1524-Article Text-1590-1-10-20170621 PDF
1524-Article Text-1590-1-10-20170621 PDF
13057/biotek/c030103
ABSTRACT
Tabel 1. Persentase daya cerna protein pakan, kandungan protein daging, pertambahan berat badan harian,
konsumsi pakan, konsumsi protein pakan, dan konversi pakan ayam broiler setelah pemberian pakan yang
difermentasi dengan EM-4.
Daya
Kandungan Pertambahan Konsumsi Konsumsi Rasio
cerna Konversi
Perlakuan protein berat badan pakan protein pakan efisiensi
protein pakan
daging (g/ekor/hari) (g/ekor/hari) (g/ekor/hari) protein
(%)
P0 65,44a 21,80a 36,20a 70,32c 13,49a 1,95d 2,68c
P1 73,36b 22,16a 38,71b 68,31b 16,23b 1,76c 2,39b
P2 77,59d 23,11b 40,77c 66.82a 16,75c 1,64ab 2,44b
P3 83,29 e 23,20 b 41,46c 66,60a 19,99 d 1,61 a 2,08a
P4 75,26c 22,27a 39,85bc 67,47ab 16,79c 1,70bc 2,38b
Keterangan: Huruf pada kolom yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata pada uji DMRT dengan taraf
signifikansi 5%.
optimal. Selain itu makanan yang mengalami dilihat dari pertambahan berat badan yang
fermentasi akan meningkatkan kandungan semakin meningkat. Pertambahan berat badan
vitaminnya, seperti riboflavin, vitamin B12 dan secara langsung disebabkan oleh ketersediaan
Provitamin A yang berpengaruh terhadap asam amino dalam jaringan, sehingga konsumsi
pertumbuhan. Scott et al., (1982), menambahkan protein pakan berhubungan dengan
bahwa riboflavin sangat esensial untuk pertumbuhan. Protein dengan kualitas yang baik
pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh dapat meningkatkan pertambahan berat badan.
semua hewan.
Konsumsi protein pakan
Konsumsi pakan Hasil uji DMRT dengan taraf signifikansi 5%
Ternak mengkonsumsi pakan untuk menunjukkan bahwa perlakuan pakan antar
memenuhi kebutuhan energi dan zat makanan perlakuan pada penelitian ini berbeda nyata
dalam tubuh. Setelah dilakukan uji DMRT terhadap konsumsi protein pakan. P0 sebagai
dengan taraf signifikansi 5% didapat hasil yang perlakuan kontrol menunjukkan rata-rata
berbeda nyata antar perlakuan. Perlakuan pakan konsumsi protein pakan yang rendah yaitu 13,49,
yang difermentasi mengakibatkan penurunan karena kandungan protein pakannya juga
konsumsi pakan. Perlakuan yang terbaik terlihat rendah yaitu 19,19%. Pada perlakuan dengan
pada perlakuan dengan penambahan larutan penambahan larutan starter 15% karena
starter 15% (66,60) yaitu jumlah konsumsi pakan kandungan protein pada pakannya paling tinggi
paling sedikit. Hal tersebut terjadi sebagai akibat yaitu 30,01%, maka konsumsi protein pakannya
dari proses fermentasi oleh mikroorganisme EM- tertinggi yaitu 19,19. Peningkatan protein pada
4, menghasilkan asam-asam organik seperti asam pakan mengakibatkan konsumsi protein pakan
propionat, asam butirat dan asam asetat, meningkat. Hasil analisis statistik rata-rata
sehingga kebutuhan ayam akan energi akan konsumsi protein pakan yang didapat dari hasil
tercukupi dari asam-asam organik sebagai penelitian disajikan pada Tabel 1. Fermentasi
sumber energi tersebut. Hal ini sesuai dengan pakan telah mengubah unsur-unsur organik
pendapat Dwidjoseputro (1987), yang yang terkandung dalam pakan menjadi lebih
menyatakan bahwa pakan yang difermentasi sederhana, selain itu mikroorganisme EM-4
EM-4 akan menurunkan konsumsi pakan karena dalam melakukan aktivitas pada proses
adanya aktivitas dalam EM-4 yang melakukan fermentasi juga berkembang dan bertambah
fermentasi terhadap pakan tesebut. banyak. Pakan yang difermentasi dengan
mikroorganisme EM-4 jumlah protein yang
80 terkandung dalam pakan akan meningkat,
karena dalam pakan juga terdapat protein yang
60
berasal dari mikroorganisme.
gram
40
Konversi pakan
20
Pakan yang difermentasi dengan EM-4
0 mengakibatkan penurunan konversi pakan. Hasil
P0 P1 P2 P3 P4 analisis statistik rata-rata konversi pakan
Perlakuan pakan disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan uji DMRT
konsumsi pakan pertambahan berat badan
terhadap konversi pakan pada taraf signifikansi
Gambar 1. Pertambahan berat badan harian dan 5% pada semua perlakuan menunjukkan
konsumsi pakan Ayam broiler setelah pemberian perbedaan yang nyata. Rata-rata nilai konversi
pakan yang difermentasi dengan EM-4 pakan pada perakuan kontrol tanpa fermentasi
adalah 1,95 lebih tinggi daripada pakan yang
Gambar 1. secara umum memperlihatkan difermentasi. Nilai konversi pakan terendah
bahwa dengan penambahan EM-4 pada pakan pada perlakuan dengan penambahan larutan
meningkatkan pertambahan berat badan dan starter 15% karena menurut Siregar dkk. (1980)
menurunkan konsumsi pakan. Konsumsi pakan jumlah konsumsi pakan yang rendah dan adanya
semakin menurun, karena fermentasi peningkatan pertambahan berat badan
meningkatkan nilai gizi pakan terutama mengakibatkan nilai konversi pakan yang
kandungan protein, sehingga tidak memerlukan diperoleh juga rendah. Tinggi rendahnya
konsumsi pakan yang banyak kebutuhan akan konversi menggambarkan efisiensi pakan
protein sudah terpenuhi. Hal tersebut dapat (Guzmanizar, 1999). Nilai konversi pakan yang
WINEDAR dkk. –Protein daging ayam broiler dengan pakan difermentasi EM-4 19
rendah dapat meningkatkan efisiensi Anggordi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama..
penggunaan pakannya dan sebaliknya nilai
Departemen Pertanian. 1996. Pedoman Penggunaan EM bagi
konversi pakan yang tinggi menurunkan Negara-Nagara Asia Pacific Natural Network (APNAN).
efisiensi penggunaan pakan. Jakarta: Badan Pendidikan dan Latihan Pertanian.
Departemen Pertanian..
Rasio efisiensi protein Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta:
Penerbit Djambatan.
Besarnya rasio efisiensi protein (REP) Gaman, P.M dan K.B. Sherrington. 1992. Ilmu Pangan
ditentukan oleh perubahan nilai pertambahan (Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi). Edisi
berat badan dan konsumsi protein. Hasil uji kedua. Yogyakarta: GMU Press..
DMRT dengan taraf uji 5% menyatakan bahwa Gusmanizar, N. 1999. Pengaruh penggunaan kulit biji coklat
(Theobroma cacao L) dalam ransum terhadap performa
perlakuan pakan pada penelitian ini memberikan ayam broiler. Jurnal Peternakan Universitas Andalas 5 (2): 18-27.
pengaruh nyata terhadap rasio efisiensi protein. Hafsah. 2003. Pengaruh suplementasi probiotik starbio
Penurunan rasio efisiensi protein terjadi karena terhadap rasio effisiensi protein ransum dan nilai karkas
meningkatnya protein pada pakan. Dari Tabel 1. ayam pedaging. Jurnal Agroland 10 (4): 399-404.
Kartikasari, L.R., Soeparno, dan Setiyono. 2001. Komposisi
dapat diketahui bahwa nilai rasio efisiensi kimia dan studi asam lemak daging dada ayam broler
protein lebih kecil daripada kontrol, sedangkan yang mendapat suplementasi metionin pada pakan
nilai terendah pada perlakuan dengan berkadar protein rendah. Buletin Peternakan 25 (1): 33-39.
penambahan larutan starter 15% adalah 2,08. Mountney, G.J. 1976. Poultry Products Technology. 2nd ed.
Westport Connecticut: The Avi Publishing Co, Inc..
Semakin besar nilai pertambahan berat badan Nesheim, M.C., R.E. Austic, and L.E.Card. 1979. Poultry
yang dihasilkan dan protein yang dikonsumsi Production. 12th edition. Philadelphia: Lea and Fabinger.
semakin besar pula, maka rasio efisiensi Nuraini. 1999. Pengujian kualitas protein ransum yang
proteinnya akan menurun. Peningkatan memakai limbah pemotongan ayam broiler. Jurnal
Peternakan dan Lingkungan 5 (2): 16-21.
pertambahan berat badan berbanding terbalik Palupi, W.D.E. 1986. Tinjauan Literatur Pengolahan Daging.
dengan konversi pakan dan rasio efisiensi Jakarta: Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional LIPI.
protein. Semakin besar nilai pertambahan berat Sabrina, Y., Yellita, dan E. Syahfrudin. 2001. Pengaruh
badan yang dihasilkan, maka nilai konversi pemberian ubi kayu fermentasi (KUKF) terhadap bobot
organ fisiologis ayam broiler. Jurnal Peternakan dan
pakan dan rasio efisiensi protein menjadi kecil. Lingkungan 6 (2): 20-25.
Schlegel, H.G and K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum. Edisi
keenam. Penerjemah: Tedjo, B. Yogyakarta: GMU Press.
KESIMPULAN Scott, M.L, M.C Neishem, and R. J Young. 1982. Nutrition of
Chicken. 3rd edition. New York: M.L Scott and Assosiates.
Siregar, A.P., M Sabrani, dan Suroprawiro. 1980. Tehnik
Penggunaan pakan yang difermentasi dengan Beternak Ayam Pedaging di Indonesia. Jakarta: Margie Group.
EM-4 menyebabkan peningkatan daya cerna Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan 3.
protein pakan, kandungan protein daging dan Yogyakarta: GMU Press.
Subadiyasa, N.N. 1997. Teknologi Effective Microorganism (EM):
pertambahan berat badan ayam broiler.
Potensi dan Prospeknya di Indonesia. Dalam Seminar
Penggunaan EM-4 dengan konsentrasi larutan Nasional Pertanian Organik. Jakarta.
starter 15% dalam pakan merupakan campuran Sudarmadji Slamet dkk. 1981. Prosedur Analisa Untuk Bahan
yang paling efektif untuk meningkatkan daya Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Sudarsana, K. 2000. Pengaruh effective microorganism-4 (EM-
cerna protein pakan, kandungan protein daging
4) dan kompos terhadap produksi jagung manis (Zea
dan pertambahan berat badan ayam broiler, mays.L. saccharata) pada tanah entisols. FRONTIR. 32: 1-5.
sehingga dapat meningkatkan kualitas pakan Wahyu, J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Yogyakarta: GMU Press.
dan efisiensi penggunaan pakan. Widyawati, S.D., R Murni, dan A Latief. 2002. Suplementasi
Pakan Sumber Protein dalam Ransum Berbahan Dasar Kulit
Buah Kopi yang Terfermentasi dengan Dua Sumber Bakteri
Asam Laktat. [Laporan Penelitian]. Padang: Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Peternakan Universitas Andalas.
Winarno, F.G. dan O. Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi
Anonim. 2006. Merubah Sampah Organik Menjadi Bahan Bernilai Pangan. Jakarta: PT Gramedia.
Ekonomis (Composting). Tangerang: PT Infratama Sakti & Yitnosumarto, S. 1993. Perancangan Percobaan, Analisis dan
SWM Composting LES. Interprestasinya. Jakarta: PT Gramedia.