Resiko perdarahan merupakan suatu kondisi rentan mengalami
penurunan volume darah, yang dapat mengganggu kesehatan. Berdasarkan letak keluarnya darah dibedakan menjadi dua, yaitu perdarahan internal dan perdarahan eksternal (Wilkinson, 2012)
Resiko perdarahan adalah beresiko mengalami kehilangan darah baik
internal (terjadi didalam tubuh) maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh) (Herdman, 2018)
Perdarahan internal adalah perdarahan yang terjadi pada luka tertutp
sehingga sulit untuk di identifikasi. Jika pembuluh darah terluka maka akan segera terjadi kontriksi dinding pembuluh darah sehingga hilangnya darah dapat berkurang. Platelet mulai menempel pada tepi yang kasar sampai terbentuk sumbatan. Pendarahan internal dapat terjadi hanya di dalam tubuh, misalnya saat terjadi peradangan dan darah keluar dari dalam pembuluh darah atau organ tubuh dan membentuk hematoma; atau terjadi hingga keluar tubuh, seperti mengalirnya darah dari dalam vagina, mulut, rektum atau saat kulit terluka, dan mimisan (Smeltzer & Bare, 2009)
Perdarahan eksternal adalah perdarahan yang berasal dari luka terbuka
sehingga dapat dilihat. Terdapat beberapa jenis luka terbuka yaitu seperti luka gores/ abrasi, laserasi, insisi, pungsi, avulsi, amputasi (Smeltzer & Bare, 2009) B. Etiologi 1. Aneurisme 2. Gangguan gastrointestinal (ulkus lambung, polip, varises) 3. Gangguan fungsi hati (sirosis, hepatitis) 4. Komplikasi kehamilan ( ketuban pecah dini, plasenta previa/abrupsio, kehamila kembar) 5. Komplikasi pasca partum (atoni uterus, retensi plasenta) 6. Gangguan koagulasi (trombositopenia) 7. Afek agen farmakologis 8. Tindakan pembedahan 9. Trauma 10. Kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan 11. Proses keganasan C. Batasan karakteristik 1. Aneurisme 2. Koagulasi intravaskuler diseminata 3. Ulkus lambung 4. Varises 5. Ssirosis, hepatitis 6. Ketuban pecah dini, 7. Plasenta previa/abrupsio, 8. Atoni uterus, 9. Retensi plasenta 10. Trombositopenia 11. Afek agen farmakologis 12. Tindakan pembedahan 13. Trauma 14. Kanker D. Fokus pengkajian Hal-hal yang perlu dikaji terkait resiko perdarahan 1. ABCD 2. Sianosis 3. Akral dingin 4. Tekanan darah turun 5. Nadi cepat , lemah 6. Nafas dalam tapi cepat 7. Banyaknya darah yang keluar 8. Tingkat kesadaran E. Pathway Keperawatan F. Masalah keperawatan lain yang muncul 1. Ketidakefektifan pola nafas b.d KV menurun 2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer G. Intervensi keperawatan 1. Resiko perdarahan Manajemen Perdarahan a. Identifikasi penyebab perdarahan b. Monitor terjadinya perdarahan (sifat atau karakteristik) c. Monitor nilai hemoglobin dan hematocrit sebelum dan sesudah kehilangan darah d. Monitor TD e. Kolaborasi pemberian pemberian cairan f. Kolaborasi pemberian tranfusi darah 2. Ketidakefektifan pola nafas b.d KV menurun Monitor pernafasan a. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw trust bila perlu b. Monitor kecepatan irama, kedalaman dan kesulitan bernafas c. Monitor suara tambahan d. Monitr pola nafas e. Monitor saturasi oksigen f. Posisikan untuk memaksimalkan ventilasi g. Monitor kapasitas paru h. Mnitor sekresipernafasan i. Posisikan miring kesamping sesuai indikasi untuk mencegah aspirasi 3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer Manajemen syok: a. Monitor gejala syok hipovolemi b. Posisikan pasien untuk mendapatkan perfusi optimal c. Monitor HB/HT d. Berikan Packed red cell, sesuai kebutuhan e. Monitor tanda-tanda vital f. Berikan cairan IV kristaloid dan koloid, sesuai kebutuhan\ g. Batasi gerakan pada pada kepala, leher dan punggung h. Monitor kemampuan BAB dan BAK DAFTAR PUSTAKA Wilkinson, J. M. & Ahern, N. R. 2012. Buku Sau Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC; alih bahasa, Esti Widyaningsih; editor edisi bahsa Indonesia, Dwi Widiarti. Edisi 9. Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth; alih bahasa, Agung Waluyo, et.al; editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Edisi 8. Jakarta : EGC.