673 1313 1 SM PDF
673 1313 1 SM PDF
HASAN SADIKIN
BANDUNG
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang
dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh (Sjamsuhidajat & De Jong, 2004).
sitotoksik) yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Obat sitotoksik adalah
obat yang sifatnya membunuh atau merusakkan sel-sel propaganda. Obat ini termasuk obat-obat
berbahaya (OB), yaitu obat-obat yang genotoksik, karsinogenik, dan teratogenik, dan atau
standar operasional prosedur kemoterapi yang menjadi acuan bagi petugas kesehatan
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah rumah
sakit pemerintah yang berada di Kota Bandung merupakan rumah sakit terbesar di
Provinsi Jawa Barat yang juga merupakan rumah sakit pendidikan. Selain itu, RSHS
menjadikan seluruh jajaran direksi dan pegawai RSHS untuk selalu memberikan
maupun rawat inap, salah satunya di Ruang Kemuning lantai 2. Pelayanan kemoterapi
di Ruang Kemuning lantai 2 adalah bagian dari Poliklinik Bedah Onkologi yang
melayani pemberian kemoterapi bagi pasien rawat jalan. Jumlah bed yang tersedia di
ruangan ini untuk pelayanan kemoterapi sebanyak 12 buah dengan jumlah pasien yang
menjalani kemoterapi di ruangan ini rata-rata 10 orang perhari, dan dalam sebulan
aman dan sesuai prosedur mengingat efek samping yang dapat timbul dalam
sekitarnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pelaksanaan
kemoterapi yang dilakukan di Ruang Kemuning lantai 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
3
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan
kemoterapi di Ruang Kemuning lantai 2 RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Tujuan
METODE PENELITIAN
hari, dilakukan di Ruang Rawat Jalan Poli Bedah Onkologi Gedung Kemuning lantai 2.
Variabel dalam penelitian ini adalah pelaksanaan kemoterapi, dengan sub variabelnya
Populasi penelitian ini adalah pelaksanaan kemoterapi baik yang dilakukan oleh
perawat ataupun dokter di Ruang Kemuning lantai 2 RSHS dalam 3 bulan terakhir,
pelaksanaan.
prosedur tetap yang digunakan di RSHS dengan jumlah butir daftar kegiatan sebanyak
60 item. Metode pengumpulan data dengan pengamatan atau observasi dengan jenis
observasi partisipan dan wawancara dengan jenis wawancara bebas sebagai pembantu
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
4
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Analisa data menggunakan analisa univariat yang menggambarkan distribusi
HASIL PENELITIAN
Indikator tertinggi yaitu tahap pelaksanaan, diikuti tahap persiapan, dan yang terendah
alat dan obat, diikuti persiapan petugas kesehatan, dan indikator terendah adalah
persiapan pasien.
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
5
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Jenis Tindakan ∑ Dilakukan % ∑ Tidak %
Dilakukan
Cuci tangan 168 100 0 0
Salam terapeutik 0 0 84 100
Pemberian pre-medikasi 252 100 0 0
APD dalam pelarutan obat 230 54,76 190 45,24
Pemberian obat kemoterapi 440 87,3 64 12,7
Pemberian post-medikasi 336 100 0 0
Pengelolaan alat & bahan bekas pakai 296 70,48 124 29,52
Tabel 3 menunjukkan indikator tertinggi dalam tahap pelaksanaan adalah mencuci
tangan, pemberian obat pre dan post medikasi, diikuti pemberian obat kemoterapi,
pengelolaan alat dan bahan bekas pakai, APD dalam pelarutan obat, dan indikator
PEMBAHASAN
oleh petugas kesehatan baik dokter ataupun perawat mulai dari persiapan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Petugas kesehatan yang terlibat dalam pelaksanaan kemoterapi
terdiri dari 2 orang perawat tetap dan lebih dari 10 dokter dari bagian Poli Bedah
Onkologi. Dengan karakteristik, dua orang perawat dengan pendidikan D3, satu orang
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
6
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Pelaksanaan kemoterapi di ruang Kemuning lantai 2 RSHS secara umum sebagian
besar telah dilakukan sesuai SOP yang berlaku di ruangan. Hal-hal yang tidak dilakukan
belum mendukung pelaksanaan kemoterapi yang baik, serta ketersediaan alat yang ada
Persiapan pasien sebagian besar (54,37%) tidak dilakukan atau hanya hampir
setengahnya saja dilakukan oleh petugas kesehatan sesuai dengan SOP. Tindakan dalam
persiapan pasien yang paling banyak tidak dilakukan adalah pemeriksaan TTV dan
pemberian informed consent. Pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan hanya satu,
yaitu tekanan darah. Hal ini dikarenakan petugas kesehatan menganggap pemeriksaan
lain yang telah dilakukan sebelumnya serta surat rujukan oleh dokter sudah cukup
menjadi landasan untuk pasien dapat dilakukan kemoterapi. Perawat juga mengatakan
kendala lain terkendala dengan jumlah petugas kesehatan yang dianggap kurang.
sebagian besar pasien yang datang setiap harinya adalah pasien yang sudah berkali-kali
mejalani kemoterapi sehingga pasien dianggap sudah mengetahui tentang tindakan yang
akan dilakukan dan tidak perlu meminta persetujuan kembali. Menurut teori, informed
consent sangat erat kaitannya dengan transaksi terapeutik yang artinya adalah suatu
transaksi untuk menentukan atau upaya untuk mencari terapi yang paling tepat bagi
kesehatan sesuai dengan SOP. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan APD yang
digunakan oleh petugas kesehatan di ruangan adalah sarung tangan latex, masker
surgical, dan baju pelindung. Pemakaian APD di ruangan yang tidak lengkap
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
7
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
dikarenakan ketersediaan sarana yang tidak sesuai dengan standar dan juga kepatuhan
Menurut Power & Polovich (2003), APD digunakan untuk melindungi kulit dan
selaput lendir petugas dari risiko pajanan. APD yang dianjurkan dalam pelaksanaan
kemoterapi antara lain sarung tangan nitril tidak berpowder, pelindung kepala,
pelindung mata dan wajah, masker respirator, dan baju pelindung tahan air.
Penelitian Horisson (2001, dalam NIOSH, 2004) melaporkan bahwa enam obat
kemoterapi yang berbeda terdeteksi dalam urin perawat yang terlibat dalam pelaksanaan
Perlu diperhatikan juga petugas kesehatan yang dapat terlibat dalam pelaksanaan
kemoterapi. Menurut Sutarni (2003, dalam Maridi, 2009), petugas kesehatan yang
diizinkan untuk memberikan obat sitostatika adalah mereka yang sudah mendapat
pencegahan paparan terhadap petugas kesehatan. Petugas yang tidak diizinkan untuk
memberikan obat sitostatika seperti wanita hamil, petugas kesehatan yang tidak
besar (54,28%) dilakukan oleh petugas kesehatan sesuai dengan SOP. Petugas
kesehatan, dalam hal ini dokter, menggunakan masker, sarung tangan latex, dan baju
pelindung, sementara pelindung kepala dan kacamata pelindung tidak digunakan dan
tempat preparasi obat tidak memenuhi standar. Petugas kesehatan tidak menggunakan
APD yang sesuai karena menganggap alat preparasi (inkubator yang sudah
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
8
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
dimodifikasi) sudah cukup melindungi diri dalam melarutkan obat. Sementara itu,
dalam Otto (2005) APD yang dianjurkan dalam pelarutan obat antara lain sarung tangan
karet, dan baju pelindung tahan air berlengan panjang, dan dengan manset elastis atau
mempunyai kait. Kacamata pelindung atau pentutup wajah digunakan jika saat
menyiapkan obat tidak menggunakan lemari khusus yang aman secara biologis.
memanggil nama pasien untuk memastikan obat diberikan pada pasien yang tepat,
bukan untuk tujuan salam terapeutik. Perawat beranggapan bahwa tindakan harus
dilakukan dengan cepat mengingat jumlah petugas kesehatan yang terbatas, sehingga
hal-hal yang dianggap tidak berhubungan dengan inti pelaksanaan kemoterapi tidak
harus dilakukan.
kesehatan sesuai SOP. Dalam tindakan pemberian kemoterapi perlu diperhatikan prinsip
6 benar, yaitu benar pasien, benar rute, benar dosis, benar obat, benar waktu, dan
Pengelolaan alat dan bahan bekas pakai sebagian besar (70,47%) dilakukan oleh
petugas kesehatan. Menurut Power & Polovich, (2003) dalam pembuangan alat dan
bahan bekas pakai terdapat juga standar keamanan yang harus diperhatikan oleh petugas
kesehatan yang terlibat, mengingat bahaya yang sama yang mungkin timbul pada saat
pemakaian dan saat pembuangan alat dan bahan bekas pakai (Depkes RI 2003, dalam
Parsihaningsih, 2008).
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
9
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Dalam monitoring dan evaluasi, perencanaan tindakan pasien selanjutnya
(dilakukan 66,67%). Dari hasil penelitian, kolaborasi petugas kesehatan untuk tindakan
oleh dokter sendiri. Hal ini kurang sesuai dengan pengertian kolaborasi menurut
American Medical Assosiation (AMA, 1994) yang menyatakan bahwa kolaborasi adalah
proses dimana dokter dan perawat merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega,
berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan menghargai terhadap setiap orang yang
tindakan selanjutnya dan kapan tindakan selanjutnya akan dilakukan, karena dalam
pemberian kemoterapi, prinsipnya, semua obat harus diberikan seluruhya atau tidak
sama sekali.
dengan SOP. Dari hasil penelitian, hal yang tidak dituliskan dalam dokumentasi adalah
pencatatan respon atau efek samping yang timbul pada klien. Hal ini dikarenakan dokter
yang datang ke ruang kemoterapi hanya untuk melarutkan obat dan mencatat tindakan
memonitoring pasien sampai proses pemberian kemoterapi selesai. Hal ini tidak sesuai
seperti yang dikemukakan oleh Joshi M (2007), yang menyatakan bahwa petugas
obat kemoterapi, pemberiannya, cara pelarutannya, dan hal lain yang berhubungan.
Penilaian respon dan efek samping kemoterapi hanya sebagian kecil (6,35%)
dilakukan oleh petugas kesehatan sesuai dengan SOP. Hal ini ditunjukan dari hasil
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
10
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
penelitian didapatkan penilaian respon pasien selama dilakukan kemoterapi hanya
sebagian kecil yang dilakukan. Sangat penting bagi petugas kesehatan untuk selalu
memperhatikan reaksi atau efek samping yang timbul pada saat pelaksanaan atau
berlebihan dapat segera dicegah. Respon pasien dapat berupa respon objektif atau
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
dilakukan sesuai SOP dan hampir setengahnya tidak dilakukan sesuai dengan SOP.
Tahap pelaksanaan kemoterapi hampir seluruh tindakan dilakukan sesuai dengan SOP
dan sebagian kecil tidak tindakan dilakukan sesuai dengan SOP. Tahap monitoring
evaluasi hampir setengah tindakan dilakukan sesuai SOP dan sebagian besar tidak
yang ada dan memperhatikan respon yang timbul pada pasien selama tindakan
menggunakan APD seperti baju pelindung tahan air, sarung tangan nitril atau
menggunakan sarung tangan berlapis (double), pelindung kepala dan pelindung mata
saat melakukan tindakan pemberian kemoterapi sehingga dapat mengurangi risiko dan
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
11
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Saran bagi institusi rumah sakit: diharapkan dapat lebih memperhatikan mengenai
sarana dan prasarana yang tersedia, seperti penggunaan Biological Safety Cabinet kelas
2 atau ruangan khusus untuk proses pencampuran obat, baju pelindung tahan cairan
sekali pakai, sarung tangan nitril, masker respirator. Selain itu juga Rumah Sakit
diharapkan dapat menambah jumlah perawat dan dokter yang bertugas di bagian
UCAPAN TERIMAKASIH
1. Ayu Prawesti Priambodo, S.Kep., Ners., M.Kep. selaku dosen pembimbing utama
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
De Jong, W. 2005. Kanker, Apakah itu? Pengobatan, Harapan Hidup, dan Dukungan
Keluarga (alih bahasa oleh Astoeti Suharto Heerdjan). Jakarta: Arcan.
Dirdjo, M.M., 2009. Penatalaksanaan Kemoterapi Yang Aman. Available at:
http://maridimdirdjo.blogspot.com/2009/07/penatalaksanaan-kemoterapi-yang-
aman-ns.html. (Diakses tanggal 20 Maret 2012)
Jacobson, J.O.; M. Polovich, et.al. 2009. American society of clinical
oncology/oncology nursing society chemotherapy administration safety
standards. Oncology Nursing Forum Vol. 36, No. 36. Available at:
http://search.proquest.com/docview/223114498/fulltextPDF/135959E9F8965B1
13C4/3?accountid=48290. (Diakses tanggal 20 Maret 2012)
Joshi, M. 2007. Cytotoxic drugs: towards safer chemotherapy practises. Indian Journal
of Cancer Vol. 44, No 1. Available at: http://search.proquest.com/ (Diakses
tanggal 20 Maret 2012)
Otto, S.E. 2005. Buku Saku Keperawatan Onkologi. (alih bahasa oleh Jane Freyana
Budi). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Parsinahingsih, S.H., dan Supratman. 2008. Gambaran pelaksanaan kewaspadaan
universal di rumah sakit umum daerah dr. Moewardi surakarta. Majalah Berita
Ilmu Keperawatan Vol. 1, No. 1. Available at:
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11081924.pdf. (Diakses tanggal 24 Maret
2012)
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
12
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1
Power, L.A., and M. Polovich. 2003. Special Reports: Safe Handling of Hazardous
Drugs. Ce Certified November 2003.
Polovich, M. 2004. Safe handling of hazardous drugs.online journal of issues in
nursing. Vol. 9 no. 3, manuscript 5. Available at:
http://www.nursingworld.org/MainMenuCategories/ANAMarketplace/ANAPeri
odicals/OJIN/TableofContents/Volume92004/No3Sept04/HazardousDrugs.aspx
(Diakses tanggal 24 Maret 2012)
Rasjidi, I. 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi Dalam Praktik Sehari-Hari. Jakarta:
Sagung Seto.
Setiyawati, E.; E. Yustin; dan R.P. Satiti. 2008. Manifestasi klinis dan penatalaksanaan
efek samping sitostatika pada kulit. Berkala Kesehatan Klinik Vol. XIV, No. 2.
Available at: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/14208120126.pdf (Diakses
tanggal 22 Maret 2012)
Smeltzer, S.C.; B.G. Bare, et. al. 2009. Brunner And Suddarth’s Textbook Of Medical
Surgical Nursing. Wolters Kluwer.
Anastasya Donadear
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor Sumedang)
This page Email: donadear.anastasya@gmail.com
was created (081349295151)
using BCL ALLPDF Converter trial software.
13
To purchase, go to http://store.bcltechnologies.com/productcart/pc/instPrd.asp?idproduct=1