Mawaddatul Ummah-Fsh
Mawaddatul Ummah-Fsh
Skripsi
Oleh:
MAWADDATUL UMMAH
1112048000050
iv
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan Yang Maha Esa yang atas Rahmat dan
PK/Pdt/2011).” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga senantiasa
pengikutnya.
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak karena keterbatasan yang dimiliki
penulis, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
2. Drs. H. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H. Ketua Program Studi Ilmu
Hukum dan Drs. Abu Thamrin, S.H., M.Hum. Sekretaris Program Studi
kepada penulis
7. Kedua orang tua penulis Ayahanda Abd. Rozak S.Pd.I dan Ibunda
memberikan semangat serta kasih sayang yang begitu besar yang hanya
vi
Ujungharapan yang senantiasa memberikan doa dan motivasi dalam
8. H. Syahrul Fadil Lc, suami yang selalu memberikan doa dan semangat,
10. Anak kosan „‟Wanita Sholeha‟‟ Nur Aliyah, Wiwi Robiatul Adawiyah,
Futuha Arifin, Anisa Nur‟aini.serta adik kelasku tercinta Mita, Maya dan
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PERNYATAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian......................................................................13
viii
Menurut KUH Perdata .......................................................21
G. Resiko Medis.............................................................................36
KESALAHAN DIAGNOSA
Kedokteran .........................................................................45
ix
C. Pertanggungjawaban Petugas Pelayanan Kesehatan
Kedokteran ................................................................................47
NOMOR 515/PK/Pdt/2011
Nomor 515/PK/Pdt/2011...........................................................65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................78
B. Saran-Saran ...............................................................................81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan
1
Bahder Johan, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, (Jakarta, PT.
Rineka Cipta, 2005)h.5.
1
2
berupa hubungan hukum yang melahirkan hak dan kewajiban bagi kedua
terapeutik memiliki sifat dan objek yang khusus. Objek dari perjanjian
2
Oemar Seno Adji, Etika Profesional dan Hukum Pertanggung jawaban Pidana
Dokter, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 223.
3
Bahder Johan, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2005), h. 11
3
dimaksud.4
4
Azrul Azwar, Kesehatan Kini dan Esok, (Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia, 1990),
cet. ke-I, h. 20.
5
Amri Amir, Bunga Rampai Hukum Kesehatan, (Jakarta: Widya Medika, 1997), cet.
ke-I, h. VII.
4
yang melibatkan suatu Rumah Sakit, akibat dari pasien tidak puas atau
Hal ini pula yang menyebabkan masyarakat (pasien) tidak mau lagi
menerima begitu saja cara pengobatan yang dilakukan oleh pihak medis.
medis.6
merupakan suatu pertanda bahwa pada saat ini sebagian masyarakat belum
6
Soejami, Beberapa Permasalahan Hukum dan Medik, (Bandung , Citra Aditya, 1992), hal.
9.
5
Rumah Sakit Pondok Indah adalah salah satu rumah sakit yang
antara dokter dan Rumah Sakit antara lain:7 dokter sebagai (attending
masing dari pola hubungan kerja tersebut akan sangat menentukan apakah
rumah sakit harus bertanggung jawab, atau tidak terhadap kerugian yang
RSPI dimana bertindak selaku ketua tim adalah Prof. dr. Ichramsjah A.
7
Noor M Aziz , Laporan Penelitian Hukum Tentang Hubungan Tenaga Medik, Rumah
Sakit dan Pasien, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Jakarta, 2010 h- 39
6
tidak. Uji laboratorium yang dilakukan oleh Prof. dr. I Made Nazar.
kepada Prof. dr. Ichramsjah A. Rahman bahwa tumor tersebut tidak ganas
terakhir pada tanggal 16 Februari 2005 yang terindikasi ganas dan ternyata
Diperiksalah oleh dr. Mirza Zoebir dan didentifikasi bahwa pasien terkena
verdact typus. Kemudian dr. Mirza melakukan CT Scan bahwa ada yang
tidak beres di liver korban namun dr. Mirza menyatakan bahwa belum
Pada bulan Februari 2006, Ny. Sita pun kembali ke RSPI untuk
dan hasilnya adalah bawa Ny. Sita terkena Kanker liver stadium 4.
pasien kepada dr. Ichramsjah karna awalnya Ny. Sita ditangani oleh dr.
Ichramsjah.
7
kesimpulan yang diberikan oleh dokter, bahwa para dokter tersebut tidak
B. Identifikasi Masalah
tenaga medis?
515/PK/Pdt/2011?
8
1. Pembatasan Masalah
penelitian ini maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga
2. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Secara Praktis
Sakit.
b. Secara Akademis
bisnis.
tahun 2010 edisi pertama. Kesamaan dalam buku ini dengan penelitian
berdasarkan putusan.
11
hubungan antara konsep-konsep khusus yang ingin diteliti atau akan diteliti.
Pengertian yang akan diteliti dalam kerangka teoritis dan konseptual ini
digunakan adalah:
1. Kerangka Teoritis
a. Pelayanan Kesehatan
dengan baik. Selain itu orang yang sedang sakit (pasien) yang
kesehatan.8
b. Perlindungan Konsumen
kepada konsumen.
1. Diagnosa
8
Wila Chandrawila, Hukum Kedokteran, (Bandung, Mandar Maju, 2001) hal . 3
13
2. Medis
3. Rumah Sakit
kesehatan lainnya.
4. Pasien
G. Metode Penelitian
yang dicari dalam penelitian ini tidak lain adalah “pengetahuan” atau lebih
masyarakat.
2. Sifat Penelitian
3. Sumber Data
9
Fahmi M. Ahmadi, Jaenal Arifin, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2010), h-31
15
a. Data primer
Data primer adalah sumber data asli yang memuat informasi atau
b. Data sekunder
ini.
data, yaitu:
bidang masalah.
H. Sistematika Penulisan
Terbitan Tahun 2012. Adapun susunan dalam penelitian ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
KESALAHAN DIAGNOSA
515/PK/Pdt/2011
BAB V PENUTUP
LANDASAN TEORI
Konsumen
baru, sampai saat ini batasan hukum perlindungan konsumen masih beragam.
dirugikan oleh pelaku usaha. Dalam Undang- undang No. 8 Tahun 1999
benar apa saja yang masuk ke dalam materi keduanya. Juga, apakah kedua
1
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, (Bandung: PT.Citra
Aditya Bakti, 2006), h. 9.
19
20
cabang hukum itu identik. Posisi konsumen yang lemah maka ia harus
dilindungi oleh hukum. Salah satu sifat, sekaligus tujuan hukum itu adalah
masalah antara berbagai pihak satu sama lain berkaitan dengan barang
memiliki skala yang lebih luas meliputi berbagai aspek hukum yang
2
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Edisi Revisi 2006, (Jakarta:
Grasindo, 2006), h. 11.
3
AZ. Nasution,Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, (Jakarta: CV. Tiagra
Utama, 2002), h. 37.
21
kepentingan konsumen.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
jasa pelayanan medis ada ketentuan yang mengatur. Pada dasarya ketentuan
1365 KUH Perdata. Disamping itu pasal 1365 KUH Perdata berisikan
karenanya melanggar suatu norma hukum, hanya wajib membayar ganti rugi
22
sebagai berikut:
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaiannya atau
kurang hati-hatinya”.
memberikan ganti rugi kepada pihak yang menderita kerugian tersebut. Dalam
konsep dan teori dalam ilmu hukum,5 perbuatan yang merugikan tersebut
(1) Tidak ditepatinya suatu perjanjian atau kesepakatan yang telah dibuat
(2) Semata-mata lahir karena suatu perbuatan tersebut (atau yang dikenal
Salah satu tindakan tersebut adalah tindakan antara pelaku usaha dengan
4
Guwandi, J Malpraktek Medik. Jakarta: Universitas Indonesia, 1993.
5
Hermien Hadiati dan Keoswadji. Hukum dan Masalah Medik. Surabaya : Airlangga,
1984.
23
dapat berjalan dengan tertib, lancar, dan teratur serta mempunyai kepastian
hukum. Dapat dikatakan hak dan kewajiban yang satu dengan yang lain tidak
b. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
d. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;
g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
24
brang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya;
secara patut.
d. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila tidak terbukti secara hukum bahwa
diperdagangkan.
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta tidak
diskriminatif;
yang berlaku;
26
barang dan/jasa jasa tertentu, serta memberi jaminan dan/atau garansi atas
bersedia menerima klien itu sebagai pasien. Hubungan antara orang yang
pada umumnya bersifat tidak seimbang. Dokter berada di posisi paling kuat
dan pasien berada pada posisi yang paling lemah. Dalam hubungan yang
imbalan jasa dari pasien, dan pasien bersedia untuk memberikan imbalan
6
Dr. Ari Yunanto, Sp. A(K), IBCLC, SH, Helmi SH., Mhum. Hukum Pidana Malpraktik Medik
Tinjauan dan Presfektif Medikolegal, (Yogyakarta, CV. AND OFFSET, 2010) h.13
27
kewajiban dan hak yang harus terpenuhi akan tetapi sifat ketidak seimbangan
bersikap jujur dalam mengungkapkan apa yang dokter ingin ketahui, termasuk
hal yang bersifat pribadi, dan dokter juga bersikap jujur dalam upaya
menolong pasien. Selain itu dokter dapat dipercaya bahwa dapat menyimpan
semua rahasia pasien serta tidak mengungkapkan rahasia itu kepada siapapun
saling percaya ini sangat penting agar dokter dapat mencari penyelesaian yang
dikeluhkan pasien.7
a. Hak pasien
mempunyai hak dan kewajiban tertentu. Pada pasal 52, tentang hak
7
Dr. Ari Yunanto, Sp. A(K), IBCLC, SH, Helmi SH., Mhum. Hukum Pidana Malpraktik
Medik Tinjauan dan Presfektif Medikolegal, (Yogyakarta, CV. AND OFFSET, 2010) h.13
8
Chrisdiono M. Achadiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman, (Jakarta: EGC, 2007). H.6
28
standar profesi
9
Dr. Ari Yunanto, Sp. A(K), IBCLC, SH, Helmi SH., Mhum. Hukum Pidana Malpraktik
Medik Tinjauan dan Presfektif Medikolegal, (Yogyakarta, CV. AND OFFSET, 2010) h.20
10
Dr. Ari Yunanto, Sp. A(K), IBCLC, SH, Helmi SH., Mhum. Hukum Pidana Malpraktik
Medik Tinjauan dan Presfektif Medikolegal, (Yogyakarta, CV. AND OFFSET, 2010) h.21.
29
Sakit.
b. Kewajiban Pasien11
11
Chrisdiono M. Achadiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman, (Jakarta: EGC, 2007), h, 9-10
30
pasien memungkinkan.
5. Kewajiban berterus-terang
a. Hak Dokter
Selain itu juga memiliki hak yang berasal dari hak asasi manusia
seperti:12
12
Dr. Ari Yunanto, Sp. A(K), IBCLC, SH, Helmi SH., Mhum. Hukum Pidana Malpraktik
Medik Tinjauan dan Presfektif Medikolegal, (Yogyakarta, CV. AND OFFSET, 2010) h.24
32
b. Kewajiban Dokter
1. Kewajiban umum.
mempunyai kewajiban:
13
Chrisdiono M. Achadiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam Tantangan
Zaman, (Jakarta: EGC, 2007), h,11-12
14
Dr. Willa Chandrawila Supriadi, S.H, Hukum Kedokteran, (Anggota IKAPI : Mondar
Maju, 2001) h.9-10.
33
hubungan subyek hukum dan subyek hukum. Dokter sebagai subyek hukum
orang pribadi dan rumah sakit sebagai subyek hukum yaitu badan hukum.
Hubungan yang terbentuk adalah hubungan perdata pula, dimana timbul hak
bekerja sebagai karyawan dari Rumah Sakit dan menerima gaji dari Rumah
Sakit. Hubungan yang seringkali terjadi pada rumah sakit swasta adalah
hubungan kontraktual.
hukum dan subyek hukum. Diatur oleh kaidah-kaidah hokum perdata dan
memenuhi hubungan yang mengatur tentang hak dan kewajiban para pihak.
D. Informed Consent
yang efektif antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa
yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap pasien.15 Informed
consent sangatlah penting mengingat tidak ada yang dapat menduga hasil akhir
mengenai diagnosis penyakit pasien, terapi yang akan di lakukan serta resiko-
resikonya. Pasien secara bebas dapat menolak atau menyetujui terapi tersebut.
kerugian kepada pasien seperti luka, cacat dan meninggal maka dokter tidak
dapat dituntut selama memenuhi standar profesi dan standar prosedur karena
15
Budi Sampurna, dkk, Bioetik dan Hukum Kedokteran, (Jakarta:
Pustaka Dwipar, 2007), h. 79
16
Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan, (Depok: PT RajaGrafindo Persada,
2013), h. 99
35
6. Diagnosis.
dapat diberikan secara tertulis atau lisan, namun dalam praktik informed consent
dapat dilakukan secara diam, sikap pasrah.17 Persetujuan tertulis menjadi mutlak
terhadap terhadap praktik kedokteran yang memiliki resiko tinggi. Namun, dalam
kondisi tertentu seperti keadaan darurat, pasien tidak sadarkan diri dan dibawah
E. Transaksi Terapeutik
paling tepat bagi pasien oleh dokter dan tenaga kesehatan. Sedangkan menurut,
17
Veronika Komalawati, Peranan Informed Consent dalam Transaksi
Terapeutik, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2002), h.110
18
Cecep Triwibowo, Etika Hukum Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2014),
h.62
36
Bagi Para Dokter di Indonesia, maka yang di maksud dengan transaksi terapeutik
adalah hubungan antara dokter dan penderita yang dilakukan dalam suasana
percaya, serta senantiasa diliputi oleh segala emosi, harapan dan kekhawatiran
menyebutkan, suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau
lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih. Pengikatan diri antara
pasien dengan dokter diawal dengan persetujuan pasien terhadap pengobatan atau
suatu bentuk perikatan yang isi prestasinya adalah salah satu pihak (dokter) maka
cermatnya kepada pihak lain (pasien). Kewajiban pokok seorang dokter terhadap
pasiennya adalah inspanning, yakni suatu usaha keras dari dokter tersebut yang
19
Cecep Triwibowo, Etika Hukum Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2014),
h.62
20
Oemar Seno Adji, Etika Profesional dan Hukum Pertanggungjawaaban Pidana
Dokter, (Jakarta: Erlangga, 1991), h.109
37
pasien.21
resultaats karena objek perjanjian bukan hasil pelayanan medis oleh dokter,
tetapi tingkah laku atau perlakuan pelayanan medis yang di lakukan dokter.
F. Resiko Medis
Resiko medis merupakan suatu cedera yang terjadi dalam suatu tindakan
dokter telah melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi atau standar
prosedur dan/atau standar pelayanan medis yang baik, namun tetap terjadi cedera
pada pasien yang di luar dugaan. Keadaan semacam ini seharusnya disebut
dengan resiko medis, dan resiko ini terkadang dimaknai oleh pihak-pihak diluar
profesi kedokteran sebagai medical malpractice. Untuk katagori resiko medis ini,
dokter tidak bisa langsung disalahkan karena apa yang dilakukan sudah sesuai
21
Oemar Seno Adji, Etika Profesional dan Hukum Pertanggungjawaaban Pidana
Dokter, (Jakarta: Erlangga, 1991), h.109
22
Bahar Azwar, Sang Dokter, (Jakarta: Kesaint Blanc, 2002), h.50
23
Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h. 122
38
dengan standar profesi. Sedangkan untuk medical malpractice itu sendiri adalah
kesalahan dalam menjalankan profesi medis yang tidak sesuai dengan standar
profesi medik dan etika kedokteran dalam menjalankan profesinya. Untuk ini
24
Sri Siswati, Etika dan Hukum Kesehatan, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h. 122
BAB III
pemanfaat barang dan atau jasa, baik untuk diri sendiri maupun keluarga dan
makhluk lain.1 Barang dan jasa adalah setiap benda berwujud atau tidak,
Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pasien dalam hal
ini merupakan konsumen, pelaku usaha adalah dokter dan jasa merupakan
1
AZ. Nasution, dkk, Liku-Liku Perjalanan Undang-Undang Perlindungan Kosumen,
(Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 2011), h. 1
2
AZ. Nasution, dkk, Liku-Liku Perjalanan Undang-Undang Perlindungan Kosumen,
(Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, 2011), h. 1
3
Ahmadi Miru, Prinsip-Prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Di Indonesia,
(Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), h. 23
39
40
pelaku usaha.
sebagai konsumen jasa akibat tindakan medis yang dilakukan oleh dokter
sebagi pelaku usaha jasa dapat dituntut dengan sejumlah ganti rugi. Ganti
kerugian yang dapat dimintakan oleh korban kesalahan medis menurut Pasal
pengembalian uang penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara
4
Safitri Hariyani, Sengketa Medik: Alternatif Penyelesaian Perselisihan Antara Dokter
Dengan Pasien, (Jakarta: Diadit Media, 2005), h. 50
41
mengikat subjek hukum yang satu terhadap subjek hukum yang lain.7
pasien yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak. Disamping melahirkan
5
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen Di Indonesia, (Bandung: Citra
Aditya Bakti, 2014), h.146
6
Adami Chazawi, Malapraktik Kedokteran, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h.
41
7
Abdulkadir Muhamad, Hukum Perikatan, (Bandung: Penerbit Alumni, 1982),h. 5
42
prestasi berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam hal ini (in casu)
tidak berbuat salah atau keliru dalam perlakuan medis yang semata ditujukan
hukum. Kelompok pertama ialah perikatan yang lahir oleh suatu kesepakatan
dan kedua ialah perikatan yang lahir oleh undang-undang. Hubungan hukum
dokter untuk memberikan ganti rugi kepada korban kesalahan diagnosis atas
8
Adami Chazawi, Malapraktik Kedokteran, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h.
42
43
dengan ukuran tidak menyimpang dari standar profesi medis dan standar
diperjanjikan.
9
Adami Chazawi, Malapraktik Kedokteran, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h.
43
10
Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: PT Intermasa, 1985), h. 45
11
Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: PT Intermasa, 1985), h. 45
44
12
Adami Chazawi, Malapraktik Kedokteran, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h.
45
45
hukum, biasanya penggugat dan tergugat baru pertama kali bertemu ini
menuntut atas dasar wanprestasi saja. Karena dapat terjadi, dalam kejadian
mungkin terjadi pada waktu yang sama menimbulkan juga suatu perbuatan
melanggar hukum.
perbuatan yang sah atau dan perbuatan melawan hukum. Maksud dari
undang-undang.
melawan hukum.
13
Chazawi, Malapraktik Kedokteran, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h 61
47
kesalahannya.
14
Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta:
Pradnya Paramita, 1996), h.346
15
Sampurna, dkk, Bioetik dan Hukum Kedokteran, (Jakarta: Pustaka Dwipar, 2007), h.
101
48
tanggunggannya.
Negara yang berwenang untuk menentukan ada atau tidaknya kesalahan yang
dilakukan dokter atau dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran
49
atau kedokteran gigi dan menetapkan sanksi bagi dokter atau dokter gigi yang
dinyatakan bersalah.16
Jika sidang pemeriksaan disiplin dokter atau dokter gigi selesai maka
berupa:17
a. Peringatan tertulis.
dalam bentuk :
1(satu) tahun.
16
Eka Julianta J Wahjoepramono, Konsekuensi Hukum Dalam Profesi Medik, (Bandung:
Karya Putra Darwati, 2012), 301
17
Eka Julianta J Wahjoepramono, Konsekuensi Hukum Dalam Profesi Medik, (Bandung:
Karya Putra Darwati, 2012), 301
50
kedokteran.
seorang dokter dan seorang dokter gigi mewakili asosiasi Rumah Sakit dan
Medis
18
Eka Julianta J Wahjoepramono, Konsekuensi Hukum Dalam Profesi Medik, (Bandung:
Karya Putra Darwati, 2012), h. 317
19
Eka Julianta J Wahjoepramono, Konsekuensi Hukum Dalam Profesi Medik,
(Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 317
51
kesehatan.
sakit.
dan negara kita sampai kini masih berlaku berdasarkan KUHPer Pasal
kesehatan baik oleh dokter maupun oleh perawat dan tenaga kesehatan
20
Cecep Triwibowo, Etika Hukum Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2014),
h.231-232
21
Cecep Triwibowo, Etika Hukum Kesehatan, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2014), h.232
52
pemberian pelayanan “cure and care” yang tidak lazim atau dibawah
standar.
tersebut selalu harus berada didalam keadaan aman dan siap pakai
Hal ini diatur dalam 1369 KUHPer tentang tanggung jawab pemilik
terhadap gedung
perbuatan yang dilakukan oleh dokter di rumah sakit tersebut. Rumah sakit
pelayanan medis di rumah sakit tersebut dapat terselenggara dengan baik dan
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di Rumah Sakit.” Oleh karena itu, pada praktiknya apabila
22
Budi Sampurna, dkk, Bioetik dan Hukum Kedokteran, (Jakarta: Pustaka Dwipar,
2007), h. 146
53
NOMOR 515/PK/Pdt/2011
A. Posisi Kasus
merupakan kasus antara Pitra Azmirla dan Damitra Almira (dalamhal ini
sebagai penggugat) selaku anak dari Almarhum Ny. Sita Dewati Darmoko
Melawan 1. PT. Guna Mediktama (dalam hal ini sebagai tergugat I) yang
beralamat di Jl. Metro Duta Kav. UE Pondok Indah Jakarta Selatan. 2. Dr.
beralamat di Jl. Metro Duta Kav. UE Pondok Indah Jakarta Selatan. 3. Prof.
Dr. Ichramsjah A Rachman, Sp.Og. (dalam hal ini sebagai tergugat III)
beralamat di Jl. Metro Duta Kav. UE Pondok Indah Jakarta Selatan. 4. Prof.
Dr. I Made Nazar, SpPA (dalam ini sebagai tergugat IV) beralamat di Jl.
Metro Duta Kav. UE Pondok Indah Jakarta Selatan. 5. Dr. Emil Taufik,
SpPA, (dalam hal ini sebagai tergugat V) beralamat di Jl. Metro Duta Kav.
UE Pondok Indah Jakarta Selatan. 6. Dr. Mirza Zoebir, SpPD, (dalam hal ini
sebagai tergugat VI) beralamat di Jl. Metro Duta Kav. UE Pondok Indah
Jakarta Selatan. Dr. Bing Widjaja, SpPK (dalam hal ini sebagai tergugat VII)
beralamat di Jl. Metro Duta Kav. UE Pondok Indah Jakarta Selatan. Dan
Komite Medik Rumah Sakit Pondok Indah (dalam hal ini sebagai turut
tergugat) beralamat di Jl. Metro Duta Kav. UE Pondok Indah Jakarta Selatan.
54
55
disebut RSPI), bahwa operasi dilakukan oleh Team Dokter RSPI dimana
(tergugat II) dan Prof. Dr. I Made Nazar (tergugat IV). Setelah tindakan
laboratorium Pathologi guna mengetahui apakah tumor itu ganas atau tidak.
ganas dan ternyata hasil tersebut tidak disampaikan oleh para tergugat kepada
masih berkesimpulan tidak terdapat indikasi tumor ganas pada diri pasien.
ke RSPI karena kondisi pasien makin kritis, suhu tubuhnya tinggi dan
oleh Dr. Mirza Zoebir dimana hasil pemeriksaan tidak jelas, menurutnya
Verdact Typus, namun melihat Medical Record pasien yang baru dioperasi
Februari 2005 maka Dr. Mirza Zoebir memberi saran dan tindakan-tindakan
sebagai berikut.
Karena menurut Dr. Mirza Zoebir ada sesuatu di lever pasien tetapi
dirasakan bahkan ada benjolan yang sangat terasa disebelah kiri perut.
Pasien kemudian membuat janji dengan Dr. Hermansyur, dan setelah kedua
sangat kecewa atas sikap dan pelayanan yang diberikan para tegugat yang
tidak menunjukan sikap profesionalitas dan tanggung jawab. Dalam hal ini
kepada para tergugat, tapi hasil yang didapat jauh dari yang diharapkan.
pindah ke Rumah Sakit yang baru, sampai akhirnya bertemu dengan Dr. Aru
yang menangani penyakit pasien, atas saran Dr. Aru pasien harus melakukan
Conclusion:
section:
Lalu disimpulkan bahwa hasilnya terdapat tumor ganas pada diri pasien,
dan selanjutnya atas persetujuan Dr. Aru dan para penggugat disepakati
penurunan daya ingat yang dialami pasien, Dr. Aru melakukan CT Scan
Brain.
oleh pasien, bahkan para dokter di RSPI tersebut lari dari tanggung jawabnya.
Mediktama sebagai pelayan medis selaku pemilik dan pengelola RSPI kurang
tanggap:
1. Pertimbangan Hakim
hukum, disamping itu juga mengandung manfaat bagi para pihak yang
teliti, baik, dan cermat.1 Pada kasus ini Majelis Hakim Mahkamah Agung
mestinya.
kasus a quo
1
Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004), h.140
61
2. Putusan Hakim
1. Dalam Eksepsi
beralaskan.
2. Dalam provisi :
diterima sebagian.
4. Dalam Konvensi:
62
5. Dalam Rekonvensi.
ganti rugi materil dan imateril kepada para penggugat yaitu sebesar
asas bebas, jujur dan tidak memihak di suatu sidang pengadilan, dengan
hal menjalankan tugas pokok hakim tersebut pasal 5 ayat (1) UU No. 48
agar putusan hakim dan hakim konstitusi sesuai dengan hukum dan rasa
2
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h.52
63
hukum yang konkret. Lebih konkret lagi dapat dikatakan bahwa penemuan
peraturan hukum (das sollen) yang bersifat umum dengan mengingat akan
atau penafsiran ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu secara:
3
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h.27
4
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta:
Liberty, 2007), h.37
5
Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, (Yogyakarta: Liberty,
2007), h.7
64
tidak ada peraturan yang mengatur secara khusus mengenai peristiwa yang
analogi. Pada analogi, peristiwa yang berbeda namun serupa, sejenis atau
dalam konteks perdata diatur dalam pasal 1362 KUH Perdata atau
Burgerlijk Wetboek (“BW”), dalam Buku III BW, pada bagian “Tentang
berbunyi:
Profesional Dokter dan Dokter Gigi terdiri dari 28 bentuk, dimana bentuk
b. Tidak merujuk pasien kepada dokter atau dokter gigi lain yang
tersebut.
66
praktik kedokteran.
yang tidak sah atau berpraktik tanpa memiliki surat izin praktik
berlaku.
D. Analisis Putusan
Nomor: 515 PK/ Pdt/ 2011 yang memutus sengketa antara Pitra Azmirla dan
Damitra Almira selaku keluarga dari pasien dengan Rumah Sakit Pondok
sakit lain dan mendapatkan hasil diagnosis yang berbeda yakni pasien
dokter Rumah Sakit Pondok Indah tidak salah maka pasien dapat
dan bukan tumor jinak. Para dokter yang tidak teliti dalam melakukan
dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik
disebutkan pengaduan “Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
perdata ke pengadilan.
Nomor 4 Tahun 2011 tentang disiplin profesional dokter dan dokter gigi
ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam
sanksi.
Rumah Sakit Primier tidak memiliki surat izin praktik. Pada poin pertama,
consent). Dokter dalam hal ini telah melakukan usaha yang sebaik-baiknya
pasien ke Rumah Sakit Harapan Kita karena merupakan rumah sakit khusus
lain yang mempunyai keahlian dan kemampuan yang lebih baik apabila
pasien memburuk lalu pada akhirnya baru merujuk pasien ke rumah sakit
MENKES/ PER/ III/ 2008 yaitu isi rekam medis yang lengkap dan bukan
dan (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/ MENKES/ PER/ III/ 2008
yang pada pokonya menyebutkan bahwa isi rekam medis yang dapat diberi,
dicatat atau dicopy oleh pasien adalah dalam bentuk ringkasan medis.
adanya putusan yang diberikan oleh MKDKI dan majlis hakim menganggap
atau tidak maka perlu dianalisis alasan dari tuntutan penggugat yang pada
pengobatan apapun.
Tujuh Ratus Tiga puluh Empat Ribu Tujuh Ratus Tujuh belas) tapi
pada hasil PA terakhir tidak diberitahukan kepada pasien, dan pasien pun
penulis Dr. Hermansyur bukannya menangani dan mencari solusi, tetapi Dr.
karena penanganan awal dilakukan oleh Prof Dr. Ichramsjah dan dia pun
mempunyai itikad baik kepada pasien dan tidak bersikap profesional dalam
pasien) .
tidak menyatakan secara rinci dengan disertai bukti-bukti yang sah yang
juga harus dapat secara rinci dan berdasarkan bukti-bukti yang sah
perbuatan melawan hukum tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat dari
merugikan orang lain, tidak dikatakan berdasarkan atas suatu hak dan
karena itu dia diwajibkan mengganti kerugian, tetapi hak tersebut haruslah
harus dinyatakan dalam suatu penjelasan yang rinci dengan didukung oleh
bukti-bukti yang sah telah juga dianut oleh hukum acara di Indonesia dan
juga dianut oleh peradilan di Indonesia ini, hal ini dibuktikan dengan
adanya: putusan Mahkamah Agung No. 550 K/SIP/1979 tanggal 8 Mei 1980
6
Prof. Dr. R Wirjono Prodjodikoro, SH. Hukum Acara Perdata Indonesia, Edisi ke 9,
Sumur Bandung : 1984 h. 16
74
diperinci, lagi pula belum diperiksa oleh Judex Fecti. Gugatan ganti rugi
tersebut tidak dapat diterima. Dan dalam hal ini tergugat menyatakan
yaitu:7
praktik kedokteran.
tanpa wewenang.
7
Adami Chazawi, Malaraktik Kedokteran, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 11
75
melawan undang-undang;
kesengajaan.
Islam juga menghukum orang yang beriman yang baik dengan sengaja
ْخطَأً فَتَحْزِيزُ رَقَبَةٍ ُمإْمِنَ ٍة ًَدِيَة ُمَََّممَة ئِلَ أَىَِّْوِ ئِال أَن
َ خطًَأ ًَمَهْ قَتَلَ ُمإْمِنًا
َ ًَمَا كَانَ لِ ُمإْمِهٍ أَنْ يَقْتُلَ ُمإْمِنًا ئِال
يَّصمّدمقٌُا فَاِنْ كَانَ مِهْ َقٌْمٍ عَ ُّدًٍ لَكُ ْم ًَ ُىٌَ ُمإْمِه فَتَحْزِيزُ رَقَبَةٍ ُمإْمِنَةٍ ًَئِنْ كَانَ مِهْ َقٌْمٍ بَيْنَكُ ْم ًَبَيْنَيُمْ مِيثَاق فَّدِيَة
ُمَََّممَة ئِلَ أَىَِّْوِ ًَتَحْزِيزُ رَقَبَةٍ مُإْمِنَةٍ فَمَهْ لَمْ يَجِّدْ فَّصِيَامُ شَيْزَيْهِ مُتَتَابِعَيْهِ تٌَْبَةً مِهَ الَّموِ ًَكَانَ الَّموُ عََِّيمًا حَكِيمًا
berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepada Allah. Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(Q.S. An-Nisa/4: 92)
عظِيمًا
َ ضبَ الَّموُ عَََّيْ ِو ًَلَعَنَ ُو ًَأَعَّدم لَوُ عَذَابًا
ِ ًََمَهْ يَقْتُلْ ُمإْمِنًا مُتَعَمِّّدًا فَجَزَا ُؤهُ جَيَنممُ خَالِّدًا فِييَا ًَغ
Dalam surat An-Nisa 92-93 telah secara tegas dijelaskan larangan dan
Sita Dewati Darmoko. Dalam Pasal 1366 KUHPer juga menjelaskan bahwa
setiap orang (dokter) tidak hanya bertanggung jawab atas setiap perbuatan-
Kesalahan dari dokter yang tidak menangani pasien lebih lanjut ketika
dokter di RSPI. Dan dalam hal ini dokter tidak melakukan itikat baik dalam
kerugian yang dialami oleh penggugat. Hal ini diatur dalam Pasal 1370
kematian seseorang karena kurang hati-hatinya orang lain, suami atau istri
nafkah dan pekerjaan korban, berhak menuntut ganti rugi yang harus dinilai
dari para dokter dan RSPI selaku Tergugat dengan melakukan gugatan
dilakukan menjadi tidak valid dan tidak jelas arahnya, biaya yang
tujuh puluh dua juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus
tujuh belas).
kesehatan dan Prof. Dr. Ichramsjah, Dr. Hermansyur, Prof Dr. I Made
79
Nazar, Dr Emil Taufik, Dr. Mirza Zoebir Dr. Bing Widjaja selaku petugas
PENUTUP
A. Kesimpulan
1362 KUHPerdata.
80
81
yang dilakukan oleh dokter di RSPI dan dalam hal ini dokter tidak
oleh penggugat. Hal ini diatur dalam Pasal 1370 KUHPer yang
B. Saran
83
malapraktik.
5. Kepada para Hakim, untuk lebih cermat dan teliti dalam mengambil
DAFTAR PUSTAKA
Adji Seno Oemar, Prof, Etika Profesional dan Hukum Pertanggung jawaban
Pidana Dokter,(Jakarta; Erlangga, 1991)
Al-Zuhailiy Wahbah, Ushul fiqh al-Islamiy, (Beirut: Dar al-Fikr, 1986), Jilid I
Ahmadi M, Fahmi, Jaenal Arifin, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah, 2010).
Ali Ahmad, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis),
(Jakarta: PT Gunung Agung, 2002),
Amir Amri, Bunga Rampai Hukum Kesehatan, Widya Medika Jakarta 1997
Azwar Azrul, Kesehatan Kini dan Esok, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia 1990
Rifai Ahmad, Penemuan Hukum oleh Hakim, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011)
Yunanto Ari, Helmi. Hukum Pidana Malpraktik Medik Tinjauan dan Presfektif
Medikolegal, (Yogyakarta, CV. AND OFFSET, 2010)
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
P U T U S A N
a
R
Nomor : 515 PK/Pdt/2011
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
MAHKAMAH AG UNG
memeriksa perkara perdata dalam peninjauan kembali telah memutuskan sebagai berikut
do
gu dalam perkara :
1. PITRA AZMIRLA ;
In
A
2. DAMITRA ALMIRA, keduanya bertempat tinggal di Jalan
Cilandak Tengah No. 19, Cilandak, Jakarta Selatan Selatan;
ah
lik
SH.,MH.Kes, dkk, Advokat dari HNW Advocates and Legal
Consultants, berkantor di Jakarta Selatan, Patra Office Tower
m
ub
17th floor 1702, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 32-34,
Jakarta Selatan Selatan, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal
ka
2 Mei 2011 ;
ep
Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon
ah
si
melawan :
1 PT. BINARA GUNA MEDIKTAMA, berkedudukan di Jalan
ne
ng
do
gu
Selatan Selatan ;
3 Prof. Dr. I MADE NAZAR, SpPA, bertempat tinggal di Jalan
In
A
lik
ub
dan
R
s
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1 KOMITE MEDIK RUMAH SAKIT PONDOK INDAH,
a
R
berkedudukan di Jalan Metro Duta Kav. UE, Pondok Indah,
si
Jakarta Selatan Selatan ;
ne
2 Prof. Dr. ICHARMSJAH A RACHMAN, Sp.OG, bertempat
ng
tinggal di Jalan Metro Duta Kav. UE, Pondok Indah, Jakarta
Selatan Selatan ;
do
gu Para Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Turut
Termohon Kasasi / Turut Tergugat, Tergugat III / Turut
Terbanding, Pembanding II ;
In
A
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
ah
lik
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa Para Pemohon
Peninjauan Kembali dahulu sebagai Para Termohon Kasasi / Penggugat I, II / Para
m
ub
Terbanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap putusan
Mahkamah Agung No. 1563 K / Pdt / 2009 tanggal 29 Desember 2009 yang telah
ka
R
Termohon Kasasi / Turut Tergugat, Tergugat III / Turut Terbanding, Pembanding II
si
dengan posita gugatan sebagai berikut :
Bahwa Para Pengugat adalah ahli waris dari almarhumah Ny. Sita Dewati
ne
ng
do
gu
Bahwa operasi dilakukan oleh team dokter RSPI dimana bertindak selaku ketua
team adalah Prof. Dr. Icharmsjah A. Rachman (Tergugat III) dengan anggota terdiri dari
ah
lik
Dr. Hermansyur Kartowisatro (Tergugat II) dan Prof. Dr. I Made Nazar (Tergugat IV).
Bahwa setelah tindakan operasi dilakukan oleh Prof. Dr. Icharmsjah A. Rachman
m
ub
(Tergugat IlI) hasilnya (tumor ovadium) diserahkan kepada Prof. Dr. I Made Nazar
Tergugat IV) untuk diperiksa di laboratorium pathologi guna mengetahui apakah tumor
ka
Dr. Icharmsjah A. Rachman (Tergugat IlI) dinyatakan tumor tersebut tidak ganas.
s
Bahwa kemudian terdapat hasil PA terakhir pada tanggal 16 Februari 2005 yang
M
terindikasikan ganas dan ternyata hasil tersebut tidak disampaikan oleh Para Tergugat
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada almarhumah maupun Para Penggugat, sehingga almarhumah maupun Para
a
R
Penggugat masih berkesimpulan tidak terdapat indikasi tumor ganas pada diri
si
almarhumah.
ne
Bahwa kemudian pada November 2005 almarhumah terpaksa dibawa kembali ke
ng
Rumah Sakit Pondok Indah (Tergugat I) karena kondisi almarhumah semakin kritis,
suhu tubuhnya tinggi dan khawatir terkena demam berdarah. Setibanya di Rumah Sakit
do
gu Pondok lndah, pemeriksaan dilakukan oleh Dr. Mirza Zoebir (Tergugat VI) dimana hasil
pemeriksaan tidak jelas, katanya verdaht typus, namun melihat Medical Record
almarhumah yang baru dioperasi tumor pada bulan Februari 2005 tanpa memperhatikan
In
A
hasil PA tanggal 16 Februari 2005 maka Dr. Mirza Zoebir (Tergugat VI) memberi saran
dan tindakan-tindakan antara lain :
ah
lik
a. Tanggal 7 November 2005.
Jenis pemeriksaan : USG Abdomen
m
ub
Radiologist Dr. Chandra J
Kesan : Hepatemagalie dengan tanda-tanda chronic hepatic dease, tampak dua
ka
massnodule pada lobus kanan hepar (ukuran + 2,0 cm dan + 1,2 cm) tak
ep
menyingkirkan adanya Maligannicy, usul dilakukan CT Scan Abdomen untuk
konfirmasi lebih lanjut.
ah
R
b. Tanggal 8 November 2005.
si
Jenis pemeriksaan : CT Scan Abdomen (minas hepar)
Radiologist : Hanya tanda tangan, tidak ada nama tertulisnya.
ne
ng
do
gu
lik
ub
Dr. Ichramsiah (Tergugat IlI), karena adanya keluhan yang terus dirasakan bahkan ada
benjolan yang sangat terasa disebelah kiri perut. Kemudian Prof. Dr. Ichramsjah
ka
benjolan tersebut bukan "areanya" dia. Almarhumah kemudian membuat janji dengan
Dr. Hermansyur (Tergugat II), dan setelah keduanya bertemu disarankan untuk CT Scan
ah
pada tanggal 15 Februari 2006. Berdasarkan hasil CT Scan, Dr. Hermansyur (Tergugat
s
II) memberikan kesimpulan bahwa almarhumah mengalami kanker liver stadium 4,
M
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
(Tergugat II) malah melempar kembali penanganan penyakit almarhumah kepada Prof.
a
R
Dr. Ichramsjah (Tergugat IlI) dengan alasan bahwa Dr. Hermansyur (Tergugat II) bukan
si
yang menangani pertama kali masalah penyakit almarhumah. Sesampainya almarhumah
ne
menghadap kembali ke Prof. Dr. Ichramsjah (Tergugat IlI), justru Prof. Dr. Ichramsjah
ng
(Tergugat Ill) terheran-heran dengan kesimpulan tersebut.
Bahwa melihat kenyataan demikian almarhumah dan Para Penggugat merasa
do
gu sangat kebingungan atas sikap dan kesimpulan Para Tergugat yang tidak menunjukan
profesionalitas dan tanggung jawab. Almarhumah merasa sangat kecewa dengan
pelayanan yang diberikan oleh Para Tergugat mengingat almarhumah telah memberikan
In
A
kepercayaan penanganan medis yang cukup lama dengan biaya yang sangat besar dan
memberatkan beban Para Penggugat, namun hasil yang diperoleh jauh dari harapan
ah
lik
almarhumah maupun Para Penggugat.
Bahwa atas saran dan bantuan teman lama dengan kekecewaan yang sangat
m
ub
mendalam akhirnya almarhumah memutuskan untuk mengganti rumah sakit dan dokter
yang lama, sampai akhirnya bertemu dengan Dr. Aru yang kemudian menjadi dokter
ka
yang menangani penyakit almarhumah, dan atas saran dari Dr. Aru almarhumah terpaksa
ep
harus mengulang kembali semua penelitian CT Scan di Rumah Sakit Medistra.
Bahwa Dr. Aru juga menyuruh Para Tergugat untuk mengambil sample jaringan
ah
R
tumor almarhumah yang berada di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Selatan untuk
si
kemudian diteliti di Singapore. Hasilnya ternyata terdapat perbedaan dengan Rumah
Sakit Pondok Indah (Tergugat I) yang dimana pada hasil awalnya disimpulkan tidak
ne
ng
ganas.
Tanggal 6 Maret 2006 :
do
gu
Further review of 2 poorly prepared paraffin blocks and H & E stained sections :
- 1 blocks consistent with a moderately differentiated endometrioid adenocarcinoma of
ah
lik
the ovary.
- block consistent with an endometrial tumour of borderlinemalignancy with focal
m
ub
endocervical meteplasia.
Disimpulkan terdapat tumor ganas pada diri almarhumah dan atas perbedaan hasil
ka
tersebut kemudian diputuskan bersama baik dari Dr. Aru dan almarhumah serta
ep
Bahwa pada tanggal 16 April 2006, setelah dilakukan kemo sebanyak 2 kali,
s
pada tanggal ini almarhumah suhu badannya meninggi dan ketika diajak berbicara
M
terdengar seperti orang linglung dan disorientasi. Para Penggugat kemudian membawa
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
almarhumah ke UGD RS Medistra yang selanjutnya diputuskan untuk di opname Ketika
a
R
Para Penggugat menceritakan kepada Dr. Aru dengan keadaan daya pikir dan daya ingat
si
almarhumah yang kelihatannya terus menurun. Dr. Aru suggest terhadap Para Penggugat
ne
agar almarhumah dilakukan CT Scan brain.
ng
Hasil pemeriksaan pada tanggal 18 April 2006 :
Jenis Pemeriksaan : CT Scan brain
do
gu Radiologist
Kesan
: Dr. Sri Inggriani Sp.Rad
: Lacunas infarot kecil diperiventrikuler kanan Area oedema
dengan focus nodul kecil didaerah cortical subcorcital
In
A
lobus parietalis posterior, bisa dicurigai sebagai focus
metastasis dini.
ah
lik
Bahwa jelas terlihat proses penanganan medis selanjutnya pasca 16 Februari
2005 dimana pihak Para Tergugat telah lalai menyampaikan rekam medik PA tanggal 16
m
ub
Februari 2005 tersebut, sehingga berakibat dari waktu kewaktu kesehatan almarhumah
terus saja merosot, bahkan para dokter Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta Selatan
ka
sempat terkejut dan terkesan tidak tahu menahu dengan hasil PA yang menyatakan
ep
adanya tumor ganas tersebut.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut terlihat kesalahan PT. Guna Mediktama
ah
R
(Tergugat I) sebagai pelayan medis selaku pemilik dan pengelola Rumah Sakit Pondok
si
Indah di Jakarta Selatan dalam kasus ini kurang tanggap karena :
a. Tidak melakukan koordinasi diantara sesama dokter di Rumah Sakit Pondok lndah
ne
ng
Jakarta Selatan.
b. Tidak melaksanakan pelayanan medis dengan mengutamakan penyembuhan dan
do
gu
lik
ub
dari rasa keadilan namun faktanya tawaran tersebut hanyalah isapan jempol belaka.
Bahwa meskipun Para Penggugat telah 3 (tiga) kali memberikan teguran tetapi
ah
Para Tergugat sama sekali tidak menunjukkan itikad baik untuk memberikan ganti rugi
s
kepada almarhumah Ny. Sita Dewati Darmoko sampai meninggal dan Para Penggugat.
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa berdasarkan fakta-fakta kelalaian penyampaian PA oleh Para Tergugat
a
R
pada tanggal 16 Februari 2005 serta pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan
si
standar pelayanan medis, yang berakibat terlambatnya mengantisipasi / mencegah
ne
penyakit almarhumah disertai tidak adanya itikad baik untuk menyelesaikan persoalan
ng
tersebut dengan merealisir kompensasi dan ganti rugi membuktikan Para Tergugat
nyatanya telah melakukan perbuatan melawan hukum.
do
gu Bahwa sebagai akibat adanya perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan
oleh Para Tergugat tersebut dimana Para Penggugat telah mengalami kerugian berupa :
•
In
Kerugian materil.
A
Bahwa selama almarhumah dirawat di RS. Pondok Indah (Tergugat I) biaya yang
harus ditanggung selama perawatan dimana kondisi kesehatan almarhumah tidak
ah
lik
menentu akibat kelalaian penyampaian PA, sehingga diagnosa yang dilakukan
menjadi tidak valid dan tidak jelas arahnya, biaya yang telah dikeluarkan secara nyata
m
ub
sebesar Rp. 172.734.717,- (seratus tujuh puluh dua juta tujuh ratus tiga puluh empat
ribu tujuh ratus tujuh belas rupiah).
ka
• Kerugian Immaterial.
ep
Bahwa almarhumah mengalami proses pengobatan yang panjang dan melelahkan,
ah
si
semakin menderita selain itu diagnosa dan terapi yang diberikan pada tahap
berikutnya sangat terlambat untuk mengatasi penyakit almarhumah yang berakibat
ne
ng
kepada dekadensi mental dan fisik serta berakhir dengan meninggalnya almarhumah.
Para Penggugat merasa sangat kehilangan seorang ibu sekaligus kepala rumah tangga
yang selama ini mendidik dan membesarkan Para Penggugat, menjelang akhir hayat
do
gu
sampai berpulangnya almarhumah janji-janji dan tanggung jawab Para Tergugat tidak
pernah terealisir, bahkan pihak Para Tergugat mencari-cari alasan dan terus
In
A
lik
sebesar Rp. 20.000.000,000,- (dua puluh milyar rupiah) mengingat kepercayaan yang
selama ini diberikan oleh almarhumah kepada Para Tergugat sebagai pengelola rumah
m
ub
sakit besar, namun akhirnya almarhumah telah mendapatkan perlakuan yang tidak
sepatutnya.
ka
Bahwa oleh karena Para Tergugat telah beritikad tidak baik, maka untuk
ep
menjamin agar putusan ini kelak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya (tidak
ah
illusoir) mohon agar diletakkan sita jaminan terlebih dahulu atas barang bergerak dan
R
tidak bergerak berupa tanah, bangunan dan berikut isinya yang terletak di Jalan Metro
s
Duta Kav, UE - Pondok Indah Jakarta Selatan yang setempat dikenal dengan nama RS
M
ne
ng
Pondok Indah.
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa oleh karena gugatan ini didasarkan pada bukti-bukti otentik yang sulit
a
R
dibantah kebenarannya maka beralasan kiranya putusan perkara ini dinyatakan dapat
si
dilaksanakan terlebih dahulu meskipun terdapat verzet, banding, maupun kasasi.
ne
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat I dan II mohon kepada
ng
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan agar memberikan putusan sebagai berikut :
1 Menerima dan mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya.
do
gu 2
3
Menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum.
Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi
kepada Para Penggugat secara tunai baik kerugian material serta kerugian
In
A
immaterial sebesar Rp. 20.172.734.717,- (dua puluh milyar seratus tujuh puluh
dua juta tujuh ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus tujuh belas rupiah).
ah
lik
4 Menghukum Para Tergugat untuk membayar secara tanggung renteng uang paksa
(Dwangsom) kepada Para Penggugat sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta
m
ub
rupiah), untuk setiap hari keterlambatannya memenuhi isi putusan ini terhitung
sejak putusan ini diucapkan.
ka
5 Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang telah diletakkan atas harta
ep
kekayaan Tergugat baik bergerak maupun tidak bergerak setempat yang dikenal
sebagai RS Pondok Indah Jalan Metro Duta Kav UE - Pondok Indah Jakarta
ah
R
Selatan.
si
6 Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada verzet,
banding, maupun kasasi (Uitvoerbaar bij voorraad).
ne
ng
7 Menghukum Para Tergugat membayar biaya perkara yang timbul dalam perkara
ini.
do
gu
Atau
Apabila Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Selatan mempunyai pendapat lain mohon
putusan yang seadil-adilnya (Ex Aequo et Bono).
In
A
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, II, IV, V, VI dan VII
mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:
ah
lik
ub
berlaku, maka suatu permohonan ganti rugi berdasarkan suatu Gugatan perbuatan
ep
Gugatan tersebut dapat dikategorikan, diklasifikasikan sebagai Gugatan yang kabur dan
s
tidak jelas (obscurum libellum).
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Sebagaimana dapat Majelis Hakim lihat bahwa dalam Gugatan halaman 3
a
R
sampai dengan 6, Para Penggugat sama sekali tidak menyatakan secara rinci dengan
si
disertai bukti-bukti yang sah yang mendukung pernyataan mengenai kerugian yang Para
ne
Penggugat alami.
ng
Bahkan jika memang Para Penggugat dapat membuktikan adanya suatu tindakan
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat -quad non-, Para
do
gu Penggugat juga harus dapat secara rinci dan berdasarkan bukti-bukti yang sah
menjabarkan kerugian yang dialami oleh Para Penggugat berkaitan dengan perbuatan
melawan hukum tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Prof. Dr. R. Wirjono
In
A
Prodjodikoro, SH, dalam bukunya "Hukum Acara Perdata Indonesia", edisi ke 9,
penerbit Sumur Bandung, 1984, halaman 16 yang menyatakan (kutipan) :
ah
lik
"Seorang yang dalam tindakannya merugikan orang lain, tidak dapat dikatakan berdasar
atas suatu hak dan karena itu dia diwajibkan mengganti kerugian, tetapi hak tersebut
m
ub
haruslah berdasarkan atas peraturan hukum”.
Selain itu, permohonan kerugian yang harus dinyatakan dalam suatu penjelasan
ka
yang rinci dengan didukung oleh bukti-bukti yang sah, telah juga dianut oleh hukum
ep
acara di Indonesia dan juga dianut oleh lembaga peradilan di Indonesia ini. Hal ini
dibuktikan dengan adanya :
ah
R
Putusan Mahkamah Agung No. 550 K/SIP/1979 tanggal 8 Mei 1980 yang menyatakan
si
(kutipan) :
"Petitum tentang ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena tidak diadakan
ne
ng
do
gu
menyatakan (kutipan) :
"Karena Gugatan ganti rugi tidak diperinci, lagi pula belum diperiksa oleh Judex Facti,
Gugatan ganti rugi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima''.
In
A
lik
ub
dasar bahwa Para Penggugat tidak merinci dan memberikan buki-bukti yang sah dan
valid berkaitan dengan ganti rugi dalam Gugatannya.
ka
posita dalam Gugatan tersebut tidak mendukung dan tidak relevan dengan petitumnya
s
(vide : Putusan Mahkamah Agung tanggal 8 Desember 1982 No. 1075 K/Sip/1982).
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Hukum acara perdata di Indonesia telah mengatur secara tegas bahwa merupakan
a
R
syarat mutlak bagi Para Penggugat untuk menjelaskan dan menjabarkan secara benar
si
duduk perkara dan hukumnya pada bagian posita, yang kemudian baru pada bagian
ne
petitum Para Penggugat memohonkan keinginannya kepada Pengadilan yang
ng
berwenang. Jika dikaitkan dengan kasus ini jelas pada posita Gugatan, Para Penggugat
tidak pernah sama sekali menjelaskan tentang dasar hukum dan / atau bukti-bukti dan /
do
gu atau relevansinya dengan perkara perdata ini sehubungan petitum dwangsom. Hal ini
jelas sangat bertentangan dengan hukum acara dan doktrin yang berlaku di Indonesia,
yang antara lain berdasarkan pendapat Darwan Prinst, SH, dalam bukunya yang berjudul
In
A
"Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata", Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung 2002, cetakan ketiga revisi, halaman 39, yang menyatakan secara tegas
ah
lik
(kutipan) :
"Dengan demikian, hubungan antara posita dengan petitum sangat erat, karena posita
m
ub
adalah dasar membuat petitum. Petitum tidak boleh bertentangan dan melebihi posita.
Hal-hal yang tidak diuraikan dalam posita tidak dapat dimohonkan dalam petitum"
ka
Selain itu, tuntutan uang paksa (dwangsom) yang diajukan oleh Para Penggugat
ep
tersebut adalah bertentangan dengan hukum acara perdata di Indonesia, oleh karena
lembaga uang paksa tersebut (dwangsom) hanya dapat dijatuhkan terhadap putusan yang
ah
R
bersifat kondemnator yang bukan merupakan putusan pembayaran sejumlah uang. Hal
si
ini ditegaskan dalam Pasal 606a RV, yang berbunyi sebagai berikut :
"Sepanjang suatu keputusan Hakim mengandung hukuman untuk sesuatu yang lain
ne
ng
daripada membayar sejumlah uang, maka dapat ditentukan, bahwa sepanjang atau setiap
kali terhukum tidak memenuhi hukuman tersebut, olehnya harus diserahkan sejumlah
do
gu
uang yang besarnya ditetapkan dalam Keputusan Hakim, dan uang tersebut dinamakan
uang paksa."
Selain itu hal ini juga dipertegas dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 791 K/
In
A
lik
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas, jelas tuntutan uang paksa (dwangsom) dalam
perkara perdata ini telah melanggar ketentuan hukum acara perdata di Indonesia, oleh
m
ub
karena Para Penggugat juga menuntut kerugian berupa tindakan pembayaran uang atas
perbuatan Para Tergugat yang dianggap telah melanggar hukum -quad non-.
ka
Sesuai dengan penjelasan di atas, maka adalah wajar dan sepantasnya bagi
ep
Majelis Hakim yang terhormat yang memeriksa perkara ini untuk menolak Gugatan a
quo atau setidak-tidaknya tidak menerima Gugatan a quo (om de dagvaarding niet
ah
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
C. PENJELASAN PARA PENGGUGAT TERHADAP KETERLlBATAN DAN
a
R
TINDAKAN TERGUGAT I TIDAK JELAS.
si
Bahwa TERGUGAT I menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil dan dasar hukum
ne
yang diajukan oleh Para Penggugat dalam Gugatannya, dikarenakan berdasarkan hukum
ng
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, tidak ada dasar hukum
bagi diajukannya gugatan oleh Para Penggugat terhadap Tergugat I dan Para Pengugat
do
gu tidak dapat membuktikan bahwa Tergugat I telah melakukan suatu tindakan perbuatan
melawan hukum terhadap Para Penggugat. Hal ini didukung oleh bukti-bukti sebagai
berikut :
In
A
Mohon perhatian Majelis Hakim yang terhormat, jika diteliti secara seksama
Majelis Hakim akan melihat bahwa di dalam Gugatan a quo, tidak ada satupun
ah
lik
penjelasan dan Penggugat yang menjelaskan adanya tindakan yang dilalaikan oleh
Tergugat I yang telah secara langsung merugikan Para Penggugat. Dalam hal ini Para
m
ub
Penggugat selalu menjelaskan dan menerangkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan
oleh Para Tergugat lainnya saja dimana kemudian tindakan-tindakan tersebut dengan
ka
tanpa bukti dan penjelasan yang sah kemudian didalilkan sebagai berkaitan dengan
ep
tindakan-tindakan dari Tergugat I quod non. Hal ini dapat Majelis Hakim lihat pada :
i. butir 7, halaman 3 dari Gugatan.
ah
R
ii. butir 10, halaman 4 dan Gugatan.
si
iii. butir 12, halaman 4 dari Gugatan. Dan
iv. butir 14, halaman 4 dari Gugatan.
ne
ng
do
gu
(obscurum liibellum), karena Para Penggugat tidak dapat menjelaskan perbuatan apa
yang dilakukan oleh Tergugat I yang telah merugikan Para Penggugat, semua tindakan
dan perbuatan yang dijelaskan dalam Gugatan a quo adalah merupakan tindakan dan
In
A
perbuatan yang dilakukan oleh Para Tergugat lainnya bukan Tergugat I. Para Penggugat
mencoba untuk mengkaitkan perbuatan Para Tergugat dengan Tergugat I, serta pada
ah
lik
butir 15 dari Gugatan a quo, tanpa dasar hukum dan bukti yang jelas. Para Penggugat
telah menuduh bahwa Tergugat I kurang tanggap quod non berdasarkan hal-hal yang
m
ub
hanya merupakan suatu asumsi saja tanpa didukung oleh bukti-bukti yang valid dan sah.
Sesuai dengan pendapat para pakar hukum di Indonesia, seharusnya kualifikasi
ka
dan tindakan dari Tergugat I yang didalilkan secara tidak sah oleh Para Penggugat telah
ep
melakukan perbuatan melawan hukum dan telah merugikan Para Penggugat quad non
haruslah dijabarkan dan dibuktikan secara jelas oleh Para Penggugat. Salah satu pakar
ah
hukum yang menjelaskan agar pihak Penggugat dalam Gugatannya harus menjabarkan
s
dan membuktikan secara jelas tindakan dari pihak Tergugat adalah Darwan Prinst, SH.,
M
dalam bukunya yang berjudul "Strategi Menyusun dan Menangani Gugatan Perdata",
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2002, cetakan ketiga revisi, halaman 37, yang
a
R
menyatakan secara tegas (kutipan) :
si
"Kualifikasi adalah suatu perumusan mengenai perbuatan materiel maupun formal dan
ne
Tergugat, yang dapat berupa perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad,
ng
onrechmatige overheids daad), wanprestasi dan lain-lain.
Pada kualifkasi itu harus diuraikan juga bagaimana caranya perbuatan itu dilakukan oleh
do
gu masing-masing Tergugat. Misalnya, apakah melanggar hak subjektif orang lain,
melanggar undang-undang, bertindak bertentangan dengan kewajibannya, bertentangan
dengan kesusilaan atau kebiasaan, bertindak sewenang-wenang, lalai mengontrol
In
A
pekerjaan bawahan, tidak melaksanakan kewajiban, terlambat melaksanakan kewajiban,
melaksanakan kewajiban secara salah, dan lain-lain.
ah
lik
Kualifikasi ini sedemikian pentingnya sehingga biasanya disusun secara alternatif.
Tujuannya agar jangan sampai perbuatan Tergugat lepas dari surat gugatan. Suatu
m
ub
pengkualifikasian yang salah dalam gugatan akan menyebabkan gugatan tidak terbukti
dan karenanya akan ditolak oleh Pengadilan".
ka
R
TERGUGAT I sendiri secara langsung yang telah mengakibatkan adanya perbuatan
si
melawan hukum atau mengakibatkan adanya kerugian yang diderita oleh Para
Penggugat, maka adalah wajar dan sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia, bagi
ne
ng
Majelis Hakim yang terhormat untuk menolak Gugatan a quo atau setidak-tidaknya
tidak menerima Gugatan a quo (om de dagvaarding niet ontvankelijk te verklaren)
do
gu
Hal ini juga telah diakui dan dijalankan oleh beberapa putusan Mahkamah Agung
yang menyatakan bahwa orang bebas menyusun dan merumuskan Surat Gugatan, asal
ah
lik
cukup memberi gambaran tentang kejadian materiil yang menjadi dasar tuntutan
(Yurisprudensi Mahkarnah Agung No. 547 K / Sip / 1912 tertanggal 15 Maret 1970) dan
m
ub
Putusan Mahkamah Agung No. 492 K / Sip / 1970 tertanggal 16 Desember 1970 yang
menyatakan sebagai berikut (kutipan) :
ka
"Menurut pendapat Mahkamah Agung Gugatan Konvensi harus dinyatakan tidak dapat
ep
diterima atas dasar Gugatan yang tidak sempurna, setidak-tidaknya yang dituntut kurang
jelas".
ah
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa Para Penggugat dalam Gugatan a quo telah salah menyebutkan nama dari
a
R
Tergugat I dimana pemilik dan pengelola RSPI dimana nama dan badan hukum yang
si
mengelola RSPI adalah PT. BINARA GUNA MEDIKTAMA dan bukan PT. GUNA
ne
MEDIKTAMA. Kesalahan penyebutan nama ini menyebabkan tidak jelasnya subjek
ng
dari Gugatan a quo apakah terhadap PT. BINARA GUNA MEDIKTAMA selaku
pemilik dan pengelola RSPI atau PT. GUNA MEDIKTAMA suatu badan hukum yang
do
gu mungkin ada hubungannya dengan RSPI.
Walaupun atas Gugatan a quo PT. BINARA GUNA MEDIKTAMA selaku
pemilik dan pengelola RSPI dalam Gugatan a quo juga mengajukan jawabannya, akan
In
A
tetapi hal tersebut tidak membenarkan kesalahan Para Penggugat dalam penyusunan
Gugatan a quo yang menyebabkan Gugatan a quo menjadi kabur dan tidak jelas
ah
lik
(obscurum libellum).
Selain itu, Para Penggugat dalam Gugatan a quo juga telah salah menyebutkan
m
ub
jabatan dari Tergugat VII dirnana Tergugat VII bukanlah Kepala Laboratorium RSPI.
Akibat dari kesalahan penyebutan jabatan tersebut maka Gugatan a quo menjadi tidak
ka
jelas apakah ditujukan kepada Tergugat VII selaku pribadi atau kepada Kepala
ep
Laboratorium RSPI. Akan sangat tidak adil apabila pihak yang tidak terlibat dalam
permasalahan hukum yang menjadi dasar Gugatan a quo ikut menanggung sesuatu yang
ah
R
bukan merupakan perbuatannya. Oleh karena itu adalah wajar dan pantas apabila
si
Majelis Hakim Yang Terhormat menolak atau menyatakan Gugatan a quo tidak dapat
diterima (niet ontvankelijk verklaard).
ne
ng
do
gu
1. Bahwa Tergugat III menolak secara tegas seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat
kecuali yang diakui secara tegas.
. Bahwa Gugatan Penggugat salah orang (Error in Person).
In
A
Bahwa gugatan yang diajukan Penggugat yang menggugat Tergugat III adalah salah
orang (Error in Person). Karena Penggugat menggugat Tergugat III adalah yang
ah
lik
ub
Penggugat mengatakan kalau operasi yang dilakukan oleh Tergugat III sebagai Ketua
ep
team dengan anggota terdiri dari Dr. Hermansyur Kartowisastro, SpB-KBD dan Prof.
Dr. Made Nazar, SpPA. Perlu Penggugat ketahui bahwa Prof. Dr. I Made Nazar, SpPA
ah
tidak masuk dalam tim tersebut, namun yang benar adalah dengan Dr. Fitriadi
s
Kusuma, SpOG.
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 1809 /
a
R
Pdt.G / 2006 / PN.Jak.Sel tanggal 30 Agustus 2007 adalah sebagai berikut :
si
DALAM EKSEPSI :
ne
1. Menyatakan eksepsi dari Para Tergugat tidak tepat dan tidak beralasan.
ng
2. Menyatakan eksepsi dari Para Tergugat tidak dapat diterima.
DALAM POKOK PERKARA :
do
gu .
.
Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagian.
Menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum.
. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi
In
A
materil dan immaterial kepada Para Penggugat yaitu sebesar Rp.2.000.000.000,- (dua
milyar rupiah).
ah
lik
. Menghukum Para Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini,
yang hingga kini ditaksir sebesar Rp. 734.000,- (tujuh ratus tiga puluh empat ribu
m
ub
rupiah).
5. Menolak gugatan Penggugat selebihnya.
ka
R
- Pembanding I semula Tergugat I PT. GUNA MEDIKTAMA, Tergugat II Dr.
si
HERMANSYUR KARTOWISASTRO, SpB-KBD, TERGUGAT IV Prof. Dr. I.
MADE NAZAR, SpPA, Tergugat V Dr. EMIL TAUFIK, Sp.PA, Tergugat VI Dr.
ne
ng
MIRZA ZOEBIR, SpPD, Tergugat VII Dr. BING WIDJAJA, SpPK, dan
- Pembanding II semula Tergugat III Prof. Dr. ICHRAMSJAH A. RACHMAN,
do
gu
SpOG.
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 1809 / Pdt.G / 2006 /
PN.Jak-Sel tertanggal 30 Agustus 2007 dengan perbaikan sekedar gugatan terhadap
In
A
lik
1. Menyatakan eksepsi dari Para Tergugat tidak tepat dan tidak beralasan.
. Menyatakan eksepsi dari Para Tergugat tidak dapat diterima.
m
ub
. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi
materil dan immaterial kepada Para Penggugat yaitu sebesar Rp.2.000.000.000,-
ah
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
. Menghukum Tergugat I, II, IV, V, VI dan VII untuk membayar biaya perkara untuk
a
R
kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.
si
300.000,- (tiga ratus ribu rupiah).
ne
. Menolak gugatan Penggugat selebihnya.
ng
Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI No. 1563 K / Pdt / 2009
tanggal 29 Desember 2009 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut adalah sebagai
do
gu berikut :
• Menolak permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi : 1. PT. BINARA GUNA
In
MEDIKTAMA, 2. Dr. HERMANSUR KARTOWISASTRO, SpB-KBD, 3. Prof.
A
Dr. I MADE NAZAR, SpPA, 4. Dr. EMIL TAUFIK, SpPA, 5. Dr. MIRZA
ZOEBIR, SpPD dan 6. Dr. BING WIDJAJA, SpPK, dengan memperbaiki amar
ah
lik
putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 218 / PDT / 2008 / PT.DKI tanggal 27
Nopember 2008 yang memperbaiki amar putusan Pengadilan Negeri Jakarta
m
ub
Selatan No. 1809 / Pdt.G / 2006 / PN.Jak.Sel tanggal 30 Agustus 2007 sehingga
seluruh amarnya berbunyi sebagai berikut :
ka
DALAM EKSEPSI :
ep
1 Menyatakan eksepsi Para Tergugat tidak tepat dan tidak beralasan.
ah
si
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat sebahagian.
ne
ng
do
gu
4. Menyatakan gugatan Para Penggugat terhadap Tergugat III tidak dapat diterima.
5. Menyatakan gugatan Para Penggugat terhadap Tergugat II, IV, V, VI dan VII tidak
In
dapat diterima.
A
lik
tingkat kasasi ini sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum
m
ub
tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung RI No. 1563 K / Pdt / 2009 tanggal 29
Desember 2009 diberitahukan kepada Para Termohon Kasasi / Penggugat I, II / Para
ka
Terbanding pada tanggal 18 Nopember 2010 kemudian terhadapnya oleh Para Termohon
ep
surat kuasa khusus tanggal 2 Mei 2011) diajukan permohonan peninjauan kembali
R
secara lisan pada tanggal 10 Mei 2011 sebagaimana ternyata dari akta permohonan
s
peninjauan kembali Nomor : 1809 / Pdt.G / 2006 / PN.Jak.Sel yang dibuat oleh Panitera
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
peninjauan kembali yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
a
R
Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal itu juga ;
si
Bahwa setelah itu oleh Para Pemohon Kasasi / Tergugat I, II, IV, V, VI, VII /
ne
Pembanding I dan Para Turut Termohon Kasasi / Turut Tergugat, Tergugat III / Turut
ng
Terbanding, Pembanding II yang masing-masing pada tanggal 20 Mei 2011 dan 30 Mei
2011 telah diberitahu tentang memori peninjauan kembali dari Para Termohon Kasasi /
do
gu Penggugat I, II / Para Terbanding, diajukan jawaban memori peninjauan kembali yang
diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 20 Juni 2011 ;
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-
In
A
alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam
tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh
ah
lik
karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan
m
ub
Kembali / Para Termohon Kasasi / Penggugat I, II dalam memori peninjauan kembali
tersebut pada pokoknya ialah :
ka
R
DITERIMA.
si
Pertimbangan Judex Juris yang menyatakan gugatan terhadap Tergugat II, IV, V,
VI dan VII harus dinyatakan tidak dapat diterima adalah suatu kekhilafan atau
ne
ng
do
gu
Sita Dewati Darmoko) menjalani operasi pengangkatan tumor Ovarium di Rumah Sakit
Pondok Indah (Pembanding I / semula Tergugat I).
Bahwa operasi dilakukan oleh Prof. Dr. Icharmsjah A. Rachman, SpOg
In
A
(Pembanding / semula Tergugat III) dengan dibantu oleh Dr. Hermansur Kartowisastro
(Pembanding II / semula Tergugat II) dan Prof. Dr. I Made Nazar, SpPA (Pembanding III
ah
lik
ub
Made Nazar, SpPA (Pembanding III / semula Tergugat IV) untuk diperiksa di
labolatorium pathologi guna mengetahui apakah tumor itu ganas / atau tidak ?? dan hasil
ka
kembali oleh Prof. Dr. I Made Nazar, SpPA (Pembanding III / semula Tergugat IV)
kepada Prof. Dr. Icharmsjah A. Rachman, SpOg (Pembanding / semula Tergugat III)
ah
terindikasikan ganas tidak disampaikan oleh Para Pembanding / semula Para Tergugat
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada almarhumah maupun Para Terbanding / semula Para Penggugat sehingga
a
R
almarhumah maupun Para Terbanding / semula Penggugat masih berkesimpulan tidak
si
terdapat indikasi tumor ganas pada diri almarhumah.
ne
Bahwa kemudian pada November 2005 almarhumah terpaksa dibawa kembali ke
ng
Rumah Sakit Pondok Indah (Pembanding I / Tergugat I) karena kondisi almarhumah
semakin kritis, suhu tubuhnya tinggi dan khawatir terkena demam berdarah dan
do
gu setibanya di Rumah Sakit Pondok Indah, pemeriksaan dilakukan oleh Dr. Mirza Zoebir,
SpPD (Pembanding V / semula Tergugat VI) dimana hasil pemeriksaan tidak jelas,
katanya verdacht typus. Namun melihat Medical Record almarhumah yang baru
In
A
dioperasi tumor pada bulan Februari 2005 tanpa memperhatikan hasil PA tanggal 16
Februari 2005, Pembanding V / semula Tergugat VI memberi saran dan tindakan-
ah
lik
tindakan antara lain :
a. Tanggal 7 November 2005.
m
ub
Jenis pemeriksaan : USG Abdomen
Radiologist Dr. Chandra J
ka
R
konfirmasi lebih lanjut.
si
b. Tanggal 8 November 2005
Jenis pemeriksaan : CT Scan Abdomen (minat hepar)
ne
ng
do
gu
lik
Karena menurut Dr. Mirza Zoebir, SpPD (Tergugat VI) ada sesuatu di lever
almarhumah tetapi belum perlu diapa-apakan.
m
ub
Bahwa kemudian pada bulan Februari 2006 almarhumah kembali menemui Prof.
Dr. Ichramsjah (Pembanding / semula Tergugat III), karena adanya keluhan yang terus
ka
dirasakan bahkan ada benjolan yang sangat terasa disebelah kiri perut. Kemudian Prof.
ep
membuat janji dengan Dr. Hermansyur (Pembanding II / semula Tergugat II), dan
s
setelah keduanya bertemu disarankan untuk CT Scan pada tanggal 15 Februari 2006 dan
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
berdasarkan hasil CT Scan tersebut, Tergugat II memberikan kesimpulan bahwa
a
R
almarhumah mengalami kanker liver stadium 4.
si
Bahwa Dr. Hermansyur (Pembanding II / semula Tergugat II) mengembalikan
ne
penanganan penyakit almarhumah kepada Prof. Dr Ichramsjah (Pembanding / semula
ng
Tergugat III) dengan alasan Dr. Hermansyur (Pembanding II / semula Tergugat II) bukan
yang pertama kali menangani penyakit almarhumah, akan tetapi Prof. Dr Ichramsjah
do
gu (Pembanding / semula Tergugat III) terkejut dengan kesimpulan tersebut.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap diatas, memperlihatkan bahwa
kelalaian dalam penyampaian PA kepada Para Tergugat / semula Para Penggugat oleh
In
A
Para Pembanding / semula Para Tergugat pada tanggal 16 Februari 2005 tidak
menjalankan standar pelayanan medis yang memadai dan paripurna sehingga cenderung
ah
lik
saling menyalahkan masing-masing pihak lain, dan sehingga berakibat pencegahan
penyakit almarhumah terlambat, bahwa dengan demikian hal-hal tersebut telah
m
ub
membuktikan Para Pembanding / semula Para Tergugat senyatanya melakukan
perbuatan melawan hukum kepada almarhumah.
ka
R
seseorang melakukan sesuatu tindakan atau perbuatan yang telah menimbulkan kerugian
si
kepada orang lain, sedangkan perbuatan melawan hukum yang bersifat pasif terjadi
apabila seseorang tidak melakukan perbuatan atau tidak berbuat sesuatu yang
ne
ng
do
gu
perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain dan sehingga
mewajibkan orang yang berbuat salah tersebut mengganti kerugian pada orang lain dan
serta mewajibkan orang yang berbuat salah tersebut mengganti kerugian yang timbul
In
A
tersebut.
Bahwa unsur-unsur dari Pasal 1365 BW adalah sebagai berikut :
ah
lik
- Ada perbuatan melawan hukum atau dengan kata lain melawan undang-undang.
- Melanggar hak subjektif orang lain yaitu hak-hak perorangan dan hak-hak atas harta
m
ub
kekayaan.
- Ada kesalahan (schuld) yang dapat berupa kealpaan dan kesengajaan.
ka
- Adanya hubungan kausal antara perbuatan melawan hukum dengan kerugian yang
diderita.
ah
tidak dapat menjalankan fungsi dan tugasnya secara baik yakni dengan tidak melakukan
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kordinasi diantara sesama dokter dan tidak menjalankan perawatan Almarhumah dengan
a
R
standar pelayanan medis sehingga menyebabkan penyakit almarhumah Ny. Sita Dewati
si
Darmoko bertambah parah sampai akhirnya meninggal dunia.
ne
Bahwa dasar dan alasan bahwa Para Tergugat telah melakukan perbuatan
ng
melawan hukum karena senyatanya Para Temohon PK dalam perkara a quo mempunyai
peranan sebagai berikut :
do
gu a. Bahwa PT. Binara Guna Mediktama (Termohon PK I / Pemohon Kasasi I /
Pembanding I / dahulu Tergugat I) selaku pemilik dan pengelola Rumah Sakit
Pondok Indah yang nyata-nyata tidak menjalankan standar pelayanan medis sebaik-
In
A
baiknya terhadap pasien almarhumah Ny. Sita Dewati Darmoko.
b. Dr. Hermansur Kartowisastro, SpB-KBD (Termohon PK II / Pemohon Kasasi II /
ah
lik
Pembanding II / Tergugat II) adalah dokter spesialis bedah yang turut melakukan
operasi kepada Almarhumah.
m
ub
c. Prof. Dr. I Made Nazar, SpPA (Termohon PK IV / Pemohon Kasasi IV / Pembanding
IV / Tergugat IV) adalah dokter spesialis pathologi Rumah Sakit Pondok Indah dan
ka
R
e. Dr. Mirza Zoebir, SpPD (Termohon PK VI / Pemohon Kasasi VI / Pembanding VI /
si
Tergugat VI) adalah dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit pondok Indah yang
turut pula menangani penyakit almarhumah Ny. Sita Dewati Darmoko.
ne
ng
f. Dr. Bing Widjaja, SpPK (Termohon PK VII / Pemohon Kasasi VII / Pembanding
VII / Tergugat VII) adalah dokter yang menjabat sebagai Kepala Laboratorium
do
gu
Rumah Sakit Pondok Indah yaitu tempat dilakukannya pemeriksaan terhadap tumor
ovarium hasil operasi milik Almarhum.
Bahwa hasil Pathologi Anatomy tertanggal 16 Februari 2005 adalah rangkaian
In
A
dari hasil Pathologi Anatomy tanggal 12 Februari 2005, sedangkan hasil kedua Pathologi
Anatomy tersebut saling berbeda meskipun dikeluarkan oleh laboratorium yang sama,
ah
lik
sehingga dalam hal ini pihak laboratorium RS Pondok Indah telah menyikapi hasil PA
tersebut secara tidak hati-hati karena PA yang disampaikan kepada Tergugat III selaku
m
ub
dokter yang menangani pasien Sita Dewati hanyalah hasil Pathologi Anatomy tertanggal
12 Februari 2005, sedangkan hasil Pathologi Anatomy 16 Februari 2005 tidak
ka
tumor ganas, maka bila Para Tergugat hanya melakukan standar penanganan tumor jinak
s
dapat berakibat fatal bagi pasien.
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa masing-masing dari Para Termohon PK telah memberikan andil dengan
a
R
tidak memenuhi kewajiban yang seharusnya dilaksanakannya sebagaimana yang diatur
si
dalam standar pelayanan medis yang berlaku.
ne
Bahwa perbuatan Para Termohon PK / Para Tergugat tersebut dikualifikasi
ng
sebagai perbuatan yang bertentangan ketelitian, kehati-hatian yang mana akibat ketidak
telitian dan ketidak hati-hatian tersebut telah menimbulkan kerugian bagi orang lain
do
gu (Para Penggugat).
Bahwa dengan demikian sudah sangat jelas dan terang bahwa Pertimbangan
Judex Juris yang menyatakan gugatan terhadap Tergugat II, IV, V, VI dan VII harus
In
A
dinyatakan tidak dapat diterima adalah merupakan suatu kekhilafan hakim atau
kekeliruan yang nyata dalam memeriksa dan memutus perkara a quo.
ah
lik
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan peninjauan kembali tersebut
Mahkamah Agung berpendapat :
m
ub
Alasan-alasan peninjauan kembali dapat dibenarkan, karena terdapat kekhilafan
Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata yaitu :
ka
Tergugat III dibantu Tergugat II dan Tergugat IV yang menangani korban dengan
ep
hasil PA tidak sama. Hasil PA tanggal 16 Februari 2005 kanker ganas, tapi Tergugat II,
III dan IV, tidak menangani dengan mengadakan tindakan sebagaimana mestinya.
ah
R
Bahwa Tergugat V dan VII sebagai dokter patalogi Rumah Sakit Pondok Indah
si
tidak didalilkan dalam surat gugatan Penggugat peranannya dalam kasus a quo.
Bahwa Ganti rugi akibat malpraktek tersebut adalah tanggung jawab rumah sakit
ne
ng
do
gu
(dua ratus juta rupiah) merupakan kekhilafan Hakim / suatu kekeliruan yang nyata,
karena tanpa memberikan pertimbangan sema sekali.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas dengan tidak perlu
In
A
lik
Para Pemohon Peninjauan Kembali : PITRA AZMIRLA, dk, dan membatalkan putusan
Mahkamah Agung RI No. 1563 K / Pdt / 2009 tanggal 29 Desember 2009 serta
m
ub
pihak yang kalah, maka harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua
s
tingkat peradilan.
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009,
a
R
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan
si
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang
ne
Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
ng
MENGADILI:
do
gu Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Para Pemohon Peninjauan
Kembali : 1. PITRA AZMIRLA, 2. DAMITRA ALMIRA, tersebut ;
In
A
Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI No. 1563 K / Pdt / 2009 tanggal 29
Desember 2009.
ah
lik
MENGADILI KEMBALI
m
ub
DALAM EKSEPSI :
ka
1. Menyatakan eksepsi dari Para Tergugat tidak tepat dan tidak beralasan.
ep
2. Menyatakan eksepsi dari Para Tergugat tidak dapat diterima.
DALAM POKOK PERKARA :
ah
R
. Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagian.
si
. Menyatakan Para Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum.
. Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar ganti rugi
ne
ng
materil dan immaterial kepada Para Penggugat yaitu sebesar Rp.2.000.000.000,- (dua
milyar rupiah).
do
gu
ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada
ah
lik
hari Kamis, tanggal 2 Pebruari 2012 oleh H. Atja Sondjaja, SH.MH. Hakim Agung
pada Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. Valerine J. L. Kriekhoff,
m
ub
SH.MA dan I Made Tara, SH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta
ka
ttd/. Prof. Dr. Valerine J. L. Kriekhoff, SH.MA ttd/. H. Atja Sondjaja, SH.MH
s
ttd/. I Made Tara, SH
M
ne
ng
do
gu
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Biaya-biaya : Panitera Pengganti :
a
R
1 Materai = Rp. 6.000,- ttd/. Victor Togi Rumahorbo, SH.MH
si
2 Redaksi = Rp. 5.000,-
ne
3 Administrasi PK = Rp. 2.489.000,- +
ng
Jumlah = Rp. 2.500.000,-
do
gu
Untuk Salinan
In
A
Mahkamah Agung R.I
a.n. Panitera
ah
lik
Panitera Muda Perdata
m
ub
PRI PAMBUDI TEGUH, SH.MH
ka
ep
Nip. 19610313 198803 1 003
ah
si
ne
ng
do
gu
In
A
ah
lik
m
ub
ka
ep
ah
s
M
ne
ng
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21