Anda di halaman 1dari 9

KEMAMPUAN LITERASI INFORMASI MAHASISWA PADA LAYANAN

AMERICAN CORNER DI UPT PERPUSTAKAAN IAIN WALISONGO


SEMARANG MENURUT ASSOCIATION OF COLLEGE AND RESEARCH
LIBRARIES

Oleh :Yusuf Dzul Ikram Al Hamidy, Heriyanto, S.Sos., MIM *

E-mail: yusufdzulikram@gmail.com

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya,


Universitas Diponegoro Semarang

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa pada layanan American
Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang dengan menggunakan standar yang dibuat oleh
Association of College and Research (ACRL). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan
kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu non eksak dan sering
berkunjung ke American Corner serta mahasiswa yang benar-benar sedang melakukan pencarian informasi
di American Corner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2012.Hasil analisis menunjukkan rata-
rata mahasiswa untuk menentukan jenis dan batas informasi dapat dikatakan masih kurang baik. Dalam hal
kemampuan dalam mengakses informasi, dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa belum memiliki
kemampuan yang baik. Dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis, mayoritas mahasiswa
belum melakukannya dengan baik. Setelah itu, kemampuan sebagian besar mahasiswa dalam menggunakan
dan mengkomunikasikan informasi secara efektif dan efisien sudah baik. Terakhir, pemahaman terhadap isu
hukum seputar informasi secara etis dan legal dapat dikatakan sudah baik. Dari penjabaran kemampuan
yang dimiliki oleh mahasiswa, maka dapat dikatakan literasi informasi mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang belum baik.

Kata Kunci: LiterasiInformasi, Penelusuran Informasi, Association of College and Research, American
Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine thestudent information literacy skill at the American Corner
Library UPT IAINWalisongo Semarang using the standards provided by the Association of College and
Research Libraries (ACRL). The method used is a qualitative descriptive method and then informant
determined by some criterias set by theresearchers that are students studying non exact disciplines and
frequently visited the American Corner, and the students visited the American Corner for looking for
information. The research was conducted in April-July 2012.The result shows the averange number of
students who can determine their information need is low. However, most of the students have proven that
they have the ability to access information but not to evaluate it. It means they have lack of skill on how to
evaluate information. However, based on the research students know quite well on using and communicating
information retrieved effectively. That include their understanding on copyright issue. To resume, the
students information literacy skill of IAIN Walisongo Semarang does not fulfil the Association of College
and Research Libraries standard.

Keywords: Information Literacy, InformationSearch, Associationof College and Research Libraries,


American Corner UPT IAIN Walisongo Semarang.

Pembimbing : Heriyanto, S.Sos., MIM.


1. Pendahuluan 2. Landasan Teori
Semua orang dihadapkan dengan berbagai informasi
yang dikemas dalam berbagai bentuk yang bisa 2.1 Pengertian Literasi Informasi
diakses dengan mudah dan cepat di era globalisasi
informasi. Hal ini menimbulkan ledakan informasi Menurut Bundy dalam Hasugian (2009:200)
dan disinilah diperlukan kemampuan literasi “Literasi informasi adalah seperangkat
informasi oleh mahasiswa agar mampu mengikuti keterampilan yang diperlukan untuk mencari,
perkembangan informasi. menganalisis dan memanfaatkan informasi”.

Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas
pemenuhan kebutuhan informasi tidak muncul dalam laporan penelitian America Library
dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk Association’s Presidental Commite on
mendapatkan informasi adalah kemampuan yang Information Literacy (1989:1) dikatakan bahwa
dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat “information literacy is a set of abilities
kemampuan yang berbeda-beda. Tingkat requiring individuals to recognize when
kemampuan yang berbeda inilah yang menentukan information is needed and have the ability to
seberapa baik hasil dari analisis informasi yang locate, evaluate, and use effectivelly the needeed
ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan. information”.

Untuk mengukur kemampuan literasi informasi 2.2 Tujuan Literasi Informasi


tersebut dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
lima standard literasi informasi dari Association Of Literasi informasi merupakan kemampuan yang
College and Research Libraries (ACRL). Alasan sangat penting dimiliki seseorang terutama dalam
peneliti menggunakan standar ini karena standar dunia perguruan tinggi karena pada saat ini semua
ini dapat digunakan oleh Perguruan Tinggi untuk orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber
mengukur kemampuan literasi informasi akademis informasi yang berkembang sangat pesat, namun
seperti dosen, mahasiswa, pustakawan dan staf-staf belum tentu semua informasi yang ada dan
lainnya. diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai
dengan kebutuhan informasi para pencari informasi.
Layanan American Corner di UPT Perpustakaan Literasi informasi akan memudahkan seseorang
IAIN Walisongo Semarang menjadi lokasi penelitian untuk belajar secara mandiri dimana pun berada dan
ini. Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan berinteraksi dengan berbagai informasi.
perpustakaan yang bertujuan untuk memenuhi
keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, Literasi informasi juga sangat berguna dalam dunia
khususnya staf pengajar dan mahasiswa serta tenaga perguruan tinggi untuk mendukung pendidikan dan
administrasi perguruan tinggi. dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi
yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan
Layanan American Corner adalah salah satu fasilitas informasi bagi dirinya sendiri dan memanfaatkan
yang disediakan oleh Perpustakaan IAIN Walisongo berbagai sumber informasi. Selain itu dengan
Semarang bagi mahasiswa. Layanan American memiliki literasi informasi maka para peserta didik
Corner khusus bertujuan menyediakan akses mampu berpikir secara kritis dan logis serta tidak
informasi berbasis elektronik seperti penelusuran mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh
sartikel ilmiah, e-journal dan lain-lain. Jika sehingga perlu mengevaluasi terlebih dahulu
dibandingkan dengan UPT Perpustakaan IAIN informasi yang diperoleh sebelum menggunakannya.
Walisongo Semarang mahasiswa lebih merasa
nyaman dalam melakukan pencarian informasi di Menurut Doyle dalam Wijetunge (2005:33) dengan
American Corner. Pengguna juga dapat membawa memiliki keterampilan literasi informasi maka
laptop sendiri untuk mengakses internet di layanan seorang individu mampu:
American Corner karena tersedia hotspot area.
Layanan digital juga menyediakan bantuan
penelusuran kepada pengguna layanan digital.
a. Menentukan informasi yang akurat dan Menurut Adam (2009:1) bahwa terdapat beberapa
lengkap yang akan menjadi dasar dalam manfaat literasi informasi yaitu:
membuat keputusan.
1. Membantu mengambil keputusan.
b. Menentukan batasan informasi yang
dibutuhkan. Literasi informasi membantu kita dalam mengambil
keputusan untuk memecahkan masalah. Ketika
c. Memformulasikan kebutuhan informasi. orang tersebut memiliki informasi yang cukup maka
orang tersebut dapat mengambil keputusan dengan
d. Mengidentifikasi sumber informasi potensial. tepat.

e. Mengembangkan strategi penelusuran yang 2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi


sukses. pengetahuan.

f. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara Dengan memiliki kemampuan literasi informasi
efektif dan efisien. maka semakin terbuka kesempatan untuk selalu
melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar
g. Mengevaluasi informasi. secara mandiri.

h. Mengorganisasikan informasi. 3. Menciptakan pengetahuan baru.

i. Menggabungkan informasi yang dipilih Seseorang yang memiliki kemampuan literasi


menjadi dasar pengetahuan seseorang. informasi akan mampu memilih informasi mana
yang benar dan yang salah. Sehingga tidak mudah
j. Menggunakan informasi secara efektif untuk percaya dengan informasi yang diperoleh dan
mencapai tujuan tertentu. dengan begitu akan muncul pengetahuan baru.

Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi
informasi agar pengguna memiliki kemampuan informasi untuk pelajar adalah pelajar dan guru
untuk menggunakan informasi dan teknologi akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam
komunikasi dan aplikasinya untuk mengakses dan proses belajar mengajar dan siswa tidak akan
membuat informasi. Misalnya kemampuan dalam tergantung kepada guru karena dapat belajar secara
menggunakan alat penelusuran internet. mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang
dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan
Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, maka kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa
literasi informasi memiliki tujuan dalam membantu yang literat juga akan berusaha belajar mengenai
berbagai sumber daya informasi dan cara
seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya
baik untuk kehidupan pribadi (pendidikan, penggunaan sumber-sumber informasi.
kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan
masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan di
atas maka dapat dikatakan bahwa literasi informasi
bermanfaat di era globalisasi informasi bagi semua
2.3 Manfaat Literasi Informasi
orang baik pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan
masyarakat. Setiap orang yang memiliki literasi
Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi
informasi maka dapat menciptakan pengetahuan
kita memiliki kemudahan-kemudahan dalam
baru dengan menggabungkannya dengan
melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan
pengetahuan yang sebelumnya ada dan memudahkan
kegiatan penelusuran informasi. Menurut Gunawan
dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi
(2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam
berbagai masalah maupun ketika membuat suatu
persaingan di era globalisasi informasi sehingga
kebijakan.
pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah
kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.
2.4 Manfaat Kompetensi Literasi dimilikinya maka mahasiswa dapat mencari
Informasi pada Perguruan Tinggi bahan-bahan yang berhubungan dengan
perkuliahan sehingga dapat menunjang isi
Pendidikan berperan dalam menjadikan seseorang perkuliahan tersebut.
literat terhadap informasi sehingga semua orang
dapat memperoleh informasi sesuai dengan d. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup.
kebutuhannya. Saat ini literasi informasi merupakan Meningkatkan pembelajaran seumur hidup
menjadi komponen yang penting di perguruan adalah misi utama dari institusi pendidikan
tinggi. Breivik (1991:1) menyarankan agar literasi tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap
informasi menjadi bagian penting dalam pendidikan. individu memiliki kemampuan intelektual
Proses tersebut akan berjalan dengan baik bila dalam berfikir secara kritis yang ditunjang
didukung oleh kompetensi literasi informasi. dengan kompetensi informasi yang
dimilikinya maka individu dapat melakukan
Menurut Association of College and Research pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
Libraries (ACRL) (2000:4), literasi informasi pada
perguruan tinggi bermanfaat dalam pembelajaran Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka
sepanjang hayat yang akan menjadi dasar dalam diketahui bahwa literasi informasi merupakan kunci
pekerjaan dan karier di masa yang akan datang. utama di perguruan tinggi dalam meningkatkan
pengetahuan peserta didik. Mahasiswa yang
Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi memahami literasi informasi akan mampu belajar
secara mandiri, berhadapan dengan berbagai sumber
dibutuhkan dalam implementasi kurikulum
informasi dan menjadi bekal dalam pelaksanaan
berbasis kompetensi yang mengharuskan pembelajaran sepanjang hayat di era globalisasi
peserta didik untuk memanfaatkan sumber informasi ini.
informasi dalam berbagai format.
2.5 Standar Literasi Informasi Association
Hal yang sama juga dikatakan oleh California State
of College and Research Libraries
University dalam Hasugian (2009:204) bahwa
manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia
(ACRL)
perguruan tinggi yaitu:
Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan
disetujui oleh Dewan Direksi Association of College
a. Menyediakan metode yang telah teruji untuk
and Research Libraries (ACRL) pada 18 Januari
dapat memandu mahasiswa ke berbagai
2000.
sumber informasi yang terus berkembang.
Sekarang ini individu berhadapan dengan
informasi yang beragam dan berlimpah. ACRL telah mengeluarkan lima standar literasi
Informasi tersedia melalui perpustakaan, informasi dalam dunia perguruan tinggi dan kelima
sumber-sumber komunitas, organisasi standar tersebut memiliki 20 indikator. Standar
khusus, media dan internet. literasi ini berisi daftar sejumlah kemampuan yang
digunakan dalam menentukan kemampuan
seseorang dalam memahami informasi. Dalam
b. Mendukung usaha nasional untuk
standar ini terdapat cara bagaimana mahasiswa
meningkatkan kualitas pendidikan.
dapat berinteraksi dengan informasi. Standar ini juga
Lingkungan belajar yang proaktif
digunakan oleh fakultas, pustakawan dan staff
mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki
lainnya dalam mengembangkan metode untuk
kompetensi literasi informasi. Dengan
mengukur pembelajaran mahasiswa sesuai dengan
keahlian informasi tersebut maka mahasiswa
misi institusi tersebut.
akan selalu dapat mengikuti perkembangan
bidang ilmu yang dipelajarinya.
Standar literasi informasi ACRL (2000:8) tersebut
yaitu:
c. Menyediakan perangkat tambahan untuk
memperkuat isi perkuliahan. Dengan
kompetensi literasi informasi yang
1. Mahasiswa yang literat informasi mampu b. Mahasiswa menentukan dan menerapkan
menentukan jenis dan sifat informasi yang kriteria awal untuk mengevaluasi informasi
dibutuhkan. dan sumber-sumbernya.

a. Mahasiswa mendefinisikan dan c. Mahasiswa mampu mensintesis ide utama


menyampaikan kebutuhan informasinya. untuk membangun konsep baru.

b. Mahasiswa mengidentifikasi berbagai jenis d. Mahasiswa membandingkan pengetahuan


dan bentuk sumber informasi yang baru dengan pengetahuan lama untuk
potensial. menentukan nilah tambah, kontradiksi,
atau karakteristik informasi unik lainnya
c. Mahasiswa mempertimbangkan biaya dan dari informasi.
keuntungan yang diperoleh dari informasi
yang dibutuhkan. e. Mahasiswa menentukan apakah
pengetahuan baru memberi dampak
d. Mahasiswa mengevaluasi kembali sifat dan terhadap sistem nilai individu dan
batasan informasi yang dibutuhkan. mengambil langkah-langkah untuk
menyatukan perbedaan.
2. Mahasiswa yang literat informasi mengakses
kebutuhan informasi secara efektif dan f. Mahasiswa menentukan bila query perlu
efisien. direvisi.

a. Mahasiswa memilih metode penelitian dan 4. Mahasiswa yang literat menggunakan dan
sistem temu kembali informasi yang paling mengkomunikasikan informasi dengan efektif
tepat untuk mengakses informasi yang dan efisien.
dibutuhkan.
a. Mahasiswa menerapkan informasi baru dan
b. Mahasiswa membangun dan menerapkan yang lama untuk merencanakan dan
strategi penelusuran yang efektif. menciptakan hasil.

c. Mahasiswa melakukan sistem temu b. Mahasiswa merevisi proses pengembangan


kembali secara online atau pribadi dengan untuk hasil.
menggunakan berbagai metode.
c. Mahasiswa mengkomunikasikan hasil
d. Mahasiswa memperbaiki strategi secara efektif kepada orang lain.
penelusuran jika diperlukan.
5. Mahasiswa yang literat informasi memahami
e. Mahasiswa mengutip, mencatat dan isu ekonomi, hukum dan sosial sekitar
mengolah informasi dan sumber- penggunaan dan pengaksesan informasi secara
sumbernya. etis dan hukum.

3. Mahasiswa yang literat mengevaluasi a. Mahasiswa memahami isu-isu ekonomi,


informasi dan sumber-sumber secara kritis hukum dan aspek sosial mengenai
dan menjadikan informasi yang dipilih informasi dan teknologi informasi.
sebagai dasar pengetahuan.
b. Mahasiswa mematuhi hukum, peraturan,
a. Meringkas ide utama yang dikutip dari kebijakan intitusi, dan etika yang
informasi yang dikumpulkan. berhubungan dengan pengaksesan dan
penggunaan sumber informasi.
c. Mahasiswa mengetahui penggunaan 2. Wawancara
sumber-sumber informasi dalam “Wawancara merupakan salah satu metode
mengkomunikasikan informasi. pengumpulan data dengan cara bertanya
langsung kepada responden untuk mendapatkan
3. Metode Penelitian informasi” (Musa dan Nurfitri, 1988:49).
Penelitian mengenai kemampuan literasi informasi 3. Dokumentasi
mahasiswa pada layanan American Corner di UPT “Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku
Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang menurut dan internet yang berkaitan dengan penelitian
Association of College and Research Libraries yang dilakukan. Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu yang bisa
menggunakan metode pendekatan Deskriptif
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
Kuantitatif dengan kategori bentuk yang monumental dari seseorang” (Sugiyono,
digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah 2009:240).
studi kasus.
Untuk menganalisis penelitian ini, maka dilakukan
Metode penentuan informan yang penulis pakai dengan langkah-langkah sebagai berikut:
adalah purposive sampling. Purposive sampling 1. Pengumpulan informasi, melalui wawancara,
adalah teknik pengambilan sampel dengan maupun observasi langsung.
pertimbangan tertentu (Sugiyono,2009:218). Sampel 2. Reduksi. Langkah ini adalah untuk memilih
diambil secara purposive dengan maksud tidak harus informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai
mewakili seluruh populasi, sample yang diambil dengan masalah penelitian.
memiliki pengetahuan yang cukup serta mampu 3. Penyajian. Setelah informasi dipilih maka
menjelaskan keadaan sebenarnya tentang obyek disajikan bisa dalam bentuk tabel, dan uraian
penelitian. Dengan menggunakan purposive penjelasan.
sampling, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh 4. Tahap akhir adalah menarik kesimpulan. (Miles
benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dan Huberman, 1992: 18)
dilakukan.
4. Hasil dan Pembahasan
Kriteria informannya adalah mahasiswa yang Literasi informasi mahasiswa yang diukur
mengambil disiplin ilmu non eksak dan sering menggunakan standar yang dibuat oleh
berkunjung ke American Corner serta mahasiswa Association Of College and Research Libraries
yang benar-benar sedang melakukan pencarian (ACRL) (2000) meliputi:
informasi di American Corner UPT Perpustakaan
IAIN Walisongo Semarang. 1. Kemampuan menentukan jenis dan batas
informasi yang diperlukan.
Peneliti menentukan informan berdasarkan arahan
dari pustakawan American Corner, yaitu siapa saja 2. Kemampuan mengakses informasi yang
yang sering berkunjung dan menggunakan layanan. diperlukan dengan efektif dan efisien.
Yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah 3. Kemampuan mengevaluasi informasi dan
delapan mahasiswa IAIN Walisongo Semarang. sumbernya secara kritis.
Delapan mahasiswa tersebut diambil dari mahasiswa
yang berkunjung dan menggunakan fasilitas 4. Kemampuan menggunakan informasi
American Corner. dengan efektif untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan
data observasi, wawancara dan dokumentasi. Ketiga 5. Kemampuan untuk memahami isu ekonomi,
teknik tersebut dijelaskan sebagai berikut: hukum dan sosial secara etis dan legal.
1. Observasi
Dalam aspek kemampuan mahasiswa menentukan
“Pada observasi ini, peneliti mengamati
jenis dan batas informasi, hal yang pertama
peristiwa, kejadian, pose, dan sejenisnya
dapat dilihat dari apa yang pertama kali
disertai dengan daftar yang perlu diobservasi”
dilakukan mahasiswa sebelum melakukan
(Sulistyo-Basuki, 2010:149).
pencarian. Berdasarkan dari hasil penelitian,
mayoritas mahasiswa memilih tidak merumuskan dari informasi yang dikumpulkan. Maka dari itu,
masalah terlebih dahulu dan langsung melakukan peneliti memberikan pertanyaan bagaimana cara
pencarian, berarti ini hal ini tidak sesuai dengan mengolah informasi yang telah didapat. Sebagian
standar literasi informasi, sehingga dapat besar mahasiswa memilih menyalin informasi yang
diindikasikan bahwa mayoritas mahasiswa belum didapat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
memenuhi kriteria mahasiswa yang literat dalam bahwa mayoritas mahasiswa sudah melakukan
hal kemampuan merumuskan masalah. Selain evaluasi secara kritis.
dalam merumuskan masalah, aspek kedua dari
kemampuan mahasiswa dalam menentukan jenis Aspek yang keempat untuk menilai tingkat
dan batas informasi dapat dilihat dari literasi mahasiswa adalah kemampuan dalam
pemanfaatan informasi dalam beberapa jenis menggunakan informasi dan mengkomunikasikan
sumber informasi seperti primer, sekunder dan secara efektif. Hal itu dapat dinilai dari
tersier, sedangkan contoh jenis sumber informasi kemampuan mengkomunikasikan informasi yang
sekunder seperti ensiklopedi dan kamus. Dari hasil diperoleh kepada orang lain misalnya
penelitian, dapat diintepretasikan bahwa seluruh mendiskusikan. Dari hasil penelitian, sebagian besar
mahasiswa lebih senang menggunakan jenis mahasiswa memilih untuk mengkomunikasikan
sumber informasi sekunder. Mahasiswa yang informasinya. Maka dapat dikatakan sebagai
literate seharusnya menggunakan berbagai jenis mahasiswa yang literate terhadap informasi.
informasi sehingga mahasiswa tidak membatasi
jenis informasi yang dipilih sebagai sumber. Aspek terakhir yang dapat digunakan untuk menilai
tingkat literasi informasi adalah kemampuan dalam
Dalam kemampuan mengakses informasi yang memahami isu ekonomi, hukum, dan sosial seputar
diperlukan dengan efektif dan efisien, hal penggunaan akses informasi secara etis dan
tersebut dapat dilihat dari pengetahuan legal. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana tindakan
mahasiswa tentang strategi penelusuran informasi. mahasiswa dalam penggunaan karya orang lain.
Berdasarkan hasil penelitian, hanya sedikit yang Menurut hasil penelitian, mahasiswa sudah cukup
menggunakan strategi penelusuran menggunakan paham mengenai masalah plagiat, mereka tahu
boolean logic, menggunakan (“) tanda petik bagaimana caranya mempertanggung jawabkan
ataupun simbol- simbol lainnya maupun dengan suatu informasi dan menghargai karya orang lain
pemotongan kata. Mayoritas dari mahasiswa dengan cara mencantumkan sumber asal
hanya menggunakan kata kunci sebagai strategi informasi di setiap hasil karya yang mereka buat.
dalam penelusuran informasi, sehingga mahasiswa
belum dapat dikatakan literate informasi dalam Dalam melakukan pencarian informasi,
hal kemampuan mengakses informasi dengan efektif mahasiswa biasanya menerapkan metode
dan efisien. penelusuran yang dianggap efektif. Mayoritas
mahasiswa menganggap metode penelusuran
Dalam kemampuan mengevaluasi informasi dan informasi yang diterapkannya sudah efektif. Akan
sumbernya secara kritis, aspek pertama dapat tetapi, masih ada mahasiswa yang masih
dilihat dari bagaimana cara mahasiswa beranggapan bahwa metode yang digunakan belum
menge5aluasi isi dokumen yang telah diperoleh. efektif dalam kegiatan penelusuran informasi. Hal
Menurut hasil penelitian, dapat diintepretasikan ini bisa dilihat jika informan mengetikkan kata
bahwa di dalam mengevaluasi dokumen yang kunci yang kurang spesifik, maka search
diperoleh mayoritas mahasiswa menyatakan tidak engineakan menampilkan informasi yang terlalu
membaca informasi yang diperoleh secara banyak, bahkan kadang menampilkan dokumen-
keseluruhan. setelah mengevaluasi dokumen yang dokumen yang tidak relevan dengan apa yang
telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah diinginkan informan. Informan menganggap hal
berdasarkan apa mahasiswa menyaring informasi tersebut tidak efisien dan melelahkan.
tersebut. Semua mahasiswa memilih informasi
berdasarkan dengan kesesuaian informasi yang 5. Simpulan
dicari dengan hasil penelusuran. Untuk selanjutnya Berdasarkan hasil analisis Kualitatif terhadap
yang dilakukan setelah menyaring informasi jawaban dari seluruhan wawancara yang telah
adalah mengolah informasi, mahasiswa perlu dilakukan kepada 8 (delapan) orang mahasiswa
mengolah informasi dengan meringkas ide utama sebagai informan pada layanan American Corner di
UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang yang dengan mendiskusikan informasi yang
bersedia dijadikan informan dalam penelitian ini, diperoleh kepada temannya.
maka dapat ditarik kesimpulan:
5. Pemahaman terhadap isu hukum seputar
1. Kemampuan mahasiswa menentukan jenis dan informasi secara etis dan legal dapat
batas informasi dapat dikatakan masih kurang dikatakan sudah baik. Hal ini dapat dilihat
baik karena sebagian mahasiswa tidak pernah dari semua mahasiswa yang menghindari
merumuskan masalah terlebih dahulu tindakan plagiat terhadap karya orang lain
sebelum melakukan pencarian informasi dan dengan mencantumkan sumber asal
hanya menggunakan salah satu jenis sumber informasi yang diperoleh pada setiap kutipan
informasi. yang dibuat.

2. Untuk menelusur informasi yang dibutuhkan, 6. Dalam penggunaan metode yang efektif dalam
mahasiswa lebih memilih menggunakan menelusur informasi 4 mahasiswa menganggap
internet sebagai sarana penelusuran. Namun, metode yang digunakan untuk menelusur
teknik penelusuran yang digunakan mahasiswa informasi sudah efektif, karena tidak
belum tepat karena mayoritas mahasiswa hanya memerlukan waktu yang lama untuk
mengetikkan kata kunci sebagai strategi dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.
penelusuran suatu informasi, mereka tidak Sementara itu, 4 mahasiswa lainnya
menggunakan berbagai strategi seperti operator menganggap belum efektif karena masih
boolean, penggunaan tanda petik (“ “), memerlukan waktu yang cukup lama untuk
maupun dengan pemotongan kata. Sehingga menemukan informasi yang dibutuhkan.
penelusuran informasi yang dilakukan
mahasiswa belum efektif dan efisien. Namun Daftar Pustaka
disisi lain dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Adam. 2008. Literasi Informasi. Diaksestanggal
telah memiliki kemampuan yang baik dalam 10 Maret 2012.
mengakses informasi, sebab mayoritas [http://perpus.umy.ac.id/2009/02/19/liter
mahasiswa mengevaluasi kembali strategi asi-informasi/].
penelusuran informasi berupa penggunaan kata
kunci yang telah digunakan. Association of College & Research
Libraries(ACRL). 2000. Information
3. Dalam hal mengevaluasi informasi yang
Literacy Competency Standards for
diperoleh secara kritis mayoritas mahasiswa
selalu mengevaluasi informasi yang telah
Higher Education.Diakses tanggal 12
diperoleh. Di dalam mengevaluasi informasi, Maret 2012.
masih kurang baik karena mayoritas [http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl
mahasiswa mengevaluasi suatu informasi /standards/standards.pdf].
dengan cara membaca dokumen secara
sekilas. Di sisi lain sudah baik, karena semua American Library Association (ALA).
mahasiswa dapat menyaring informasi yang 1989.Presidential Committee on
mereka butuhkan berdasarkan dengan Information Literacy: Final
kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil Report.Diakses tanggal 10 Maret 2012.
penelusuran dan untuk mengolah informasi
[http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/
mahasiswa memilih menyalin informasi yang
telah diperoleh. Hal ini mengindikasikan
publications/whitepapers/presidential.cf
bahwa mahasiswa sudah literate dalam hal m].
mengevaluasi informasi dan sumbernya.
Breivik, P.S. 1991. Literacy in an Information
4. Dalam hal kemampuan menggunakan dan Society. Diakses tanggal 12 Februari
mengkomunikasikan informasi dengan efektif 2012.
dan efisien sudah baik, karena mayoritas [www.libraryinstruction.com/informatio
mahasiswa selalu mengkomunikasikan
nliteracy2.htm].
informasinya kepada orang lain misalnya
Bundy, A. 2004. Australian and New Zealand Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Information Literacy Framework: Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Principles, Standards and Practice.
Diakses tanggal 14Maret 2012. Sulistyo-Basuki .2010. Metode Penelitian.
[http://www.ala.org.com]. Jakarta: Penaku.
Wijetunge, P dan Uditha Alahakoon. 2005.
Gunawan, A.W,dkk. 2008.“7 Langkah Literasi Empowering 8: the Information
Informasi: Knowledge Managemen”. Literacy Model Developed in
Jakarta: Universitas Atmajaya. SriLanka to Underpin Changing
Hancock, V.E. 2004. Information Literacy for Education Paradigms of Sri Lanka.
Lifelong Learning.Diakses tanggal 17 Diakses tanggal 20 Maret 2012.
Maret 2012. [www.cmb.ac.lk/academic/institute/ni
[http://www.ericdigests.org/lifelong.htm] lis/reports/informationliteracy.pdf].

Hasugian, J. 2009. Dasar-Dasar Ilmu


Perpustakaan dan Informasi. Medan:
USU Press.

Musa, M. dan Titi N. 1988. Metodologi


Penelitian. Jakarta: C.V. Fajar Agung.
Miles, M. B. dan A. Michael H. 1992. Analisis
data kualitatif: buku sumber tentang
metode-metode baru. Jakarta: UI Press.

Anda mungkin juga menyukai