TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Dasar Teori
Titrasi kompleksometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan atas pembentukan senyawa
kompleks yang larut dari reaksi antara komponen zat uji (ion logam) dengan suatu complexing
agent sebagai titer. Persenyawaan complexing agent yang dapat dipakai untuk kompleksometri
memiliki persyaratan tertentu, yaitu:
1. Jangka waktu pembentukan kompleks tidak terlalu lama
2. Kompleks yang terbentuk harus stabil
3. Reaksi harus berjalan kuantitatif
4. Tidak terbentuk reaksi samping
5. Ada suatu perubahan yang nyata untuk menentukan titik akhir titrasi yang ditentukan oleh
suatu indikator.
Titrasi ini biasanya digunakan untuk penetapan kadar logam polivalen atau senyawanya dengan
menggunakan EDTA (Natrium edetat) sebagai titer pembentuk kompleks. Ada beberapa cara titrasi
menggunakan EDTA dengan maksud untuk menyesuaikan kestabilan kompleks yang teberntuk,
antara lain:
1. Cara Langsung
Larutan yang mengandung ion logam ditambahkan dapar pada pH yang sesuai dan dititrasi
langsung dengan larutan baku EDTA. Titrasi langsung ini dapat dilakukan bila:
a. Logam dapat larut dalam pelarut yang digunakan pada pH dimana titrasi dilakukan
b. Ada indikator yang cocok
c. Terbentuk kompleks yang stabil
d. Pembentukan kompleks relatif tidak terlalu lama
2. Cata tidak langsung
Larutan yang mengandung ion logam ditambahkan EDTA berlebih, lalu ditambahkan larutan
dapar pada pH sesuai. Kelebihan EDTA dititrasi dengan larutan baku logam.
3. Cara substitusi
Larutan yang mengandung ion logam ditambahkan kompleks logam yang ekivalen lalu
kompleks atau logam yang dibebaskan ditentukan cara ini ditentukan bila ion logam tidak
bereaksi dengan indikator logam dan atau kestabilan kompleks logam dengan EDTA lebih
besar daripada kestabilan kompleks ion logam lain.
Tujuan Percobaan
Tabung reaksi
Pipet tetes
Cawan porselen
Aquades
Erlemnyer
Sarung tangan
Beker glass
Labu ukur
Bahan (Tuliskan bahan-bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini di kolom yang tersedia)
Prinsip Kerja (Carilah prinsip kerja yang akan dilakukan pada praktikum ini dan tuliskan di kolom
yang tersedia!)
ANTASIDA DOEN
(tab.)
Metode : Komplexometri
Pustaka : USP XXI. Th.1978
Syarat : 90,0 – 120,0%
Prosedur :
- Setara 200 mg zat aktif (dalam beker glas) + 30 ml HCL 3N. Panaskan, tuang dalam labu
ukur 100,0 ml + air ad tanda.
Diagram Alir Cara Kerja dan Hasi Pengamatan (Tuliskan setiap tahapan cara kerja dalam bentuk
diagram alir di kolom yang tersedia. Tuliskan pula hasil pengamatan pada saat praktikum di kolom
yang tersedia!)
No. Cara Kerja Hasil Pengamatan
Tahapan analisis Pembuatan larutan baku primer
1.
Pembuatan
larutan baku
primer
MgSO4.7H₂O/
CaCl. 2H₂O
Pembuatan
larutan baku
sekunder Na-
EDTA
PEMBEKUA
N Na-EDTA
oleh
MgSO4.7H₂O
/ CaCl. 2H₂O
Penetapan
kadar Mg2+
pada antasida
doen
PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II 5
Analisis Data/ Perhitungan (Tuliskan analisis data/ perhitungan di kolom yang tersedia)
b. CaCl.2H₂O 0.05M 50 mL
Mmol = M x V (mL)
Mmol = 0.05 x 50 = 2.5
Massa (mg) = mmol x BM
Massa = 2.5 x 147.01
Massa = ~0.3675g
Maka perlu ditimbang sebanyak kurang lebih
0.3675kg kristal CaCl.2H₂O kemudian
Dilarutkan sampai 50 ml
Pada praktikum ini, kami melakukan proses titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri
adalah titrasi yang melibatkan reaksi ion logam dengan zat pengompleks. Dimana zat pengompleks
yang digunakan pada praktikum ini yaitu EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetate) dan ion logamnya
yaitu Ca2+. Larutan baku primer dibuat dari MgSO4 . 7H₂O/CaCl.2H₂O 0.05 M sebanyak 50 ml.
Pembuatab larutan baku sekunderNa EDTA O.05 sebanyak 100ml. Setelah proses pembuatan larutan
baku kalsium, dilakukanlah proses pembakuan larutan EDTA. Larutan baku kalsium dipipet,
kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Karena, dengan labu erlenmeyer akan lebih
memudahkan dalam proses titrasi, terutama dalam proses pengocokkan. Setelah itu, ditambah larutan
dapar pH 10. Penambahan larutan dapar pH 10 berfungsi supaya suasana dalam keadaan basa ketika
melakukan proses titrasi dan untuk mempertahankan nilai pH. Lalu, ditambahkan aquades. Sebelum
melakukan proses titrasi, ditambahkan indikator EBT. Penambahan indicator EBT berfungsi sebagai
indikator pH. Dengan ditambahkannya indikator EBT, maka terbentuk CaIn– yang berwarna merah
anggur (pink). Jika sudah terbentuk larutan berwarna merah anggur (pink), maka proses titrasi antara
larutan EDTA dan larutan baku kalsium dapat langsung dilakukan.
Setelah didapat larutan berwarna biru langit, proses titrasi dihentikan. Saat itulah, mol
CaCl2 sama dengan mol EDTA, dan hal ini dinamakan titik akhir titrasi. Dimana reaksi yang terjadi
selama proses titrasi yaitu
Ca2+ + HIn2- → CaIn– + H+
CaIn– + H2Y2- → CaY2- + HIn2- + H+
(merah anggur) + (biru)
Dengan praktikum yang telah dilakukan dengan begitu kita bia memahami tentang
kompleksometri dengan berbagai tahap – tahap analis dengan pembakuan larutan primer
dan sekunder .