PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
EKSISTENSI MANUSIA
SESUAI DENGAN
AJARAN ISLAM
01
TEKNIK TEKNIK SIPIL 90002 Yenni Safrida, M.Pd.
(D21183EL)
Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ini akan Setelah mengikuti perkuliahan
membahas (1) tujuan manusia diharapkan mahasiswa dapat
diciptakan ke dunia, (2) fungsi memahahi (1) tujuan manusia
manusia sebagai makhluk Allah di diciptakan ke dunia, (2) fungsi
dunia yang meliputi memahami diri manusia sebagai makhluk Allah di
sendiri, kesadaran diri, dunia yang meliputi memahami diri
pengendalian diri, dan keunggulan sendiri, kesadaran diri,
serta potensi manusia sebagai pengendalian diri, dan keunggulan
mahluk. serta potensi manusia sebagai
mahluk.
Fitrah yang terlahir sejak terciptanya manusia merupakan modal dasar manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna di antara makhluk hidup lainnya. Potensi yang berupa fitrah ini
tidak akan berkembang jika tidak dibimbing dan dibina sedemikian rupa. Oleh karena itulah,
melalui mediasi pendidikanlah potensi yang sudah terlahir itu akan terbina dan akan
berkembang. Dengan demikian, mata kuliah agama Islam di kampus dalam hal ini pada
mahasiswa merupakan upaya untuk membimbing ummat menjadi manusia yang sadar akan
kedudukan dan potensinya di dunia ini sebagai hamba Allah.
Untuk Apa Kita Diciptakan Di Dunia Ini?
Kalimat ini merupakan kalimat yang sangat sederhana, namun memiliki jawabab yang
terkadang seseorang tidak memilikinya. Masih ada segelintir orang yang muncul dalam dirinya
pertanyaan seperti ini, bahkan belum ditemukan jawaban dari pertanyaan ini hingga sekiam
lama hidupnya. “Untuk tujuan apa sih, manusia diciptakan di dunia ini?”, demikian pertanyaan
yang selalu muncul dalam benak sebagian orang. Lalu ada pula orang yang sampai
menanyakan, “Mengapa kita harus beribadah?”
Keberadaan manusia sebenarnya sudah tercantum dalam ayat-ayat Alquran, berita
mengenai manusia, proses penciptaan manusia sampai tatanan kehidupan manusia pun sudah
diatur di dalam Alquran. Allah telah menmberi jawabanya-Nya jauh sebelum pertanyaan
tersebut hadir dalam benak manusia. Berikut ayat Alquran yang menjelaskan tujuan manusia
diciptakan ke dunia ini.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
Allah tidak hanya menciptakan manusia untuk memerintahkan makan, minum, melepas
lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan hanya dengan
tujuan seperti ini Allah menciptakan manusia. Tetapi, manusia diciptakan dengan tujuan besar
di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya. Bahkan bukan hanya
manusa tetapi juga para jin yang juga merupakan mahluk hidup dengan tujuan penciptaanya
untuk beribadah kepada Allah. Dalam ayat lain, Allah juga menjelaskan tujuan manusia
diciptkan ke dunia. Berikut kutipan Ayat Alquran yang menjelaskan hal yang sama.
Setelah mengetahui tujuan hidup manusi di dunia ini, perlu diketahui pula bahwa jika
Allah memerintahkan mausia untuk beribadah kepada-Nya, bukan berarti Allah butuh pada
manusia. Sesungguhnya, Allah tidak menghendaki sedikit pun rezeki dari makhluk-Nya dan Dia
pula tidak menghendaki agar hamba memberi makan pada-Nya. Allah lah yang Maha Pemberi
Rizki. Perhatikan ayat selanjutnya, kelanjutan surat Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Taala
berfirman yang artinya sebagai berikut.
“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi
rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)
Jadi, justru manusialah yang membutuh pada Allah. Justru manusia yang butuh melakukan
ibadah kepada-Nya. Seperti yang dijelaskan oleh seorang ulama Robbani yang sangat indah
dari, Ibnul Qoyyim rahimahullah tatkala beliau menjelaskan surat Adz Dzariyaat ayat 56-57.
“Beliau rahimahullah mengatakan,“Dalam ayat tersebut Allah Taala mengabarkan bahwa Dia
tidaklah menciptakan jin dan manusia karena butuh pada mereka, bukan untuk mendapatkan
keuntungan dari makhluk tersebut. Akan tetapi, Allah Taala Allah menciptakan mereka justru
dalam rangka berderma dan berbuat baik pada mereka, yaitu supaya mereka beribadah kepada
Allah, lalu mereka pun nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan pun akan
kembali kepada mereka.
Hal ini sama halnya dengan perkataan seseorang, “Jika engkau berbuat baik, maka
semua kebaikan tersebut akan kembali padamu”. Jadi, barangsiapa melakukan amalan soleh,
maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri. ” (Thoriqul Hijrotain, hal. 222; rumaysho.com).
Jelaslah bahwa sebenarnya kita lah yang butuh pada ibadah kepada-Nya karena balasan dari
ibadah tersebut akan kembali lagi kepada kita.
Mereka adalah contoh manusia atau kaum yang ingkar kepada Allah. Walaupun dari
segi keduniaan mereka telah mencapai kejayaan dan kesuksesan, tetapi mereka ini menurut
Allah adalah orang-orang yang gagal. Mereka adalah orang-orang yang Allah hinakan di dunia
dan di akhirat. Hal ini karena mereka gagal mengikuti perintah Allah. Sahabat di masa Nabi
Muhammad, walaupun keduniaannya jauh dari keduniaan dan kesuksesan kaum-kaum
terdahulu, tetapi mereka telah Allah nyatakan kesuksesannya (akan dibahas di modul 14).
Kekurangan pada seseorang bukanlah berarti kegagalan. Sahabat Amr bin Jamuh RA,
ia adalah seorang yang lemah dan cacat kakinya, tetapi ia telah sukses dunia dan akhirat
asbab pengorbanan yang dia lakukan untuk agama. Sahabat faham betul mengenai
pentingnya Iman dan Amal. Bilal RA secara status ia adalah seorang budak sebelum masuk
Islam, dan banyak disiksa, tetapi setelah agama wujud dalam diri Bilal R.A., langkah kakinya
saja dapat didengar oleh Nabi saw. di surga ketika Bilal R.A. masih hidup. Ini baru yang
namanya sukses dan jaya dunia dan akhirat.
Nabi saw. tidak dilahirkan di suatu kaum yang beradab dan mempunyai kebudayaan
yang tinggi seperti di China, Persia, atau di Romawi. Nabi Muhammad tidak dilahirkan di
zaman yang teknologi canggih seperti sekarang. Allah hanya meletakkan kejayaan dan
kesuksesan hanya dalam mentaati perintah-perintah-Nya. Di jaman yang paling Jahil dan
tidak beradab Nabi Muhammad dilahirkan dan membawa cahaya hidayah di tengah
kegelapan dan kemaksiatan. Sehingga, apa saja yang diusahakan oleh Rasulullah pada saat
itu membawa perubahan pada peradaban dunia.
Rasullullah saw. ketika itu berdakwah sendirian dari pintu ke pintu. Demi kerja dakwah
ini beliau melewati banyak kesusahan dan penderitaan. Beliau SAW dimusuhi, diboikot
keluarganya, dicaci maki, disakiti, namun ini tidak mengurangi kerja dakwah beliau. Bahkan
beliau ketika perintah Dakwah turun dari Allah, beliau SAW katakan kepada istrinya bahwa
kini sudah tidak ada waktu lagi untuk istirahat. Beliau pergi pagi dengan pakaian yang bersih
lalu pulang sore dengan pakaian yang kotor. Rasullullah SAW faham tentang pentingnya kerja
agama ini. Bahkan sampai-sampai Nabi SAW ditawarkan harta, jabatan, dan wanita oleh para
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-
orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.
Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Oleh karena itu, sebagai
makhluk yang paling mulia, sekaligus sebagai khalifah di muka bumi, manusia harus meyadari
terhadap tujuan hidupnya. Dalam konteks ini, alquran menjelaskan, bahwa manusia memiliki
beberapa tujuan hidup, di antaranya adalah sebagai berikut;
Ibadah merupakan ‘pulsa’ seorang hamba sebagai pengabdianya kepada Allah. Islam sendiri
merupakan tiket awal atau ‘kartu’ perdana yang harus dimiliki seorang hamba. Hal ini Allah
terangkan dalam Q.S. Albaqarah:208 sebagai berikut.
ۚ ات الشَّْيطَانِيَا أَيُّ َها الَّ ِذ
ِ السْل ِم َكافَّةً واَل َتتَّبِعوا خطُو
ِّ ين َآمنُوا ْاد ُخلُوا يِف
َ ُ ُ َ َ
Manusia adalah puncak ciptaan dan makhluk Allah yang tertinggi (QS. at-Tien ayat 4).
Di samping itu, Allah juga menegaskan bahwa manusia ditumbuhkan (diciptakan) dari bumi dan
selanjutnya diserahi untuk memakmurkannya (QS. al-An’am ayat 165). Dengan demikian,
seluruh urusan kehidupan manusia dan eksistensi alam semesta di dunia ini telah diserahkan
oleh Allah kepada manusia.
ِ ِ ِ ٍ ِ اب وإِنَّه لَغَ ُف
ِ ِ ك س ِر ِ
ٍ ض ُك ْم َف ْو َق َب ْع
ض َد َر َ ض َو َرفَ َع َب ْع َ يم ۗ َجات ليَْبلَُو ُك ْم يِف َما آتَا ُك ْم َو ُه َو الَّذي َج َعلَ ُك ْم َخاَل ئ
ِ ف اأْل َْر ٌ ور َرح
ٌ ُ َ يع الْع َق ُ َ َ َّإ َّن َرب
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Perintah memakmurkan alam, berarti perintah untuk menjadikan alam semesta sebagai
media mewujudkan kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Alquran menekankan bahwa
Allah tidak pernah tak perduli dengan ciptaan-Nya. Ia telah menciptakan bumi sebanyak Ia
menciptakan langit, yang kesemuanya dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan lahir dan
batin manusia. Ia telah menciptakan segala sesuatu untuk kepentingan manusia. Bintang
diciptakan untuk membantu manusia dalam pelayaran, bulan dan matahari diciptakan sebagai
dasar penanggalan. Demikian juga dengan realitas kealaman yang lainnya, diciptakan adalah
dengan membekal maksud untuk kemaslahatan manusia.
Untuk menjadikan realitas kealaman dapat dimanfaatkan oleh manusia, Allah telah
membekalinya dengan potensi akal. Di samping itu, Allah juga telah mengajarkan kepada
manusia terhadap nama-nama benda yang ada di alam semesta. Semua ini diberikan oleh
Allah adalah sebagai bekal untuk menjadikan alam semesta sebagai media membentuk
kehidupan yang sejahtera lahir dan batin. Dalam hal ini, Allah menegaskan bahwa manusia
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Allah menciptakan alam semesta ini dengan
pasti dan tidak ada kepalsuan di dalamnya (QS. Shod ayat 27). Oleh Karena itu, alam memiliki
eksistensi yang riil dan obyektif, serta berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap
(sunnatullah). Di samping itu, sebagai ciptaan dari Dzat yang merupakan sebaik-baiknya
pencipta (QS. al-Mukminun ayat 14), alam semesta mengandung nilai kebaikan dan nilai
keteraturan yang sangat harmonis. Nilai ini diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia,
khususnya bagi keperluan perkembangan sejarah dan peradabannya (QS. Luqman ayat 20).
Oleh karena itu, salah satu tujuan hidup manusia menurut alquran di muka bumi ini adalah
melakukan penyelidikan terhadap alam, agar dapat dimengerti hukum-hukum Tuhan yang
berlaku di dalamnya, dan selanjutnya manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-
hukumnya sendiri, demi kemajuan sejarah dan peradabannya.
Proses pemanfaatan alam semesta dalam kehidupan manusia diwujudkan dengan
perbuatan dan aktivitas riil yang memiliki nilai guna. Perbuatan atau aktivitas riil yang dijalankan
manusia dimuka bumi ini selanjutnya membentuk rentetan peristiwa, yang disebut dengan
“sejarah”. Dunia adalah wadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau rajanya.
Hidup tanpa sejarah adalah kehidupan yang dialami oleh manusia setelah kematian. Karena
dalam kehidupan pasca kematian manusia hanya diharuskan mempertanggungjawabkan
terhadap sejarah yang telah dibuat atau dibentuk selama dalam kehidupannya di dunia. Dengan
demikian, dalam kehidupannya di dunia, manusia juga memiliki tujuan untuk membentuk
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
daritanah.13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia
11 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik.15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar
akan mati.(QS. Al- Mu’minuun 23 : 12-15).”
Dari ayat di atas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap. Tahapan-
tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu pengetahuan
modern. Secara global, pentahapan itu dapat dijelaskan sebagai berikut : Sel telur yang belum
dibuahi diproduksi oleh organ wanita dan diletakan pada semacam tabung yang
disebut fallopian. Saat bersenggama, akan ada satu sperma laki-laki yang membuahi sel telur.
Sel telur yang dibuahi akan bergerak ke rahim (uterus)dan menempel pada dinding rahim.
Ketika menempel di dinding rahim, embrio akan berkembang sekitar 3 bulan.Setelah itu, terjadi
perkembangan janin selama kurang lebih 6 bulan pada masa persalinan.
Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fugsi tubuh dan
fisiologisnya. Fungsi kebinatangan di temukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang khas,
yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat
perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya. Pada primata (bangsa monyet)
yang lebih tinggi dapat di temukan intelegensi, yaitu penggunaan pikiran guna mencapai tujuan
yang diinginkan, sehinnag memungkinkan binatang melampaui pola kelakuan yang telah di
gariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen
dasar ekstensinya yang tertentu masih tetap sama.
Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk
yang memiliki karakter yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan
binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling
utama antara manusia dengan makhluk yang lain adalah dalam kemampuannya melahirkan
kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memilikinya, sedangkan binatang hanya
memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.
Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan
manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan menusia adalah kemampuan untuk bergerak di
darat, di laut maupun di udara. Sedan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas.
Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di air, namun tetap saja mempunyai
kterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain
di i surat al-Isra ayat 70.
Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia di