Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yuliana Putri Nugrahini

Nim : J210180121

Kelompok lab : 4E

RANGKUMAN TERAPI OKSIGEN

1. Metode Pemberian Oksigen


Terdapat 5 metode yang direkomendasikan untuk pemberian oksigen yaitu,
a. Nasal prongs
Nasal prongs adalah pipa pendek yang dimasukkan ke dalam cuping hidung.
Dengan metode ini pasien dapat makan, minum dan berbicara. Letakkan
nasal prongs tepat ke dalam cuping hidung dan rekatkan dengan plester di
kedua pipi dekat. Jaga agar cuping hidung anak bersih dari kotoran
hidung/lendir, yang dapat menutup aliran oksigen. Kemudian pasang aliran
oksigen sebanyak 1–6 liter/menit, 25-45% FiO2.

b.. Kateter Nasal


Kateter yang dimasukkan ke dalam lubang hidung hingga melewati bagian
belakang rongga hidung berukuran 6 atau 8 FG. Yaitu tempatkan kateter
dengan jarak dari sisi cuping hidung hingga ke bagian tepi dalam dari alis
anak. Kemudian pasang aliran oksigen 1–2 liter/menit. Tidak perlu
pelembapan.

c. Kateter Nasofaring
Kateter yang dimasukkan ke dalam faring tepat di bawah uvula dengan
ukuran 6 atau 8 FG. Letakkan kateter pada jarak dari sisi cuping hidung
hingga ke arah telinga. Jangan letakkan alat ini terlalu ke bawah karena anak
dapat tersedak, muntah dan terkadang dapat timbul distensi lambung.
Berikan aliran sebanyak 1–2 liter/menit, yang memberikan kadar-oksigen
inspirasi 45-60%. Perlu diperhatikan kecepatan aliran karena dapat
menimbulkan risiko distensi lambung. Perlu dilakukan pelembapan.

d. Ventury mask
Ventury mask merupakan metode pemberian oksigen yang paling akurat dan
dapat diandalkan untuk konsentrasi oksigen yang tepat melalui cara non
invasif. Berikan aliran 4-8 litter/min, yang memberikan 24-60% FiO2.

e. Non rebteather
Non tebreather diberikan pada klien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi.
for hypoxemic Pada hypoxemic tidak boleh memberikan oksigen melalui non
rebreather terlalu lama. Berikan aliran 15 liter/mnt. Perbedaan antara
rebreathing dan non-rebreathing mask terletak pada adanya vulve yang
mencegah udara ekspirasi terinhalasi kembali.

2. Indikasi
! Hipoksia
! Henti nafas dan henti jantung
! Gagal nafas
! Keracunan CO
! Asidosis
! Penurunan kesadaran
! Kadar O2 rendah
ANALISA DENGAN MEMBANDINGKAN FISIOTERAPI DADA DAN
POSTURAL DRAINASE

PROSEDUR DALAM VIDEO DAN SOP DALAM MODUL

NO PROSEDUR DALAM VIDEO SOP DALAM MODUL


1. Alat yang digunakan yaitu suction cateter, Alat yang digunakan yaitu
connection tubing, suction source with a stetoskop, air putih hangat,
receptacie, sumber oksigen, manual ventilation pengalas, bengkok
bag and mask with manometer, stetoskop. APD,
handscone
2. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
3. Tidak menyapa anak dengan menyebutkan Menyapa anak dengan
namanya menyebutkan anaknya
4. Menjelaskan prosedur tindakan dan tujuan tindakan
5. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dari Tidak menjelaskan indikasi dan
tindakan kontraindikasi dari tindakan
6. Meminta izin kepada orangtua dan anak serta Meminta izin kepada orangtua
menjelaskan tindakan yang dilakukan tidak dan anak
berbahaya
7. Mencuci tangan dan memakai handscone serta Mencuci tangan
memakai APD
8. Melakukan auskultasi paru untuk mendengar letak sekret
9. Tidak memberikan air hangat sebelum dilakukan Memberikan air hangat sebelum
prosedur dilakukan prosedur
10. Memposisikan anak sesuai letak sekret
11. Melakukan tindakan perkusi : dengan 1 tangan Melakukan tindakan perkusi :
beberapa kali dalam 1-2 menit anak diminta meniup balon,
menarik nafas. Perkusi dengan 2
jari, 3 jari atau satu tangan
beberapa kali dalam
13. Melakukan vibrasi : letakkan diatas area perkusi, Melakukan vibrasi : letakkan
posisi tangan dominan di bawah dan tangan non diatas area perkusi, anak
dominan diatasnya dengan gerakan lembut lalu diminta nafas dalam, getarkan
getarkan tangan ketika ekspirasi tangan ketika ekspirasi, lakukan
3 kali
14. Mengulangi langkah 12 dan 13 untuk posisi belakang
15. Melakukan hisap sekret untuk melihat : warna, Dudukkan anak dan
konsetrasi, dan bau instruksikan untuk batuk atau
usap mulut anak
16. Mengkaji pernafasan dan suara paru di area Mengkaji pernafasan dan suara
perkusi paru di area perkusi dan
memberikan pujian pada anak
17. Melakukan monitor oksigen, intoleransi posisi, Merapikan alat dan
batu dan kenyamana selama prosedur mengembalikan alat
18. Mengkaji terjadinya komplikasi : desaturasi Tidak melakukan pengkajian
oksigen, cedera pada tulang iga, otot atau tulang
belakang, muntah, aspirasi pada mulut hingga
paru-paru, peningatan tekanan intrakranial,
hipotensi, pendarahan di paru-paru
19. Mencuci tangan dan melepaskan APD Mencuci tangan
20. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai