Kelas : 3A
Kelompok : 2
A. Latar Belakang
B. Tujuan
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
D. Pathway
E. Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
Pengobatan dengan neuroleptika yang mempunyai dosis efek tinggi
contohnya : Clorpromazine HCL untuk mangendalikan psikomotornya.
Obat anti insomnia, phenobarbital. Obat anti ansietas, diazepam,
bromozepam, clobozam. Obat anti depresi, amitriptyline. Obat anti
psikosis, phenotizin (CPZ/HLP). Dan yang mempunyai efek rendah
contohnya : Trifluoperasine estelsine,
2. Terapi Okupasi
Terapi ini sering disebut dengan terapi kerja, terapi ini tidak harus
memberikan pekerjaan tetapi dengan bentuk membaca koran, bermain
catur, dll, setelah mereka melakukan kegiatan tersebut terus diajak
berdiskusi tentang arti kegiatan tersebut bagi dirinya. Terapi ini
merupakan tahap awal bagi petugas terhadap klien rehabilitas.
3. Terapi Somatic
Menurut Depkes RI 2000 bahwa terapi somatic yang diberikan pada klien
gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku adaftif menjadi perilaku
maladaftif.
4. Elektronik Convusive Therapy (ECT)
Adalah bentuk terapi kepad klien dengan mengalirkan arus listrik melalui
elektroda yang itempatkan pada pelipis klien.
5. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah
klien dengan memberikan perhatian:
1) BHSP
2) Jangan memancing emosi klien
3) Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
4) Memberikan kesempatan pada klien dalam mengemukakan
pendapat
5) Anjurkan pada klien untuk mengemukakan masalah yang dialami
6) Mendengarkan keluhan klien
7) Membantu memecahkan masalah yang dialami oleh klien
8) Hindari penggunaan kata-kata yang menyinggung perasaan klien
9) Jika klien melakukan kesalahan jangan langsung memvonis
10) Jika terjadi PK yang dilakukan adalah:
- Bawa klien ketempat yang tenang dan aman
- Hindari benda tajam
- Lakukan fiksasi sementara
- Rujuk ke pelayanan kesehatan
b. Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan social atau
aktivitas lai dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran klien karena masalah sebagian orang merupakan perasaan
dan tingkah laku pada orang lain.
c. Terapi music
Dengan music klien terhibur, rilek dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran klien.
F. Pengkajian
1. Data demografi
a. Perawat mengkaji identitas klien dan melakukan perkenalan dan
kontrak dengan klien tentang nama perawat, nama klien, panggilan
perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang
akan dibicarakan.
b. Usia dan nomor rekam medic
c. Perawat menuliskan sumber data yang didapat
2. Alasan masuk
Tanyakan pada klien atau keluarga:
a. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?
c. Bagaimana hasilnya?
3. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data
signifikan tentang:
a. Kerentanan genetika-biologik (misal, riwayat keluarga)
b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang baru
dialami
c. Episode-episode perilaku kekerasan di masa lalu
d. Riwayat pengobatan
e. Penyalahgunaan obat dan alkohol
f. Riwayat pendidikan dan pekerjaan
4. Catat ciri-ciri respon fisiologik, kognitif, emosional dan perilaku dari
individu dengan gangguan mood
5. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan lelalitas perilaku bunuh diri klien
a. Tujuan klien (misal, agar terlepas dari stress solusi masalah yang sulit)
b. Rencana bunuh diri, termasuk apakah klien memiliki rencana tersebut
c. Keadaan jiwa klien (misal, adanya gangguan pikiran, tingkat
kegelisahan, keparahan gangguan mood)
d. Sistem pendukung yang ada
e. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain
(baik psikiatrik maupun medik), kehilangan yang baru dialami, dan
riwayat penyalahgunaan zat.
6. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau
keluarga tentang gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan, gangguan
mood, tanda-tanda kekambuhan serta tindakan perawatan sendiri.
G. Diagnosa Keperawatan, Intervensi, Dan Implementasi
Kesimpulan