Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang
Kesejahteraan hidup merupakan suatu proses dinamik yang memberi nilai kepada
manusia tentang bagaimana kehidupan mereka berubah dan bertambah baik atau
sebaliknya. Kualitas hidup rakyat yang bertambah baik menunjukkan kesejahteraan rakyat
meningkat dan maju. Untuk mengukur kesejahteraan hidup masyarakat, tidak cukup
dengan menggunakan satu indikator saja. Hal ini karena konsep kesejahteraan hidup itu
sendiri bersifat subjektif dan sulit diukur. Terlebih lagi dalam sebuah negara yang besar.
Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang mengupayakan diri untuk
menjadi negara maju. Salah satunya yaitu dengan meningkatkan kesejahteraan. Hal ini
sesuai dengan tujuan negara yang tercantum pada pembukaan undang-undang dasar
1945 alinea ke empat. Adapun dalam menentukan kebijakan/program peningkatan
kesejahteraan diperlukan pula pengetahuan tentang variabel apa saja yang dapat
merepresentasikan kesejahteraan.
Data IPM merupakan salah satu indikator kesejahteraan di Indonesia. Semakin
tinggi nilai IPM maka diasumsikan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Selain itu,
kesejahteraan dapat dilihat dari tingkat PDRB per kapita. Dengan asumsi yang sama
dengan IPM.
Pada tahun 2018, rata-rata IPM dan PDRB per kapita menurut kabupaten/kota di
Indonesia masing-masing sebesar 69 dan 52.726 ribu rupiah per kapita per tahun.
Terdapat beberapa kabupaten atau kota yang memiliki IPM yang tidak sejalan dengan
PDRB per kapita. Contohnya, Kabupaten Sleman memiliki IPM di atas rata-rata sebesar
83.42 namun memiliki PDRB per kapita di bawah rata-rata sebesar 36.291 ribu rupiah. Jika
dilihat dari sisi IPM, Kabupaten Sleman memiliki tingkat kesejahteraan di atas rata-rata.
Namun jika ditinjau dari sisi PRDB per kapita, tingkat kesejahteraan masih di bawah rata-
rata. Hal ini tentunya dapat menimbulkan analisis yang berbeda.
Kesejahteraan tidak bisa hanya diukur dari satu sisi saja, namun memasukkan
semua indikator juga bukan langkah yang efektif. Sehingga hal ini memungkinkan untuk
menganalisis tingkat kesejahteraan menggunakan komponen utama. Komponen utama
dapat membantu dalam memberikan interpretasi bila menjumpai suatu permasalahan yang
terkait dengan lebih dari satu variabel. Komponen utama digunakan untuk mereduksi
sejumlah variabel asal menjadi beberapa variabel baru atau dengan kata lain menyatukan
variabel-variabel asal yang saling berkorelasi atau berkaitan menjadi satu variabel baru
Selama ini, sebagian besar peneliti yang meneliti kesejahteraan menggunakan
individual control chart dimana data yang digunakan univariat yang hanya memperhatikan
satu variabel saja, padahal banyak variabel-variabel yang juga mempengaruhi
kesejahteraan. Hal inilah yang membuat penulis ingin menerapkan analisis komponen
utama untuk melihat variabel manakah yang nantinya menjadi komponen utama atau yang
paling berpengaruh terhadap kesejahteraan.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Komponen Utama Dalam Mengukur Tingkat Kesejahteraan di
Indonesia Tahun 2018” yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
melakukan upaya-upaya yang strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai komponen yang
dapat merepresentasikan tingkat kesejahteraan di Indonesia pada tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai