Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia

Vol. 17, No. 3, 2002, 288 - 303

PERILAKU BERALIH MEREK KONSUMEN


DALAM PEMBELIAN PRODUK OTOMOTIF
Khusniyah Purwani
Universitas Islam Indonesia

Basu Swastha Dharmmesta


Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

This research examined of consideration set size to switch brands in automotive


purchase, called Sambandam-Lord model (1995). The results showe that the replicated
research model could be applied to the observed data, but not all eleven hypotheses could
be supported as the researchers expected. Six of the eleven hypotheses, have been
supported, while the others have not. This condition indicates that automotive brands
switching behavior occurred because of the three factors mentioned in the model, i.e. (1)
prior experience, (2) product knowledge, and (3) media search, and other factors. The
intended factors which have not been revealed were found as a desire to have newly
manufactured cars, a desire to try other brands, and boredom of the owned car, need to be
considered for further research.
Keywords: Brand switching, consideration set size, prior experience, product knowledge,
media search, retailer search, and satisfaction.

PENDAHULUAN dalam strategi pengembangan produk yang


Beragamnya produk baik barang maupun dilakukan oleh perusahaan.
jasa yang ditawarkan dalam berbagai merek Strategi pengembangan produk ini merupa-
oleh perusahaan dewasa ini telah meningkat- kan langkah berikutnya di dalam penciptaan
kan keinginan konsumen untuk mencoba produk yang memerlukan perhatian tersendiri
produk tersebut dalam berbagai merek. Salah dari para pemasar. Banyak keberhasilan
satu dari produk tersebut adalah produk perusahaan yang telah dibuktikan oleh kuatnya
otomotif yaitu mobil. Beragamnya merek strategi pengembangan produk yang dilakukan,
mobil saat ini juga telah membuat konsumen termasuk didalamnya adalah strategi untuk
sedikit banyak mempunyai keinginan untuk menciptakan perilaku mencari keragaman
beralih ke merek lain. Saat ini di Daerah (variety seeking) pada diri konsumen. Perilaku
Istimewa Yogyakarta saja jumlah merek mobil konsumen seperti inilah yang menarik untuk
lama seperti Suzuki, Honda, Daihatsu, Toyota, dikaji lebih jauh.
Isuzu, Mitsubishi, sudah banyak dijumpai, Tulisan mengenai perpindahan merek
belum lagi apabila ditambah dengan merek- (brand switching) ini lebih menitikberatkan
merek baru seperti Atoz, Visto, Karimun, Suv pada pembentukan himpunan pertimbangan
Blazer, Timor, Baleno dan Soluna yang serta akibat langsung dan tidak langsung dari
ditawarkan oleh perusahaan sebagai bagian di ukuran himpunan pertimbangan pada perilaku
perpindahan di pasar otomotif. Dukungan
2002 Purwani & Dharmmesta 289

empiris yang tersedia dalam model ini Istimewa Yogyakarta saja, wilayah dimana
menggambarkan bahwa himpunan per- peneliti berdomisili. Secara lebih rinci dapat
timbangan (consideration set) ini dibentuk disebutkan bahwa tujuan tersebut mencakup:
oleh adanya hasil dari pengalaman sebelumnya pertama, menganalisis pengaruh factor
(prior experience), pengetahuan tentang pengalaman sebelumnya, pengetahuan produk
produk (product knowledge), dan pencarian dan pencarian media terhadap pembentukan
informasi melalui media (media search) yang ukuran himpunan pertimbangan konsumen
memainkan peran penting dalam keputusan dalam pembelian produk otomotif. Kedua,
konsumen untuk berpindah merek atau menganalisis pengaruh kepuasan konsumen
membeli kembali merek yang sama seperti terhadap perilaku beralih merek konsumen
pada pembelian sebelumnya (Sambadan dan dalam pembelian produk otomotif. Ketiga,
Lord, 1995). Model ini menunjukkan pula menganalisis pengaruh ukuran himpunan
bahwa himpunan pertimbangan berpengaruh pertimbangan pada perilaku beralih merek
pada keputusan perpindahan secara langsung konsumen dalam pembelian produk otomotif.
dan tidak langsung, yang dimotivasi oleh Keempat, menganalisis pengaruh pencarian
kegiatan-kegiatan pencarian pengecer atau pengecer pada perilaku beralih merek
dealer otomotif. Kondisi ini dilatarbelakangi konsumen dalam pembelian produk otomotif.
oleh adanya beberapa pembeli otomotif yang Studi ini merupakan replikasi sebagian
berpindah dari satu merek ke merek yang lain dari penelitian yang sudah dilakukan oleh
pada suatu waktu, sedangkan pembeli yang Rajan Sambandam dan Kenneth R. Lord
lain tetap konsekuen pada pilihan semula pada (1995) dengan judul Switching Behavior in
setiap pembelian. Automobile Markets: A Consideration-Sets
Secara rinci penelitian ini mempunyai Model. Oleh karena itu penelitian ini juga
empat pertanyaan pokok. Pertama, bagaimana- menggunakan model yang sama dengan
kah pengaruh faktor pengalaman sebelumnya, penelitian Sambandam dan Lord, yaitu model
pengetahuan produk dan pencarian media di himpunan pertimbangan (consideration-sets
dalam membentuk ukuran himpunan model).
pertimbangan konsumen dalam pembelian
produk otomotif. Kedua, bagaimanakah LOYALITAS MEREK
pengaruh kepuasan konsumen terhadap
perilaku beralih merek konsumen dalam Loyalitas merek atau loyalitas pelanggan
pembelian produk otomotif. Ketiga, sebenarnya merupakan dua istilah yang
bagaimanakah pengaruh ukuran himpunan hampir mirip maknanya, sehingga sering
pertimbangan terhadap perilaku beralih merek disebut dengan loyalitas merek saja. Loyalitas
konsumen dalam pembelian produk otomotif; pelanggan itu dalam jangka panjang selalu
dan keempat, bagaimanakah pengaruh menjadi tujuan bagi perencanaan pasar
pencarian pengecer terhadap perilaku beralih stratejik (Kotler, 1997) Selain itu, juga
merek konsumen dalam pembelian produk dijadikan dasar untuk pengembangan
otomotif. keunggulan kompetitif yang berkelanjutan
(Dick dan Basu, 1994, hal. 99) yaitu
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan riset keunggulan yang dapat direalisasi melalui
tersebut tujuan utama penelitian ini adalah upaya-upaya pemasaran.
menganalisis perilaku perpindahan merek
konsumen dalam pembelian produk otomotif Menurut Mowen dan Minor (1998) yang
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Keterbatasan dikutip oleh Dharmmesta (1999, hal. 74);
dana dan waktu penelitian mendorong peneliti loyalitas merek mempunyai arti kondisi di
untuk membatasi wilayah penelitian di Daerah mana konsumen mempunyai sikap positif
terhadap sebuah merek, mempunyai komitmen
290 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

pada merek tersebut, dan bermaksud mana keempat tahap kognitif, afektif, konatif
meneruskan pembeliannya di masa mendatang. dan tindakan telah terealisasikan dan memben-
Loyalitas merek pada konsumen itu tuk satu kesatuan yang selaras) yang ada pada
disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan/ konsumen.
ketidakpuasan dengan merek tersebut yang
terakumulasi secara terus-menerus di samping PERPINDAHAN MEREK
adanya persepsi tentang kualitas produk
(Boulding, dkk, 1993. hal. 8). Perpindahan merek dapat terjadi karena
adanya perilaku mencari keragaman (variety
Loyalitas merek merupakan sebuah seeking) konsumen. Seperti sudah disebutkan
fenomena attitudinal yang berkorelasi dengan dalam loyalitas merek, bahwa konsumen yang
perilaku, atau merupakan fungsi dari proses hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dapat
psikologis. Jacoby dan Chesnut (1978) yang dihipotesiskan sebagai konsumen yang paling
dikutip oleh Dharmmesta (1999, h.75) telah rentan terhadap perpindahan merek karena
membedakan empat macam loyalitas, yaitu: (1) adanya rangsangan pemasaran. Penyebab lain
loyalitas merek fokal yang sesungguhnya, perpindahan merek dapat berasal dari sangat
loyalitas pada merek tertentu yang menjadi beragamnya penawaran produk lain, atau
minatnya, (2) loyalitas merek ganda yang kadang-kadang karena terjadi masalah dengan
sesungguhnya, termasuk merek fokal, (3) produk yang sudah dibeli.
pembelian ulang merek fokal dari non-loyal,
dan (4) pembelian secara kebetulan merek Sebagai contoh, konsumen berpindah jasa
fokal oleh pembeli-pembeli loyal dan non- karena adanya alasan yang berhubungan
loyal merek lain. dengan kualitas dalam industri perbankan
(Rust dan Zahorik, 1993), ketidakpuasan yang
Lebih lanjut ditinjau dari pendekatan menyeluruh dalam industri asuransi dan karena
attitudinal dan behavioral, loyalitas merek kegagalan pelayanan di toko-toko eceran
yang berkaitan dengan sikap terhadap produk (Kelley, Hoffman, dan Davis, 1993).
berwujud, konsumen akan membentuk Perpindahan jasa (service switching) ini
keyakinan, menetapkan suka dan tidak suka, menurut beberapa literatur dilakukan dengan
dan memutuskan apakah mereka ingin menguji variabel-variabel niat melakukan,
membeli produk tersebut atau tidak. Dalam seperti “niat untuk berpindah” atau “niat untuk
kerangka analisis yang sama, loyalitas ini melanggan kembali suatu jasa” dalam uji
berkembang mengikuti tiga tahap, yaitu tahap pengukuran atau memprediksi validitas model
kognitif, afektif, dan konatif. Tinjauan ini kepuasan kualitas jasa (Bitner 1990; Boulding,
memperkirakan bahwa konsumen menjadi dkk. 1993). Hasil penelitian tersebut
loyal lebih dulu pada aspek kognitifnya, menunjukkan bahwa kepuasan dan kualitas
kemudian pada aspek afektif, terakhir pada jasa berhubungan dengan perpindahan jasa
aspek konatif, dan akan ditunjukkan dengan konsumen.
komitmennya yaitu dengan melakukan
tindakan. Meskipun banyak faktor atau alasan
disebutkan sebagai penyebab perpindahan jasa,
Setiap tahap loyalitas, dari loyalitas tidak semua perpindahan jasa terjadi
kognitif sampai loyalitas tindakan mempunyai karenanya. Seperti diungkapkan Bitner (1990),
dua alternatif kemungkinan kejadian, yaitu: waktu, ada-tidaknya uang, sedikitnya
keteguhan konsumen pada merek yang alternatif, ongkos berpindah dan kebiasaan,
dipilihnya (loyalitas merek), dan kerentanan mungkin juga dapat berpengaruh pada loyalitas
konsumen untuk berpindah ke merek lain. jasa. Dengan demikian, adanya perbedaan
Kedua hal tersebut akan bergantung pada antara barang dan jasa kemungkinan juga dapat
seberapa besar tingkat integrasi (kondisi di menggeneralisasi harapan bahwa alasan untuk
2002 Purwani & Dharmmesta 291

berpindah jasa akan berbeda dengan alasan yang sungguh-sungguh dievaluasi oleh
untuk berpindah merek atau barang. Sehingga, konsumen pada waktu membuat keputusan
kemungkinan bahwa penyebab perpindahan pembelian, termasuk merek-merek yang sudah
jasa konsumen itu bisa disebabkan oleh harga dikenal di dalam himpunan yang dimunculkan
(Gupta, 1988, p. 342-355) atau karena perilaku (evoked set) dan merek-merek yang tidak
untuk mencari keragaman menurut Kahn, diketahui sebelumnya yang ditemukan secara
Kalwani, dan Morison (1986), yang dikutip tidak langsung atau melalui pencarian yang
oleh Keaveney (1995) menjadi dua penyebab langsung (Peter dan Olson, 1990 dalam
utama dari perpindahan merek yang belum Sambandam dan Lord, 1995, p.57).
diketahui secara pasti. Model penelitian dalam studi ini terdiri dari
dua tahap, tahap pertimbangan dan tahap
MODEL PENELITIAN evaluasi. Tahap pertimbangan adalah tahap
Model penelitian yang digunakan dalam pembentukan himpunan pertimbangan yang
studi ini adalah model pembentukan ukuran disebabkan oleh berbagai macam faktor. Tahap
himpunan pertimbangan (consideration set- berikutnya konsumen akan sampai pada tahap
size model) seperti yang terlihat di dalam evaluasi dengan sejumlah merek tertentu yang
Gambar 1. Model ini dibentuk dari alternatif- sungguh-sungguh dinilai berdasarkan pada
alternatif pilihan merek yang merupakan atribut-atribut merek tersebut, dan tahap ini
subset dari keseluruhan kemungkinan merek berakhir dengan keputusan untuk pembelian.

Pengalaman Kepuasan _ Perilaku


+
Sebelumnya (SEPC) Berganti
(PE) Merek

+ _ +
+ _
+

Pengetahuan Pencari- Perang- Pencarian


+ +
Produk an Media kat Pertim- + Pengecer
(PK) (MS) bangan (RS)
(C)

TAHAP TAHAP TAHAP


SEBELUMNYA PERTIMBANGAN EVALUASI

Sumber: Rajan Sambandam dan Kenneth R. Lord (1995, p.58).

Gambar 1. Model Sambandam-Lord


292 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

Srinivasan dan Ratcford (1991), Nedungadi H2. Pengetahuan produk berpengaruh positif
dan Kanetkar (1992) mengupas Model terhadap kepuasan
Sambandam-Lord dengan memberikan H3. Pengalaman sebelumnya berpengaruh
gambaran bahwa himpunan pertimbangan itu positif terhadap kepuasan
mencakup (1) himpunan merek yang sudah
H4. Pengetahuan produk berpengaruh positif
sering dikenal yang berasal dari memori
terhadap banyaknya pencarian media
konsumen, (2) merek-merek yang ditemukan
melalui pencarian secara sengaja, dan (3) H5. Kepuasan berpengaruh negatif terhadap
merek-merek yang ditemukan secara tidak banyaknya pencarian media
sengaja. Srinivasan dan Ratchford (1991) telah H6. Banyaknya pencarian media berpengaruh
menggunakan variabel pengalaman produk dan positif terhadap himpunan pertimbangan
pengetahuan produk sebagai variabel H7. Kepuasan berpengaruh negatif pada
anteseden (yang mendahului). Nedungadi dan himpunan pertimbangan
Kanetkar (1992) juga berargumentasi bahwa
H8. Himpunan pertimbangan berpengaruh
pertimbangan ini dipengaruhi oleh kemampuan
positif terhadap pencarian pengecer
diterimanya merek (brand acceptability) dan
kemampuan diaksesnya merek (brand H9. Pencarian pengecer berpengaruh positif
accessibility). Penentu utama dari kemampuan pada perilaku berganti merek
diterimanya merek dalam keputusan untuk H10. Himpunan pertimbangan mempunyai
berpindah merek adalah kepuasan yang pengaruh langsung yang positif terhadap
dirasakan oleh konsumen di dalam pembelian perilaku berganti merek
sebelumnya. Oleh sebab itu, pengalaman H11. Kepuasan mempunyai pengaruh langsung
sebelumnya, pengetahuan tentang produk dan yang negatif terhadap perilaku berganti
kepuasan, yang memasukkan juga pencarian merek
media, menjadi model awal yang diharapkan
dapat berpengaruh pada pembentukan
METODE PENELITIAN
himpunan pertimbangan.
Beatty dan Smith (1987) yang dikutip oleh Desain Sampel
Sambandam dan Lord (1995, p.59) membagi
Penentuan sampel dilakukan secara
pencarian informasi atau jenis sumber
nonprobabilistik. Kriteria yang digunakan
informasi dalam empat dimensi utama, yaitu
dalam penyampelan adalah bahwa responden
media, pengecer, interpersonal dan netral.
penelitian ini merupakan konsumen pemilik
Dalam Model Sambandam-Lord ini sumber
mobil, pernah berganti merek mobil dalam
informasi yang netral dikombinasikan dengan
kurun waktu 3 tahun terakhir, dan bertempat
media, sedangkan sumber interpersonal tidak
tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta.
ikut dipertimbangkan, sehingga dua jenis
sumber informasi yang digunakan hanyalah Pengumpulan data dilakukan dengan
media dan pengecer/dealer. memberikan kuesioner kepada responden,
dibantu dua orang asisten yang merupakan
karyawan administrasi service station tempat
HIPOTESIS
pengambilan data dilakukan. Kuesioner
Penelitian ini bersifat eksploratif dengan didesain dengan model pertanyaan terbuka
sebelas hipotesis untuk diuji. Ke sebelas untuk data pribadi responden, dan pertanyaan
hipotesis tersebut adalah: tertutup mengenai beberapa variabel yang
H1. Pengalaman sebelumnya berpengaruh tergambar dalam model penelitian ini. Skala
positif terhadap pengetahuan produk yang digunakan adalah Skala Likert 5 poin
penilaian. Dari 200 calon responden yang
2002 Purwani & Dharmmesta 293

dihubungi, 184 orang telah memberikan Tahap berikutnya dilihat konstruk yang
tanggapannya, atau sebesar 94%. Sebanyak terbentuk dengan memakai analisis factor
184 kuesioner tersebut kemudian diperiksa dan konfirmatori yang menunjukkan bahwa dari 32
dicermati lebih lanjut sehingga tinggal 167 item pertanyaan yang sudah diajukan kepada
kuesioner layak untuk dianalisis, sedangkan responden dapat mengelompok ke dalam enam
sisanya sebanyak 17 kuesioner gugur. faktor, yang dapat mewakili 64,703% dari
variasi keseluruhan faktor yang ada. Data awal
Variabel dan Instrumen Penelitian sebanyak 48 responden kemudian diolah
dengan program AMOS (Analysis of Moment
Variabel-variabel yang diteliti meliputi Structure). Hasil analisis data pra survei
pengetahuan produk, pencarian media, ditandai dengan nilai Goodness of Fit Model
himpunan pertimbangan, pencarian pengecer, sebesar 0,975; Adjusted Goodness of Fit Model
kepuasan, perpindahan merek dan pengalaman sebesar 0,929, dan nilai Root Mean Square
sebelumnya. Masing-masing variabel dirinci Error sebesar 0,000, sedangkan CMIN/DF
ke dalam beberapa pertanyaan, dengan pilihan sebesar 0,446. Hasil pengujian tersebut menan-
alternatif jawaban berupa sangat setuju (skor dakan bahwa model yang direplikasi dalam
5), setuju (skor 4), netral atau tidak tahu (skor penelitian ini secara keseluruhan diakui
3), tidak setuju (skor 2) dan sangat tidak setuju overfitted, tidak dapat diterima yang ditun-
(skor 1) mengikuti skala Likert. jukkan dengan nilai normed chi square lebih
Pengujian awal dilakukan dengan kecil dari 1 (Hair, et al 1998, p.660).
menyebar kuesioner kepada pelanggan bengkel Interpretasi tidak dapat diterimanya model
yang pernah berpindah merek dan diperoleh menunjukkan bahwa pengujian dengan AMOS
sebanyak 48 responden, dengan 32 item sebenarnya memerlukan syarat minimal.
pertanyaan yang didasarkan pada variabel Syarat minimal yang diperlukan sebanyak 50
penelitian. Hasil yang sudah terkumpul, kasus. Oleh karena itu pengujian dilakukan
kemudian dikodekan dan ditabulasikan; lagi setelah pengumpulan data secara keselu-
selanjutnya dianalisis untuk mengetahui ruhan selesai dilakukan sehingga jumlah
validitasnya. Item-item kuesioner tentang kasusnya lebuh dari 50, yaitu sebanyak 167
variabel pengetahuan produk (PK) semuanya kasus.
valid, tentang variabel himpunan pertimbangan Langkah pengujian validitas, reliabilitas,
(C) sebagian tidak valid, tentang variabel dan analisis dengan AMOS untuk data survei
pencarian pengecer (RS) semuanya valid, dilakukan sama dengan langkah-langkah
tentang variabel pencarian media (MS) pengujian untuk data pra survei. Pengujian
terdapat dua item yang tidak valid, tentang validitas dengan tabel r product moment untuk
variabel kepuasan terhadap mobil sebelumnya df=10 dengan taraf signifikansi 1% atau 5%
(SEPC) semuanya valid. Item-item yang tidak dengan n sebanyak 167 tidak tercantum angka
valid disempurnakan kalimatnya untuk dipakai kritiknya, sehingga peneliti perlu melakukan
dalam survei selanjutnya. Pengujian berikutnya interpolasi untuk menentukan angka kritik
adalah uji keandalan (reliabilitas) dengan yang tepat sesuai jumlah sampel. Hasil
bantuan program SPSS 10,0. Hasil pengujian perhitungan interpolasi menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa reliabilitas variabel PE rtabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,155
sebesar 0,8150, variabel PK sebesar 0,8614, sedang untuk taraf signifikansi 1% diperoleh
variabel C reliabel pada tingkat 0,5196 dan rtabel sebesar 0,205. Hasilnya menunjukkan
variabel RS reliabel pada tingkat 0,8115. bahwa semua variabel valid pada taraf
Sedangkan variabel MS hanya reliabel pada signifikansi 1% dan 5%.
tingkat 0,5679 dan variabel SEPC reliabel pada
tingkat 0,8918.
294 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

Reliabilitas keempat faktor PE, PK, RS, (1995), menggunakan analisis factor
SEPC secara keseluruhan sebagai suatu konfirmatori.
instrumen penelitian sudah reliabel di atas 0,7 Jumlah variabel yang diidentifikasi seba-
(Hair, 1998, p.612), kecuali faktor C yang nyak 32 variabel, merupakan jumlah item-item
reliabel pada tingkat alpha sebesar 0,6316 dan pertanyaan yang diajukan kepada responden.
MS yang reliabel pada alpha sebesar 0,6212, Faktor loading yang dihasilkan dari extracted
seperti yang tercantum dalam Tabel 1. Angka- method dengan Principal Component Analysis
angka reliabilitas tersebut mengindikasikan sebanyak sembilan faktor, yang berarti telah
bahwa item-item pertanyaan yang diajukan mewakili sebesar 69,973% dari seluruh item
kepada responden sudah homogen dan dapat yang diidentifikasi. Sedangkan enam faktor
mencerminkan konstruk – konstruk yang yang diperlukan berdasarkan faktor loading
sama. Tahap berikutnya setelah pengujian yang diperoleh dapat menerangkan variasi
validitas dan reliabilitas adalah membentuk hubungan diantara item-item sebesar 59,106%
semua item yang ada ke dalam 6 kelompok dari seluruh item yang ada.
faktor sesuai Model Sambandam dan Lord

Tabel 1. Reliabilitas Instrumen

Faktor Jumlah n data n item Alpha


PE (Prior Experience) 167 5 0,8169
PK (Product Knowledge) 167 6 0,8046
C (Consideration set size) 167 5 0,6316
RS (Retailer Search) 167 5 0,8362
MS (Media Search) 167 5 0,6212
SEPC (Satisfaction) 167 6 0,8483
TOTAL 167 32 0,8456

Metode rotasi dengan varimax rotation ke dalam faktor manapun adalah item C4,
sebanyak 7 kali iterasi menghasilkan enam dikarenakan item ini mempunyai nilai loading
faktor dengan komposisi faktor 1 terdiri dari lebih kecil dari 0,4, sedangkan rule of thumb
SEPC5, SEPC4, SEPC6, SEPC3, SEPC2, dan factor loading dalam analisis factor
SEPC1. Faktor 2 terdiri dari PK3, PK4, PK6, konfirmatori adalah sebesar 0,4, sehingga item
PK1, PK2, PK5 dan MS3; sedangkan faktor 3 ini dapat digugurkan. Besar faktor loading
terdiri dari MS3, RS5, RS4, RS1, RS3 dan masing-masing secara keseluruhan berkisar
RS2. Dari faktor kedua dan ketiga terdapat satu antara 0,410 sampai dengan 0,870.
item MS3 yang masuk pada kedua faktor,
sehingga perlu dihilangkan atau digugurkan TEMUAN DAN PEMBAHASAN
karena bersifat tidak unik.
Karakteristik Responden
Faktor 4 terdiri dari item PE4, PE3, PE5,
PE1 dan PE2; faktor 5 terdiri dari item C3, Responden yang terjaring dalam penelitian
MS2, MS4, MS5 dan MS1. Faktor 6 yang ini sebanyak 167 responden dengan 90,42%
terbentuk terdiri dari item C2, C1 dan C5. atau 151 responden adalah laki-laki, sedangkan
Berdasarkan kedua kelompok faktor yang sisanya 9,58% atau sebanyak 16 responden
terbentuk item C3 masuk ke dalam kelompok adalah wanita. Responden yang sudah pernah
faktor 5, berarti kecenderungan item ini bukan berganti merek mobil satu kali sebanyak 71
ke dalam faktor 6. Satu item yang tidak masuk responden, 30 responden telah berganti merek
2002 Purwani & Dharmmesta 295

mobil dua kali dan jumlah yang hampir sama Berdasarkan peringkat merek maka merek
juga telah berganti 3 kali merek mobil. yang digunakan oleh sebagian besar responden
Waktu berganti merek mobil yang diamati adalah merek Toyota, yaitu sebanyak 32,89%
adalah waktu terakhir kali responden dari total responden. Peringkat kedua adalah
melakukan pergantian merek mobil. Jumlah merek Suzuki sebanyak 22,15% dari seluruh
terbanyak 51 responden atau sebanyak 30,54% responden, 20,81% dari seluruh responden
telah melakukan pergantian merek pada saat 7 memilih merek Daihatsu dan urutan keempat
– 12 bulan yang lalu, sedangkan 41 responden adalah Honda sebanyak 31 atau sebesar
lain berganti merek mobil pada 1 – 1,5 tahun 10,74%, sedangkan untuk merek-merek lain
yang lalu. Jumlah yang tidak jauh berbeda berada pada urutan berikutnya dengan jumlah
hanya sebesar 34 responden (20%) yang responden masing-masing kurang dari 8
berganti merek mobil dalam 1,6 – 2 tahun yang responden.
lalu. Sebanyak 149 responden atau 89,22% Keterangan berikutnya berkaitan dengan
dari 167 responden yang terjaring memiliki satu item pertanyaan terbuka di dalam
satu buah mobil, sedangkan 12 responden lain kuesioner yang menanyakan alasan mengapa
memiliki dua buah mobil untuk saat ini dan 6 responden berganti merek mobil, seperti
responden lain atau 3,59% dari seluruh terlihat dalam Tabel 2.
responden memiliki mobil lebih dari dua yaitu
tiga buah mobil.

Tabel 2. Alasan Berganti Merek Mobil

Keterangan Alasan Frekuensi


Spare part yang murah 29
Bosan 28
Kemudahan spare part mobil 24
Mencoba merek mobil lain 23
Hemat bahan bakar 23
Tahun pembuatan mobil lebih muda 22
cc lebih besar/ lebih nyaman dan handal 20
Berdaya muat lebih besar 20
Mesin lebih tahan lama 18
Perawatan mudah 16
Lebih stabil 11
Harga mobil terjangkau 10
Mencoba produk baru 8
Mengikuti trend 7
Memiliki kelengkapan fasilitas 6
Nilai purna jual tinggi 6
Antique 1

Berbagai alasan yang diungkapkan pada adalah keinginan untuk mendapatkan suku
dasarnya merupakan salah satu pembentuk cadang kendaraan yang murah dan kemudahan
pertimbangan yang dibuat responden pada saat dalam mendapatkan suku cadang kendaraan.
akan membeli mobil. Alasan utama yang Alasan ini dapat diterima karena untuk
menjadi penyebab responden berganti merek beberapa merek mobil diketahui herga suku
296 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

cadangnya mahal, sehingga responden NCP penelitian ini adalah 5,249 dan SNCP
berkeinginan untuk menggantinya. Alasan lain 0,031. Kriteria lain dalam analisis untuk
yang juga banyak menjadikan responden menerima secara keseluruhan model yang
berganti merek adalah kebosanan dengan diajukan fit adalah dengan goodness of-fit. GFI
mobil yang terdahulu, alasan ini muncul ini merupakan derajat kecocokan model secara
karena kemungkinan responden sudah terlalu keseluruhan. Kisaran nilai goodness of fit
lama memakai suatu merek tertentu dan adalah antara 0 (jelek) sampai dengan 1,00
berkeinginan mencoba merek yang lain. (sempurna), semakin tinggi nilainya menan-
Alasan ini identik dengan alasan lain yang dakan model yang diajukan semakin bagus,
disebutkan oleh responden bahwa tindakan tetapi tidak ada tingkat ambang batas absolute
berganti merek yang dilakukannya karena untuk penerimaan model. Goodness of fit index
ingin mencoba mobil merek lain, atau atau model ini sebesar 0,975, nilai ini mendekati
keinginan untuk mendapatkan mobil dengan 1,00, berarti data yang diobservasi cocok
tahun pembuatan yang lebih muda. dengan model ini.
Ukuran lain yang digunakan untuk
Analisis menyrlidiki kecenderungan nilai statistik untuk
Dalam penelitian ini keseluruhan data menolak model lain yang ditentukan dengan
primer dianalisis dengan menggunakan analisis jumlah sampel yang cukup besar, yaitu root
jalur dengan bantuan himpunan lunak AMOS. mean square error of approximation
Hasilnya ditunjukkan oleh tiga macam (RMSEA), identik dengan root mean square
pengukuran yaitu absolute, incremental dan residual (RMSR) yaitu ketidaksesuaian per
parsimonious, seperti terlihat dalam Tabel 3. derajad kebebasan. RMSEA dalam Tabel 3
menunjukkan angka 0,056, yang dapat
Ukuran Kecocokan Absolut diinterpretasikan bahwa nilai RMSEA 0,056
dapat diterima karena berada dalam kisaran
Ukuran kecocokan absolut (absolut fit) penerimaan antara 0,05 – 0,08. Dengan
mengukur derajat di mana model secara demikian, ketidaksesuaian data masukan yang
keseluruhan dapat memperkirakan kovarian terobservasi terhadap sampel maupun terhadap
terobservasi atau matrik korelasinya. Ukuran populasi yang terestimasi sangat kecil. Ini
dasar overall fit adalah likelihood ratio chi berarti hasil tersebut mendukung penerimaan
square (X2) yang merupakan satu satunya model secara keseluruhan.
ukuran goodness of Fit (GFI) yang secara
statistik ada pada Structural Equation Ukuran Kecocokan Inkremental
Modelling (SEM). Tingkat signifikansinya
secara statistik menunjukkan kemungkinan Kriteria pertama yang digunakan dalam
bahwa perbedaan tersebut disebabkan semata- ukuran kecocokan incremental (incremental fit
mata oleh variasi penyampelan. Hasil analisis measures) adalah adjusted goodness of fit
dalam Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai chi (AGFI), ukuran ini mirip dengan parsimonous
squarenya sebesar 15,492, derajad kebebasan normed fit index (PNFI) dengan tingkat
sebesar 10 dan tingkat probabilitas sebesar penerimaan yang dianjurkan sebesar 0,90 atau
0,123. Ini berarti secara keseluruhan input diatas 0,90. Nilai AGFI model penelitian ini
matrik yang diestimasi dan yang diprediksi sebesar 0,929, berarti dapat memenuhi kriteria
tidak mempunyai perbedaan secara statistik. tingkat penerimaan yang dianjurkan. Ukuran
incremental fit berikutnya adalah Tucker Lewis
Ukuran berikutnya yang memperlihatkan
Index (TLI) atau yang dikenal sebagai
dukungan bahwa model secara keseluruhan fit
nonnormed fit index (NNFI). Nilai yang
(overall fit) adalah noncentrality (NCP) dan
dianjurkan untuk TLI adalah 0,90 atau lebih
scaled noncentrality parameters (SNCP). Nilai
2002 Purwani & Dharmmesta 297

besar dari 0,90. Ukuran ini dapat digunakan penelitian ini adalah 0,921, di atas 0,90 yang
untuk membandingkan model-model alternatif berarti memenuhi kriteria yang disarankan,
dengan cara mengganti model alternatif yang bermakna bahwa model yang diajukan
tersebut dengan model yang dibuat oleh dapat berfungsi sebagai pengganti model yang
AMOS (model nol). Nilai TLI dalam dibuat oleh AMOS.

Tabel 3. Ukuran Goodness of-Fit Model

Ukuran Overall Fit Model


Absolute Fit Mesures
Chi-Square (X2) of estimated model 15,249
Degree of Freedom 10
Significance level 0,123
Noncentrality parameter (NCP) 5,249
Goodness-of-Fit index (GFI) 0,975
Root mean square error of approximation (RMSEA) 0,056
p-value of close fit (RMSEA<0,05)
Expected cross validation index (ECVI)
ECVI for estimated model 0,309
ECVI for saturated model 0,337
ECVI for independence model 1,055

Incremental Fit Measures


Adjusted goodness-of-fit index (AGFI) 0,929
Tucker Lewis index (TLI) atau
Non-normed fit index (NNFI) 0,921
Normed fit index (NFI) 0,905

Parsimonous Fit Measures


Parsimonous normed fit index (PNFI) 0,431
Parsimonous goodness of fit index (PGFI) 0,348
Akaike information criterion (AIC)
Estimated model 51,249
Saturated model 56,000
Independence model 175,109
Comparative fit index (CFI) 0,963
Incremental fit index (IFI) 0,965
Relative fit index (RFI) 0,801
Critical N (CN) --
Sample size: 167 respondents
Calculated Measures of Overall Model
Goodness-of-Fit
Normed chi square 1,525
Scaled noncentrality parameter (SNCP) 0,031
Sumber: Hasil AMOS
298 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

Kriteria berikutnya yang sangat umum Ukuran lain yang masih tersedia di dalam
digunakan adalah normed fit index (NFI), yang AMOS adalah comparative fit index (CFI) dan
mempunyai range ukuran dari 0 (tidak cocok incremental fit index (IFI), masing-masing
sama sekali) sampai dengan 1,00 (cocok secara bernilai 0,963 dan 0,965. Kedua ukuran berada
sempurna). NFI adalah perbandingan relatif di atas nilai 0,90 yang berarti sudah memenuhi
dari model penelitian yang diajukan terhadap kriteria di mana secara keseluruhan model
model yang dibuat oleh AMOS (model nol). penelitian yang diajukan dibandingkan dengan
Nilai NFI model penelitian ini sebesar 0,905, baseline model atau model nol adalah lebih
berada di atas nilai 0,90 sehingga bisa dikata- bagus (Hair, et al 1998, p.635).
kan bahwa perbandingan model penelitian Ukuran yang sedikit berbeda dan perlu
yang diajukan dapat diterima terhadap model diperhatikan adalah normed chi square.
nol AMOS. Ukuran ini menyediakan dua kriteria agar
suatu model tidak/atau dapat diterima. Kriteria
Ukuran Kecocokan Parsimoni pertama adalah bahwa model penelitian
Ukuran ketiga dalam AMOS adalah disebut overfitted, yang ditunjukkan dengan
Parsimonious normed fit index (PNFI) yang nilai normed chi square lebih kecil dari 1.
merupakan modifikasi dari ukuran normed fit Kriteria kedua adalah bahwa model tidak
index (NFI). PNFI menekankan pada betul-betul mencerminkan data yang
perhitungan jumlah derajad kebebasan yang diobservasi dengan nilai normed chi square di
digunakan untuk mencapai tingkat kecocokan. atas 2 atau di atas 3,00 atau bahkan berada
Nilai PNFI yang semakin tinggi berarti pada batas liberal yaitu 5,00. Dengan
semakin bagus; digunakan untuk membanding- demikian, ukuran nilai yang dapat diterima
kan dengan model alternatif dan tidak untuk menerima model penelitian adalah di
menyebutkan tingkat penerimaan yang antara 1,00 – 2,00, indikator normed chi
dianjurkan. PNFI hasil AMOS penelitian ini square ini merupakan ukuran non statistik
adalah 0,431. Kriteria berikutnya adalah (Hair, et al 1998, p.658). Seperti sudah
parsimonious goodnees of fit index (PGFI), dijelaskan di atas, karena nilai normed chi
PGFI ini mendasarkan pada model parsimoni square penelitian ini adalah 1,525 berada
yang terestimasi. Nilai PGFI bervariasi dari 0 dalam kisaran penerimaan model atau berada
sampai dengan 1,00 dimana nilai yang lebih di luar kedua batas kriteria model tidak dapat
tinggi menunjukkan model parsimoni yang diterima, menunjukkan bahwa model
lebih besar. PGFI model penelitian adalah penelitian yang diajukan tidak ditolak atau
sebesar 0,348, berarti model penelitian yang dapat diterima.
diajukan jauh dari model parsimoni.
Ukuran lain berikutnya yang didasarkan Pengujian Hipotesis
pada teori informasi statistik adalah akaike Pengujian kesebelas hipotesis penelitian ini
information criterion (AIC) (Hair, et al 1998, menggunakan signifikansi dari masing-masing
p.659). AIC ini merupakan ukuran perban- hubungan yang tergambar di dalam model
dingan di antara model dengan jumlah (koefisien jalur) dengan melihat nilai critical
konstruk yang berbeda. Nilai AIC yang ratio (Arbucle, 1992). Tabel 4 menampilkan
mendekati 0 menunjukkan model parsimoni uji statistik secara individual dari masing-
lebih cocok, sementara AIC penelitian ini masing hipotesis. Dari Tabel 4 diketahui
adalah 51,249, berarti model penelitian yang bahwa dari sebelas hipotesis yang diajukan
diajukan dapat diterima karena jauh dari model dalam model penelitian ini terdapat enam
parsimoni. hipotesis yang estimasi parameternya
signifikan pada tingkat alpha tertentu,
2002 Purwani & Dharmmesta 299

sedangkan lima hipotesis lain tidak signifikan. nilai criterion ratio dapat diterima apabila nilai
Uji statistik di atas mendasarkan kepada besar criterion ratio berada di atas nilai t tabel dengan
nilai beta () atau nilai estimasi dan nilai tingkat alpha tertentu.
criterion ratio dari output AMOS. Signifikansi

Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Var. Exoge Var. Endo- Var. Endo- Estimasi Criterion Signifi- Alpha Keterangan
Ho
Neous geneous geneous (Beta) Ratio kansi () Ho
H1 PE (X1) PK (Y1) 0,287 3,716 Signifikan 0,01; ttabel 2,76 Ditolak
H2 PK (Y1) SS (Y2) 0,279 3,797 Signifikan 0,01; ttabel 2,76 Ditolak
H3 PE (X1) SS (Y2) 0,156 2,055 Signifikan 0,10; ttabel 1,37 Ditolak
H4 PK (Y1) MS (Y3) 0,083 1,824 Signifikan 0,10; ttabel 1,37 Ditolak
H5 SS (Y2) MS (Y3) 0,267 5,691 Tidak - Diterima
Signifikan
H6 MS (Y3) C 0,149 1,988 Signifikan 0,10; ttabel 1,37 Ditolak
(Y4)
H7 SS C 0,211 4,356 Tidak - Diterima
(Y2) (Y4) Signifikan
H8 C RS 0,615 5,853 Signifikan 0,01; ttabel 2,76 Ditolak
(Y4) (Y5)
H9 RS BS -0,004 -0,852 Tidak - Diterima
signifikan
H10 C BS -0,003 -0,440 Tidak - Diterima
(Y4) (Y6) signifikan
H11 SS BS 0,001 0,216 Tidak - Diterima
(Y2) (Y6) signifikan
Uji dua arah, df = 10,
 0,005; t tabel 3,17  0,05; t tabel 1,81
 0,010; t tabel 2,76  0,10; t tabel 1,37
 0,025; t tabel 2,23  0,20; t tabel 0,879
Sumber: Hasil AMOS

Hasil pengujian terhadap H1, H2, H3, H4 Perbedaan arah pengaruh ini kemungkinan
mendukung penemuan Sambandam dan Lord besar disebabkan oleh adanya perbedaan latar
bahwa faktor pengalaman sebelumnya, belakang sampel penelitian ini dengan sampel
pengetahuan produk, pencarian media penelitian dalam artikel yang direplikasi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap peneliti. Perbedaan ini menunjukkan bahwa
ukuran himpunan pertimbangan. Sementara itu seorang konsumen yang sudah merasa puas
hasil pengujian H5 menunjukkan bahwa dengan mobil yang dipakainya sekarang masih
hipotesis ini tidak didukung karena koefisien tetap saja melakukan pencarian informasi
pengaruh dalam penelitian ini tandanya positif tentang merek lain untuk suatu alasan tertentu.
dan tidak signifikan, berlawanan dengan Pencarian informasi melalui media ini bisa
hipotesis yang diajukan. dilakukan konsumen dengan membaca iklan
300 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

mobil di surat kabar, atau dengan membaca langsung negatif terhadap perilaku perpin-
berita tentang permobilan dalam majalah dahan merek. Dengan demikian hasil ini tidak
otomotif (Sambandam dan Lord, 1995, p.63). mendukung temuan sebelumnya atau Ho
Hasil pengujian hipotesis H6 mendukung diterima.
temuan Sambandam dan Lord (1995) bahwa
banyaknya upaya pencarian media berpe- KETERBATASAN PENELITIAN
ngaruh positif terhadap pembentukan ukuran Instrumen penelitian yang diambil dari
himpunan pertimbangan; sedangkan pengujian instrumen penelitian Sambandam dan Lord
terhadap H7 ternyata tidak signifikan. mempunyai latar belakang yang berbeda
Pengujian berikutnya yaitu terhadap H8 dengan kondisi responden di Indonesia,
menunjukkan hasil yang signifikan, men- khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta
dukung temuan penelitian sebelumnya yang yang menjadi lokasi penelitian. Perbedaan
menguraikan bahwa pada tahap evaluasi tersebut dapat menjadi keterbatasan dalam
pembentukan himpunan pertimbangan, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.
konsumen akan memulainya dengan mencari Sampel penelitian diambil dari dua buah
informasi melalui dealer atau penjual mobil bengkel mobil yang terbatas pelanggannya,
atau akan bertanya kepada tenaga penjualan kemungkinan pula kedua bengkel tersebut
pada sebuah ruang pamer atau sebuah dealer. mempunyai heterogenitas dan homogenitas
Uji hipotesis selanjutnya yaitu H9 pelanggan yang tidak sama yang tidak dapat
menyatakan bahwa pencarian pengecer tidak dikontrol dalam penelitian ini. Demikian pula,
berpengaruh positif terhadap perilaku berganti waktu pengambilan sampel yang terlalu
merek. Hasil ini berlawanan dengan penemuan singkat juga membuat responden yang terambil
sebelumnya di mana pencarian informasi kemungkinan kurang variatif, sehingga dapat
melalui sumber informasi eksternal yang berpengaruh dalam hasil penelitian ini.
dilakukan oleh responden agaknya digunakan Dalam model penelitian ini tidak dimasuk-
untuk memperkuat pembentukan pertimbangan kan variabel pendapatan, yang kemungkinan
konsumen (Ratcford dan Srinivasan, 1991, mempunyai pengaruh besar dalam proses
p.234-35). perpindahan merek mobil. Demikian pula
Demikian pula untuk uji H10 yang menya- pencarian informasi untuk membentuk suatu
takan bahwa ukuran himpunan pertimbangan pertimbangan terhadap merek lain hanya
mempunyai pengaruh langsung yang positif didasarkan pada sumber informasi dari media
terhadap perilaku brand switching juga tidak dan dealer; sedangkan sumber lain yang berupa
signifikan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa individu tidak disertakan, sehingga kemung-
pembentukan himpunan pertimbangan belum kinan besar dapat terjadi bahwa hasil yang
tentu akan berakibat langsung pada perpin- diperoleh tidak signifikan dalam proses
dahan merek. Kemungkinannya adalah karena perpindahan merek.
adanya rangsangan lain yang belum
diungkapkan dalam model penelitian
KESIMPULAN
Sambandam-Lord. Rangsangan tersebut dian-
taranya adalah keinginan untuk mendapatkan Secara teoritis, hasil penelitian ini
sesuatu yang baru, munculnya keheranan, merupakan pengujian atau verifikasi teori dari
perubahan, kedwiartian, keganjilan, ketidak- faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pastian atau keinginan mencoba merek lain perpindahan merek pada produk dengan
(Kahn dan Menon, 1995, p.286). Pengujian keterlibatan tinggi dalam proses pengambilan
terakhir adalah pengujian H11 juga tidak keputusan yang komplek. Di samping itu, hasil
signifikan, bahwa kepuasan berpengaruh penelitian ini membuktikan bahwa variabel
2002 Purwani & Dharmmesta 301

seperti pengalaman sebelumnya, pengetahuan terhadap perindahan merek, hal ini menun-
produk, dan pencarian media berperan di jukkan walaupun responden sudah merasa
dalam pembentukan himpunan pertimbangan; puas dengan mobil sebelumnya tetap saja
sedangkan pada tahap selanjutnya perilaku berkeinginan untuk berpindah merek karena
mencari dealer oleh konsumen berpengaruh beberapa alasan. Alasan tersebut di antaranya
secara tidak langsung terhadap perilaku adalah keinginan mendapatkan suku cadang
perpindahan merek otomotif. Di sisi lain, yang murah dan mudah dari merek merek lain,
dealer dapat melihat bahwa ia memegang rasa bosan, keinginan untuk mendapatkan
peran penting, sehingga hal ini dapat dijadikan mobil dengan tahun yang lebih muda,
dasar di dalam memberikan informasi dan keinginan untuk mencari mobil yang baru atau
mempengaruhi konsumen otomotif, pada saat membuat suatu kejutan. Alasan-alasan tersebut
konsumen mendatangi dealer untuk mendapat- sebenarnya merupakan alasan untuk berpindah
kan informasi tentang otomotif yang merek yang belum nampak jelas dalam model
dimaksud. penelitian ini.
Hasil analisis AMOS menunjukkan bahwa Dengan demikian faktor kepuasan juga
model penelitian ini dapat diterima sesuai tidak berpengaruh negatif terhadap perilaku
dengan data observasi. Model penelitian ini perpindahan merek, karena adanya alasan
lebih lanjut dapat diestimasi dengan nilai chi untuk mencari keragaman, merek baru, alasan
square, derajad kebebasan dan tingkat keheranan dan munculnya rasa bosan pada
probabilitas yang diperoleh. Nilai keseluruhan mobil yang lama. Pembentukan himpunan
dari goodness of fit index, adjusted goodness of pertimbangan tidak berpengaruh positif secara
fit index, normed fit index dan Tucker Lewis langsung dalam pola perpindahan merek,
index berada di atas 0,90, menunjukkan bahwa karena masih ada alasan atau faktor lain yang
model penelitian ini cocok dengan data ikut berpengaruh yang belum nampak dalam
observasi. Akan tetapi, hasil pengujian model ini. Pengaruh pencarian dealer secara
hipotesisnya bervariasi. Enam hipotesis tidak langsung dalam proses perpindahan
didukung, sedangkan lima hipotesis lainnya merek ini berpengaruh negatif, yang berarti
tidak didukung. peran pencarian dealer tidak menjadikan
Tidak didukungnya tiga dari lima hipotesis proses perpindahan merek terjadi; akan tetapi
dapat dijelaskan bahwa responden agaknya pencarian dealer ini dilakukan untuk
tidak melakukan pencarian dealer dalam memperkuat informasi eksternal responden
rangka proses evaluasi untuk berpindah merek, tentang mobil yang dimaksud.
tetapi dilakukannya untuk memperkuat sumber
informasi eksternal mengenai otomotif yang IMPLIKASI UNTUK RISET
ingin diketahuinya. Penjelasan ini dapat MENDATANG
menjawab permasalahan penelitian keempat Satu hal menarik untuk diteliti lebih lanjut
bahwa pengaruh pencarian dealer tidak berkaitan dengan model penelitian ini adalah
berpengaruh positif terhadap perilaku dimasukkan variabel yang dapat mewakili
perpindahan merek. alasan lain untuk berpindah merek, seperti
Pembentukan himpunan pertimbangan keinginan untuk berganti merek karena
yang sudah dilakukan responden belum tentu kebutuhan untuk mencari keragaman, merek
berpengaruh langsung terhadap perpindahan baru, keheranan, atau rasa bosan menggunakan
merek, hal ini mungkin karena banyak alasan produk yang lama. Di samping itu, produk
lain yang belum dapat terungkap dalam model yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah
penelitian. Demikian pula untuk variabel mobil baru, sehingga kemungkinan besar akan
kepuasan yang tidak berpengaruh negatif diperoleh hasil yang berbeda apabila
302 Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia Juli

produknya berupa mobil bekas. Jumlah sampel pencarian dealer mungkin akan mendahului
yang sangat terbatas dalam penelitian ini dapat pembentukan himpunan pertimbangan.
diperbesar mendekati persyaratan sampel ideal
(diatas 200 responden) seperti yang diminta DAFTAR PUSTAKA
dalam analisis AMOS.
Arbuckle, James (1992), AMOSTM 3.1
Menggunakan dealer mobil resmi sebagai Documentation Package, Department of
tempat penyebaran kuesioner, bukan Psychology, Temple University, Philadel-
sembarang bengkel, kemungkinan akan phia, Pennsylvania.
memberikan ide yang lebih baik menyangkut
pemilihan responden. Responden yang pernah Azwar, Saifuddin (2000), Reliabilitas dan
membeli suatu merek pada dealer tersebut Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dapat dihubungi untuk kemudian dideteksi Bitner, Mary Jo (1990), “Evaluating Service
seandainya responden mau membeli mobil Encounters: The Effects of Physical
apakah responden berganti ke merek lain atau Surroundings and Employee Responses,”
tetap membeli merek yang sama. Dengan Journal of Marketing, Vol. 54, (April), pp.
demikian penelitian dapat lebih tepat 69-82.
mengetahui proses perpindahan merek yang Boulding, W; A. Klra; R. Staelin; and V. A.
sesungguhnya. Zeithaml (1993), “A Dynamic Process
Seperti dalam artikel yang direplikasi Model of Service Quality,” Journal of
peneliti, penelitian ini tidak memasukkan Marketing Research, Vol 30, (February),
faktor pendapatan atau penghasilan responden, pp. 7-27
yang secara umum diketahui bahwa faktor ini Cooper, Donald R. and C. William Emory
agaknya ikut berpengaruh pula dalam proses (1995), Business Research Methods, 5th ed,
perpindahan merek untuk kondisi sampel di Richard D. IRWIN, Inc.
Indonesia, sehingga perlu untuk dipertim- Dharmmesta, Basu S. (1993), ”Perilaku
bangkan. Sebagai contoh, dalam hubungan Berbelanja Konsumen Era 90’an dan
antara pengetahuan responden dengan tingkat Strategi Pemasaran,” Jurnal Ekonomi dan
kepuasan, mungkin akan dimoderati oleh Bisnis Indonesia, September, h. 29-40
kendala anggaran atau pendapatan responden,
yang mempunyai peran penting untuk ------ (1997), Butir-Butir Materi: Segi-Segi
pembelian mobil. Penulisan Karya Ilmiah, Ed 3, Yogyakarta:
MM UGM
Untuk penelitian yang akan datang masih
diperlukan bukti jangka panjang tentang -------(1999), “Loyalitas Pelanggan: Sebuah
keberadaan dan arah hubungan sebab akibat Kajian Konseptual Sebagai Panduan Bagi
dalam studi ini, untuk mendapatkan bukti yang Peneliti,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis
lebih menyeluruh dan obyektif dari peran dan Indonesia, Vol.14, No.3, h. 73-88.
jenis pencarian informasi untuk mengetahui Dick, Alan S and Kunal Basu (1994),
kemungkinan adanya hubungan nonlinear di “Customer Loyalty: Toward an Integrated
dalam hubungan antar variabel yang Conceptual Framework,” Journal of the
dimodelkan. Dengan demikian kemungkinan Academy of Marketing Science, Vol. 22,
keberagaman yang muncul di antara kategori No.2, pp. 99-113.
produk dapat berkaitan dengan jenis pencarian Gupta, Sunil (1988), “The Impact of Sales
informasi yang mendahului dan yang Promotion, When, What and How Much to
mengikuti pembentukan himpunan pertim- Buy,” Journal of Marketing Research,
bangan. Karena untuk produk dengan banyak Vol.25, (November), pp. 342-355.
merek yang ada di dalam formasi satu dealer,
2002 Purwani & Dharmmesta 303

Hair, Joseph F, Jr; R.E. Anderson; R. L. Research, Vol. 17, (December), pp. 263-
Tatham; and W. C. Black (1998), 276.
Multivariate Data Analysis. Upper Saddle Rust, Roland T. and Anthony J. Zahorik
River, NJ: Prentice-Hall International, Inc. (1993), ”Customer Satisfaction, Customer
Kardes, Frank R, et. al (1993), “Brand Retention and Market Share,” Journal of
Retrieval, Consideration set Composition, Retailing, Vol. 69, pp. 192-215
Consumer Choice, and the Pioneering Sambandam, Rajan and Kenneth R. Lord
Advantage,” Journal of Consumer (1995), “Switching Behavior in
Research, Vol. 20, (June), pp. 62-73. Automobile Markets: A Consideration-Sets
Keaveney, Susan M (1995), “Customer Model,” Journal of the Academy of
Switching Behavior in Service Industries: Marketing Science, Volume 23, No.1, pp.
An Exploratory Study,” Journal of 57-65
Marketing, Vol.59, (April), pp. 71-82. Sekaran, Uma (1992), Research Methods For
Kotler, Philip (1997), Marketing Management: Business: A Skill Building Approach, 2nd
Analysis, Planning, Implementation, and ed, New York: John Willey & Sons, Inc.
Control, 9th ed. Upper Sddle River, NJ: Srinivasan, Narasimhan, and Brian T. Ratcford
Prentice-Hall, Inc. (1991), “An Empirical Test of a Model of
Nedungadi, Prakash (1992), “Recall and External Search for Automobiles,” Journal
Consumer Consideration Sets: Influencing of Consumer Research, Vol 18,
Choice without Altering Brand (September), pp. 233-242.
Evaluations,” Journal of Consumer

Anda mungkin juga menyukai