Teori Finansial Dan Kesejahteraan
Teori Finansial Dan Kesejahteraan
Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan aliran kas,
sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bisnis yang dijalankan. Menurut Husnan
Suswarsono (2000) analisis finansial merupakan suatu analisis yang membandingkan antara
biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan selama
umur bisnis.
Analisis finansial mengkaji beberapa analisis kelayakan finansial yang digunakan yaitu, Net
B/C Ratio, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period
(PP), Laba rugi dan Analisis Sensitivitas.
Net Present Value (NPV) adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih (manfaat neto
tambahan) yang akan diperoleh pada masa mendatang, merupakan selisih antara nilai
sekarang arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang arus biaya (Gittinger, 1986).
Kriteria penilaian untuk Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut:
1. Jika NPV > 0, maka usaha yang dijalankan layak untuk dilaksanakan.
2. Jika NPV < 0, maka usaha yang dijalankan tidak layak untuk dilaksanakan.
3. Jika NPV = 0, maka usaha yang dijalankan tidak rugi dan tidak untung.
Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat suku bunga maksimum yang dapat dibayar
oleh bisnis untuk sumberdaya yang digunakan karena bisnis membutuhkan dana lagi untuk
biaya-biaya operasi dan investasi dan bisnis baru sampai pada tingkat pulang modal
(Gittinger, 1986).
Sedangkan menurut Umar (2005) Internal Rate of Return (IRR) digunakan untuk mencari
tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa
datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal. Apabila IRR sama
dengan tingkat discount maka usaha tidak dapat mendapatkan untung atau rugi, tetapi jika
IRR < tingkat discount rate maka usaha tersebut tidak layak diusahakan, sedangkan apabila
IRR > tingkat discount rate maka usaha tersebut layak untuk diusahakan.
Net benefit cost ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara present value yang dari
net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif (Kadariah,1986).
Jika Net B/C ratio >1, maka proyek tersebut layak untuk diusahakan karena setiap
pengeluaran sebanyak Rp. 1 maka akan menghasilkan manfaat sebanyak Rp. 1. Jika Net
B/C < 1 maka proyek tersebut tidak layak untuk diusahakan karena setiap pengeluaran
akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari pengeluaran.
Payback period (PP) digunakan dengan tujuan untuk menghitung jangka waktu
pengembalian modal investasi yang digunakan untuk membiayai bisnis. Payback period
adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanamkan dalam bisnis
tersebut dapat dikembalikan.
Analisis laba rugi adalah laporan yang berisi tentang total penerimaan pengeluaran dan
kondisi keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun produksi. Laporan
laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya selama
periode tertentu. Laporan laba rugi mengandung sebuah informasi yang penting tentang suatu
usaha, yaitu laba atau rugi bersih.
1. Penghasilan
Penghasilan perusahaan dapat diperoleh dari penjualan total terhadap produk yang
dihasilkan selama periode yang tertentu. Penjualan merupakan sumber penghasilan
utama bagi perusahaan. Penjualan bersih diperoleh dari penjualan kotor dikurangi penjualan
yang dikembalikan (return).
2. Biaya
Biaya mencakup semua pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan. Secara garis besar,
macam-macam biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya tetap, biaya variabel,
pajak, rugi yang diakibatkan penjualan aktiva tetap dan penyusutan barang investasi.
Laba bersih dapat diperoleh dari seluruh penghasilan dikurangi seluruh biaya. Jika nilai
selisih tersebut adalah positif, maka nilai tersebut sebagai keuntungan perusahaan,
sedangkan nilai yang negatif menandakan kerugian perusahaan. Besarnya laba
bersih yang dapat dicapai akan menjadi ukuran sukses bagi perusahaan.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah suatu analisa untuk dapat melihat pengaruh- pengaruh yang akan
terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah (Gittinger 1986). Pada bidang pertanian, bisnis
sensitive berubah-ubah akibat empat masalah utama yaitu perubahan harga jual produk,
keterlambatan pelaksanaan usaha, kenaikan biaya dan perubahan volume produksi.
Analisis sensitivitas dicari beberapa nilai pengganti pada komponen biaya dan manfaat yang
terjadi, yang masih memenuhi kriteria minimum kelayakan investasi atau masih
mendapatkan keuntungan normal. Keuntungan normal terjadi apabila nilai NPV sama
dengan nol (NPV=0). NPV sama dengan 0 akan membuat IRR sama dengan tingkat suku
bunga dan Net B/C sama dengan 1 (cateris paribus). Artinya, sampai tingkat berapa usaha
yang akan dijalankan mentoleransi peningkatan harga atau penurunan input dan penurunan
harga atau jumlah output (Gittinger,1986).
Parameter harga jual produk, jumlah penjualan dan biaya dalam analisis finansial
diasumsikan tetap setiap tahunnya (cateris paribus). Namun, dalam keadaan nyata ketiga
parameter dapat berubah-ubah sejalan dengan pertambahan waktu. Untuk itu, analisis
sensitivitas perlu dilakukan untuk melihat sampai berapa persen penuruan harga atau
kenaikan biaya yang terjadi dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria kelayakan
investasi dari layak menjadi tidak layak.
Batas-batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi dalam hal layak atau
tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase yang diperoleh misalnya
persentase kenaikan harga pakan dan DOC maka menunjukkan bahwa usaha tersebut tidak
peka atau tidak sensitif terhadap perubahan parameter yang terjadi.
Daftar Pustaka
Menurut Walter A. Friedlander (1961) kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir
dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu
individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan
relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya
sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan
keluarga dan masyarakat.
Harold L. Wilensky (1965) mendefinisikan kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang
terorganisir dari usaha-usaha pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial, untuk membantu
individu-individu dan kelompok dalam mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang
memuaskan. Maksudnya agar individu dan relasi-relasi sosialnya memperoleh kesempatan
yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya serta meningkatkan
atau menyempurnakan kesejahteraan sebagai manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Alfred J.Khan (1973) menyatakan bahwa kesejahteraan sosial terdiri dari program-program
yang tersedia selain yang tercakup dalam kriteria pasar untuk menjamin suatu tindakan
kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan kesejahteraan, dengan tujuan meningkatkan
derajat kehidupan komunal dan berfungsinya individual, agar dapat mudah menggunakan
pelayanan-pelayanan maupun lembaga-lembaga yang ada pada umumnya serta membantu
mereka yang mengalami kesulitan dan dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
Lalu menurut Zastrow (2000) kesejahteraan sosial adalah sebuah sistem yang meliputi
program dan pelayanan yang membantu orang agar dapat memenuhi kebutuhan sosial,
ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang sangat mendasar untuk memelihara masyarakat.
Sebagaimana batasan PBB, kesejahteraan sosial adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisasi
yang betujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga
dan masyarakat.