Anda di halaman 1dari 6

Bioteknologi 3 (1): 14-19, Mei 2006, ISSN: 0216-6887, DOI: 10.

13057/biotek/c030103

Daya Cerna Protein Pakan, Kandungan Protein


Daging, dan Pertambahan Berat Badan Ayam
Broiler setelah Pemberian Pakan yang Difermentasi
dengan Effective Microorganisms-4 (EM-4)
Digestibility of feed protein, meta protein content and
increasing body weight of broiler chicken after giving feed
fermented with Effective Microorganisms-4 (EM-4)

HANIFIASTI WINEDAR, SHANTI LISTYAWATI♥, SUTARNO

Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 57126.

Diterima: 13 Juli 2004. Disetujui: 8 Agustus 2004.

ABSTRACT

Effective Microorganisms-4 ( EM-4) is a mixture consists of photosynthetic


bacteria, lactic acid bacteria (Lactobacillus sp), yeast (Saccharomyces sp),
Actinomycetes and fermentation mushroom (Aspergillus sp, Penicillium sp).
EM-4 able to increase digestibility capacity through the balancing of
microorganism in digestive tract. The objectives of the research are to know
the influence of giving various concentration of EM-4 fermented feed on
feed protein digestibility, meat protein and increasing body weight of
broiler chicken. Complete Random Design (RAL) involving five treatments
with five repetitions were used in this study. The treatments given were
subsequently of: addition of 5% (PI), 10% (P2), 15% (P3) and 20% (P4) of
starter solution and a control group (P0) without any addition of starter
solution. The Broiler Chicken used was 25 broiler cocks produced by CP
707 of PT. Charoen Pokphand Jaya Farma. The protein content was
measured by Kjedahl method. Collected data were then analyzed
statistically by ANOVA and followed with DMRT test with significance
level of 5%. The result of the research indicated that the treatment
significantly increased the digestibility of feed protein, meat protein
content and increasing of body weight of broiler chicken. The use of EM-4
at the concentration of 15% (P3) increased feed quality and feed efficiency
by increasing feed protein content. Therefore, addition of EM-4 fermented
feed could increase feed protein digestibility, meat protein content and
♥ Alamat korespondensi: increasing body weight of broiler chicken.
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126
Tel. & Fax.: +62-271-663375. Keywords: Effective Microorganisms-4 (EM-4), protein digestibility, meat
e-mail: biology@mipa.uns.ac.id
protein, increasing body weight, broiler chicken.

PENDAHULUAN menghasilkan produksi ternak yang maksimal


(Hafsah, 2003). Ayam pedaging (broiler)
Pemenuhan kebutuhan protein hewani tidak merupakan salah satu sumber protein hewani
terlepas dari peningkatan populasi ternak yang yang murah. Produk utama berupa daging dan
berimbas pada peningkatan jumlah dan kualitas telur merupakan kebutuhan masyarakat yang
produk. Peningkatan produksi ternak semakin meningkat. Keunggulan ayam pedaging
bergantung pula dari pola dan kualitas pakan. adalah dapat dijual sebelum usia 8 minggu. Pada
Peningkatan efisiensi kecernaan bahan pakan usia itu berat tubuhnya hampir sama dengan
dan nutrisi dalam tubuh ternak akan tubuh ayam kampung berusia sekitar satu tahun,
WINEDAR dkk. –Protein daging ayam broiler dengan pakan difermentasi EM-4 15

sehingga ayam pedaging merupakan saingan BAHAN DAN METODE


baru ayam kampung, yang dikembangbiakkan
secara khusus untuk pemasaran pada umur dini. Waktu dan tempat penelitian
Menurut Nesheim et al. (1979), ayam broiler Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-
mempunyai rasa yang khas, empuk, dan September 2005. Pemeliharaan hewan uji ayam
dagingnya banyak. Kualitas pakan merupakan broiler dilakukan di Purwodadi, Grobogan,
faktor yang sangat berpengaruh dalam sedangkan pengujian protein daging dan feses
menentukan keberhasilan pemeliharaan ayam. dilakukan di Laboratorium Biokimia, Fakultas
Namun, biaya pakan mencapai 60-70% dari total Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada,
biaya produksi, usaha penekanan biaya pakan Yogyakarta.
telah banyak dilakukan melalui berbagai
penelitian, tetapi penggunaan mikroorganisme Bahan
yang mampu mengubah susunan bahan organik Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
menjadi susunan bahan organik lain yang lebih adalah Day Old Chicken (DOC) ayam broiler
sederhana belum banyak dilakukan. jantan CP 707 dari PT Charoen Pokphand Jaya
Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk Farma sebanyak 25 ekor, pakan broiller 1 (BR I),
meningkatkan kecernaan bahan pakan ternak, pakan broiller 2 (BR II), desinfektan, vaksin ND
baik sebelum dikonsumsi maupun selama dalam (Newcastle Disease), sampel (daging, feses, pakan)
saluran pencernaan, hal ini bertujuan untuk 1 g, campuran Na2SO4: CUSO4: Se sebanyak 1 g,
meningkatkan produktivitas ternak. Salah satu 100 mL akuades, 15 mL larutan NaOH-Na2S2O3,
cara yang dapat dilakukan adalah dengan 5 mL asam borat, indikator BCG dan 50 mL HCL
memanfaatkan probiotik (Hafsah, 2003). Effective 0,02 N, 250 mL molase, 250 mL EM-4 dan air
Microorganisms-4 (EM-4) adalah salah satu jenis sumur.
probiotik yang merupakan kultur campuran dari
mikroorganisme yang menguntungkan bagi Rancangan percobaan
pertumbuhan tanaman dan ternak yang dapat Rancangan percobaan yang digunakan adalah
digunakan sebagai inokulan untuk Rancangan Acak Lengkap (RAL), lima perlakuan
meningkatkan keragaman dan populasi dengan lima ulangan. Perlakuan yang diberikan
mikroorganisme (Anonim, 2006). Menurut Higa adalah penambahan pakan dengan larutan starter
(1980 dalam Sudarsana, 2000) penggunaan EM-4 5% (5 mL inokulan + 95 mL air sumur) (P1); 10%
dapat meningkatkan kesehatan, pertumbuhan (10 mL inokulan + 90 mL air sumur) (P2); 15%
dan kualitas produksi tanaman dan ternak. EM-4 (15 mL inokolan + 85 mL air sumur) (P3) dan
terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam 20% (20 mL inokulan + 80 mL air sumur) (P4)
laktat (Lactobacillus sp), khamir (Saccharomyces sp) dan satu kelompok kontrol tanpa penambahan
serta Actinomycetes. Deptan (1996) dan larutan starter (P0). Larutan starter merupakan
Subadiyasa (1997) menambahkan di dalam EM-4 campuran inokulan dan air sumur. Larutan
juga terdapat jamur fermentasi (peragian) yaitu inokulan terdiri atas perbandingan larutan EM-4
Penicillium sp dan Aspergillus sp. dengan larutan molase dengan perbandingan 1:
Prinsip fermentasi adalah mengaktifkan 1. Fermentasi pakan dilakukan dengan cara
pertumbuhan mikroorganisme yang dibutuhkan, penambahan larutan starter dengan komposisi 40
sehingga membentuk produk baru yang berbeda mL EM-4 dengan 60 g pakan.
dari bahan asal (Sabrina dkk., 2001). Menurut
Winarno dan Fardiaz (1980), bahan pakan yang Cara kerja
mengalami fermentasi dapat meningkatkan nilai Persiapan pembuatan larutan starter.
gizinya jika dibandingkan dengan bahan asalnya. Larutan starter dibuat dengan langkah-langkah
Melalui pengolahan dengan teknologi fermentasi sebagai berikut: larutan EM dicampur dengan
oleh EM-4 diharapkan mampu meningkatkan larutan molase dengan perbandingan 1: 1, yaitu
daya cerna protein pakan, kandungan protein larutan EM 50 mL dan larutan molase 50 mL
daging dan pertambahan berat badan ayam ditambah dengan air sumur. Campuran larutan
broiler, sehingga terjadi peningkatan efisiensi EM-4 dengan larutan molase disebut inokulan
pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (Wididana, 1995 dalam Widyawati dkk., 2002).
pengaruh pemberian pakan yang difermentasi Proses fermentasi pakan dilakukan dengan cara
EM-4 pada berbagai konsentrasi, terhadap daya menambahkan larutan starter pada pakan (40 mL
cerna protein pakan, kandungan protein daging, : 60 g). Campuran pakan dan larutan starter
dan pertambahan berat badan ayam broiler. ditutup dalam kantong plastik, diletakkan di
16 Bioteknologi 2 (1): 14-19, Mei 2006

tempat yang terlindung dari sinar matahari HASIL DAN PEMBAHASAN


langsung. Proses fermentasi dilakukan selama
empat hari dengan pengadukan dan perataan Kandungan protein pakan hasil fermentasi dengan EM-4
setiap 24 jam, kemudian dilakukan pengeringan Fermentasi pakan dengan menggunakan
dengan diangin-anginkan tanpa sinar matahari Effective microorganisms-4 (EM-4) selama 4 X 24
langsung selama kurang lebih 2 hari. jam mengakibatkan peningkatan kandungan
Pelaksanaan penelitian. Pemeliharaan protein pakan dibandingkan dengan pakan
dimulai sejak anak ayam berumur satu hari tanpa difermentasi. Hasil pengukuran protein
hingga berumur 35 hari. Tindakan prefentif pakan yang difermentasi pada penambahan
kesehatan dilakukan sanitasi kandang ayam dan larutan starter 5%; 10%; 15% dan 20% berturut-
lingkungan sekitar kandang, serta vaksinasi. turut adalah 23,76%; 25,07%; 30,01%; 24,88% dan
Vaksinasi pada waktu ayam berumur tiga hari perlakuan pakan tanpa difermentasi (kontrol)
dengan vaksin ND (Newcastle Disease) melalui 19,19%. Peningkatan kandungan protein pada
tetes mata untuk mencegah penyakit tetelo. pakan disebabkan terjadi peningkatan unsur
Pemberian perlakuan dilakukan setelah ayam nitrogen yang terdapat pada bahan makanan
broiler berumur 12 hari. berkarbohidrat dalam bentuk garam amonium
Pengukuran daya cerna protein pakan atau nitrat (Gaman dan Sherrington, 1992). Selain
(Anggordi, 1990), ditentukan dengan rumus: itu juga terjadi penambahan unsur nitrogen dari
A xB-C x D
x 100 %
sel mikroorganisme atau senyawa volatil yang
AxB lepas. Fermentasi telah menyebabkan terjadinya
A = Berat kering pakan yang dimakan perombakan unsur organik pakan, sehingga
B = % protein dalam pakan komponen dalam pakan menjadi lebih
C = berat kering feses yang dikeluarkan sederhana. Mikroorganisme EM-4 dalam
D = % protein dalam feses melakukan fermentasi menggunakan energi
Pengujian protein. Sampel daging ayam untuk memenuhi aktivitasnya. Energi yang
broiler yang diuji berasal dari daging dada. digunakan tersebut berasal dari perombakan
Pengujian protein daging dilakukan dua kali, ikatan-ikatan kimiawi tertentu dan juga
yaitu: pada umur sehari dan 35 hari, sedangkan dihasilkan dari proses glikolisis.
pengujian protein feses dilakukan 3 kali, yaitu:
pada umur 12, 24 dan 35 hari disertai pengujian Daya cerna protein pakan
protein pakan. Pengujian kadar protein dengan Pakan tanpa fermentasi yang diberikan
cara Mikro-Kjeldahl (Sudarmadji dkk., 1981). kepada ayam akan menghasilkan nilai daya
Pengukuran pertambahan berat badan. cerna protein yang lebih rendah dibandingkan
Pertambahan berat badan (pBB) diamati setiap hari. dengan pakan yang difermentasi terlebih dahulu.
pBB (g) = berat badan akhir (g) – berat badan awal (g) Pakan yang difermentasi oleh mikroorganisme
EM-4 mengalami perombakan menjadi lebih
Parameter Pendukung yang diamati dalam sederhana oleh mikroorganisme, sehingga bahan
penelitian (Wahyu, 1997): organik yang terkandung di dalamnya lebih
Konsumsi pakan (g) = pakan yang diberikan (g) – pakan sisa (g) mudah diserap oleh tubuh. Hasil penelitian rata-
rata daya cerna protein pakan ditunjukkan pada
Konsumsi protein pakan = konsumsi pakan (g) x Tabel 1. Pakan yang difermentasi cukup
kandungan protein pakan palatabel dan disukai oleh ternak. Besarnya nilai
Konversi pakan = konsumsi pakan (g) daya cerna protein pakan ditentukan oleh
pertambahan berat badan (g) besarnya nilai protein yang dikonsumsi dan
banyaknya protein yang dibuang bersama feses.
REP = pertambahan berat badan (g) Semakin sedikit protein yang dibuang bersama
konsumsi protein (g) feses, maka akan meningkatkan nilai daya cernanya.
Berdasarkan analisis varian dan hasil uji
Analisis data DMRT pada taraf signifikansi 5% diketahui
Analisis data dilakukan dengan one way bahwa nilai daya cerna protein pakan pada
ANAVA dan apabila hasilnya berbeda nyata semua perlakuan menunjukkan perbedaan yang
dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda (DMRT = nyata. Nilai tertinggi daya cerna protein pakan
Duncan’ S Multiple Range Test) dengan taraf diperoleh pada P3 dengan konsentrasi larutan
signifikansi 5% (Yitnosumarto, 1993). starter EM-4 15% yaitu sebesar 83,29%. Hal ini
disebabkan pada konsentrasi tersebut jumlah
WINEDAR dkk. –Protein daging ayam broiler dengan pakan difermentasi EM-4 17

Tabel 1. Persentase daya cerna protein pakan, kandungan protein daging, pertambahan berat badan harian,
konsumsi pakan, konsumsi protein pakan, dan konversi pakan ayam broiler setelah pemberian pakan yang
difermentasi dengan EM-4.

Daya
Kandungan Pertambahan Konsumsi Konsumsi Rasio
cerna Konversi
Perlakuan protein berat badan pakan protein pakan efisiensi
protein pakan
daging (g/ekor/hari) (g/ekor/hari) (g/ekor/hari) protein
(%)
P0 65,44a 21,80a 36,20a 70,32c 13,49a 1,95d 2,68c
P1 73,36b 22,16a 38,71b 68,31b 16,23b 1,76c 2,39b
P2 77,59d 23,11b 40,77c 66.82a 16,75c 1,64ab 2,44b
P3 83,29 e 23,20 b 41,46c 66,60a 19,99 d 1,61 a 2,08a
P4 75,26c 22,27a 39,85bc 67,47ab 16,79c 1,70bc 2,38b
Keterangan: Huruf pada kolom yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata pada uji DMRT dengan taraf
signifikansi 5%.

mikroorganisme perombak unsur-unsur organik bahwa peningkatan kualitas protein dalam


dalam pakan bertambah banyak, sehingga pakan akan meningkatkan protein dalam tubuh.
kandungan gizi pakan (protein) akan lebih Bahan yang mengalami proses fermentasi
banyak dirombak menjadi lebih sederhana. mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dari
Penggunaan EM-4 pada konsentrasi larutan bahan asal. Hal ini disebabkan fermentasi
starter 20% (P4) tidak efektif, besarnya nilai daya menghasilkan enzim-enzim tertentu yang dapat
cerna protein pakan menurun yaitu 75,26%. Hal menguraikan protein menjadi asam amino
ini terjadi karena mikroorganisme EM-4 dalam sehingga lebih mudah diserap tubuh (Winarno
mendekomposisikan unsur-unsur organik pakan dan Fardiaz, 1980).
terlalu banyak dibandingkan dengan substrat
yang tersedia, sehingga menurunkan kecepatan Pertambahan berat badan
pertumbuhan mikroorganisme. Menurut Pertambahan berat badan disebabkan secara
Schlegel and Schmidt (1994), menyatakan bahwa langsung oleh ketersediaan asam amino
menurunnya kecepatan pertumbuhan pembentuk jaringan sehingga konsumsi protein
disebabkan oleh keterbatasan substrat, pakan berhubungan langsung dengan proses
kepadatan populasi mikroorganisme yang tinggi, pertumbuhan. Menurut Mirnawati (1998) dan
tekanan parsial oksigen yang rendah, Nuraini (1999) bahwa protein yang berkulitas
kekurangan faktor pertumbuhan dan juga baik akan meningkatkan pertambahan berat
timbunan produk metabolisme yang toksik. badan setiap unit protein yang dikonsumsi. Dari
Tabel 1. dapat dilihat bahwa pakan yang
Kandungan protein daging difermentasi dengan EM-4 mengakibatkan
Menurut Palupi (1986), daging secara umum terjadinya peningkatan pertambahan berat badan
terbentuk dari beberapa unsur pokok seperti, air, dibandingkan dengan kontrol. Dari hasil uji
protein, lemak, mineral, vitamin dan sebagainya, DMRT dengan taraf signifikansi 5% diperoleh
unsur-unsur tersebut tergantung umur dan hasil yang berbeda nyata antar perlakuan. Pada
makanan hewan. Daging ayam mengandung perlakuan dengan penambahan larutan starter
protein antara 21-24% (Moutney, 1976). Dari 15% memberikan hasil yang terbaik pada
Tabel 1, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata penelitian ini. Hal ini terjadi karena protein yang
persentase kandungan protein daging yang dikonsumsi pada perlakuan pakan yang
difermentasi dengan EM-4 lebih tinggi difermentasi, unsur gizi pakan (terutama
dibandingkan dengan kontrol (P0) yang tidak protein) telah terjadi perombakan menjadi lebih
mengalami fermentasi. Pakan dengan sederhana, sehingga lebih mudah diserap oleh
kandungan protein rendah akan memiliki tubuh. Fermentasi bahan organik akan
kandungan protein daging yang rendah pula melepaskan asam amino dan sakarida dalam
(Kartikasari dkk, 2001), sedangkan perlakuan bentuk senyawa yang terlarut dan mudah
yang terbaik pada perlakuan dengan diserap oleh saluran pencernaan ayam. Hal ini
penambahan larutan starter 15% adalah yaitu menyebabkan absorpsi dan pemanfaatan zat
sebesar 23,20%. Soeparno (1998) menyatakan makanan untuk pertumbuhan menjadi lebih
18 Bioteknologi 2 (1): 14-19, Mei 2006

optimal. Selain itu makanan yang mengalami dilihat dari pertambahan berat badan yang
fermentasi akan meningkatkan kandungan semakin meningkat. Pertambahan berat badan
vitaminnya, seperti riboflavin, vitamin B12 dan secara langsung disebabkan oleh ketersediaan
Provitamin A yang berpengaruh terhadap asam amino dalam jaringan, sehingga konsumsi
pertumbuhan. Scott et al., (1982), menambahkan protein pakan berhubungan dengan
bahwa riboflavin sangat esensial untuk pertumbuhan. Protein dengan kualitas yang baik
pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh dapat meningkatkan pertambahan berat badan.
semua hewan.
Konsumsi protein pakan
Konsumsi pakan Hasil uji DMRT dengan taraf signifikansi 5%
Ternak mengkonsumsi pakan untuk menunjukkan bahwa perlakuan pakan antar
memenuhi kebutuhan energi dan zat makanan perlakuan pada penelitian ini berbeda nyata
dalam tubuh. Setelah dilakukan uji DMRT terhadap konsumsi protein pakan. P0 sebagai
dengan taraf signifikansi 5% didapat hasil yang perlakuan kontrol menunjukkan rata-rata
berbeda nyata antar perlakuan. Perlakuan pakan konsumsi protein pakan yang rendah yaitu 13,49,
yang difermentasi mengakibatkan penurunan karena kandungan protein pakannya juga
konsumsi pakan. Perlakuan yang terbaik terlihat rendah yaitu 19,19%. Pada perlakuan dengan
pada perlakuan dengan penambahan larutan penambahan larutan starter 15% karena
starter 15% (66,60) yaitu jumlah konsumsi pakan kandungan protein pada pakannya paling tinggi
paling sedikit. Hal tersebut terjadi sebagai akibat yaitu 30,01%, maka konsumsi protein pakannya
dari proses fermentasi oleh mikroorganisme EM- tertinggi yaitu 19,19. Peningkatan protein pada
4, menghasilkan asam-asam organik seperti asam pakan mengakibatkan konsumsi protein pakan
propionat, asam butirat dan asam asetat, meningkat. Hasil analisis statistik rata-rata
sehingga kebutuhan ayam akan energi akan konsumsi protein pakan yang didapat dari hasil
tercukupi dari asam-asam organik sebagai penelitian disajikan pada Tabel 1. Fermentasi
sumber energi tersebut. Hal ini sesuai dengan pakan telah mengubah unsur-unsur organik
pendapat Dwidjoseputro (1987), yang yang terkandung dalam pakan menjadi lebih
menyatakan bahwa pakan yang difermentasi sederhana, selain itu mikroorganisme EM-4
EM-4 akan menurunkan konsumsi pakan karena dalam melakukan aktivitas pada proses
adanya aktivitas dalam EM-4 yang melakukan fermentasi juga berkembang dan bertambah
fermentasi terhadap pakan tesebut. banyak. Pakan yang difermentasi dengan
mikroorganisme EM-4 jumlah protein yang
80 terkandung dalam pakan akan meningkat,
karena dalam pakan juga terdapat protein yang
60
berasal dari mikroorganisme.
gram

40
Konversi pakan
20
Pakan yang difermentasi dengan EM-4
0 mengakibatkan penurunan konversi pakan. Hasil
P0 P1 P2 P3 P4 analisis statistik rata-rata konversi pakan
Perlakuan pakan disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan uji DMRT
konsumsi pakan pertambahan berat badan
terhadap konversi pakan pada taraf signifikansi
Gambar 1. Pertambahan berat badan harian dan 5% pada semua perlakuan menunjukkan
konsumsi pakan Ayam broiler setelah pemberian perbedaan yang nyata. Rata-rata nilai konversi
pakan yang difermentasi dengan EM-4 pakan pada perakuan kontrol tanpa fermentasi
adalah 1,95 lebih tinggi daripada pakan yang
Gambar 1. secara umum memperlihatkan difermentasi. Nilai konversi pakan terendah
bahwa dengan penambahan EM-4 pada pakan pada perlakuan dengan penambahan larutan
meningkatkan pertambahan berat badan dan starter 15% karena menurut Siregar dkk. (1980)
menurunkan konsumsi pakan. Konsumsi pakan jumlah konsumsi pakan yang rendah dan adanya
semakin menurun, karena fermentasi peningkatan pertambahan berat badan
meningkatkan nilai gizi pakan terutama mengakibatkan nilai konversi pakan yang
kandungan protein, sehingga tidak memerlukan diperoleh juga rendah. Tinggi rendahnya
konsumsi pakan yang banyak kebutuhan akan konversi menggambarkan efisiensi pakan
protein sudah terpenuhi. Hal tersebut dapat (Guzmanizar, 1999). Nilai konversi pakan yang
WINEDAR dkk. –Protein daging ayam broiler dengan pakan difermentasi EM-4 19

rendah dapat meningkatkan efisiensi Anggordi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama..
penggunaan pakannya dan sebaliknya nilai
Departemen Pertanian. 1996. Pedoman Penggunaan EM bagi
konversi pakan yang tinggi menurunkan Negara-Nagara Asia Pacific Natural Network (APNAN).
efisiensi penggunaan pakan. Jakarta: Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian.
Departemen Pertanian..
Rasio efisiensi protein Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Penerbit Djambatan.
Besarnya rasio efisiensi protein (REP) Gaman, P.M dan K.B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan
ditentukan oleh perubahan nilai pertambahan (Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi). Edisi
berat badan dan konsumsi protein. Hasil uji kedua. Yogyakarta: GMU Press..
DMRT dengan taraf uji 5% menyatakan bahwa Gusmanizar, N. 1999. Pengaruh penggunaan kulit biji coklat
(Theobroma cacao L) dalam ransum terhadap performa
perlakuan pakan pada penelitian ini memberikan ayam broiler. Jurnal Peternakan Universitas Andalas 5 (2): 18-27.
pengaruh nyata terhadap rasio efisiensi protein. Hafsah. 2003. Pengaruh suplementasi probiotik starbio
Penurunan rasio efisiensi protein terjadi karena terhadap rasio effisiensi protein ransum dan nilai karkas
meningkatnya protein pada pakan. Dari Tabel 1. ayam pedaging. Jurnal Agroland 10 (4): 399-404.
Kartikasari, L.R., Soeparno, dan Setiyono. 2001. Komposisi
dapat diketahui bahwa nilai rasio efisiensi kimia dan studi asam lemak daging dada ayam broler
protein lebih kecil daripada kontrol, sedangkan yang mendapat suplementasi metionin pada pakan
nilai terendah pada perlakuan dengan berkadar protein rendah. Buletin Peternakan 25 (1): 33-39.
penambahan larutan starter 15% adalah 2,08. Mountney, G.J. 1976. Poultry Products Technology. 2nd ed.
Westport Connecticut: The Avi Publishing Co, Inc..
Semakin besar nilai pertambahan berat badan Nesheim, M.C., R.E. Austic, and L.E.Card. 1979. Poultry
yang dihasilkan dan protein yang dikonsumsi Production. 12th edition. Philadelphia: Lea and Fabinger.
semakin besar pula, maka rasio efisiensi Nuraini. 1999. Pengujian kualitas protein ransum yang
proteinnya akan menurun. Peningkatan memakai limbah pemotongan ayam broiler. Jurnal
Peternakan dan Lingkungan 5 (2): 16-21.
pertambahan berat badan berbanding terbalik Palupi, W.D.E. 1986. Tinjauan Literatur Pengolahan Daging.
dengan konversi pakan dan rasio efisiensi Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional LIPI.
protein. Semakin besar nilai pertambahan berat Sabrina, Y., Yellita, dan E. Syahfrudin. 2001. Pengaruh
badan yang dihasilkan, maka nilai konversi pemberian ubi kayu fermentasi (KUKF) terhadap bobot
organ fisiologis ayam broiler. Jurnal Peternakan dan
pakan dan rasio efisiensi protein menjadi kecil. Lingkungan 6 (2): 20-25.
Schlegel, H.G and K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Edisi
keenam. Penerjemah: Tedjo, B. Yogyakarta: GMU Press.
KESIMPULAN Scott, M.L, M.C Neishem, and R. J Young. 1982. Nutrition of
Chicken. 3rd edition. New York: M.L Scott and Assosiates.
Siregar, A.P., M Sabrani, dan Suroprawiro. 1980. Tehnik
Penggunaan pakan yang difermentasi dengan Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Jakarta: Margie Group.
EM-4 menyebabkan peningkatan daya cerna Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan 3.
protein pakan, kandungan protein daging dan Yogyakarta: GMU Press.
Subadiyasa, N.N. 1997. Teknologi Effective Microorganism (EM):
pertambahan berat badan ayam broiler.
Potensi dan Prospeknya di Indonesia. Dalam Seminar
Penggunaan EM-4 dengan konsentrasi larutan Nasional Pertanian Organik. Jakarta.
starter 15% dalam pakan merupakan campuran Sudarmadji Slamet dkk. 1981. Prosedur Analisa Untuk Bahan
yang paling efektif untuk meningkatkan daya Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Sudarsana, K. 2000. Pengaruh effective microorganism-4 (EM-
cerna protein pakan, kandungan protein daging
4) dan kompos terhadap produksi jagung manis (Zea
dan pertambahan berat badan ayam broiler, mays.L. saccharata) pada tanah entisols. FRONTIR. 32: 1-5.
sehingga dapat meningkatkan kualitas pakan Wahyu, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: GMU Press.
dan efisiensi penggunaan pakan. Widyawati, S.D., R Murni, dan A Latief. 2002. Suplementasi
Pakan Sumber Protein dalam Ransum Berbahan Dasar Kulit
Buah Kopi yang Terfermentasi dengan Dua Sumber Bakteri
Asam Laktat. [Laporan Penelitian]. Padang: Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Peternakan Universitas Andalas.
Winarno, F.G. dan O. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi
Anonim. 2006. Merubah Sampah Organik Menjadi Bahan Bernilai Pangan. Jakarta: PT Gramedia.
Ekonomis (Composting). Tangerang: PT Infratama Sakti & Yitnosumarto, S. 1993. Perancangan Percobaan, Analisis dan
SWM Composting LES. Interprestasinya. Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai