Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 4

Manajemen Keuangan

1. Apakah yang dimaksud dengan:

1. Risiko (Risk)
2. Risiko financial (financial Risk)
3. Resiko berdiri sendiri (stand alone risk)
4. Keuntungan (Return)
5. Portofolio

Berikanlan penjelasan dan jika perlu berilah penjabaran.


1. Resiko
Resiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti dan terdapat unsur bahaya, akibat atau
konsekuensi yang bisa terjadi akibat proses yang sedang berlangsung maupun kejadian yang
akan datang.
Semua aktivitas individu maupun organisasi pasti mengandung risiko di dalamnya karena
mengandung unsur ketidakpastian. Risiko tersebut bisa terjadi karena tidak ada atau
kurangnya informasi tentang hal yang akan terjadi di masa mendatang, baik itu hal yang
menguntungkan atau merugikan.
Menurut COSO ERM 2004, pengertian resiko adalah kemungkinan terjadinya sebuah
peristiwa yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
Menurut Soemarno pengertian resiko adalah suatu kondisi yang timbul karena
ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi.
Menurut Griffin pengertian resiko adalah ketidakpastian tentang peristiwa masa depan atas
hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan.
Contoh
Kita bermain tebak- tebakan, dengan taruhan apabila menang dapat hadiah dan apabila kalah
akan membayar sejumlah uang.

2. Risiko financial (financial Risk)


Resiko keuangan adalah segala macam resiko yang berkaitan dengan keuangan, biasanya
diperbandingkan dengan resiko non keuangan, seperti resiko operasional. Jenis resiko
keuangan misalnya adalah resiko nilai tukar, resiko suku bunga, dan resiko likuiditas.
Resiko keuangan adalah resiko yang timbul akibat ketidakpastian target keuangan sebuah
usaha atau ukuran keuangan usaha. Target keuangan usaha adalah besaran target yang
ditetapkan oleh wirausaha dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan ukuran keuangan usaha
adalah kondisi keuangan usaha yang bisa berupa arus kas, laba usaha, dan pertumbuhan
penjelasan (Bramantyo Djohamputera).
Contoh Resiko Keuangan
a. kesalahan keputusan investasi.
b. terjadinya perubahan pendapatan.
c. banyak piutang tak tertagih.

3. Resiko berdiri sendiri (stand alone risk)


Risiko berdiri sendiri atau stand alone risk adalah risiko yang akan dihadapi oleh investor
jika ia hanya memiliki SATU aset. Sebagian besar aset akan dimiliki dalam bentuk
portofolio, tapi kita perlu memahami risiko berdiri sendiri agar dapat memahami risiko
dalam konteks portofolio.
Misalkan seorang investor membeli surat utang negara (SUN) jangka pendek senilai Rp. 1
M dengan perkiraan pengembalian sebesar 5%.
Dalam hal ini, tingkat pengembalian investasi sebesar 5% tersebut, dapat diestimasikan
dengan cukup akurat dan investasi tersebut pada dasarnya dapat didfinisikan sebagai
investasi bebas risiko.
Investor yang sama juga dapat menginvestasikan uang Rp 1 M tersebut pada saham
perusahaan yang baru didirikan untuk  melihat apakah terdapat minyak bumi di laut Jawa.
Pengembalian saham ini akan jauh lebih sulit diramalkan.
Dalam skenario terburuk, perusahaan tersebut dapat bangkrut dan investor kehilangan
seluruh uangnya, sehingga dalam hal ini tingkat pengembaliannya adalah -100 %.
Skenario terbaiknya, perusahaan akan menemukan cadangan minyak bumi dalam jumlah
besar dan investor akan menerima pengembalian positif dalam jumlah yang besar.

Sumber : https://manajemenkeuangan.net/2-cara-menganalisis-risiko-aset/

4. Keuntungan (Return)
Keuntungan atau imbalan adalah hasil yang diterima dari suatu investasi. Imbalan dapat
berupa sesuatu yang pasti (100% diterima) atau berupa harapan (expected).
Keuntungan adalah keadaan dimana pendapatan lebih besar dari pada modal yang
dikeluarkan. Imbalan dicari dengan membandingkan hasiik yang diperoleh dengan dana
yang ditanamkan.
Menurut R. J. Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Contoh
Perusahaan membangun perumahan nasional dengan modal yang telah ditetapkan, kemudian
rumah tersebut dijual kembali dengan harga lebih mahal dari biaya produksinya, sehingga
perusahaan tersebut mendapat keuntungan

5. Portofolio
Portofolio dinyatakan sebagai sekumpulan asset yang dimiliki untuk tujuan ekonomis
tertentu. Untuk mengamankan investasi, dianjurkan untuk tidak menanamkan kekayaan
pada satu jenis asset saja.
Resiko portofolio terdiri atas dua jenis :
- Yang dapat diversifikasi
Yaitu resiko spesifik yang berlaku pada masing masing aset. Resiko yang
mengena /melekat untuk setiap aset, tetapi tidak melekat pada aset lain.
Contoh bisnis yang lagi booming saat ini bisnis minuman kopi
- Yang tidak dapat diversifikasi
Yaitu resiko pasar, resiko yang mengenai/berdampak bagi seluruh aset. Resiko yang
melekat pada semua aset sehingga tidak dapat dihindari.
Contoh kenaikan bahan bakar sehingga menyebabkan biaya produksi meningkat.

2. Perkiraan imbal hasil saham C dan D sesuai dengan probabilitas kondisi ekonominya
sebagai berikut :

Kondisi Ekonomi Probabilitas Saham C (%) Saham D (%)


1 Resesi 0,2 2 -5

2 Normal 0,6 18 20

3 Boom 0,2  25  30 


1. Hitunglah return yang diharapkan dan risiko setiap saham

Excpected return ( K’ ) = ∑ pi ki

Dimana : k = hasil yang mungkin terjadi p = probabilitas K’ = expected return

E (R) saham C = 0,2 (2,0%) + 0,6 (18,0%) + 0,2 (25,0%)


= 0,4 % + 10.8 % + 5 %
= 16.2 %
E (R) saham D = 0,2 (-5,0%) + 0,6 (20,0%) + 0,2 (30,0%)
= -1 % + 12 % + 6 %
= 17 %

2. Hitung imbal hasil yang diharapkan dan risiko portfolio jika proporsi antara saham C dan
saham D adalah 40% : 60%.

Rp = 0,40(16,2%) + 0,60(17%)
= 6,48 % + 10.2 %
= 16,68 %

Anda mungkin juga menyukai