidang kedokteran.
- Permintaan informasi data pasien,
- Catatan medik,
- Pembicaraan kasus pasien.
B. Perawat-Bidan
Perawat mendapatkan tugas sebagai pemeriksa dan memberikan
penyuluhan/pendidikan kesehatan, sedangkan bidan mendapatkan tugas
melakukan pemeriksaan ibu hamil dan penimbangan balita.
C. Perawat-Ahli Gizi
Perawat dapat berkolaborasi dengan ahli gizi maupun tim kesehatan lain
dalam upaya pencegahan gizi buruk pada balita.
Secara mandiri, perawat di Posyandu berperan sebagai koordinator dalam
pencegahan gizi buruk pada balita dengan cara melakukan koordinasi dan
penjadwalan kegiatan yang akan dilaksanakan. Selain itu, perawat dapat
berperan sebagai advokat dalam pencegahan gizi buruk pada balita dengan
melakukan pendekatan dan memberikan pengertian kepada orang tua mengenai
pentingnya perbaikan gizi atau peningkatan gizi bagi balita (Sri, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

A.Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik :
Salemba Medika

Dr. Lyndon Saputra. 2013. Keterampilan Dasar Untuk Perawat dan Bidan : Binarupa
Aksara Publisher

http://dedikun.blogspot.com/2014/09/prosedur-pemberian-obat-dalam.html?m=1

http://diarikesehatan.blogspot.com/2012/12/efek-obat.html

http://hafikoandresni005.blogspot.com/2013/05/makalah-obat-obatan.html

http://mochfaizalhamzah.blogspot.com/2013/11/kdk1-prosedur-pemberian-obat-
dalam.html

http://pandyeffendy.blogspot.com/2013/09/pemberian-obat.html

http://rahayumulya.blogspot.com/2013/03/prosedur-pemberian-obat-supositoria.html?
m=1

http://wiranti.blogspot.com/2019/05/teknik-pemberian-obat-secara-oral.html?m=1

http://www.slideshare.net/4nakmans4/prinsip-dan-teknik-pemberian-obat-oral-
sublingual-ic-sc-dan-im

Maria D. K., Kristiawan P.A N., Yuni S.R. /Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
Kolaborasi Perawat dan Ahli Gizi Di Posyandu Balita Puskesmas Jejak,
Kabupaten Semarang. Vol.10 No.1 (2019) 123-129

Potter, Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Edisi 7 : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai