Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM

EKSISTENSI MANUSIA
SESUAI DENGAN
AJARAN ISLAM

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
TEKNIK TEKNIK SIPIL 90002 Yenni Safrida, M.Pd.
(D21183EL)

Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ini akan Setelah mengikuti perkuliahan
membahas (1) tujuan manusia diharapkan mahasiswa dapat
diciptakan ke dunia, (2) fungsi memahahi (1) tujuan manusia
manusia sebagai makhluk Allah di diciptakan ke dunia, (2) fungsi
dunia yang meliputi memahami diri manusia sebagai makhluk Allah di
sendiri, kesadaran diri, dunia yang meliputi memahami diri
pengendalian diri, dan keunggulan sendiri, kesadaran diri,
serta potensi manusia sebagai pengendalian diri, dan keunggulan
mahluk. serta potensi manusia sebagai
mahluk.

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


1 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
PEMBAHASAN

Fitrah yang terlahir sejak terciptanya manusia merupakan modal dasar manusia sebagai
makhluk yang paling sempurna di antara makhluk hidup lainnya. Potensi yang berupa fitrah ini
tidak akan berkembang jika tidak dibimbing dan dibina sedemikian rupa. Oleh karena itulah,
melalui mediasi pendidikanlah potensi yang sudah terlahir itu akan terbina dan akan
berkembang. Dengan demikian, mata kuliah agama Islam di kampus dalam hal ini pada
mahasiswa merupakan upaya untuk membimbing ummat menjadi manusia yang sadar akan
kedudukan dan potensinya di dunia ini sebagai hamba Allah.
Untuk Apa Kita Diciptakan Di Dunia Ini?
Kalimat ini merupakan kalimat yang sangat sederhana, namun memiliki jawabab yang
terkadang seseorang tidak memilikinya. Masih ada segelintir orang yang muncul dalam dirinya
pertanyaan seperti ini, bahkan belum ditemukan jawaban dari pertanyaan ini hingga sekiam
lama hidupnya. “Untuk tujuan apa sih, manusia diciptakan di dunia ini?”, demikian pertanyaan
yang selalu muncul dalam benak sebagian orang. Lalu ada pula orang yang sampai
menanyakan, “Mengapa kita harus beribadah?”
Keberadaan manusia sebenarnya sudah tercantum dalam ayat-ayat Alquran, berita
mengenai manusia, proses penciptaan manusia sampai tatanan kehidupan manusia pun sudah
diatur di dalam Alquran. Allah telah menmberi jawabanya-Nya jauh sebelum pertanyaan
tersebut hadir dalam benak manusia. Berikut ayat Alquran yang menjelaskan tujuan manusia
diciptakan ke dunia ini.
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Allah tidak hanya menciptakan manusia untuk memerintahkan makan, minum, melepas
lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan hidup. Ingatlah, bukan hanya dengan
tujuan seperti ini Allah menciptakan manusia. Tetapi, manusia diciptakan dengan tujuan besar
di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya. Bahkan bukan hanya
manusa tetapi juga para jin yang juga merupakan mahluk hidup dengan tujuan penciptaanya
untuk beribadah kepada Allah. Dalam ayat lain, Allah juga menjelaskan tujuan manusia
diciptkan ke dunia. Berikut kutipan Ayat Alquran yang menjelaskan hal yang sama.

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


2 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al
Mu’minun:115).
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan, “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan
hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya[?]”
(Madaarijus Salikin, 1/98; rumaysho.com) Jadi beribadah kepada Allah adalah tujuan
diciptakannya jin, manusia dan seluruh makhluk. Makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja
tanpa diperintah dan tanpa dilarang. Allah Taala berfirman,
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggungjawaban)?” (QS. Al Qiyamah: 36).

Setelah mengetahui tujuan hidup manusi di dunia ini, perlu diketahui pula bahwa jika
Allah memerintahkan mausia untuk beribadah kepada-Nya, bukan berarti Allah butuh pada
manusia. Sesungguhnya, Allah tidak menghendaki sedikit pun rezeki dari makhluk-Nya dan Dia
pula tidak menghendaki agar hamba memberi makan pada-Nya. Allah lah yang Maha Pemberi
Rizki. Perhatikan ayat selanjutnya, kelanjutan surat Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Taala
berfirman yang artinya sebagai berikut.
“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi
rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)

Jadi, justru manusialah yang membutuh pada Allah. Justru manusia yang butuh melakukan
ibadah kepada-Nya. Seperti yang dijelaskan oleh seorang ulama Robbani yang sangat indah
dari, Ibnul Qoyyim rahimahullah tatkala beliau menjelaskan surat Adz Dzariyaat ayat 56-57.
“Beliau rahimahullah mengatakan,“Dalam ayat tersebut Allah Taala mengabarkan bahwa Dia
tidaklah menciptakan jin dan manusia karena butuh pada mereka, bukan untuk mendapatkan
keuntungan dari makhluk tersebut. Akan tetapi, Allah Taala Allah menciptakan mereka justru
dalam rangka berderma dan berbuat baik pada mereka, yaitu supaya mereka beribadah kepada
Allah, lalu mereka pun nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan pun akan
kembali kepada mereka.
Hal ini sama halnya dengan perkataan seseorang, “Jika engkau berbuat baik, maka
semua kebaikan tersebut akan kembali padamu”. Jadi, barangsiapa melakukan amalan soleh,
maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri. ” (Thoriqul Hijrotain, hal. 222; rumaysho.com).
Jelaslah bahwa sebenarnya kita lah yang butuh pada ibadah kepada-Nya karena balasan dari
ibadah tersebut akan kembali lagi kepada kita.

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


3 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Untuk menambah wawasan mengenai penciptaan dapat dilihat beberapa video di dari
link di bawah ini.
https://www.youtube.com/watch?v=fGzowTIhr_A
https://www.youtube.com/watch?v=f7V06CzaCO8
https://www.youtube.com/watch?v=rumueiyXFVg

1. Tujuan Manusia Diciptakan ke Dunia


Kejayaan dan keberhasilan kehidupan dunia dan akhirat hanya terletak pada Agama.
Setiap orang memiliki standard yang berbeda terhadap kesuksesan. Padahal standard
kesuksesan seseorang ini telah Allah tetapkan, namun kita tidak mampu memikirkannya. Allah
telah jadikan sahabat dan kehidupan mereka sebagai model untuk ditiru. Walaupun secara
teknis cara hidup mereka berbeda dengan kita sekarang. Kesuksesan itu hanya terjadi bila
manusia ini dapat memasuki surganya Allah.
Kesuksesan hidup di dunia adalah kehidupan yang dapat mengantar manusia ini ke
surganya Allah Ta’ala. Jika kehidupan yang dijalani ini tidak dapat mengantar seseorang  ke
Surganya Allah, maka ini bukanlah kehidupan yang sukses. Tetapi ini kehidupan yang akan
mendatangkan kecelekaan, penderitaan, dan kemalangan lahir dan bathin, dunia dan akherat.
Dengan demikian, ukuran suksesnya hidup seseorang adalah pada hasil yang diperolehya,
yaitu syurganya Allah. Kalaupun ada kasus-kasus tertentu seperti kisah seorang PSK yang
masuk syurga akibat member minum seekor anjing yang kehausan, itunya hanya kasus. Tetapi
secara natural atau sunnatullah, seseorang yang berusaha hidup baik semasa hidupnya
tentunya akan baiknya pula ketika akhir hidupnya.
Sahabat masa Nabi Muhammad saw. kehidupannya lapar berhari-hari sampai perutnya
ditahan dengan batu, disiksa, baju tambalan, rumah kecil, tetapi justru mereka yang dinyatakan
telah sukses oleh Allah Ta’ala dalam Alquran. Sahabat dikejar-kejar musuh, meninggalkan
keluarga, harta benda, dan perdagangannya semua dilakukan demi kepentingan agama. Inilah
kehidupan orang-orang yang telah Allah ridha dan mereka ridha kepada Allah. Inilah orang-
orang yang sebenarnya memiliki misi dalam hidupnya, yaitu hidup dengan tujuan mati demi
Allah Taala.
Namun, berbanding terbalik dengan orang-orang yang memiliki ukuran kesusesan
hanya sukses dunia semata. Termasyur keajaan-kerajaan terdahulu yang memiliki kemajuan
yang pesat pada masanya. Sebut saja beberapa contoh orang-orang ‘sukses dunia’ berikut ini.
a. Firaun dan Namrud hidup sebagai Raja yang besar pada jamannya.
b. Qorun hidup sebagai pengusaha yang bergelimang harta.

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


4 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. PM Hamman seorang perdana mentri yang sukses karir politiknya.
d. Kaum Saba yang sukses dengan pertaniannya.
e. Kaum Ad yang sukses dengan ilmu kesehatannya.
f. Kaum Madyan yang sukses dengan perekonomiannya.
g. Kaum Tsamud yang sukses dengan teknologi perumahannya (Prof. Salman Khan,
dalam https://buyaathaillah.wordpress.com/bayan-prof-salman-khan/).

Mereka adalah contoh manusia atau kaum yang ingkar kepada Allah. Walaupun dari
segi keduniaan mereka telah mencapai kejayaan dan kesuksesan, tetapi mereka ini menurut
Allah adalah orang-orang yang gagal. Mereka adalah orang-orang yang Allah hinakan di dunia
dan di akhirat. Hal ini karena mereka gagal mengikuti perintah Allah. Sahabat di masa Nabi
Muhammad, walaupun keduniaannya jauh dari keduniaan dan kesuksesan kaum-kaum
terdahulu, tetapi mereka telah Allah nyatakan kesuksesannya (akan dibahas di modul 14).

Kekurangan pada seseorang bukanlah berarti kegagalan. Sahabat Amr bin Jamuh RA,
ia adalah seorang yang lemah dan cacat kakinya, tetapi ia telah sukses dunia dan akhirat
asbab pengorbanan yang dia lakukan untuk agama. Sahabat faham betul mengenai
pentingnya Iman dan Amal. Bilal RA secara status ia adalah seorang budak sebelum masuk
Islam, dan banyak disiksa, tetapi setelah agama wujud dalam diri Bilal R.A., langkah kakinya
saja dapat didengar oleh Nabi saw. di surga ketika Bilal R.A. masih hidup. Ini baru yang
namanya sukses dan jaya dunia dan akhirat.
Nabi saw. tidak dilahirkan di suatu kaum yang beradab dan mempunyai kebudayaan
yang tinggi seperti di China, Persia, atau di Romawi. Nabi Muhammad tidak dilahirkan di
zaman yang teknologi canggih seperti sekarang. Allah hanya meletakkan kejayaan dan
kesuksesan hanya dalam mentaati perintah-perintah-Nya. Di jaman yang paling Jahil dan
tidak beradab Nabi Muhammad dilahirkan dan membawa cahaya hidayah di tengah
kegelapan dan kemaksiatan. Sehingga, apa saja yang diusahakan oleh Rasulullah pada saat
itu membawa perubahan pada peradaban dunia.
Rasullullah saw. ketika itu berdakwah sendirian dari pintu ke pintu. Demi kerja dakwah
ini beliau melewati banyak kesusahan dan penderitaan. Beliau SAW dimusuhi, diboikot
keluarganya, dicaci maki, disakiti, namun ini tidak mengurangi kerja dakwah beliau.  Bahkan
beliau ketika perintah Dakwah turun dari Allah, beliau SAW katakan kepada istrinya bahwa
kini sudah tidak ada waktu lagi untuk istirahat. Beliau pergi pagi dengan pakaian yang bersih
lalu pulang sore dengan pakaian yang kotor. Rasullullah SAW faham tentang pentingnya kerja
agama ini. Bahkan sampai-sampai Nabi SAW ditawarkan harta, jabatan, dan wanita oleh para

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


5 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
petinggi Quraish untuk menghentikan kerja dakwah ini. Mereka beranggapan bahwa Nabi
SAW sudah keluar dari cara hidup leluhur mereka. Tapi apa kata Nabi SAW, walaupun
mereka mampu memberikan bulan di tangan kanan dan matahari di tangan kirinya, maka
itupun tidak akan bisa menghentikannya dari kerja dakwah. Nabi SAW faham bahwa
kebahagiaan dan kesuksesan bukan datang dari kebendaan dan kekuasaan yang kita miliki,
tetapi dari menjalankan perintah-perintah Allah. Nabi SAW telah menafikan semua kebendaan
demi usaha dakwah ini, sementara kini kita telah menafikan usaha dakwah ini demi
kepentingan dunia.
Harta dan jabatan bukanlah standard ukuran keberhasilan dan kegagalan seseorang
dalam menjalani hidup ini. Keberhasilan dan kegagalan hidup hanya dapat dilihat dari sejauh
mana manusia menjalankan perintah-perintah dan sejauh mana manusia mewujudkan cara
hidup Rasullullah SAW dalam kehidupannya. Seluruh kebendaan dan kenikmatan dunia ini
bukanlah tolak ukur kebahagiaan seseorang, tetapi 23 tahun kehidupan kenabian inilah satu-
satunya tolak ukur kebahagiaan yang telah Allah tetapkan. Inilah aturan dan ketetapan yang
Allah telah buat untuk manusia. Manusia kini sibuk bagaimana hidupnya dapat mempunyai
nilai, tetapi Allah telah jadikan kehidupan Nabi selama 24 jam sebagai tolak ukur nilai
kehidupan. Cara hidup selain yang dicontohkan Nabi saw., tidak ada nilainya disisi Allah.
Hanya apa yang dicontohkan oleh Nabi saw. yang bernilai di sisi Allah. Allah menciptakan
alam semesta (termasuk manusia) tidaklah dengan palsu dan sia-sia sepeti yang telah
dijelaskan Allah dalam Alquran surat Shad;27. Berikut ayatnya.

‫ار‬ َ ‫الس َماء َواأْل َ ْر‬


ِ ‫ض َو َما َب ْي َن ُه َما َباطِ اًل َذلِ َك َظنُّ الَّذِينَ َك َف ُروا َف َو ْيل ٌ لِّلَّذِينَ َك َف ُروا مِنَ ال َّن‬ َّ ‫َو َما َخلَ ْق َنا‬

Wamaa khalaqnassama'a wal'ardla wamaa baynahumaa baathilan dzalika dhannulladziina


kafaruu fawaylullilladziina kafaruu minannar(i)
Artinya:

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-
orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Oleh karena itu, sebagai
makhluk yang paling mulia, sekaligus sebagai khalifah di muka bumi, manusia harus meyadari
terhadap tujuan hidupnya. Dalam konteks ini, alquran menjelaskan, bahwa manusia memiliki
beberapa tujuan hidup, di antaranya adalah sebagai berikut;

1.1 Menyembah kepada Allah (beriman)

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


6 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Keberadaan manusia di muka bumi ini bukanlah ada dengan sendirinya. Manusia
diciptakan oleh Allah, dengan dibekali potensi dan infrastruktur yang sangat unik. Keunikan
dan kesempurnaan bentuk manusia ini bukan saja dilihat dari bentuknya, akan tetapi juga dari
karakter dan sifat yang dimiliki oleh manusia. Sebagai ciptaan, manusia dituntut memiliki
kesadaran terhadap posisi dan kedudukan dirinya di hadapan Tuhan.
Sebagai agama yang haq, Islam menegaskan bahwa posisi manusia di dunia ini
adalah sebagai ‘abdullah (hamba Allah). Posisi ini menunjukan bahwa salah satu tujuan hidup
manusia di dunia adalah untuk mengabdi atau beribadah kepada Allah. Yang dimaksud
dengan mengabdi kepada Allah adalah taat dan patuh terhadap seluruh perintah Allah,
dengan cara menjalankan seluruh perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya
dalam segala aspek kehidupan. Dalam hal ini, Allah Swt. menjelaskan dalam firman-Nya,
bahwa tujuan hidup manusia adalah semata-mata untuk mengabdi (beribadah) kepada-Nya
(QS. Adz-Dzariyat ayat 56 dan QS. Al-Bayyinah ayat 5).
ِ ِِ ِ ِ
َّ ‫يموا الصَّاَل َة َويُ ْؤتُوا‬
ۚ‫الز َكا َة‬
ُ ‫ِّين ُحَن َفاءَ َويُق‬ َ ‫َو َما أُم ُروا إِاَّل لَي ْعبُ ُدوا اللَّهَ خُمْلص‬
َ ‫ني لَهُ الد‬
‫ين الْ َقيِّ َم ِة َو‬ ِ ِ‫ٰذَل‬
ُ ‫كد‬ َ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

Ibadah merupakan ‘pulsa’ seorang hamba sebagai pengabdianya kepada Allah. Islam sendiri
merupakan tiket awal atau ‘kartu’ perdana yang harus dimiliki seorang hamba. Hal ini Allah
terangkan dalam Q.S. Albaqarah:208 sebagai berikut.
ۚ ‫ات الشَّْيطَانِيَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
ِ ‫السْل ِم َكافَّةً واَل َتتَّبِعوا خطُو‬
ِّ ‫ين َآمنُوا ْاد ُخلُوا يِف‬
َ ُ ُ َ َ

ٌ ِ‫إِنَّهُ لَ ُك ْم َع ُد ٌّو ُمب‬


‫ني‬

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,


dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu.”

Makan beribadah sebagaimana dikemukakan di atas (mentaati segala perintah dan


menjauhi larangan Allah) merupakan makna ibadah secara umum. Dalam tataran praktis,
ibadah secara umum dapat diimplementasikan dalam setiap aktivitas yang diniatkan untuk
menggapai keridlaan-Nya, seperti bekerja secara professional, mendidik anak, berdakwah dan
lain sebagainya. Dengan demikian, misi hidup manusia untuk beribadah kepada Allah dapat
diwujudkan dalam segala aktivitas yang bertujuan mencari ridla Allah (mardlotillah).
Sedangkan secara khusus, ibadah dapat dipahami sebagai ketaatan terhadap hukum
syara’ yang mengatur hubungan vertical-transendental (manusia dengan Allah). Hukum syara’
2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia
7 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ini selalu berkaitan dengan amal manusia yang diorientasikan untuk menjalankan kewajiban
‘ubudiyah manusia, seperti menunaikan ibadah shalat, menjalankan ibadah puasa, memberikan
zakat, pergi haji dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan hidup manusia yang
pertama adalah menyembah kepada Allah. Dalam pengertian yang lebih sederhana, tujuan ini
dapat disebut dengan “beriman”. Manusia memiliki keharusan menjadi individu yang beriman
kepada Allah (tauhid). Beriman merupakan kebalikan dari syirik, sehingga dalam kehidupannya
manusa sama sekali tidak dibenarkan menyekutukan Allah dengan segala sesuatu yang ada
dimuka bumi ini (Syirik).

1.2 Memanfaatkan alam semesta (beramal)

Manusia adalah puncak ciptaan dan makhluk Allah yang tertinggi (QS. at-Tien ayat 4).
Di samping itu, Allah juga menegaskan bahwa manusia ditumbuhkan (diciptakan) dari bumi dan
selanjutnya diserahi untuk memakmurkannya (QS. al-An’am ayat 165). Dengan demikian,
seluruh urusan kehidupan manusia dan eksistensi alam semesta di dunia ini telah diserahkan
oleh Allah kepada manusia.
ِ ِ ِ ٍ ِ ‫اب وإِنَّه لَغَ ُف‬
ِ ِ ‫ك س ِر‬ ِ
ٍ ‫ض ُك ْم َف ْو َق َب ْع‬
‫ض َد َر‬ َ ‫ض َو َرفَ َع َب ْع‬ َ ‫يم ۗ َجات ليَْبلَُو ُك ْم يِف َما آتَا ُك ْم َو ُه َو الَّذي َج َعلَ ُك ْم َخاَل ئ‬
ِ ‫ف اأْل َْر‬ ٌ ‫ور َرح‬
ٌ ُ َ ‫يع الْع َق‬ ُ َ َ َّ‫إ َّن َرب‬
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Perintah memakmurkan alam, berarti perintah untuk menjadikan alam semesta sebagai
media mewujudkan kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Alquran menekankan bahwa
Allah tidak pernah tak perduli dengan ciptaan-Nya. Ia telah menciptakan bumi sebanyak Ia
menciptakan langit, yang kesemuanya dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan lahir dan
batin manusia. Ia telah menciptakan segala sesuatu untuk kepentingan manusia. Bintang
diciptakan untuk membantu manusia dalam pelayaran, bulan dan matahari diciptakan sebagai
dasar penanggalan. Demikian juga dengan realitas kealaman yang lainnya, diciptakan adalah
dengan membekal maksud untuk kemaslahatan manusia.
Untuk menjadikan realitas kealaman dapat dimanfaatkan oleh manusia, Allah telah
membekalinya dengan potensi akal. Di samping itu, Allah juga telah mengajarkan kepada
manusia terhadap nama-nama benda yang ada di alam semesta. Semua ini diberikan oleh
Allah adalah sebagai bekal untuk menjadikan alam semesta sebagai media membentuk
kehidupan yang sejahtera lahir dan batin. Dalam hal ini, Allah menegaskan bahwa manusia

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


8 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
harus mengembara dimuka bumi, dan menjadikan seluruh fenomena kelaman sebagai
pelajaran untuk meraih kebahagian hidupnya (QS. Al-Ankabut ayat 20 yang artinya
“Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan
(manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu”)
Berdasarkan uraian di atas, maka sangat jelas bahwa dalam kehidupannya manusia
memiliki tujuan untuk memakmurkan alam semesta. Implementasi tujuan ini dapat diwujudkan
dalam bentuk mengambil i’tibar (pelajaran), menunjukan sikap sportif dan inovatif serta selalu
berbuat yang bermanfaat untuk diri dan lingkungannya. Dalam konteks hubungannya dengan
alam semesta, dalam kehidupannya manusia memiliki tujuan untuk melakukan kerja
perekayasaan agar segala yang ada di alam semesta ini dapat bermanfaat bagi kehidupannya.
Dengan kata lain, tujuan hidup manusia yang semacam ini dapat dikatakan dengan tujuan
untuk “beramal”.

1.3 Membentuk sejarah dan peradaban (berilmu)

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Allah menciptakan alam semesta ini dengan
pasti dan tidak ada kepalsuan di dalamnya (QS. Shod ayat 27). Oleh Karena itu, alam memiliki
eksistensi yang riil dan obyektif, serta berjalan mengikuti hukum-hukum yang tetap
(sunnatullah). Di samping itu, sebagai ciptaan dari Dzat yang merupakan sebaik-baiknya
pencipta (QS. al-Mukminun ayat 14), alam semesta mengandung nilai kebaikan dan nilai
keteraturan yang sangat harmonis. Nilai ini diciptakan oleh Allah untuk kepentingan manusia,
khususnya bagi keperluan perkembangan sejarah dan peradabannya (QS. Luqman ayat 20).
Oleh karena itu, salah satu tujuan hidup manusia menurut alquran di muka bumi ini adalah
melakukan penyelidikan terhadap alam, agar dapat dimengerti hukum-hukum Tuhan yang
berlaku di dalamnya, dan selanjutnya manusia memanfaatkan alam sesuai dengan hukum-
hukumnya sendiri, demi kemajuan sejarah dan peradabannya.
Proses pemanfaatan alam semesta dalam kehidupan manusia diwujudkan dengan
perbuatan dan aktivitas riil yang memiliki nilai guna. Perbuatan atau aktivitas riil yang dijalankan
manusia dimuka bumi ini selanjutnya membentuk rentetan peristiwa, yang disebut dengan
“sejarah”. Dunia adalah wadah bagi sejarah, dimana manusia menjadi pemilik atau rajanya.
Hidup tanpa sejarah adalah kehidupan yang dialami oleh manusia setelah kematian. Karena
dalam kehidupan pasca kematian manusia hanya diharuskan mempertanggungjawabkan
terhadap sejarah yang telah dibuat atau dibentuk selama dalam kehidupannya di dunia. Dengan
demikian, dalam kehidupannya di dunia, manusia juga memiliki tujuan untuk membentuk

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


9 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sejarah dan peradabannya yang baik, dan selanjutnya harus dipertanggungjawabkan di
hadapatn Tuhannya.
Urain dapat membentuk sejarahnya, manusia harus selalu iqra’ atau membaca alam
semesta. Dengan kata lain, manusia harus menjadikan alam semesta sebagai media
mengembangkan ilmu dan pengetahuannya. Oleh karena itu, tujuan manusia membentuk
sejarah dan peradaban ini dapat dikatakan sebagai tujuan menjadi manusia yang “berilmu”.
Berdasarkan uraian tentang tujuan-tujuan hidup manusia di atas, dapat ditarik benang
merah, bahwa menurut al-Qur’an manusia setidaknya memiliki 3 tujuan dalam hidupnya. Ketiga
tujuan tersebut adalah; pertama, menyembah kepada Allah Swt. (beriman). Kedua,
memakmurkan alam semesta untuk kemaslahatan (beramal) dan Ketiga, membentuk sejarah
dan peradabannya yang bermartabat (berilmu). Dengan kata lain, menurut alquran, tugas atau
tujuan pokok hidup manusia dimuka bumi ini sebenarnya sangatlah sederhana, yakni menjadi
manusia yang “beriman”, “beramal” dan “berilmu”. Keterpaduan ketiga tujuan hidup manusia
inilah yang menjadikan manusia memiliki eksistensi dan kedudukan yang berbeda dari makhluk
Allah lainnya. (https://hannanurfidyanti.wordpress.com/tujuan-allah-menciptakan-manusia/).

1.4 Tujuan individu dalam keluarga


Syaithan begitu berambisi dlm merusak sebuah keluarga. Berbagai upaya ditempuh utk
mencapai ambisi itu. Ini disebabkan keluarga merupakan pondasi bagi terbentuk masyarakat
muslim yg berkualitas. Setiap manusia tentu mendambakan keamanan dan mereka berlomba-
lomba utk mewujudkan dgn tiap jalan dan cara yg memungkinkan. Rasa aman ini lbh mereka
butuhkan di atas kebutuhan makanan. Karena itu Islam memperhatikan hal ini dgn cara
membina manusia sebagai bagian dari masyarakat di atas akidah yg lurus disertai akhlak yg
mulia. Bersamaan dgn itu pembinaan individu-individu manusia tdk mungkin dapat terlaksana
dgn baik tanpa ada wadah dan lingkungan yg baik. Dari sudut inilah kita dapat melihat nilai
sebuah keluarga. Keluarga dlm pandangan Islam memiliki nilai yg tdk kecil. Bahkan Islam
menaruh perhatian besar terhadap kehidupan keluarga dgn meletakkan kaidah-kaidah yg arif
guna memelihara kehidupan keluarga dari ketidakharmonisan dan kehancuran. Kenapa
demikian besar perhatian Islam? Karena tdk dapat dipungkiri bahwa keluarga adl batu bata
pertama utk membangun istana masyarakat muslim dan merupakan madrasah iman yg
diharapkan dapat mencetak generasi-generasi muslim yg mampu meninggikan kalimat Allah di
muka bumi.
Bila pondasi ini kuat lurus agama dan akhlak anggota mk akan kuat pula masyarakat
dan akan terwujud keamanan yg didambakan. Sebalik bila tercerai berai ikatan keluarga dan

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


10 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kerusakan meracuni anggota-anggota mk dampak terlihat pada masyarakat bagaimana
kegoncangan melanda dan rapuh kekuatan sehingga tdk diperoleh rasa aman.

1.5 Tujuan individu dalam masyarakat


Manusia adalah makhluk yang tidak dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada masa bayi sepenuhnya manusia tergantung kepada individu lain. Ia
belajar berjalan, belajar makan, belajar berpakaian, belajar membaca, belajar membuat sesuatu
dan sebagainya, memerlukan bantuan orang lain yang lebih dewasa. 
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia membutuhkan
kebersamaan dalam kehidupannya. Semua itu adalah dalam rangka saling memberi dan saling
mengambil manfaat. Orang kaya tidak dapat hidup tanpaorang miskin yang menjadi
pembantunya, pegawainya, sopirnya, dan seterusnya.Demikian pula orang miskin tidak dapat
hidup tanpa orang kaya yangmempekerjakan dan mengupahnya. Demikianlah seterusnya.
Allah berfirma yang artinya;
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya
(Q.S. Al-Araaf:96).”

1.6 Tujuan individu dalam bernegara


Secara umum Negara di artikan sebagai organisasi tertinggi di antara suatu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam daerah tertentu yang
mempunyai pemerintah yang berdaulat. Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang
kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan
yang berada di wilayah tersebut.
Setelah bermasyarakat, maka selanjutnya manusia juga bernegara. Apa tujuan menjadi
warga Negara? Kita ingin Negara kita menjadi Negara yang baik, yaitu negeri yang makmur
atau setiap saat mendapatkan rezeki yang cukup dan aman.

2. Fungsi dan Peran Manusia


Dalam surat al’mu’minun ayat 12-15Allah S.W.T berfirman yang artinya :

“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
daritanah.13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian
2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia
11 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta
yang paling baik.15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar
akan mati.(QS. Al- Mu’minuun 23 : 12-15).”

Dari ayat di atas ini diketahui bahwa perkembangan embrio terjadi secara bertahap. Tahapan-
tahapan yang digambarkan dua ayat ini sama persis dengan temuan ilmu pengetahuan
modern. Secara global, pentahapan itu dapat dijelaskan sebagai berikut : Sel telur yang belum
dibuahi diproduksi oleh organ wanita dan diletakan pada semacam tabung yang
disebut fallopian. Saat bersenggama, akan ada satu sperma laki-laki yang membuahi sel telur.
Sel telur yang dibuahi akan bergerak ke rahim (uterus)dan menempel pada dinding rahim.
Ketika menempel di dinding rahim, embrio akan berkembang sekitar 3 bulan.Setelah itu, terjadi
perkembangan janin selama kurang lebih 6 bulan pada masa persalinan.
Manusia tidak berbeda dengan binatang dalam kaitan dengan fugsi tubuh dan
fisiologisnya. Fungsi kebinatangan di temukan oleh naluri, pola-pola tingkah laku yang khas,
yang pada gilirannya ditentukan oleh struktur susunan syaraf bawaan. Semakin tinggi tingkat
perkembangan binatang, semakin fleksibel pola tindakannya. Pada primata (bangsa monyet)
yang lebih tinggi dapat di temukan intelegensi, yaitu penggunaan pikiran guna mencapai tujuan
yang diinginkan, sehinnag memungkinkan binatang melampaui pola kelakuan yang telah di
gariskan secara naluri. Namun setinggi-tingginya perkembangan binatang, elemen-elemen
dasar ekstensinya yang tertentu masih tetap sama.
Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk
yang memiliki karakter yang paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan
binatang, sehingga para pemikir menyamakan dengan binatang. Letak perbedaan yang paling
utama antara manusia dengan makhluk yang lain adalah dalam kemampuannya melahirkan
kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memilikinya, sedangkan binatang hanya
memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinctif.
Di banding makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu membedakan
manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan menusia adalah kemampuan untuk bergerak di
darat, di laut maupun di udara. Sedan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas.
Walaupun ada binatang yang dapat hidup di darat dan di air, namun tetap saja mempunyai
kterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain
di i surat al-Isra ayat 70.
Di samping itu manusia memiliki akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah
menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Oleh karena itu ilmunya manusia di

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


12 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lebihkan dari makhluk lainnya. Kelebihan manusia yang diberikan Allah juga membuat manusia
memiliki peran dan fungsi yang lebih mulia dari pada makhluk hidup lainnya. Berikut ini
beberapa fungsi manusia sperti yang telah diungkapkan oleh Sefreni, dkk. Sebagai berikut.
(1) Belajar, (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada
ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu dengan membaca.
(2) Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah
maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan
ilmu Allah adalah Alquran dan juga Al Bayan.
(3) Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk
disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu
agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi saw.
(4) Menjadi abdi Allah. Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi
kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi
kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau
melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah
Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum
dalam QS Az Dzariyat : 56“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembahKu”.
(5) Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan
misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk
memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai
Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang
pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang
telah diajarkan Rosulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman
sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah
yang mempusakai dunia ini.
Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut manusi perlu melakukan beberapa hal berikut
ini.

2.1 Memahami diri sendiri


 Mengenal diri sendiri adalah dasar dari kecerdasan spiritual. Oleh sebab itu, manusi
perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar seperti, siapakah diri kita? Untuk apa
kita diciptakan? Dari mana kita beasal? Dan ke mana kita akan kembali? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut perlu dipertanyakan agar seseorang memiliki bahan untuk mengintrospeksi
dirinya sendiri.

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


13 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Berikut ini beberapa langkah untuk mengenl diri sendiri, di antaranya adalah sebagai
berikut.
(1) Mencatat kelebihan dan kekurangan kita. Ambil waktu yang luang dan tenang untuk
melakukan hal ini. Lalu biarkan pikiran kita menjelajah masa lalu. Catat prestasi-
prestasi yang pernah kita lakukan, sifat-sifat kita yang baik atau yang kurang baik
atau kesukaan (hobi) yang kita miliki. Bisa juga kita minta bantuan orang yang kita
percayai dan mengenal diri kita secara dekat untuk ditanyai tentang apa sebenarnya
kelebihan dan kekurangan kita.
(2) Untuk membantu mengenal kelebihan dan kekurangan diri dekatkan diri kita kepada
Allah SWT. Dengan ibadah, Allah akan memberikan banyak hidayah kepada kita,
termasuk lebih mengenal diri sendiri.
(QS.59) Al-Hashr
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang
fasik.”

(3) Gunakan catatan itu untuk memperbaiki kekurangan kita. Sebaliknya, menggunakan


kelebihan yang kita miliki untuk merancang cita-cita yang sesuai dengan potensi
(kelebihan) yang kita miliki.
(4) Jangan lakukan mengenal diri hanya dengan mengenal kekurangan diri kita
saja. Sebabnya dampaknya membuat kita menjadi minder. Apalagi, jika kekurangan
tersebut adalah kekurangan yang dicapkan orang lain kepada kita. Jangan hidup
dengan label yang diberikan orang lain kepada kita padahal kita belum tentu seperti
itu. Misalnya, kita percaya bahwa kita orang malas hanya karena beberapa orang
mengatakan hal itu, padahal sebenarnya kita adalah orang yang rajin.
(5) Mengenal diri sebenarnya bukan hanya siapa diri kita pada saat ini, tapi juga siapa
diri kita di masa mendatang (konsep diri). Oleh sebab itu, kita bisa membentuk diri
kita seperti apa yang kita kehendaki. Caranya, masukkan terus menerus pikiran
positif seperti apa diri kita di masa mendatang. Yakin bahwa kita bisa berubah
seperti apa yang kita maui. Niscaya diri kita di masa mendatang akan lebih baik dari
diri kita di masa kini (terjadinya peningkatan kualitas diri).

2.2 Kesadaran diri sendiri


Kesadaran diri dalam al-Qur’an mengandung pengertian menemukan jati diri dengan
cara mendidik dan menghidupkan potensi-potensi fitrah dan internal yang ada pada wujud
2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia
14 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dirinya dan kemudian menjiwai (memahami dengan hati) hakikat-hakikat keberadaan dan
nama-mana serta sifat-sifat Ilahi. Jadi, zat atau esensi dan substansi diri manusia terletak pada
kesadaran akan jati dirinya karena kecintaan dan kerinduannya terhadap hal itu merupakan
fitrah dirinya.
Dengan demikian, kesadaran diri memiliki tingkatan dan cabang-cabang yang beragam
yang mana tingkatan sempurnanya itu adalah kesadaran diri irfani (sufistik) yang ia telah terkait
dan menyatu dengan hubungan dan korelasi manusia dengan realitas serta kesejatian
hakikinya yang tidak lain hal itu adalah khalifatullah.

2.3 Pengendalian diri


Perkembangan self control pada dasarnya sejalan dengan bertambahnya usia
seseorang. Semakin dewasa diharapkan mempunyai self control yang lebih baik dibanding saat
remaja dan anak-anak. Namun demikian beberapa kasus menunjukkan hal yang sebaliknya, di
mana beberapa permasalahan tersebut juga dilakukan oleh orang yang sudah dewasa.
Mahasiswa yang telah beranjak dewasa (bertambahnya usia dan ilmu) tentunya diharapkan
oleh masyarakat mempunyai self control yang lebih tinggi dibanding anak-anak SMA. Tentunya
akan aneh jika bertambahnya usia tidak diimbangi dengan kemampuan mengendalikan diri,
bahkan berbuat sesuka hati dengan membiarkan perilaku yang lebih mementingkan egosime
tanpa menghiraukan konsekuensi yang akan diperoleh.
Dalam pandangan Zakiyah Darajat bahwa orang yang sehat mentalnya akan dapat
menunda buat sementara pemuasan kebutuhannya itu atau dapat mengendalikan diri dari
keinginan-keinginan yang bisa menyebabkan hal-hal yang merugikan. Dalam pengertian yang
umum, pengendalian diri lebih menekankan pada pilihan tindakan yang akan memberikan
manfaat dan keuntungan yang lebih luas, tidak melakukan perbuatan yang akan merugikan
dirinya di masa kini maupun masa yang akan datang dengan cara menunda kepuasan sesaat.
Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2002), definisi kontrol diri atau self control adalah
kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah lakunya sendiri dan kemampuan untuk
menekan atau menghambat dorongan yang ada. Goldfried dan Merbaum, mendefinisikan
kontrol diri sebagai suatu kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan
mengarahkan bentuk perilaku yang dapat membawa individu kearah konsekuensi positif.
Kontrol diri merupakan satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu
selama proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat
dilingkungan yang berada disekitarnya, para ahli berpendapat bahwa kontrol diri dapat
digunakan sebagai suatu intervensi yang bersifat prefentif selain dapat mereduksi efek-efek

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


15 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
psikologis yang negatif dari stressor-stresor lingkungan. Disamping itu, kontrol diri memiliki
makna sebagai suatu kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan
lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai
dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi (Calhoun dan
Acocela, 1990).
Mengapa penting memiliki self control ? 
(1) Kontrol diri berperan penting   dalam hubungan seseorang dengan orang lain
(interaksi social). Hal ini dikarenakan kita senantiasa hidup dalam kelompok atau
masyarakat dan tidak dapat hidup sendirian. Seluruh kebutuhan hidup kita (fisiologis)
terpenuhi dari bantuan orang lain, begitu pula kebutuhan psikologis dan sosial kita.
Oleh karena itu agar kita dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup ini dibutuhkan
kerjasama dengan orang lain dan kerjasama dapat berlangsung dengan baik jika kita
mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang merugikan orang lain. 
(2) Kontrol diri memiliki peran dalam menunjukkan siapa diri kita (nilai diri). Seringkali
seseorang memberikan penilaian dari apa yang kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari dan kontrol diri merupakan salah satu aspek penting dalam mengelola
dan mengendalikan perilaku kita. Kontrol diri menjadi aspek yang penting dalam
aktualisasi pola pikir, rasa dan perilaku kita dalam menghadapai setiap situasi.
Seseorang yang dapat mengendalikan diri dari hal-hal yang negatif tentunya akan
memperoleh penilaian yang positif dari orang lain (lingkungan sosial), begitu pula
sebaliknya. 
(3) Kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi. Pengendalian diri dipercaya
dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hal ini
dikarenakan bahwa seseorang yang mampu menahan diri dari perbuatan yang
dapat merugikan diri atau orang lain akan lebih mudah focus terhadap tujuan-tujuan
yang ingin dicapai, mampu memilih tindakan yang memberi manfaat, menunjukkan
kematangan emosi dan tidak mudah terpengaruh terhadap kebutuhan atau
perbuatan yang menimbulkan kesenangan sesaat. Bila hal ini terjadi niscaya
seseorang akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


16 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Harun Nasution,1975,Pembaharuandalam Islam; SejarahPemikirandanGerakan, BulanBintang:


Jakarta.
https://rumaysho.com/342-untuk-apa-kita-diciptakan-di-dunia-ini.html
https://muslimah.or.id/7109-2-tujuan-penciptaan-manusia.html
https://hannanurfidyanti.wordpress.com/tujuan-allah-menciptakan-manusia/
https://buyaathaillah.wordpress.com/bayan-prof-salman-khan/
https://aristasefree.wordpress.com/tag/fungsi-dan-peranan-manusia-dalam-islam/
https://aristasefree.wordpress.com/tag/fungsi-dan-peranan-manusia-dalam-islam/

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


17 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Sumber : https://rumaysho.com/342-untuk-apa-kita-diciptakan-di-dunia-ini.html

2016 Nama Mata Kuliah Bahasa Indonesia


18 Nama Dosen Penyusun: Yenni Safida, M.Pd.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai