E-mail: yusufdzulikram@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa pada layanan American
Corner di UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang dengan menggunakan standar yang dibuat oleh
Association of College and Research (ACRL). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan
kriteria yang ditentukan oleh peneliti yaitu mahasiswa yang mengambil disiplin ilmu non eksak dan sering
berkunjung ke American Corner serta mahasiswa yang benar-benar sedang melakukan pencarian informasi
di American Corner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2012.Hasil analisis menunjukkan rata-
rata mahasiswa untuk menentukan jenis dan batas informasi dapat dikatakan masih kurang baik. Dalam hal
kemampuan dalam mengakses informasi, dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa belum memiliki
kemampuan yang baik. Dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh secara kritis, mayoritas mahasiswa
belum melakukannya dengan baik. Setelah itu, kemampuan sebagian besar mahasiswa dalam menggunakan
dan mengkomunikasikan informasi secara efektif dan efisien sudah baik. Terakhir, pemahaman terhadap isu
hukum seputar informasi secara etis dan legal dapat dikatakan sudah baik. Dari penjabaran kemampuan
yang dimiliki oleh mahasiswa, maka dapat dikatakan literasi informasi mahasiswa IAIN Walisongo
Semarang belum baik.
Kata Kunci: LiterasiInformasi, Penelusuran Informasi, Association of College and Research, American
Corner UPT Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang
ABSTRACT
The purpose of this study is to determine thestudent information literacy skill at the American Corner
Library UPT IAINWalisongo Semarang using the standards provided by the Association of College and
Research Libraries (ACRL). The method used is a qualitative descriptive method and then informant
determined by some criterias set by theresearchers that are students studying non exact disciplines and
frequently visited the American Corner, and the students visited the American Corner for looking for
information. The research was conducted in April-July 2012.The result shows the averange number of
students who can determine their information need is low. However, most of the students have proven that
they have the ability to access information but not to evaluate it. It means they have lack of skill on how to
evaluate information. However, based on the research students know quite well on using and communicating
information retrieved effectively. That include their understanding on copyright issue. To resume, the
students information literacy skill of IAIN Walisongo Semarang does not fulfil the Association of College
and Research Libraries standard.
Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas
pemenuhan kebutuhan informasi tidak muncul dalam laporan penelitian America Library
dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk Association’s Presidental Commite on
mendapatkan informasi adalah kemampuan yang Information Literacy (1989:1) dikatakan bahwa
dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat “information literacy is a set of abilities
kemampuan yang berbeda-beda. Tingkat requiring individuals to recognize when
kemampuan yang berbeda inilah yang menentukan information is needed and have the ability to
seberapa baik hasil dari analisis informasi yang locate, evaluate, and use effectivelly the needeed
ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan. information”.
f. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara Dengan memiliki kemampuan literasi informasi
efektif dan efisien. maka semakin terbuka kesempatan untuk selalu
melakukan pembelajaran sehingga dapat belajar
g. Mengevaluasi informasi. secara mandiri.
Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi Menurut Hancock (2004:1) manfaat literasi
informasi agar pengguna memiliki kemampuan informasi untuk pelajar adalah pelajar dan guru
untuk menggunakan informasi dan teknologi akan dapat menguasai pelajaran mereka dalam
komunikasi dan aplikasinya untuk mengakses dan proses belajar mengajar dan siswa tidak akan
membuat informasi. Misalnya kemampuan dalam tergantung kepada guru karena dapat belajar secara
menggunakan alat penelusuran internet. mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang
dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan
Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, maka kegiatan mereka di lingkungan belajar. Mahasiswa
literasi informasi memiliki tujuan dalam membantu yang literat juga akan berusaha belajar mengenai
berbagai sumber daya informasi dan cara
seseorang dalam memenuhi kebutuhan informasinya
baik untuk kehidupan pribadi (pendidikan, penggunaan sumber-sumber informasi.
kesehatan, pekerjaan) maupun lingkungan
masyarakat. Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan di
atas maka dapat dikatakan bahwa literasi informasi
bermanfaat di era globalisasi informasi bagi semua
2.3 Manfaat Literasi Informasi
orang baik pelajar, pekerja, dan dalam lingkungan
masyarakat. Setiap orang yang memiliki literasi
Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi
informasi maka dapat menciptakan pengetahuan
kita memiliki kemudahan-kemudahan dalam
baru dengan menggabungkannya dengan
melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan
pengetahuan yang sebelumnya ada dan memudahkan
kegiatan penelusuran informasi. Menurut Gunawan
dalam pengambilan keputusan ketika menghadapi
(2008:3) literasi informasi bermanfaat dalam
berbagai masalah maupun ketika membuat suatu
persaingan di era globalisasi informasi sehingga
kebijakan.
pintar saja tidak cukup tetapi yang utama adalah
kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.
2.4 Manfaat Kompetensi Literasi dimilikinya maka mahasiswa dapat mencari
Informasi pada Perguruan Tinggi bahan-bahan yang berhubungan dengan
perkuliahan sehingga dapat menunjang isi
Pendidikan berperan dalam menjadikan seseorang perkuliahan tersebut.
literat terhadap informasi sehingga semua orang
dapat memperoleh informasi sesuai dengan d. Meningkatkan pembelajaran seumur hidup.
kebutuhannya. Saat ini literasi informasi merupakan Meningkatkan pembelajaran seumur hidup
menjadi komponen yang penting di perguruan adalah misi utama dari institusi pendidikan
tinggi. Breivik (1991:1) menyarankan agar literasi tinggi. Dengan memastikan bahwa setiap
informasi menjadi bagian penting dalam pendidikan. individu memiliki kemampuan intelektual
Proses tersebut akan berjalan dengan baik bila dalam berfikir secara kritis yang ditunjang
didukung oleh kompetensi literasi informasi. dengan kompetensi informasi yang
dimilikinya maka individu dapat melakukan
Menurut Association of College and Research pembelajaran seumur hidup secara mandiri.
Libraries (ACRL) (2000:4), literasi informasi pada
perguruan tinggi bermanfaat dalam pembelajaran Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka
sepanjang hayat yang akan menjadi dasar dalam diketahui bahwa literasi informasi merupakan kunci
pekerjaan dan karier di masa yang akan datang. utama di perguruan tinggi dalam meningkatkan
pengetahuan peserta didik. Mahasiswa yang
Menurut Gunawan (2008:3) literasi informasi memahami literasi informasi akan mampu belajar
secara mandiri, berhadapan dengan berbagai sumber
dibutuhkan dalam implementasi kurikulum
informasi dan menjadi bekal dalam pelaksanaan
berbasis kompetensi yang mengharuskan pembelajaran sepanjang hayat di era globalisasi
peserta didik untuk memanfaatkan sumber informasi ini.
informasi dalam berbagai format.
2.5 Standar Literasi Informasi Association
Hal yang sama juga dikatakan oleh California State
of College and Research Libraries
University dalam Hasugian (2009:204) bahwa
manfaat kompetensi literasi informasi dalam dunia
(ACRL)
perguruan tinggi yaitu:
Standar ini dikaji oleh Komite Standar ACRL dan
disetujui oleh Dewan Direksi Association of College
a. Menyediakan metode yang telah teruji untuk
and Research Libraries (ACRL) pada 18 Januari
dapat memandu mahasiswa ke berbagai
2000.
sumber informasi yang terus berkembang.
Sekarang ini individu berhadapan dengan
informasi yang beragam dan berlimpah. ACRL telah mengeluarkan lima standar literasi
Informasi tersedia melalui perpustakaan, informasi dalam dunia perguruan tinggi dan kelima
sumber-sumber komunitas, organisasi standar tersebut memiliki 20 indikator. Standar
khusus, media dan internet. literasi ini berisi daftar sejumlah kemampuan yang
digunakan dalam menentukan kemampuan
seseorang dalam memahami informasi. Dalam
b. Mendukung usaha nasional untuk
standar ini terdapat cara bagaimana mahasiswa
meningkatkan kualitas pendidikan.
dapat berinteraksi dengan informasi. Standar ini juga
Lingkungan belajar yang proaktif
digunakan oleh fakultas, pustakawan dan staff
mensyaratkan setiap mahasiswa memiliki
lainnya dalam mengembangkan metode untuk
kompetensi literasi informasi. Dengan
mengukur pembelajaran mahasiswa sesuai dengan
keahlian informasi tersebut maka mahasiswa
misi institusi tersebut.
akan selalu dapat mengikuti perkembangan
bidang ilmu yang dipelajarinya.
Standar literasi informasi ACRL (2000:8) tersebut
yaitu:
c. Menyediakan perangkat tambahan untuk
memperkuat isi perkuliahan. Dengan
kompetensi literasi informasi yang
1. Mahasiswa yang literat informasi mampu b. Mahasiswa menentukan dan menerapkan
menentukan jenis dan sifat informasi yang kriteria awal untuk mengevaluasi informasi
dibutuhkan. dan sumber-sumbernya.
a. Mahasiswa memilih metode penelitian dan 4. Mahasiswa yang literat menggunakan dan
sistem temu kembali informasi yang paling mengkomunikasikan informasi dengan efektif
tepat untuk mengakses informasi yang dan efisien.
dibutuhkan.
a. Mahasiswa menerapkan informasi baru dan
b. Mahasiswa membangun dan menerapkan yang lama untuk merencanakan dan
strategi penelusuran yang efektif. menciptakan hasil.
2. Untuk menelusur informasi yang dibutuhkan, 6. Dalam penggunaan metode yang efektif dalam
mahasiswa lebih memilih menggunakan menelusur informasi 4 mahasiswa menganggap
internet sebagai sarana penelusuran. Namun, metode yang digunakan untuk menelusur
teknik penelusuran yang digunakan mahasiswa informasi sudah efektif, karena tidak
belum tepat karena mayoritas mahasiswa hanya memerlukan waktu yang lama untuk
mengetikkan kata kunci sebagai strategi dalam menemukan informasi yang dibutuhkan.
penelusuran suatu informasi, mereka tidak Sementara itu, 4 mahasiswa lainnya
menggunakan berbagai strategi seperti operator menganggap belum efektif karena masih
boolean, penggunaan tanda petik (“ “), memerlukan waktu yang cukup lama untuk
maupun dengan pemotongan kata. Sehingga menemukan informasi yang dibutuhkan.
penelusuran informasi yang dilakukan
mahasiswa belum efektif dan efisien. Namun Daftar Pustaka
disisi lain dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Adam. 2008. Literasi Informasi. Diaksestanggal
telah memiliki kemampuan yang baik dalam 10 Maret 2012.
mengakses informasi, sebab mayoritas [http://perpus.umy.ac.id/2009/02/19/liter
mahasiswa mengevaluasi kembali strategi asi-informasi/].
penelusuran informasi berupa penggunaan kata
kunci yang telah digunakan. Association of College & Research
Libraries(ACRL). 2000. Information
3. Dalam hal mengevaluasi informasi yang
Literacy Competency Standards for
diperoleh secara kritis mayoritas mahasiswa
selalu mengevaluasi informasi yang telah
Higher Education.Diakses tanggal 12
diperoleh. Di dalam mengevaluasi informasi, Maret 2012.
masih kurang baik karena mayoritas [http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl
mahasiswa mengevaluasi suatu informasi /standards/standards.pdf].
dengan cara membaca dokumen secara
sekilas. Di sisi lain sudah baik, karena semua American Library Association (ALA).
mahasiswa dapat menyaring informasi yang 1989.Presidential Committee on
mereka butuhkan berdasarkan dengan Information Literacy: Final
kesesuaian informasi yang dicari dengan hasil Report.Diakses tanggal 10 Maret 2012.
penelusuran dan untuk mengolah informasi
[http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/
mahasiswa memilih menyalin informasi yang
telah diperoleh. Hal ini mengindikasikan
publications/whitepapers/presidential.cf
bahwa mahasiswa sudah literate dalam hal m].
mengevaluasi informasi dan sumbernya.
Breivik, P.S. 1991. Literacy in an Information
4. Dalam hal kemampuan menggunakan dan Society. Diakses tanggal 12 Februari
mengkomunikasikan informasi dengan efektif 2012.
dan efisien sudah baik, karena mayoritas [www.libraryinstruction.com/informatio
mahasiswa selalu mengkomunikasikan
nliteracy2.htm].
informasinya kepada orang lain misalnya
Bundy, A. 2004. Australian and New Zealand Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Information Literacy Framework: Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Principles, Standards and Practice.
Diakses tanggal 14Maret 2012. Sulistyo-Basuki .2010. Metode Penelitian.
[http://www.ala.org.com]. Jakarta: Penaku.
Wijetunge, P dan Uditha Alahakoon. 2005.
Gunawan, A.W,dkk. 2008.“7 Langkah Literasi Empowering 8: the Information
Informasi: Knowledge Managemen”. Literacy Model Developed in
Jakarta: Universitas Atmajaya. SriLanka to Underpin Changing
Hancock, V.E. 2004. Information Literacy for Education Paradigms of Sri Lanka.
Lifelong Learning.Diakses tanggal 17 Diakses tanggal 20 Maret 2012.
Maret 2012. [www.cmb.ac.lk/academic/institute/ni
[http://www.ericdigests.org/lifelong.htm] lis/reports/informationliteracy.pdf].