PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis menjadi sangat tajam baik di pasar
domestik maupun pasar internasional atau global. Salah satu cara memenangkan
persaingan adalah perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para
pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk dengan mutu yang lebih baik,
harganya lebih murah, penyerahan produk yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik
daripada pesaingnya akan menyebabkan pelanggan menjadi lebih puas (Nugroho dan
Puriarta, 2011:28).
Kepuasan pelanggan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan
jasa/barang pada perusahaan, Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa
senang dan kelegaan seseorang dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk
mendapatkan pelayanan suatu jasa (Aaker, 2013). Menurut Oliver dalam Supranto,(2007)
mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setela membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.Tingkat kepuasan merupakan
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja
dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka
pelanggan akan sangat puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan
sangat puas harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar
dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.
Kepuasan pelanggan pada dasarnya merupakan tingkat kesesuaian antara harapan
dan kenyataan yang diterima.Apakah harapan itu sesuai dengan kenyataan maka pihak
yang dilayani akan memberi tanggapan yang positif terhadap pelayanan dan merasa puas.
Tetapi bila yang terjadi sebaliknya, dimana harapan tidak sesuai dengan kenyataan maka
pihak yang dilayani akan memberi tanggapan yang negatif dan merasa tidak puas. Dengan
demikian instansi/organisasi dituntut untuk terus memperbaiki pelayanan yang diberikan
kepada pelanggan agar lebih baik dan bermutu sehingga pada akhirnya memberi kepuasan
pada pelanggan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
kepuasan pelanggan. Penelitian ini dilakukan pada sebuah rumah makan yang bernama
kantin 23. Kantin 23 dipilih karena menurut pengamatan rumah makan ini ramai dikunjungi
dari berbagai kalangan usia dan menurut pendapat pribadi kantin 23 ini memiliki cita rasa
makanan yang enak. Hal ini berguna untuk membentuk pemikiran konsumen yang positif
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan
dan frekuensi berkunjung.
2. Untuk mengetahui respon konsumen terhadap mutu pelayanan yang meliputi reliability
(kehandalan), assurance (jaminan), tangible (berwujud), empathy (empati), dan
responsiveness (tanggapan).
1.3 Manfaat
1. Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnnya dalam
bidang jasa pelayanan dibidang kuliner khususnya di Kantin 23
2. Diharapkan ini dapat dijadikan bahan masukan untuk lebih memahami kepuasan
konsumen sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih optimal.
3. Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna kepada pihak
kantin 23 agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memperbaiki
masalah kepuasan konsumen yang meliputi reliability (kehandalan), assurance
(jaminan), tangible (berwujud), empathy (empati), dan responsiveness (tanggapan).
TINJAUAN PUSTAKA
Usaha Rumah Makan adalah suatu usaha yang dinyakini sebagai salah satu
bentuk usaha ekonomi yang memiliki prospek cukup bagus,bahkan dalam kondisi krisis
sekalipun. Namun sering kali ada usaha yang terjadinya suatu gulung tikar akibat tidak
mampu mempertahankan jumlah pengunjungnya. Menyebutkan bahwa terjadinya suatu
kesuksesan usaha dibidang pelayanan makanan dan minuman ini tidak hanya
ditentukan oleh jumlah pengunjungnya, tetapi ditentukan oleh kemampuan meningkatkan
pertumbuhan pelanggannya.
a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan konsumen
ketika sedang mencoba melakukan transaksi dengan produsen produk.
b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan maupun pesaing-
pesaingnya.
c. Pengalaman dari teman-teman.
Engel, Roger & Miniard (1994) mengatakan bahwa kepuasan adalah evaluasi
paska konsumsi untuk memilih beberapa alternatif dalam rangka memenuhi harapan.
1. Expectations
Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum
konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Pada saat proses pembelian
dilakukanan, konsumen berharap bahwa barang atau jasa yang mereka terima
sesuai dengan harapan, keinginan dan keyakinan mereka. Barang atau jasa yang
sesuai dengan harapan konsumen akan. Menyebabkan konsumen merasa puas.
2. Performance
Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika
digunakan tanpa diperngaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja aktual barang
atau jasa berhasil maka konsumen akan merasa puas.
3. Comparison
Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau jasa
sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut.
Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian sesuai atau
melebihi perepsi mereka terhadap kinerja aktual produk.
4. Confirmation/disconfirmation
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pengalaman mereka terehadap
penggunaan merek dari barang atau jasa yang berbeda dari orang lain. Confirmation
terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. sebaliknya disconfirmation
terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk.
konsumen akan merasa puas ketika terjadi confirmation/ discofirmation.
a. Kualitas Produk
Konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan berkualitas bagi
seseorang, jika produk itu dapat memenuhi kebutuhanya (Montgomery dalam
Lupiyoadi, 2001). Kualitas produk ada dua yaitu eksternal dan internal. Salah
satu kualitas produk dari faktor eksternal adalah citra merek.
b. Kualitas Pelayanan
Konsumen akan merasa puas bila mendapatkan pelayanan yang baik
atau yang sesuai dengan harapan.
c. Emosional
Konsumen merasa puas ketika orang memuji dia karena menggunakan
merek yang mahal.
d. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi.
e. Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung
puas terhadap produk atau jasa tersebut. Berdasarkan uraian di atas maka
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen menurut Lupiyoadi (2001)
salah satunya adalah kualitas produk. Produk dikatakan berkualitas jika terpenuhi
harapan konsumen berdasarkan kinerja aktual produk. Harapan ini bertumpu
pada citra produk (Wulansari, 2007). Selanjutnya citra produk merupakan
komponen dalam citra merek (Simamora, 2002)
.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah data yang dimiliki oleh populasi tersebut.
menurut Sugiyono (2013:118). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:174), sampel
merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel Insidental yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2013:124). Jadi, sampel dalam studi ini
adalah konsumen atau pelanggan yang datang atau bertemu dengan peneliti di kantin 23
yang memesan Soto Ayam sebanyak 50 orang.
No Pernyataan Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Selain itu, kriteria penilaian dari pertanyaan yang telah dijawab tersebut akan
mendapatkan total skor yang telah diperhitungkan sesuai dengan skor jawaban pernyataan
yang telah ditentukan. Pemberian range berdasarkan kriteria penilaian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.2:
No Pernyataan Skor
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Untuk membuat soto ayam ini bunda wina membelinya di pasar sendiri atau
terkadang bersama dengan anak nya . Mereka pergi ke pasar biasanyaa pada pagi hari
14 STUDI KONSUMEN WARUNG MAKAN “KANTIN 23”
sekitar jam 09.00 WIB agar bahan makanan masih segar. Bunda wina membeli bahan-
bahan segar seperti ayam dan sayuran untuk 1 hari agar kesegaran bahan makanan
mentah terjaga. Sedangkan untuk bumbu-bumbu seperti bawang merah,bawang
putih,merica,garam,gula dibeli untuk 2-3 hari. Menu soto ayam juga dibuat dalam sehari
untuk dijual pada hari itu juga kemudian hari berikutnya membuat soto ayam yang baru
dengan bahan-bahan yang sudah beli dan disimpan di kulkas.
Selain itu, hari selanjutnya bunda wina membeli bahan-bahan setiap harinya
seperti sebelumnnya. Dari mulai persiapan sampai dengan pengolahan ini dilakukan
oleh Bunda Wina sendiri.
Bahan – bahan yang digunakan dan cara pengolahan ayam goreng dengan
resep khas kantin 23
1. Bahan
Ayam kampung
Bumbu :
Bawang merah
Bawang putih
Kunyit
Lengkuas
Kemiri
Daun salam
Daun jeruk
Serai
Garam
Merica
Wortel
Kol
Pelengkap :
Nasi putih
Bawang merah goreng
Telor rebus
Daun sop / daun seledri
Kerupuk
Tambahkan air lalu masukan ayam, wortel dan irisan daun bawang. Masak
hingga ayam masak dan empuk. Angkat ayam dan wortel lalu pisahkan air
rebusan tadi untuk kuah soto ayam.
Rebus air untuk merendam soun, jika soun telah melemas angkat dan tiriskan
soun.
Dalam mangkuk saji, masukkan nasi putih, soun, kol, wortel, suwiran ayam,
daun bawang dan potongan telur rebus.
Tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki – laki
sebanyak 27 orang (54%) dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
23 orang (46%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang berkunjung
ke kantin 23 berjenis kelamin laki – laki yaitu sebanyak 54%, walaupun sebenarnya
persentase antara laki-laki dan perempuan perbedaannya tidak terlalu jauh.
b. Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 tersebut menunjukan bahwa responden yang berusia antara 14-22 tahun
yakni sebanyak 33 orang (66%), responden yang berusia antara 23-31 tahun yakni
sebanyak 10 orang (20%), responden yang berusia antara 32-40 tahun yakni 7 orang
(14%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang berkunjung ke
kantin 23 berusia antara 14-22 tahun yakni sebesar 66%. Kesimpulan sesuai dengan
hasil pengamatan pada saat pembagian kuisioner yaitu sebagian besar konsumen di
Kantin 23 kebanyakan berasal dari kalangan anak-anak muda seperti pelajar dan
mahasiswa.
c. Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan disajikan pada Tabel 4.3 dibawah ini.
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Pelajar 19 38
Mahasiswa 16 32
Wiraswasta 5 10
Dan lain-lain 10 20
Jumlah 50 100
Tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa responden yang berstatus sebagai pelajar
sebanyak 19 orang (38%), responden yang berstatus sebagai mahasiswa sebanyak
16 orang (32%), responden yang berstatus sebagai wiraswasta sebanyak 5 orang
(10%), dan responden dengan pekerjan dan lain-lain sebanyak 10 orang (20%). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang berkunjung ke kantin 23 yaitu
pelajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa antara pekerjaan dan usia responden
sesuai dengan hasil pengamatan yaitu di dominasi oleh kalangan anak muda.
d. Frekuensi Berkunjung
Karakteristik responden berdasarkan frekuensi berkunjung disajikan pada Tabel 4.4
dibawah ini.
Frekuensi Berkunjung Frekuensi Persentase
Satu kali 3 6
Dua kali 8 16
>Dua kali 39 78
Jumlah 50 100
4.4.1 Reliability
Kriteria
No Pernyataan
SS S
Berdasarkan hasil diatas dari Tabel 4.4.1, respon konsumen terhadap mutu
pelayanan di Warung Makan Kantin 23 dari variable kualitas pelayanan yaitu dari 3
pertanyaan tentang reliability yang menjawab dengan Kriteria Sangat Setuju (82 orang) dan
Setuju (68 orang) sehingga persentase sebesar 90,9%. Hal ini menunjukkan bahwa respon
konsumen terhadap mutu pelayanan di Warung Makan Kantin 23 menurut Kriteria Penilaian
(Tabel 3.2 Range Berdasarkan Kriteria Penilaian) dikatakan sangat setuju (SS) dengan
Reliability (kehandalan) yang ada di Warung Makan Kantin 23
4.4.2 Assurance
Kriteria
No Pernyataan
SS S KS
1. Cita rasa menu yang disajikan di Kantin 150 64 12
23 selalu sama setiap kali anda (30 org) (16 org) (4 org)
berkunjung
Total 150 64 12
Jumlah 226
Persentase 90,4
Berdasarkan hasil diatas dari Tabel 4.4.2, respon konsumen terhadap mutu
pelayanan di Warung Makan “Kantin 23” dari variable kualitas pelayanan yaitu dari 1
pertanyaan tentang Assurance yang menjawab dengan Kriteria Sangat Setuju (30 orang),
Setuju (16 orang) dan Kurang Setuju (4 orang) sehingga persentase sebesar 90,4%. Hal
ini menunjukkan bahwa respon konsumen terhadap mutu pelayanan di Warung Makan
Kantin 23 menurut Kriteria Penilaian (Tabel 32 Range Berdasarkan Kriteria Penilaian)
dikatakan Sangat Setuju (SS) dengan Assurance (jaminan) yang ada di Warung Makan
Kantin 23
4.4.3 Tangible
Kriteria
No Pernyataan
SS S
1. Warung makan memiliki tempat makan yang nyaman 95 124
(19 org) (31 org)
2. Lokasi warung makan “Kantin 23” mudah untuk ditemukan 150 80
(30 org) (20 org)
3. Ruangan warung makan “Kantin 23” memiliki dekorasi yang 110 112
menarik (22 org) (28 org)
4. Fasilitas pelengkap yang disediakan Kantin 23 (kursi, menaj, 130 96
kipas angin, toilet, dll) bersih dan dalam keadaan baik (26 org) (24 org)
5. Karyawan di Kantin 23 berpenampilan bersih dan rapi 155 76
(31 org) (19 org)
6. Peralatan dapur yang digunakan di Kantin 23 lengkap 105 116
(21 org) (29 org)
7. Kantin 23 selalu menjaga kebersihan dan kesegaran makanan 165 68
dan minuman (33 org) (17 org)
8. Saya merasa puas dengan keamanan, kenyamanan dan
80 136
kebersihan di Kantin 23 (16 org) (34 org)
9. Saya merasa puas dengan cita rasa makanan dan minuman 110 112
yang disediakan di Kantin 23 (22 org) (28 org)
Total 1100 920
Jumlah 2020
Persentase 89,8
Berdasarkan hasil diatas dari Tabel 4.4.3, respon konsumen terhadap mutu
pelayanan di Warung Makan Kantin 23 dari variable kualitas pelayanan yaitu dari 9
pertanyaan tentang Tangible yang menjawab dengan Kriteria Sangat Setuju (220 orang),
Setuju (230 orang), mendapatkan persentase sebesar 89,8%. Hal ini menunjukkan bahwa
respon konsumen terhadap mutu pelayanan di Warung Makan Kantin 23 menurut Kriteria
Penilaian (Tabel 3.2 Range Berdasarkan Kriteria Penilaian) dikatakan sangat setuju (SS)
dengan Tangible yang ada di Warung Makan Kantin 23
Berdasarkan hasil diatas dari Tabel 4.4.4, respon konsumen terhadap mutu
pelayanan di Warung Makan Kantin 23 dari variable kualitas pelayanan yaitu dari 3
pertanyaan tentang Empathy yang menjawab dengan Kriteria Sangat Setuju (80 orang), dan
Setuju (70 orang) mendapatkan persentase sebesar 90,7%. Hal ini menunjukkan bahwa
respon konsumen terhadap mutu pelayanan di Warung Makan Kantin 23 menurut Kriteria
Penilaian (Tabel 3.2 Range Berdasarkan Kriteria Penilaian) dikatakan sangat setuju (SS)
dengan empaty yang ada di Warung Makan Kantin 23.
4.4.5 Responsiveness
Kriteria
No Pernyataan
SS S
1. karyawan di Kantin 23 cekatan dalam menangani menu 115 108
yang saya pesan (23 org) (27 org)
2. Saya tidak terlalu lama mengantri dalam memesanan 90 128
makanan ataupun minuman (18 org) (32 org)
3. Kantin 23 memiliki jam buka yang cepat, tepat dan sesuai 105 116
dengan keinginan anda (21 org) (29 org)
4. Saya puas dengan pelayanan yang cepat dan tepat yang 120 104
diberikan di Kantin 23 (24 org) (26 org)
Total 430 456
Jumlah 886
Persentase 88,6
Berdasarkan hasil diatas dari Tabel 4.5.5, respon konsumen terhadap mutu
pelayanan di Warung Makan Kantin 23 dari variable kualitas pelayanan yaitu dari 4
pertanyaan tentang Tangible yang menjawab dengan Kriteria Sangat Setuju (86 orang) dan
Setuju (114 orang) mendapatkan persentase sebesar 88,6%. Hal ini menunjukkan bahwa
respon konsumen terhadap mutu pelayanan di Warung Makan Kantin 23 menurut Kriteria
Penilaian (Tabel 3.2 Range Berdasarkan Kriteria Penilaian) dikatakan sangat setuju (SS)
dengan Tangible yang ada di Warung Makan Kantin 23
Berdasarkan hasil kuesioner dari variabel kualitas pelayanan didapatkan hasil pada
Tabel 4.6 sebagai berikut.
No Apsek Penilaian Persentase
1. Reliability (Kehandalan) 90,9
2. Assurance (Jaminan) 90,4
3. Tangible (Berwujud) 89,8
4. Empathy (Empati) 90,7
5. Responsiveness (Tanggapan) 88,6
Rata-rata 90,1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa responden yang berkunjung ke
Warung Makan Kantin 23 mayoritas berjenis kelamin laki-laki sebesar 54%, berusia
antara 14-22 tahun sebesar 66%, dan berstatus pelajar sebesar 38% dan frekuensi
kunjungan mayoritas >2 kali sebesar 78%.
2. Berdasarkan hasil kuesioner dari variabel kualitas pelayanan didapatkan reliability
(kehandalan) 90,9%, assurance (jaminan) 90,4%, tangible (berwujud) 89,8%, empathy
(empati) 90,7%, dan responsiveness (tanggapan) 88,6%. Dari kelima variabel tersebut
termasuk dalam kriteria penilaian yang Sangat Setuju (81-100%). Selain itu, variabel
kualitas pelayanan yang dominan adalah reliability terhadap kepuasaan konsumen di
Warung Makan Kantin 23 dan rata – rata kepuasan konsumen di Warung Makan Kantin
23 dari kelima variabel tersebut sebesar 90,1%. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
konsumen yang berkunjung ke Warung Makan Kantin 23 termasuk Sangat Setuju (SS).
5.2 Saran
1. Mempertahankan reliability yaitu kehandalan dalam menyediakan menu yang dipesan
oleh konsumen yang mencakup kemampuan dan pengetahuan yang dapat
meningkatkan kualitas pelayanan di Warung Makan Kantin 23.
2. Konsumen yang datang ke Warung Makan Kantin 23 berharap bahwa pemilik harus
dapat meningkatkan kualitas pelayanan terutama yang berkatian dengan tangible yaitu
lokasi dan dekorasi warung makan untuk lebih dipercantik.
3. Dengan meningkatkan kualitas pelayanan tersebut maka hal itu juga dapat
meningkatkan kepuasaan konsumen sehingga akan membawa keuntungan bagi
Warung Makan Kantin 23
DAFTAR PUSTAKA
Abectipub. (2011). Mengenal Jenis-Jenis Restaurant.http://www.scribd.com/doc/51450252/
Rumah-makan, diakses Mei 2011
Amir, M Taufiq. 2012. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada
Media Group.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13 Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 13.New Jersey: Pearson
Prentice Hall, Inc.
Lupiyoadi, Rambat. 2013. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi (Edisi 3). Jakarta:
Salemba Empat.
Meldarianda dan Lisan. 2010.Pengaruh Store Atmosphere terhadap Minat Beli Konsumen pada
Café Atmosphere Bandung. Jurnal. Vol17 (2), Hal 97- 108.
Nugroho, dan Puriarta. 2011. “Analisis Kualitas Pelayanan Terhadap kepuasan Pasien Kamar
Rawat Inap Kelas 2 pada Rumah Sakit Islam Jakarta”.AKTIVA, Volume 4 Nomor 7.
Ririn Tri Ratnasari, Mastuti H.Aksa .2011. Teori dan Kasus Manajeman Pemasaran Jasa. Edisi
1, Bogor : Ghalia Indonesia
Sari, Suci Wulan. 2015. “Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Di nDalem
Ngabean Resto”. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Solomon, M. R. (2011). Consumer Behavior, Having And Being, 9th ed. Upper Saddle River.
New Jersey:Person Education, Inc.
Susanta, Gatut dan M. Azrin Syamsuddin. (2009).Cara Mudah Menadirikan dan Mengelola
UMKM. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Sari, Indah A. (2012). Tingkat Kepuasan Konsumen Pada Mutu Pelayanan Rumah Makan .
Jurnal vol. 4, No.2. Medan: STIE Harapan Medan.