Anda di halaman 1dari 6

Nama : Riska Hidayanti

NIM : 183223009

Prodi/Semester : PMTK/2 (Dua)

Notasi Leibniz, Turunan Tingkat Tinggi, dan Pendiferensialan Implisit

A. Notasi Leibniz
1. Pertambahan
Jika nilai sebuah variabel x berganti dari x 1 ke x 2 maka x 2−x 1, perubahan dalam x,
disebut suatu pertambahan dari x dan biasanya dinyatakan oleh ∆ x. Perhatikan bahwa
∆ x tidak berarti ∆ kali x. Jika x 1=4 ,1 dan x 2=5 , 7 maka,
∆ x=x 2−x 1=5,7−4,1=1,6
Jika x 1=c dan x 2=c +h, maka
∆ x=x 2−x 1=c+ h−c =h
Berikutnya andaikan bahwa y=f (x ) menentukan sebuah fungsi. Jika x berubah
dari x 1 ke x 2, maka y 1 berubah dari y 1=f (x ¿¿ 1)¿ ke y 2=f ( x ¿¿ 2)¿. Jadi, bersesuaian
dengan pertambahan ∆ x=x 2−x 1 dalam x, terdapat pertambahan dalam y yang
diberikan oleh
∆ y = y 2− y 1=f ( x ¿¿ 2)−f ( x ¿¿ 1)¿ ¿
Contoh:
Andaikan y=f ( x )=2−x 2. Cari ∆ y bilamana x berubah dari 0,4 ke 1,3
Penyelesaian:
∆ y =f ( 1,3 )−f ( 0,4 )=¿
2. Lambang dy/dx untuk Turunan
Andaikan bahwa variabek bebas beralih dari x ke x +∆ x. Perubahan yang
bersesuaian dalam variabel tak bebas y, akan berupa
∆ y =f ( x +∆ x )−f (x)
dan perbandingan
∆ y f ( x+ ∆ x )−f ( x)
=
∆x ∆x
menggambarkan kemiringan talibusur yang

melalui , seperti diperlihatkan dalam

( x , f ( x))
gambar dibawah. Jika ∆ x →0, kemiringan talibusur ini mendekati kemiringan garis
singgung, dan untukk kemiringan yang belakangan ini Leibniz menggunakan lambang
dy/dx. Sehingga,
dy ∆y f ( x+ ∆ x )−f (x)
= lim = lim =f ' (x)
dx ∆ x→ 0 ∆ x ∆ x→ 0 ∆x

Leibniz menyebut dy/dx suatu hasil bagi dari 2 bilangan yang sangat kecil. Arti
perkataan sangat kecil tidak jelas, dan kita tidak akan memakainya. Tetapi, dy/dx
merupakan lambang baku untuk turunan. Pikirkan dy/dx sebagai lambang operator
dengan pengertian yang sama seperti Dx, dibaca “turunan terhadap x”.
3. Aturan Rantai Lagi
Andaikan bahwa y=f (u) dan u=g ( x). Dalam notasi Leibniz, aturan rantai
mengambil bentuk yang anggun atau dapat dikatakan mudah untuk diingat
dy dy du
=
dx du dx
Contoh:
Cari dy /dx jika y=¿¿
Penyelesaian:
Pikirkan x 3−2 x sebagai u. Maka y=u 12 dan
dy dy du
= =(12u11 )(3 x 2−2)
dx du dx
Jika y=f ( u ) ,u=g ( y ) ,dan y=h(x), maka
dy dy du du
=
dx du dv dx
4. Bukti Sebagian dari Aturan Rantai
Kita andaikan bahwa y=f (u) dan u=g ( x), bahwa g terdiferensialkan di x, dan
bahwa f terdiferensialkan di u=g ( x). Bilamana x menerima suatu pertambahan ∆ x,
maka pertambahan yang bersesuaian dalam u dan y akan diberikan oleh
∆ u=g ( x+ ∆ x ) −g(x)
∆ y =f ( g ( x+ ∆ x ) )−f ( g ( x ) )=f ( u+∆ u )−f (u)
Jadi,
dy ∆y ∆ y ∆u ∆y ∆u
= lim =¿ lim = lim ∙ lim ¿
dx ∆ x→ 0 ∆ x ∆ x→ 0 ∆ u ∆ x ∆x →0 ∆ u ∆x → 0 ∆ x

Karena g terdiferensialkan di x, maka ia kontinu di sana, sehingga ∆ x →0 memaksa


∆ u → 0. Karenanya
dy ∆y ∆ u dy du
= lim ∙ lim = ∙
dx ∆ x→ 0 ∆ u ∆ x → 0 ∆ x du dx
B. Turunan Tingkat Tinggi
Operasi pendiferensialan mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan sebuah
fungsi baru f '. Jika f ' sekarang kita didiferensialkan, kita masih menghasilkan fungsi
lain, dinyatakan olehf ' ' dan disebut turunan kedua dari f. Pada gilirannya ia boleh
diturunkan lagi, dengan demikian menghasilkan f ' ' ', yang disebut turunan ketiga, dst.
Sebagai contoh, andaikan
f ( x )=2 x 3−4 x 2+7 x−8
Maka
f ' ( x )=6 x 2−8 x +7
f ' ' ( x ) =12 x−8
f ' ' ' ( x )=12
f ' ' ' ' ( x )=0
Karena turunan dari fungsi nol adalah nol, maka semua turunan tingkat yang lebih tinggi
akan nol.
Tiga notasi untuk turunan (sekarang disebut juga turunan pertama) dari y=f (x ).
Mereka adalah
dy
f ' ( x ) Dx y
dx
masing-masing disebut, notasi aksen, notasi d, dan notasi Leibniz. Terdapat sebuah
variasi dari cara notasi aksen – yakni, y’ – yang kadang kala akan kita pakai juga. Semua
notasi ini mempunyai perluasan untuk turunan tingkat tinggi. Khususnya perhatikan
notasi Leibniz, yang walaupun ruwet – kelihatannya paling cocok untuk Leibniz. Yang
menurutnya lebih wajar daripada menuliskan
d dy d2 y
( )
dx dx
sebagai 2
dx
Cara penulisan (notasi) untuk turunan dari y=f (x )

Notasi Notasi
Turunan Notasi f ' Notasi D
y' Leibniz
dy
Pertama f ' ( x) y' Dx y
dx
d2 y
Kedua f ' ' ( x) y'' D2x y
dx 2
d3 y
Ketiga f ' ' ' (x) y''' D3x y
dx 3
d4 y
Keempat f ' ' ' ' ( x) y'''' D4x y
dx 4
d5 y
Kelima f (5) ( x ) y
(5 )
D5x y
dx 5
d6 y
Keenam f (6) (x ) y
(6 )
D6x y
dx 6
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮

n dn y
Ke-n (n)
f (x) y
(n )
D y
x
dx n
Contoh:
Jika y=sin2 x, cari d 3 y /dx 3 , d 4 y /dx 4 , dan d 12 y /dx12.
Penyelesaian:
dx
=2 cos 2 x
dy
d2 y 2
2
=−2 sin 2 x
dx
d3 y 3
3
=−2 cos 2 x
dx
d4 y 4
4
=2 sin 2 x
dx
d5 y 5
=2 cos 2 x
dx 5

d 12 y 12
12
=2 sin 2 x
dx
C. Pendiferensialan Implisit
Untuk mencari kemiringan garis singgung, hitung saja dx /dy
pada titik itu. Diferensialkan kedua ruas
persamaan y 3 +7 y=x 3 terhadap x dan samakan hasil-hasilnya. Setelah memakai Aturan
Rantai pada suku pertama, kita peroleh
dy dy
3 y 2 ∙ +7 =3 x 2
dx dx

Yang belakangan dapat diselesaikan untuk dx /dy sebagai berikut.

dy
( 3 y 3 +7 ) =3 x2
dx

dy 3 x2
= 3
dx 3 y +7

Perhatikan bahwa ungkapan kita untuk dx /dy mencakup x dan y, suatu kenyataan
yang sering menyusahkan. Tetapi, jika hanya ingin mencari kemiringan pada sebuah titik
di mana koordinatnya diketahui, tidak ada kesukaran. Di (2, 1),

dy 3(2)2 12 6
= 3
= =
dx 3 (1) +7 10 5

Contoh:

Cari dy /dx jika 4 x2 y−3 y =x3 −1.

Penyelesaian:

Metode 1:

y ( 4 x 2−3 )=x 3−1

x 3−1
y= 2
4 x −3

Jadi,
2 2 3
dy ( 4 x −3 ) ( 3 x )−( x −1)(8 x )
=
dx ¿¿

Metode 2: Aturan Hasilkali

dy dy
4 x2 ∙ + y ∙ 8 x−3 =3 x2
dx dx

dy
( 4 x 2−3 ) =3 x 2−8 xy
dx

dy 3 x 2−8 xy
=
dx 4 x 2−3
Gantikan y=(x 3−1)/(4 x¿¿ 2−3)¿ dalam ungkapan untuk dy /dx yang baru saja
diperoleh.

x 3−1
3 x 2−8 x
dy 3 x 2−8 xy 4 x 2−3 12 x 4−9 x2−8 x 4+ 8 x
= = =
dx 4 x 2−3 4 x 2−3 ¿¿¿

Anda mungkin juga menyukai