Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan perkembangan dimasa anak-anak berpotensi terjadi pada usia 0-12 tahun.
Pada dasarnya, tiap-tiap tahap perkembangan memiliki potensi gangguan perkembangan
yang berbeda-beda, tergantungan pada fase perkembangan yang dialami disetiap usia
anak. Masa anak merupakan dasar pembentukan fisik dan kepribadian pada masa
berikutnya. Dengan kata lain, masa anak-anak merupakan masa emas mempersiapkan
seorang individu mengahadapi tuntutan zaman sesuai potensinya. Jika terjadi gangguan
perkembangan, apapun bentuknya, deteksi yang dilakukan sedini mungkin merupakan
kunci penting keberhasilan program intervensi atau koreksi atas gangguan yang terjadi.
Semakin dini gangguan perkembangan terdeteksi, semakin tinggi pula kemungkinan
tercapainya tujuan intervensi. (Aulia Fadhli, 2010).

Down Sindrom (mongoloid) adalah suatu kondisi di mana materi genetik tambahan
menyebabkan keterlambatan perkembangan anak, dan kadang mengacu pada retardasi
mental. Anak dengan down sindrom memiliki kelainan pada kromosom nomor 21 yang
tidak terdiri dari 2 kromosom sebagaimana mestinya, melainkan tiga kromosom (trisomi
21) sehingga informasi genetika menjadi terganggu dan anak juga mengalami
penyimpangan fisik. Dahulu orang-orang dengan down sindrom ini disebut sebagai
penderita mongolisme atau mongol. Istilah 2 ini muncul karena penderita ini mirip
dengan orang-orang Asia (oriental). Istilah sindrom ini seperti sudah usang, sehingga
saat ini kita menggunakan istilah down sindrom (Fadhli, 2010). Masalah ini penting,
karena seringkali terjadi di berbagai belahan dunia, sebagaimana menurut catatan
Indonesia Center for Biodiversity dan Biotechnology (ICBB) Bogor,di Indonesia
terdapat lebih dari 300 ribu anak pengidap down syndrome. Sedangkan angka kejadian
penderita down syndrome di seluruh dunia diperkirakan mencapai 8 juta jiwa (Aryanto,
2008). Angka kejadian kelainan down syndrome mencapai 1 dalam 1000 kelahiran. Di
Amerika Serikat, setiap tahun lahir 3000 sampai 5000 anak dengan kelainan ini.
Sedangkan di Indonesia prevalensinya lebih dari 300 ribu jiwa (Sobbrie, 2008).
Kejadian ini akan bertambah tinggi dengan bertambah usia ibu hamil. Pada wanita
muda (<< 25 tahun) insideni sangat rendah, tetapi mungkin meningkat pada wanita yang
sangat muda (<< 15 tahun). Resiko melahirkan bayi down syndrome akan meningkat
pada wanita berusia >30 tahun dan meningkat tajam pada usia >40 tahun sekitar 60%
janin down syndrome cendrung akan gugur dan 20% akan lahir mati (Faradz, 2004).
Angka kejadian down syndrom meningkat tajam pada wanita yang melahirkan anak
setelah berusia 35 tahun keatas. Pada penelitian tahun 2000 di SLB-C Kotamadia
Semarang dari 55 kasus down syndrome menunjukkan hampir 70% kasus dilahirkan
oleh ibu usia >31 tahun 3 dengan kasus terbanyak dilahirkan oleh ibu berusia antara 36-
40 tahun. Namun demikian ada sejumlah kecil (3,6%) penderita down syndrome yang
dilahirkan oleh ibu usia muda antara 15-20 tahun dan 12,7% oleh ibu usia 21-25 tahun.
Hal ini perlu dipertimbangkan faktor-faktor lain yang menyebabkan kerusakan gel pada
meiosis I seperti: ketidakseimbangan hormonal pada saat hamil, infeksi intra uterin dan
down syndrome yang diwariskan dari orang tua (Faradz, 2004).

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Down Syndrome
2. Untuk mengetahui karakteristik Down Syndrome
3. Untuk mengetahui tipe Down Syndrome
4. Untuk mengetahui penyebab Down Syndrome
5. Untuk mengetahui pendampingan Down Syndrome
6. Untuk mengetahui pencegahan Down Syndrome
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Down Syndrome 

Down Syndrome adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan


mental pada anak yang disebabkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom
menurut Cuncha dalam Mark L.Batshaw, M.D. Menurut Bandi (1992: 24) anak
cacat mental pada umumnya mempunyai kelainan yang lebih dibandingkan cacat
lainnya, terutama intelegensinya. Hampir semua kemampuan kognitif anak cacat
mental mengalami kelainan seperti lambat belajar, kemampuan mengatasi masalah,
kurang dapat mengadakan hubungan sebab akibat, sehingga penampilan sangat
berbeda dengan anak lainnya. Anak cacat mental ditandai dengan lemahnya kontrol
motorik, kurang kemampuannya untuk mengadakan koordinasi, tetapi dipihak lain
dia masih bisa dilatih untuk mencapai kemampuan sampai ke titik normal. Tanda-
tanda lainnya seperti membaca buku ke dekat mata, mulut selalau terbuka untuk
memahami sesuatu pengertian memerlukan waktu yang lama, mempunyai kesulitan
sensoris, mengalami hambatan berbicara dan perkembangan verbalnya.

Menurut Gunarhadi (2005 : 13) Down Syndrome adalah suatu kumpulan gejala
akibat dari abnormalitas kromosom, biasanya kromosom 21, yang tidak dapat
memisahkan diri selama meiosis sehingga terjadi individu dengan 47 kromosom.
Kelainan ini pertama kali ditemukan oleh Seguin dalam tahun 1844. Down adalah
dokter dari Inggris yang namanya lengkapnya Langdon Haydon Down. Pada tahun
1866 dokter Down menindaklanjuti pemahaman kelainan yang pernah dikemukakan
oleh Seguin tersebut melalui penelitian. Seguin dalam Gunarhadi 2005:13 mengurai
tanda-tanda klinis kelainan aneuploidi pada manusia. Seorang individu aneuploidi
memiliki kekurangan atau kelebihan di dalam sel tubuhnya. Pada tahun 1970-an
para ahli dari Amerika dan Eropa merevisi nama dari kelainan yang terjadi pada
anak tersebut dengan merujuk penemu pertama kali syndrome ini dengan istilah
Down Syndrome dan hingga kini penyakit ini dikenal dengan istilah yang sama.

B. Karakteristik Down Syndrome

Menurut Moh. Amin (1995:37) menyebutkan karakteristik anak down syndrome


menurut tingkatan adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik anak down syndrome ringan

Anak down syndrome ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang
pembendaharaan katanya, Mengalami kesukaran berpikir abstrak tetapi masih
mampu mengikuti mengikuti kegiatan akademik dalam batas-batas tertentu. Pada
umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak umur 12
tahun.

2. Karakteristik anak down syndrome sedang

Anak down syndrome sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran-pelajaran


akademik. Mereka umumnya dilatih untuk 24 merawat diri dan aktivitas sehari-hari.
Pada umur dewasa mereka baru mencapai tingkat kecerdasan yang sama dengan
umur 7 tahun.

3. Karakteristik anak down syndrome berat dan sangat berat

Anak down syndrome berat dan sangat berat sepanjang hidupnya akan selalu
bertanggung pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka tidak dapat
memelihara diri, tidak dapat membedakan bahaya atau tidak, kurang dapat
bercakap-cakap. Kecerdasannya hanya berkembang paling tinggi seperti anak
normal yang berusia 3 atau 4 tahun. Sifat pada kepala, muka dan leher : Mereka
mempunyai paras muka yang hampir sama seperti muka orang Mongol. Pangkal
hidungnya pendek. Jarak diantara 2 mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam.

C. Tipe Down Syndrome

Ada tiga jenis Down Syndrom yang perlu diketahui, yaitu :

1. Trisomi 21

Ini adalah tipe paling umum dari sindrom down yang terjadi ketika ada tiga
kromosom nomor 21 yang ada di setiap sel tubuh. Alih-alih 46 kromosom yang
biasa, seseorang dengan sindrom down memiliki 47. Ini adalah materi genetik
tambahan yang mengubah jalannya perkembangan dan menyebabkan karakteristik
yang terkait dengan down sindrom. Jenis sindrom down ini paling banyak ditemui
dengan persentase kasus mencapai 95%.

2. Translokasi

Dalam translokasi, bagian dari kromosom 21 berdiam selama pembelahan sel dan
menempel di kromosom lain, biasanya kromosom 14. Sementara jumlah total
kromosom dalam sel tetap 46, kehadiran bagian tambahan kromosom 21
menyebabkan karakteristik Down Syndrome. Syndrom jenis translokasi
menyumbang 4 persen dari semua kasus Down Syndrome.

3. Mosaik

Setiap sel dalam tubuh manusia berasal dari satu sel awal telur yang dibuahi yang
biasa disebut zigot. Setelah pembuahan, zigot kemudian mulai membelah. Ketika
sel-sel baru terbentuk, kromosom menggandakan diri sehingga sel-sel yang
dihasilkan memiliki jumlah kromosom yang sama dengan sel aslinya. Kadang-
kadang kesalahan terjadi dan satu sel berakhir dengan jumlah kromosom yang
berbeda. Ketika seseorang memiliki lebih dari satu jenis riasan kromosom, itu
disebut mosaikisme, seperti gaya seni mosaik di mana gambar terdiri dari berbagai
warna ubin. Pada sindrom down, mosaikisme berarti beberapa sel tubuh memiliki
trisomi 21, dan sebagian lainnya memiliki jumlah kromosom yang khas.

Saat lahir, bayi dengan sindrom down memiliki tanda-tanda karakteristik tertentu,
termasuk :

1. Fitur wajah datar


2. Kepala dan telinga yang kecil
3. Leher pendek
4. Lidah menggembung
5. Mata yang miring ke atas
D. Faktor Penyebab Down Syndrome

Menurut Yanet dalam buku Gangguan Psikiater pada anak-anak Retardasi Mental oleh
Triman yang dikutip oleh Munzayanah (2000 : 14) faktor penyebab down sindrome dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu :

1. Kelompok Biomedi
- Pre natal. Dapat terjadi karena infeksi pada waktu ibu hamil, gangguan metabolisme,
iradiasi sewaktu umur kehamilan antara 2-6 minggu, kelainan kromosom, malnutrisi.
- Natal. Anaxia (terhambatnya pasokan darah ke otak), asphisia, prematuritas,
postmaturitas, kerusakan otak.
- Postnatal. Dapat terjadi karena malnutrisi, infeksi (meningitis dan enchepalitis), trauma.
2. Kelompok Sosio Kultural

Kelompok etiologi ini dipengaruhi oleh proses psikososial dalam keluarga. Davis
mengemukakan 3 macam teori, yaitu :

- Teori stimulasi umumnya adalah penderita down syndrome yang tergolong ringan,
disebabkan kekurangan rangsang, atau kekurangan kesempatan dari keluarga.
- Teori gangguan Kegagalan keluarga dalam memberikan proteksi yang cukup terhadap
stress pada masa anak-anak, sehingga mengakibatkan gangguan pada proses mental.
- Teori keturunan Teori ini menggunakan hubungan antara orang tua dan anak lemah
sehingga anak mengalami stress akan bereaksi dengan cara yang bermacam-macam
untuk dapat menyesuaikan diri.
E. Pendampingan Anak Down Syndrome
1. Pahami Perkembangan Fisik dan Mental

Hal pertama yang penting untuk dipahami sebagai orang tua yang memiliki kondisi
anak down syndrome adalah memahami dan mengerti jika kondisi fisik dan mental
anak berbeda, sehingga perkembangan yang terjadi juga akan jauh lebih lambat jika
dibandingkan dengan anak-anak normal lainnya. Sehingga dibutuhkan kesabaran
yang lebih dan mulailah untuk mendidik anak sedini mungkin sehingga nantinya
akan snagat membantu dalam membentuk kemampuan fisik dan mental anak.

2. Konsisten Dalam Memperlakukan Anak

Seringkali yang menjadi permasalahan utama dalam anak dengan berkebutuhan


khusus adalah mengenai masalah perilaku. Dan untuk mengatasi permasalahan
tersebut, sebagai orang tua harus konsisten dalam memperlakukan anak serta apa
yang menjaid harapan kedepan untuk anak-anaknya. Anak-anak anda membutuhkan
banyak dukungan yang dapat dilakukan dalam bentuk pujian pada hal-hal baik yang
mampu dilakukannya.

3. Selalu Memberikan Kasih Sayang Yang Cukup Pada Anak

Cara mendidik anak down syndrome lainnya adalah dengan memberikan kasih
sayang yang cukup kepada anak. kasih sayang di dalam keluarga, terutama orang tua
menjadi hal yang sangat diperlukan bagi perkembangan anak. Down Syndrome
sendiria dalah kondisi yang akan dialami anak seumur hidupnya. Namun jika kasih
sayang yang diberikan di dalam keluarga sangat cukup bagi anak tentu saja akan
membuat anak dengan berkebutuhan khusus ini menjadi lebih sehat dan bahagia.
4. Kenali Bakat Yang Dimiliki Anak 

Sebagai orang tua penting rasanya mengetahui karakteristik anak berbakat dalam


diri anak anda. Meskipun kondisi anak down syndrome, namun tetap saja anak bisa
memiliki bakat yang terpendam di dalam dirinya. Untuk itu fokuskan diri untuk
mengenali bakat anak dan mengembangkan bakat tersebut. Jika dirawat dengan baik
dan penuh kasih sayang, maka bukan tidak mungkin anak-anak berkebutuhan
khusus ini dapat berprestasi. Bahkan banyak sekali bukti-bukti di luar sana yang
memperlihatkan jika anak dengan kondisi down syndrome bisa berprestasi hingga
ke tingkat internasional sekalipun.

5. Jangan Lupa Untuk Menyadari Kelemahan Anak

Meskipun anak-anak dengan kebutuhan khusus bisa memiliki kelebihan, namun


anak-anak dengan down syndrome ini juga memiliki beberapa keterbatasan dan
kelemahan yang penting untuk disadari orang tua. Sehingga sebagai orang tua, anda
juga harus selalu bersabar dan berusaha serta mengetahui keterbatasan dan
kelemahan anak-anak anda.

6. Mencari Sekolah Yang Cocok

Cara menangani anak berkebutuhan khusus lainnya yang penting dilakukan adalah


dengan mencarikan sekolah yang tepat untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini.
Meskipun memiliki keterbelakangan fisik dan mental, bukan berarti jika anak-anak
down syndrome ini tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Mereka juga
memiliki hak yang sama seperti layaknya anak-anak normal lainnya yang dapat
mengenyam pendidikan. Namun tentu saja anak-anak ini tidak bisa dimasukkan ke
sekolah umumnya. Pilihan yang tepat adalah sekolah luar bisa yang memang dapat
memberikan pendidikan yang sesuai dengan kondisi anak kebutuhan khusus.

7. Lindungi Anak Dari Penyakit Menular

Jangan lupa untuk melindungi anak-anak anda dari penyakit-penyakit menular. Ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anak bisa
terjangkit penyakit menular, misalnya saja dengan pemberian ASI eksklusif
semaksimal mungkin. ASI memiliki kandungan antibodi yang dapat menguatkan
sistem imun anak untuk melawan infeksi yang mungkin saja dapat timbul. Hal ini
pun juga berlaku pada anak-anak normal lainnya.

Setelah memasuki usia 6 bulan, orang tua dapat mulai memberikan nutrisi lainnya
melalui makanan lain semisal kacang-kacangan, pisang, nasi, telur dan lainnya.
Namun tetaplah memberikan ASI sepenuhnya kepada anak. Jangan lupa untuk
memberikan vaksinasi secara rutin kepada anak sehingga dapat terlindungi dari
berbagai macam penyakit. Anak-anak dengan kondisi down syndrome memang
cukup rentan terkena batuk rejan maupun campak. Sehingga penting untuk
melakukan vaksinasi secara rutin di posyandu atau rumah sakit. Selain itu lakukan
perawatan medis sedini mungkin ketika anak-anak terjangki dengan penyakit seperti
sakit telinga, sakit tenggorokan, atau batuk.

8. Mencari Tahu Banyak Informasi Terkait Situasi Yang Dihadapi

Carilah informasi sebanyak mungkin mengenai hal-hal yang berkaitan dengan


kondisi yang sednag anda hadapi. Dengan memiliki banyak ilmu dan pengetahuan
mengenai down sindrom, tentunya akan sangat membantu anda untuk mendidik
anak-anak yang berkebutuhan khusus. Anda bisa mendapatkan ilmu melalui dari
membaca buku, browsing internet, dan mendalami tentang psikologi anak.

9. Berkomunikasi Menggunakan Kalimat Pendek

Biasanya anak dengan berkebutuhan khusus akan mengalami sedikit kebingungan


ketika orang lain di sekitarnya, termasuk orang tua berbicara tentang sesuatu namun
dengan menggunakan kalimat yang agak panjang dan sulit dimengerti. Umumnya,
anak-anak down syndrome ini cenderung lebih paham dengan kata-kata yang
pendek dengan menggunakan ekspresi yang pas. Sehingga cobalah untuk
berkomunikasi dengan anak menggunakan kalimat yang pendek namun dapat
dipahami anak. Sehingga apa yang anda sampaikan bisa lebih dimengerti oleh anak
anda. Hal ini juga sering digunakan pada terapi anak autis.
10. Mengajarkan Anak Untuk Bersosialisasi

Jangan lupa untuk mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus ini untuk bisa
bersosialisasi dengan lingkungannya. Seiring dengan berjalannya waktu, tentu saja
anak juga harus masuk ke sebuah lingkungan baru sehingga penting untuk
mengajarkannya agar dapat berkomunikasi baik meskipun tentunya terdapat
kekurangan yang dimilikinya. Anak harus dapat berkomunikasi dengan teman-
teman sebayanya saat sudah memasuki sekolah dan menmpuh pendidikan formal
nya.

11. Kembangkan Hubungan Yang Sehat

Sebagai orang tua, penting rasanya untuk membantu anak untuk bisa
mengembangkan hubungan sehat serta mengajarkan bagaimana perilaku dan
bersosialisasi yang baik. Cobalah untuk mendorong anak untuk bisa mengambil
bagian di dalam kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan sekolah atau masyarakat.
Berikan kesempatan untuk bisa membentuk persahabatan yang sehat menjadi salah
satu bagian yang penting yang dapat membuat anak lebih bahagia dalam
kehidupannya.

12. Ajarkan Anak Untuk Menghormati Tubuhnya Sendiri

Tak lupa pula sebagai orang tua juga perlu mengajarkan kepada anak bagaimana
menghormati tubuhnya sendiri maupun tubuh orang lain. Bicaralah secara terbuka
mengenai moral dan agama. Dengan memberikan pendidikan sek dengan jujur dan
dengan metode yang tepat, tentu saja anak akan mengerti nantinya. Mulai membuat
pengaturan masa depan anak di saat masa-masa remaja nya.

13. Mengajarkan Dengan Cara Yang Menyenangkan dan Kreatif

Ketika anda mendidik anak-anak dengan kondisi down syndrom, maka cobalah
untuk menggunakan cara yang bisa menarik perhatian anak-anak tersebut. Misalnya
saja dengan menggunakan alat-alat peraga yang digunakan untuk menerangkan
pelajaran yang menyenangkan. Dengan begitu nantinya anak akan lebih merasa
nyaman dalam belajar dan hal ini juga dapat menjadi cara meningkatkan kosentrasi
belajar anak.

14. Ajarkan Untuk Tidak Takut Dengan Dunia Luar

Sebaiknya anda juga harus mengajarkan kepada anak agar tidak takut pada dunia
luar ataupun lingkungan yang baru. Cobalah ajak anak untuk berjalan-jalan serta
mengenal dunia luar sehingga anak merasakan aman meskipun nantinya sedang
tidak bersama dengan orang tua. Anak harus dapat bertahan pada lingkungan yang
baru.

15. Jangan Lupakan Kunjungan Dokter Rutin

Mengunjungi dokter secara rutin juga menjadi hal penting yang harus
dipertimbangkan, mengapa? karena ini menjadi salah satu cara perawatan anak-anak
berkebutuhan khusus. Pada umumnya, anak-anak penderita down syndrome
memiliki beberapa masalah kesehatan. Sehingga agar gangguan pada kesehatannya
tersebut tidak mempengaruhi proses belajar dan perkembangan anak, tentunya
kunjungan ke dokter secara rutin juga penting dilakukan. Mendidik anak down
syndrom memang bukanlah hal yang mudah, namun sudah menjadi kewajiban untuk
bisa merawat dan mendidik anak sebaik mungkin dengan penuh kasih sayang
sehingga nantinya anak dapat tumbuh sehat serta berprestasi layaknya anak normal
lainnya. Selain cara-cara diatas, biasanya akan ada terapi khusus yang menangani
anak-anak down syndrom sehingga dapat memaksimalkan proses belajar yang
dilakukannya.

F. Pencegahan Agar Tidak Mengalami Anak Down Syndrome

Wanita yang sebelumnya sudah pernah melahirkan anak dengan Down Syndrome


ternyata memiliki risiko lebih besar untuk kembali melahirkan anak berikutnya
dengan kondisi ini. Down Syndrome juga bisa terjadi karena faktor keturunan.
Karena itu, wanita dianjurkan melakukan pemeriksaan atau screening selama
kehamilan, untuk mengetahui seberapa besar risiko Down Syndrome bisa terjadi.
Saat janin diketahui memiliki potensi mengalami kondisi ini, ibu hamil bisa
melakukan beberapa cara untuk mencegah atau memperkecil risiko Down
Syndrome, diantaranya :
1. Hamil di Usia yang Seharusnya
Seperti yang telah dilihat sebelumnya bahwa risiko terjadinya down syndrome lebih
tinggi terjadi jika ibu hamil pada usia yang terlalu muda maupun para ibu hamil
yang usianya sudah terlalu dewasa. Untuk itu, mempersiapkan kehamilan di usia
yang seharusnya, yaitu pada usia 20-34 tahun adalah yang paling baik dan
dianjurkan. Bahkan diketahui risiko jauh lebih besar pada seorang wanita yang
usianya sudah di atas 35 untuk melahirkan anak yang terkena down syndrome.
Dengan memiliki anak pada usia yang disarankan, maka hal ini otomatis dapat
mencegah down syndrome pada anak.
2. Melakukan Pemeriksaan Kromosom
Pada awal kehamilan, inilah waktu yang tepat bagi Anda untuk segera
memeriksakan kromosom Anda disertai dengan melakukan tes darah. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi sebenarnya apakah ada atau
tidak kromosom tambahan yang dijumpai pada janin sehingga hal ini bisa terdeteksi
secara lebih dini.
3. Melakukan Skrining dan Tes Diagnostik
Pencegahan down syndrome dapat juga dilakukan dengan cara melakukan tes
skrining semasa hamil dan juga tes diagnostik. Diketahui bahwa pada saat proses
pembuahanlah down syndrome terjadi karena adanya kegagalan pembelahan
kromosom sehingga bukannya terbelah menjadi 2 tapi malah menjadi 3. Dengan
menempuh pemeriksaan dengan tes diagnostik dan skrining akan sangat membantu
di mana secara lebih awal Anda akan dapat mengetahui terjadi kelebihan kromosom
dan mengakibatkan down syndrome. Skreening kehamilan sendiri adalah
pemeriksaan AFP atau Alfa Feto Protein, hormon, serta skrining USG yang akan
membantu supaya Anda dapat mengetahui adanya kelainan anatomi janin atau tidak.
Skrining USG lebih dianjurkan untuk ibu hamil tempuh ketika usia kehamilan
menginjak antara 11 sampai 13 minggu. Hanya saja, khusus untuk ibu hamil yang
usianya sudah berada pada 35 tahun ke atas, USG bisa dilaksanakan di usia
kehamilan antara 18 sampai 22 minggu. Karena kehamilan di usia tersebut lebih
rentan dan terancam terkena down syndrome, pemeriksaan wajib ditempuh.
4. Melakukan Tes Antenatal
Tes antenatal adalah pemeriksaan cairan ketuban dan darah sekaligus. Dengan
menempuh jalur atau prosedur pemeriksaan ini, maka otomatis akan membantu agar
kelainan down syndrome dapat terdeteksi secara lebih detil dan dini.
5. Melakukan Pemeriksaan Kehamilan secara Rutin
Supaya kondisi ibu dan janin selalu sehat dan demi mencegah sesuatu yang tidak
diharapkan, pengecekan atau pemeriksaan kandungan secara rutin akan sangat
membantu. Selama masa kandungan, disarankan untuk kontrol ke dokter secara
rutin, baik untuk memeriksakan kesehatan sang janin maupun sang ibu sendiri.
Penanganan lebih cepat dapat diberikan apabila terdeteksi adanya gejala down
syndrome pada janin.
6. Olahraga Teratur
Olahraga secara rutin khusus untuk ibu hamil atau olahraga ringan yang tidak
membahayakan janin akan membantu membuat kesehatan ibu dan janin tetap
terjaga. Untuk mengetahui jenis olahraga apa yang baik dan aman untuk dilakukan
ibu hamil dengan usia kehamilan tertentu, berkonsultasi dengan dokter akan lebih
baik supaya mencegah hal-hal buruk.
7. Mengonsumsi Makanan Bergizi
Tentu kewajiban ibu-ibu hamil adalah mengonsumsi makanan serta minuman penuh
nutrisi agar ibu dan bayi sehat senantiasa. Nutrisi tidak hanya dibutuhkan oleh sang
ibu, tapi juga sang bayi agar lahir secara sempurna. Dalam menjalani pola hidup
sehat yang akan menguntungkan bagi ibu dan bayi sekaligus, makanan dan
minuman bergizi adalah yang seharusnya dikonsumsi setiap hari.
8. Memiliki Pikiran dan Hati yang Tenang
Ibu hamil yang stres juga akan berimbas pada kondisi kesehatan janin, maka
pastikan bahwa Anda memiliki pikiran yang tenang. Hindari segala bentuk stres dan
tenangkan diri kapanpun Anda merasa mulai stres agar tidak mengganggu kesehatan
Anda sendiri maupun sang janin.
9. Mendapatkan Istirahat Cukup
Kondisi setiap ibu hamil berbeda-beda, ada yang sangat kuat dan berstamina baik
ketika hamil sambil bekerja, tapi ada juga yang tidak tahan dan mudah lemah ketika
harus melakukan sedikit aktivitas berlebih. Entah Anda seorang wanita hamil yang
sibuk atau tidak, istirahat yang cukup adalah hal yang mutlak untuk meningkatkan
kesehatan janin dan diri Anda sendiri.
10. Menghindari Keadaan yang Berisiko Memperburuk Kandungan
Selain dari menghindari stres, bagi Anda yang sebelum hamil terlalu sering
mengonsumsi junk food, sebaiknya juga menghindari makanan-makanan tersebut
dan beralihlah ke makanan sehat. Minuman beralkohol, kebiasaan merokok, serta
paparan polusi adalah faktor-faktor yang mampu meningkatkan risiko kandungan
memburuk. Hindari semuanya ini dan mulailah dengan hidup sehat yang akan
membawa Anda dan janin pada tubuh yang sehat.
Kelahiran bayi yang terkena down syndrome juga berkemungkinan besar
mengalami sejumlah risiko kesehatan lainnya, seperti gangguan hormon, gangguan
pada penglihatan, dan kebocoran pada bilik jantung. Oleh karena alasan tersebutlah,
Anda semakin perlu untuk memberikan proteksi ekstra terhadap janin agar nantinya
dapat lahir sehat dan sempurna tanpa gangguan kesehatan tersebut. Mencegah down
syndrome seawal mungkin akan memperkecil risiko dari segala masalah kesehatan
lainnya.
BAB III
KESIMPULAN

A. Simpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai