Perawat merupakan tenaga kerja kompeten yang harus siap menghadapi industri
kerja yang kian berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi tantangan bagi perawat di era revolusi industri 4.0 ini. Kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi seorang perawat dalam mencapai kesuksesan, melainkan kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien yang sesuai standar keperawatan. Kesuksesan sebuah negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 erat kaitannya dengan inovasi yang diciptakan oleh sumber daya yang berkualitas, sehingga perawat turut wajib dapat menjawab tantangan untuk menghadapi kemajuan teknologi dan persaingan dunia kerja di era globalisasi ini. Perawat harus mampu menciptakan iptek yang inovatif, adaptif, dan kompetitif sebagai konsep utama daya saing dan pembangunan bangsa di era revolusi industri 4.0. Terobosan inovasi ini akan berujung pada peningkatan produktivitas industri dan melahirkan perusahaan pemula berbasis teknologi. Rekonstruksi pola pikir yang responsif terhadap revolusi industri juga diperlukan, seperti desain ulang kinerja keperawatan dengan pendekatan human digital dan keahlian berbasis digital. Selain itu, mampu beradaptasi dengan revolusi industri 4.0 adalah salah satu cara yang dapat dilakukan perawat untuk meningkatkan daya saing terhadap kompetitor dan daya tarik bagi instansi kesehatan. Berbagai tantangan sudah hadir di pelupuk mata, sudah siapkah perawat menyiapkan diri di era revolusi industri 4.0 dan persaingan global. Perawat belakangan turut memiliki tantangan tersendiri di tengah globalisasi dan era digital atau industri 4.0. Perawat saat ini harus bisa mengimbangi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang berbasis teknologi. Perawat harus melek terhadap teknologi informasi dan mengutamakan keselamatan pasien untuk peningkatan mutu layanan terhadap pasien. Di era revolusi industri 4.0 ini, kompetensi ini wajib dimiliki oleh tenaga medis, khususnya perawat. 2. Aspek etik dan hukum dalam pelayanan asuhan keperawatan menuju era 5.0
3. Peran manajer keperawatan menuju era 5.0
Peran penting perawat adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
kepada pasien secara berkesinambungan. Dalam menghadapi era 5.0 ini, perawat milenial dituntut untuk mampu menciptakan, menerapkan dan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan professional serta dapat menyesuaikan teknologi dengan perawatan pasien. Pendidikan keperawatan di Indonesia juga perlu dikembangkan sehingga mengarah pada pembangunan sosial dan memiliki daya saing global. Perawat diharapkan dapat bersaing dan beradaptasi pada lingkungan yang berbasis teknologi sehingga pemberian pelayanan sampai kepada pasien dengan baik, teknologi yang semakin berkembang membuat ilmu keperawatan menjadi lebih kompleks dengan cara yang tidak bisa dibayangkan oleh generasi-generasi yang lalu. Saat ini kewajiban perawat tidak hanya bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik tetapi juga bagaimana menjadi innovator yang hebat. kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan kecemasan pada para perawat bahwa pelayanan keperawatan konvensional yang menekankan adanya tatap muka antara perawat dan pasien akan hilang Manajer keperawatan harus terus berinovasi menghadapi Era Society Evolution 5.0 sehingga dapat menyeimbangkan kebutuhan pelayanan dengan kemampuan yang dimiliki perawat. Seorang manajer keperawatan adalah pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk mendorong perubahan dalam lingkungan klinis dan mendukung adopsi serta penggunaan teknologi yang efektif. Manajer perawat harus menyadari bahwa teknologi kesehatan akan mengubah praktik keperawatan dan harus menciptakan program-program pengembangan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa perawat milenial akan memiliki kompetensi untuk mengatasi tantangan-tantangan teknologi ini