A. Pendahuluan
Terhitung sudah dua dekade produk dan jasa keuangan syariah berkembang di Indonesia.
Diawali dengan produk perbankan, jasa dan produk keuangan syariah perlahan merambah ke
ranah asuransi dan investasi.
Perkembangan pengguna produk keuangan syariah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
pertumbuhan. Bahkan, secara internasional Indonesia mendapatkan penghargaan karena
memiliki sistem Keuangan syariah terlengkap. Bicara tentang produk syariah, salah satu alasan
diminatinya produk ini adalah sistem pengelolaannya yang dinilai lebih transparan dan juga
sesuai dengan kaidah syariat Islam, salah satunya adalah asuransi syariah.
Asuransi Syariah merupakan asuransi yang memiliki prinsip sesuai syariat Islam, yaitu tolong
menolong antar peserta. Prinsip tersebut meminta seluruh peserta asuransi untuk berkontribusi
ke Dana Tabarru. Jika risiko terjadi kepada salah satu nasabah, maka Dana Tabarru yang
berfungsi sebagai dana perlindungan akan turun tangan. Konsep ini disebut dengan risk sharing
(berbagi risiko).
Tak hanya prinsip, ada beberapa sistem yang membedakan antara Asuransi Syariah dan Asuransi
Konvensional. Hal ini berkaitan dengan sistem yang digunakan. Namun yang pasti, kehadiran
Asuransi Syariah melengkapi kebutuhan masyarakat tentang produk halal. Terlebih kinerja
Asuransi Syariah diawasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Pengawas Syariah
(DPS).