Oleh :
Indah Sari
Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma (UNSURYA) dan
aktif di Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) FH Unsurya serta
Anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)
Email : (indah.alrif@gmail.com)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Abstrak :
Tulisan ini secara umum membahas tentang Hukum Pidana Lingkungan. Hukum Pidana
Lingkungan adalah Hukum Lingkungan yang memuat aspek-aspek kepidanaan. UUPPLH
Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 97 sampai Pasal 120 mengatur tentang Tindak Pidana
Lingkungan. Tindak Pidana Lingkungan diartikan sebagai perbuatan yang di larang dalam
peraturan perundang-undang lingkungan hidup yang mana tindakan tersebut dilakukan
dengan Melawan Hukum disebabkan pencemaran dan perusakan lingkungan. Dalam Tindak
Pidana Lingkungan terdapat Delik Materiel dan Delik Formil. Delik Materiel yang dilihat
adalah akibat dari tindakan pidana tersebut sedangkan Delik Formil yang dilihat adalah
perbuatan yang dilarang dari tindak pidana tersebut. Permasalahan yang diangkat dalam
tulisan ini adalah mengkaji dan menganalisis lebih dalam mengenai unsur-unsur delik
materiel dan delik formil dalam UUPPLH Nomor 32 Tahun 2009. Dimana Delik Materiel
diatur dari Pasal 98, 99 dan 112 dan Delik Formil diatur dalam Pasal 100-111 dan 113-115
UUPPLH Nomor 32 Tahun 2009.
Kata kunci: Hukum Pidana Lingkungan, Tindak Pidana Lingkungan, Delik Materiel,
Delik Formil, UUPPLH Nomor 32 Tahun 2009.
Abstract :
This writing is generally about Environmental Criminal Law which consists of criminal aspects of
environmental law. Enviromental Protection and Governance Act No. 32 Year 2009 article 97 to article
120 regulate about this environmental crime. It stated there that environmental crime is a forbidden deed
considered as a deed against the law for it cause an enviromental damage by polluting and contaminating
environment. There are material and formal criminal act in this environmental criminal act; a material
act consider the effect of those criminal deeds, while a formal act focus more on the illegal action. This
paper analyze both material and formal criminal act as regulated in Enviromental Protection and
Governance Act No. 32 Year 2009, specifically at articles 98, 99 and 112 for the material act, while for
formal act covered by articles 100-111 and articles 113-115.
Keywords: Environmental Criminal Law, Environmental Crime, Material Criminal Act, Formal
Criminal Act, Enviromental Protection and Governance Act No.32 Year 2009
64
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
Perbuatan Pidana di bidang Lingungan Hidup 6 Takdir Rahmadi, 2015, Hukum Lingkungan di
3 Gatot Supramono, 2013, Op,Cit, hal.145 Indonesia Edisi Kedua, Rajawali Pers, Jakarta, hal.228
65
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
66
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
Perfesktif Global dan Nasional. Rajawali Pers, Revisi, Pancuran Alam, Jakarta, hal-354-355
Jakarta,hal.163 12 Ibid, hal.357-358
67
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
68
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
1. Kelakuan dan akibat (=perbuatan); 19 Eddy O.S, Hiariej, 2016, Prinsip-Prinsip Hukum
69
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
70
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang yang membawa akibat kematian orang lain
lain, dengan maksud untuk dimiliki secara termasuk pembunuhan, misalnya
melawan hukum, diancam karena pencurian, menikam, memukul, menembak, meracun,
dengan pidana penjara paling lama lima tahun melempar orang ke dalam jurang,
atau denda paling banyak enam puluh mengenakan ilmu hitam (black magic)
rupiah”. Unsur-unsur dari delik dari Pasal selama dapat dibuktikan. Bila perbuatan
362 KUHP. Unsur subjektif adalah 1) untuk menghilangkan nyawa orang lain
unsur barang siapa; dan 2) unsur dengan belum terjadi, tetapi sudah dilakukan
maksud memiliki. Sedangkan, unsur perbuatan pelaksanaan kesengajaan, maka
objektif adalah 1) unsur mengambil; 2) yang terjadi adalah percobaan
unsur barang yang sebagian atau pembunuhan (Pasal 53 jo, Pasal 338
seluruhnya kepunyaan orang lain; dan 3) KUHP).30 Contoh lain adalah
unsur melawan hukum. Dengan demikian penganiayaan menurut Pasal 335 KUHP,31
terdapat lima unsur dalam delik hanya Pasal 531 ayat (4) KUHP
pencurian.25 memperluas pengertian penganiayaan
Delik Formil adalah yang dengan membiarkan penafsiran autentik,
menguraikan perbuatan yang dilarang, yang menyatakan dengan penganiayaan
delik ini tidak mengatur akibat dari disamakan dengan merusak kesehatan.
perbuatan dilarang tersebut. Misalnya Menurut doktrin dan yurisprudensi bahwa
delik pencurian hanyalah mengandung tiap perbuatan yang dilakukan dengan
perbuatan yang dilarang berupa sengaja dan mengakibatkan rasa sakit atau
pengambilan barang orang lain dengan luka pada orang lain, termasuk
maksud untuk dimilikinya dengan penganiayaan. Jadi akibat ialah rasa sakit
melawan hukum. Di dalam Pasal 362 atau luka ataupun merusak kesehatan
KUHP26 tidak dijadikan unsur akibatnya, orang lain. Selama akibat tersebut belum
misalnya korban pencurian menderita terjadi maka belum terjadi delik
kerugian. Contoh lain Delik Formil dalam penganiayaan, namun percobaan untuk
KUHP adalah Pasal 285 KUHP27 hanya melakukan penganiayaan bukanlah delik
mengancam barang siapa dengan menurut Pasal 351 ayat (5) KUHP.32
kekerasan atau ancaman kekerasan Delik itu dapat dibedakan atas
memaksa perempuan yang bukan istrinya berbagai pembagian tertentu, seperti
untuk persetubuh (perbuatan aktif atau berikut ini:33
positif). Tidak disyaratkan perempuan
1. Delik kejahatan dan delik pelanggaran
hamil (akibat), karena pasal tersebut tidak
(misdrijven en over tredingen).
bertujuan untuk mencegah kehamilan,
2. Delik materiel dan delik formil
tetapi untuk melindungi dari nafsu bejat
(mateniele en formelede licten).
lelaki.28
3. Delik komisi dan delik omisi
Delik Materiel mengandung unsur
(commissiedelicten en omissiedelicten).
akibat seperti delik pembunuhan.
4. Delik yang berdiri sendiri dan delik
Perbuatan itu diuraikan dalam Pasal 538
yang diteruskan (Zelfstandige en
KUHP,29 yang berarti perbuatan apa saja
voorgezette delicten).
71
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
5. Delik selesai dan delik berlanjut dua delik yaitu Delik Materiel dan Delik
(aflopende en voortduren de delicten). Formil. Delik Materiel diatur dalam Pasal
6. Delik tunggal dan delik berangkai 97, 98 dan 112 sedangkan Delik Formil
(enkelvoudige en samengestelde delicten). diatur dalam Pasal 100-11 dan 113-115.35
7. Delik bersahaja dan delik Disamping itu juga dalam Undang-
berkualifikasi (eenvoudige en gequali- Undang Nomor 32 Tahun 2009
ficeerde delicten). (UUPPLH), diatur larangan-larangan yang
8. Delik sengaja dan delik kelalaian atau tidak boleh dilanggar baik oleh orang
culpa (Doleuse en culpose delicten). perseorangan maupun korporasi sebagai
9. Delik politik dan delik komun atau subjek hukum lingkungan. Larangan-
umum (politieke en commune delicten). larangan tersebut diatur dalam Pasal 69
10. Delik propria dan delik komun atau UUPPLH sebagai berikut:36
umum (delicta prop ria en commune 1. Melakukan perbuatan yang
delicten). mengakibatkan pencemaran dan/atau
11. Delik dapat dibagi juga atas perusakan lingkungan hidup;
kepentingan hukum yang dilindungi, (Pencemaran lingkungan hidup adalah
seperti delik terhadap keamanan masuk atau dimasukkannya makhluk
negara, delik terhadap orang, delik hidup, zat, energi, atau komponen lain ke
kesusilaan, delik terhadap harta dalam lingkungan hidup atau kegiatan
benda, dan lain-lain. manusia sehingga melampaui baku mutu
12. Untuk Indonesia, menurut Kitab lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Undang-Undang Hukum Acara Adapun perusakan lingkungan hidup
Pidana Pasal 284, dikenal pula delik tindakan orang yang menimbulkan
umum dan delik khusus, seperti delik perubahan langsung terhadp sifat fisik,
ekonomi, korupsi, subversi, dan lain- kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup
lain. sehingga melampaui kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup);
D. TINDAK PIDANA LINGKUNGAN
HIDUP MENURUT UUPPLH NO. 32
2. Memasukan B3 yang dilarang
TAHUN 2009 menurut peraturan perundang-
undangan ke dalam wilayah Negara
Ketentuan mengenai Tindak Pidana Kesatuan Republik Indonesia;
Lingkungan Hidup diatur di Pasal 97 s/d 3. Memasukkan limbah yang berasal
Pasal 120 UUPPLH Nomor 32 Tahun dari luar wilayah Negara Kesatuan
200934. Dimana ukuran tindak pidana Republik Indonesia ke media
lingkungan tersebut adalah bila terjadi lingkungan hidup Negara Kesatuan
pencemaran lingkungan hidup atau Republik Indonesia;
kerusakan lingkungan hidup yang 4. Memasukkan limbah B3 ke dalam
dilakukan oleh orang, sekelompok orang, wilayah Negara Kesatuan Republik
organisisai, badan hukum dan pejabat Indonesia;
berwenang dimana melampau ketentuan
35
baku mutu atau kriteria baku mutu Lihat lebih lanjut pasal 97,98, 112 dan 100-111 serta
Pasal 113-115 UUPPLH Nomor 32 Tahun 2009 yang
lingkungan hidup. Ketentuan tindak berisi tentang Delik Materiel dan Delik Formil Hukum
pidana lingkungan hidup ini dibagi dalam Pidana Lingkungan.
36 Ruslan Renggong, 2018, Op.Cit hal.156 dan lihat
72
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
73
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
40 Ibid, hal.169-170.
74
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
75
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
Pasal 98 ayat (1) tersebut. Bedanya terletak Jika delik materiil dilakukan dengan
pada unsur mental atau “mensrea” dari kealpaan mengakibatkan orang mati atau
pelaku. Jika rumusan pasal 98 ayat (1) luka berat, ancaman hukuman adalah
untuk perbuatan yang dilakukan secara penjara minimal 3 (tiga) tahun dan
sengaja, Pasal 99 ayat (1) perbuatan terjadi maksimal 9 (sembilan) tahun dan denda
akibat kelalaian si pelaku. Dengan denda minimal Rp 3.000.000.000,00 (tiga
demikian, UUPPLH juga membedakan miliar rupiah) dan maksimal Rp
delik materiil atas dasar unsur kesalahan 9.000.000.000,00 (sembilan miliar rupiah).
(mensrea, schuld) pelaku, yaitu kesengajaan UUPPLH juga memuat delik materiil
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 91 yang diberlakukan kepada pejabat
ayat (1) dan kelalaian dirumuskan dalam pemerintah yang berwenang di bidang
Pasal 99 ayat (1). pengawasan lingkungan pemberlakuan
Selain itu, UUPPLH juga mengenal delik materiil ini dapat dipandang sebagai
delik materiil dengan dua kategori sebuah kebijakan pemidanaan yang maju
pemberatan. Pertama, pemberatan terkait dalam rangka mendorong para pejabat
dengan “mengakibatkan orang luka pemerintah untuk sungguh-sungguh
dan/atau bahaya kesehatan manusia”. melaksanakan pengelolaan lingkungan
Kedua, pemberatan berupa hidup. Delik materiil tersebut dirumuskan
“mengakibatkan orang luka berat atau dalam Pasal 112 UUPPLH, yaitu:
mati”. Jika delik materiil yang dilakukan Setiap pejabat yang berwenang yang
dengan kesengajaan mengakibatkan orang dengan sengaja tidak melakukan
luka atau bahaya kesehatan, pelaku pengawasan terhadap ketaatan
dikenai ancaman hukuman lebih berat, penanggung jawab usaha dan/atau
yaitu penjara paling singkat 4 (empat) kegiatan terhadap peraturan perundang-
tahun dan paling lama 12 (dua belas) undangan dan izin lingkungan,
tahun dan denda paling sedikit Rp sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71
4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah) dan Pasal 72 yang mengakibatkan
dan denda paling banyak Rp terjadinya pencemaran dan/atau
12.000.000.000,00 (dua belas miliar kerusakan lingkungan yang
rupiah). Jika delik materiil dengan mengakibatkan hilangnya nyawa manusia,
kesengajaan mengakibatkan orang luka dipidana dengan pidana penjara paling
berat atau mati, ancaman pidananya lebih lama 1 (satu) tahun atau denda paling
berat lagi, yaitu minimal 5 (lima) tahun banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
penjara, dan maksimal 15 (lima belas) rupiah).
tahun penjara, denda minimal Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan Sanksi-Sanksi Delik Formal Hukum
denda maksimal Rp 15.000.000.000,00 Pidana Lingkungan44
(lima belas miliar rupiah). Jika delik
Dalam UUPPLH terdapat 16 (enam
materiil dilakukan dengan kealpaan yang
belas) jenis delik formil sebagaimana
mengakibatkan orang luka atau bahaya
dirumuskan dalam Pasal 100 hingga Pasal
kesehatan, ancaman hukumannya adalah
111, kemudian Pasal 113 hingga Pasal 115.
penjara minimal 2 (dua) tahun penjara dan
Pertama, Pasal 100 UUPPLH memuat
maksimal 6 (enam) tahun dan denda
rumusan delik formil tentang pelanggaran
minimal Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar
rupiah) dan maksimal sebesar Rp
6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). 44 Ibid, 232-235
76
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
baku mutu air limbah, baku mutu emisi, Delik formil keempat sebagaimana
baku mutu gangguan yang diancam dirumuskan dalam Pasal 103, adalah
dengan pidana penjara maksimal 3 (tiga) tentang menghasilkan limbah B3 dan tidak
tahun dan denda maksimal Rp melakukan pengolahan yang diancam
3.000.000,00 (tiga juta rupiah). Namun, dengan pidana minimal 1 (satu) tahun dan
menurut Pasal 100 ayat (2), tuntutan maksimal 3 (tiga) tahun serta denda
pidana berdasarkan Pasal 100 ayat (1) minimal Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar
hanya dapat dilakukan apabila sanksi rupiah) dan maksimal Rp 3.000.000.000,00
administrasi yang telah dijatuhkan tidak (tiga miliar rupiah). Kelima, delik formil,
dipatuhi atau pelaku telah lebih dari satu sebagaimana dirumuskan pada Pasal 104
kali melakukan pelanggaran baku mutu air yaitu tentang melakukan dumping limbah
limbah atau baku mutu emisi atau baku dan/atau bahan ke media lingkungan
gangguan. Jadi tuntutan pidana tanpa izin yang diancam dengan pidana
berdasarkan ketentuan Pasal 100 ayat (1) maksimal 3 (tiga) tahun dan denda
bersifat ultimum remedium yang berarti minimal Rp 4.000.000.000,00 (empat
sebagai upaya terakhir setelah sanksi miliar rupiah). Keenam, delik formil,
administrasi tidak efektif atau tidak sebagaimana dirumuskan dalam pasal 105
dipatuhi atau pelaku pelanggaran yang yaitu memasukkan limbah ke dalam
telah lebih dari satu kali. Mengapa wilayah Negara Kesatuan Republik
tuntutan pidana diberlakukan sebagai Indonesia yang diancam dengan pidana
upaya terakhir karena pada dasarnya minimal 4 (empat) tahun dan maksimal 12
pelanggaran terhadap baku mutu air (dua belas) tahun, serta denda minimal Rp
limbah atau baku mutu emisi atau baku 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
gangguan merupakan pelanggaran dan maksimal Rp 12.000.000.000,00 (dua
ketentuan hukum lingkungan administrasi. belas miliar). Untuk delik ini ancaman
Delik formil kedua adalah hukumannya termasuk berat dengan
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 101 tujuan untuk memberikan rasa takut
yaitu perbuatan “melepaskan dan/atau kepada para pelaku usaha yang potensial
mengedarkan produk rekayasa genetik ke melakukan maupun pejabat pemerintah
media lingkungan hidup yang yang terlibat dalam kegiatan terlarang
bertentangan dengan peraturan perundang- tersebut. Hal ini mengingat bahwa
undangan atau izin lingkungan” dengan Indonesia potensial dijadikan sasaran
ancaman pidana penjara minimal 1 (satu) tempat perdagangan dan pembuangan
tahun dan maksimal 3 (tiga) tahun, serta limbah.
denda minimal Rp 1.000.000.000,00 (satu Delik formil ketujuh, sebagaimana
miliar rupiah) dan denda maksimal Rp dirumuskan dalam Pasal 106, adalah
3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). tentang memasukkan limbah B3 ke dalam
Delik formil ketiga adalah sebagaimana wilayah Negara Kesatuan Republik
dirumuskan dalam Pasal 102 yaitu Indonesia yang diancam dengan pidana
“melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa penjara minimal 5 (lima) tahun dan
izin dengan ancaman pidana minimal 1 maksimal 15 (lima belas) tahun, serta
(satu) tahun dan maksimal 3 (tiga) tahun, denda minimal Rp 5.000.000.000,00 (lima
serta denda minimal Rp 1.000.000.000,00 miliar rupiah) dan maksimal Rp dan
(satu miliar rupiah) dan maksimal Rp maksimal Rp 15.000.000.000,00 (lima
3.000.000,00. belas mliar rupiah). Delik formil kedelapan,
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 107,
77
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
78
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
79
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019
Unsur-Unsur Delik Materiel Dan Delik Formil
Dalam Hukum Pidana Lingkungan
PERATURAN PERUNDANG -
UNDANGAN
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP).
Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (RKUHP).
Undang-Undang Nomor 04 Tahun 1982
Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
80
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 10 No. 1, September 2019