Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita
semua. Sholawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis
berhasil menyelesaikan Karya Ilmiah tepat pada waktunya yang berjudul “PENGARUH LIMBAH DETERJEN SURF
TERHADAP LINGKUNGAN” . terimakasih kepada ibu guru mata diklat IPA kami yang telah membimbing kami
hingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan karya ilmiah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. semoga tugas ini berguna bagi semua pihak.Amin…
15 November 2013
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………………2
Daftar Isi………………………………………………………………………………………………3
Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………………4
Bab IV Pembahasan………………………………………………………………………………7
Daftar Pustaka…………………………..…………………………………………………………..…9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
kegiatan ekonomi yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
terutama pada lingkungan rumah tangga. Sehingga struktur dan fungsi dasar ekosistem menjadi pendukung
kehidupan menjadi rusak.
Limbah rumah tangga merupakan pencemar air terbesar selain limbah-limbah organisme, pertanian dan bahan
pencemar lainnya. Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, organis dll.) maupun cairan (air cucian,
minyak rgani bekas, dll.).
1. Rumusan masalah
Bagaimanakah dampak dari limbah deterjen terhadap organisme air?
Apakah dampak jangka panjang dari limbah deterjen bagi lingkungan?
1. Tujuan penelitian
1. Mengetahui bagaimana pengaruh larutan detergen terhadap fisik kecebong.
2. Sebagai wahana melatatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah
yang sistematis dan metodologis.
3. Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan siswa sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan,
tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan,
terutama setelah penyelesaian studynya.
1. Manfaat penelitian
2. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca efektif
3. Melatih untuk menggabungkan bacaan dari berbagai sumber
4. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
5. Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
6. Memperoleh kepuasan intelektual.
1. Hipotesis
Dampak limbah deterjen bagi organisme air sangat buruk, dimana jika terlalu banyak
limbah deterjen yang tercampur dalam air organisme-organisme air yang hidup dalam air itu bisa
mati.
Dampak jangka panjangnya adalah berkurangnya organisme air dlam lingkungan.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Detergent
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, deterjen mempunyai keunggulan antara lain
mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air. Detergen merupakan garam
Natrium dari asam sulfonat.
Rantai hidrokarbon, R, di dalam molekul sabun di atas mungkin adalah rantai hidrokarbon yang lurus atau rantai
hidrokarbon yang bercabang.
Detergen sudah sangat akrab di kehidupan kita, terutama bagi ibu rumah tangga. Detergen digunakan untuk
mencuci pakaian. Untuk menyempurnakan kegunaannya, biasanya pabrik menambahkan Natrium Perborat,
pewangi, pelembut, Naturium Silikat, penstabil, Enzim, dan zat lainnya agar fungsinya semakin beragam. Tapi
diantara zat-zat tersebut ada yang tak bisa dihancurkan/dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga otomatis
menyebabkan pencemaran lingkungan. Apabila air yang mengandungi detergen dibuang ke dalam air,
tercemarlah air dan pertumbuhan Alga yang sangat cepat. Hal ini akan menyebabkan kandungan oksigen dalam
air berkurangan dan otomatis ikan, tumbuhan laut, dan kehidupan air lainnya mati.Selain itu limbah Detergen
juga menyebabkan pencemaran tanah yang menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan
tanaman serta hidupan tanah termasuk cacing mati. Padahal cacing bisa menguraikan limbah organik, non
organik & menyuburkan tanah.
Bahan utamanya ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam sulfonik. Asam sulfonik yang
digunakan dalam pembuatan detergen merupakan molekul berantai panjang yang mengandungi 12 hingga 18
atom karbon per molekul.
Detergen pertama disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl hydrogen sulfat. Alkohol
berantai panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan minyak.
Alkohol berantai panjang ini direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil hydrogen sulfat yang kemudian
dinetralkan dengan basa.
Natrium lauril sulfat adalah detergen yang baik. Karena garamnya berasal dari asam kuat, larutannya hampir
netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam larutannya, sehingga dapat dipakai dengan
air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergen yang umum digunakan adalah alkil benzenasulfonat berantai
lurus. Pembuatannya melalui tiga tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan
benzena dan katalis Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan dengan
basa melengkapi proses ini.
Rantai alkil sebaiknya tidak bercabang. Alkil benzenasulfonat yang bercabang bersifat tidak dapat didegradasi
oleh jasad renik (biodegradable). Detergen ini mengakibatkan masalah polusi berat pada tahun 1950-an, yauti
berupa buih pada unit-unit penjernihan serta disungai dan danau-danau. Sejak tahun 1965, digunakan alkil
benzenasulfonat yang tidak bercabang. Detergen jenis ini mudah didegradasi secara biologis oleh
mikroorganisme dan tidak berakumulasi dilingkungaN
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Alat
1. 3 buah gelas plastic transparan
2. Stopwatch
3. 2 buah sendok makan
4. Lap/tisu
5. Kertas/buku dan pulpen
6. Bahan
1. 9 ekor kecebong
2. 3 gelas air
3. 3 sendok makan deterjen
4. Objek pengamatan
1. Kondisi kecebong sebelum tercemar
2. Kondisi kecebong sesudah tercemar
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Hasil penelitian:
Kondisi kecebong
Bannyaknya deterjen Waktu
yang digunakan pengamatan
N
O Sebelum tercampur Setelah terampur
1. Pembahasan
Dari table dapat di ketahui:
1. Air yang tidak terampur deterjen , kecebong yang berada didalamnya tetap hidup.
2. Air yang tercampur deterjen 1 sendok, kecebong yang berada didalamnya, mampu
bertahan hidup selama 40 detik.
3. Air yang tercampur deterjen 2 sendok, kecebong yang berada didalamnya hanya mampu
bertahan hidup 11 detik saja.
4. Kecebong-kecebong yang berada didalam air yang telah tercemar, tidak mampu bertahan
hidup. Begitu berbahayanya air yang tercemar tersebut bagi organisme air.
Jadi air yang tercemar oleh limbah rumah tangga terutama deterjen dapat menyebabkan pengaruh yang sangat
besar terhadpa lingkungan.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa larutaan detergent sangat berpengaruh sekali
terhadap kondisi fisik organism air yang dapat menyebabkan kecebong tersebut melemah
bahkan hingga mati.
1. Saran
1. Manusia hendaknya selalu memelihara dan memperbaiki lingkungan untuk
generasi yang akan dating
2. tindakan-tindakan pencemaran yang dapat merusak lingkungan dan kesehatan
harus dihindarkan
3. perlu adanya penelitian secara ilmiah terhadap lingkungan sehingga masalah-
masalah lingkungan dapat ditanggulangi lebih baik lagi.
Ada kerja sama yang baik dari semua pihak dalam rangkar
4. Ada kerja sama yang baik dari semua pihak dalam rangka mempertahankan
kelestarian dan mencagah terjadinya kerusakan terhadap lingkungan.
BAHAYA LIMBAH DETERJEN TERHADAP LINGKUNGAN DAN
KESEHATAN
Oleh:
Kristin Agustina P
Pendidikan Kimia
Abstrak
Mencuci merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Deterjen
merupakan bahan yang pencuci yang populer di Indonesia. Deterjen mengandung bahan-
bahan penyusun yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Bahan-bahan penyusun
dari deterjen adalah surfaktan, builder, filler, dan aditif. Bahan-bahan penyusun deterjen
tersebut memiliki dampak bagi pencemaran lingkungan. Salah satu dampak dari pencemaran
lingkungan adalah terjadinya eutrofikasi. Eutrofikasi mengakibatkan terganggunya rantai
makanan yang dapat menyebabkan limbah deterjen masuk ke dalam tubuh manusia. Senyawa
sisa limbah deterjen yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan kanker. Iritasi juga
dapat timbul akibat penggunaan deterjen. Oleh karena itu, konsumen diharapkan mencermati
kandungan yang terdapat dalam deterjen sebelum membeli produk dan memilih deterjen yang
ramah lingkungan.
A. Pendahuluan
Deterjen merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi setiap rumah tangga di
Indonesia. Mencuci dengan menggunakan deterjen merupakan salah satu hal lazim yang
dilakukan oleh ibu rumah tangga. Harga deterjen yang dijual di pasaran pun bervariasi, mulai
dari ukuran kecil dengan harga ribuan rupiah sampai yang berukuran satu kilogram dengan
harga puluhan ribu rupiah. Di Indonesia pun terdapat berbagai macam jenis deterjen yang
dijual di pasaran. Deterjen dapat dengan mudah ditemui di warung-warung kecil, pasar
produk buatan mereka dengan berbagai macam cara, antara lain dengan memberi hadiah
berupa piring, gelas, ataupun produk deterjen mereka dalam kemasan kecil. Promosi lainnya
biasanya berupa penambahan bahan pewangi, pelembut, zat aditif, pemutih, dan lain-lain.
Produsen juga mempromosikan produknya yang memberikan busa yang melimpah. Persepsi
penduduk Indonesia saat ini adalah busa yang melimpah akan menghilangkan kotoran yang
ada di pakaian dengan cepat. Namun persepsi ini sebenarnya salah, busa yang melimpah
bukan jaminan akan kebersihan pakaian yang dicuci. Sebaliknya busa deterjen ini akan
Limbah yang tidak terurai dengan baik akan menjadi suatu permasalahan bagi
lingkungan. Butuh waktu yang lama agar senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam
limbah deterjen dapat terurai secara alami oleh bakteri. Oleh karena itu, artikel ini diharapkan
dapat membuka wawasan masyarakat akan dampak dari limbah deterjen terhadap lingkungan
dan kesehatan. Masyarakat diharapkan dapat memilih deterjen yang ramah lingkungan serta
tidak mengganggu ekosistem yang ada di alam dengan mengetahui dampak limbah deterjen
B. Pembahasan
Deterjen merupakan salah satu produk industri yang biasa digunakan di dalam
kehidupan manusia. Salah satu manfaat dari deterjen adalah untuk melindungi kebersihan dan
kesehatan manusia. Deterjen biasanya digunakan dalam industri maupun rumah tangga
sebagai bahan pencuci atau pembersih. Dalam rumah tangga khususnya digunakan untuk
mencuci pakaian.
Deterjen dalam arti luas menurut Srikandi Fardiaz (1992:66) adalah bahan yang
digunakan sebagai pembersih, termasuk sabun pencuci piring alkali dan cairan pembersih.
Definisi yang lebih spesifik dari deterjen adalah bahan pembersih yang mengandung senyawa
petrokimia atau surfaktan sintetik lainnya. Deterjen merupakan bahan yang mengandung
Deterjen berfungsi sebagai penghilang kotoran berupa minyak yang serupa dengan
sabun, yaitu dengan cara mengemulsi lemak, minyak atau gemuk (grease), tetapi deterjen
tidak menyebabkan gumpalan seperti pada sabun (Hiasinta A. Purnawijayanti, 2001: 22).
Mengemulsikan lemak yang dimaksud dalam hal ini adalah membuat fasa lemak menjadi
emulsi sehingga lemak mudah terlepas dari pakaian. Fungsi lain dari deterjen menurut Cichy
4. Membuat efektivitas air sebagai pelarut meningkat sehingga kotoran mudah larut dalam air.
sebagai bahan pembasah yang menyebabkan turunnya tegangan permukaan air. Dengan
menurunnya tegangan permukaan air maka air lebih mudah meresap ke dalam pakaian yang
bahan organik yang berperan sebagai bahan aktif pada deterjen, sabun, dan shampoo (Hefni
partikel kotoran dan air. Keadaan ini terjadi karena molekul surfaktan bersifat bipolar, di
mana salah satu ujungnya bersifat nonpolar dan larut dalam kotoran, sedangkan ujung yang
lainnya bermuatan dan larut di dalam air. Oleh karena itu, partikel kotoran yang menempel
pada pakaian terlepas dan mengapung atau terlarut dalam air. Surfaktan yang paling umum
digunakan adalah alkil sulfonat linier (ASL) dan salah satu contohnya adalah
Gambar 2. Dodesilbenzensulfonat
Surfaktan dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu surfaktan anionik, surfaktan
sulphonate (ABS) yang bersifat resisten terhadap dekomposisi biologis. Hal ini bisa berarti
jika ABS atau alkilbenzene sulfonat ini sukar diuraikan secara biologis oleh bakteri. Dewasa
ini, surfaktan jenis ABS telah digantikan oleh linear alkyl sulphonate (LAS) yang dapat
diuraikan oleh bakteri secara biologis (biodegradeble). LAS memiliki tingkat biodegradasi
sebesar 90% sedangkan ABS hanya sebesar 50-60%. Surfaktan juga memiliki dampak negatif
mengganggu transfer gas di dalam sel. Jika surfaktan bereaksi dengan sel dan membran sel
maka surfaktan akan menganggu pertukaran gas yang berlangsung antar sel. Pertukaran
oksigen yang tidak berlangsung dengan lancar akan mengakibatkan pertumbuhan sel
alami kulit, dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Derajat keasaman (pH) deterjen
yang tinggi akan menyebabkan tangan iritasi (panas, gatal, dan mengelupas).
Selain surfaktan deterjen juga mengandung builder (bahan
dan asam sitra. Air yang mengandung fosfat dapat menyebabkan keracunan apabila
terminum oleh manusia. Menurut Damin Sumardjo (2008: 630), persenyawaan fosfat
anorganik yang dipakai sebagai builder (bahan pengawet busa) ternyata dapat mencemari air
seperti persenyawaan fosfat anorganik yang terdapat pada pupuk. Pencemaran ini membuat
air disungai menjadi bau. Bau busuk ini berasal dari gas NH3 dan H2S yang berasal dari
peruraian bakteri anaerob. Air sungai yang tercemar sulit dimanfaatkan oleh masyarakat
Air sungai yang tercemar limbah deterjen berakibat buruk bagi flora dan fauna yang
hidup di sungai. Ikan dan tumbuhan yang ada di sungai dapat mati karena ekosistem tempat
hidup mereka tercemar. Zat yang terdapat dalam limbah deterjen dapat memacu pertumbuhan
eceng gondok dan gulma air sehingga dapat mengakibatkan ledakan jumlah tanaman tersebut.
Ledakan jumlah tanaman tersebut akan mengakibatkan pendangkalan dan menyumbat aliran
air sungai. Tanaman yang menutupi permukaan air akan menghambat masuknya sinar
matahari dan oksigen ke air. Hal ini akan berdampak pada kualitas air dan ikan-ikan menjadi
sulit untuk bertahan hidup. Penelitian juga menunjukkan bahwa deterjen mempunyai
pengaruh terhadap flora dan fauna yang hidup di sungai. Deterjen anionik bersifat lebih
toksik terhadap udang air (Gammarus polex) dibandingkan dengan deterjen kationik atau
nonionik. Sedangkan ikan lebih sensitif terhadap pengaruh deterjen nonionik atau deterjen
sekali diuraikan oleh enzim-enzim bakteri pengurai sehingga akan tetap utuh dan berbusa.
Limbah deterjen yang tidak dapat diurai dalam waktu yang singkat ini menyebabkan polusi
udara karena baunya yang tidak sedap. Menurut Petra Widmer dan Heinz Frick (2007: 42),
deterjen terurai dalam hitungan minggu hingga bulanan sedangkan persyaratan ekolabel
memberikan jangka waktu peruraian limbah deterjen di lingkungan alam hanya dua hari.
Selain itu deterjen dalam air buangan dapat meresap ke air tanah atau sumur-sumur di
masyarakat. Air yang tercemar limbah deterjen tidak baik bagi kesehatan karena dapat
menyebabkan kanker. Kanker ini diakibatkan oleh menumpuknya surfaktan di dalam tubuh
manusia.
bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi
pemutih, pewarna. Bahan aditif ini sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan daya cuci
perhatian konsumen. Contoh dari aditif adalah enzim, boraks, Natrium klorida, Carboxy
methyl cellulose (CMC). Sayangnya diantara zat-zat tersebut ada yang tak bisa dihancurkan
mengakibatkan tanaman serta hidupan tanah termasuk cacing mati. Padahal cacing berfungsi
1. Kesimpulan
lebih jeli dalam memilih produk deterjen yang ramah lingkungan. Limbah deterjen yang tidak
mudah diuraikan oleh bakteri. Bakteri membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
menguraikan limbah deterjen. Sisa limbah deterjen yang tidak terurai akan menyebabkan
pencemaran air. Air yang tercemar biasanya berbau busuk dan tidak bisa dimanfaatkan untuk
kebutuhan sehari-hari.
gondok di perairan. Eceng gondok yang melimpah di perairan akan menyebabkan ekosistem
terganggu. Ikan-ikan akan kekurangan oksigen sehingga ikan akan mati dan populasi ikan
menurun. Limbah deterjen yang masuk ke rantai makanan akan masuk ke tubuh manusia.
Surfaktan yang berasal dari limbah deterjen dapat menyebabkan kanker apabila menumpuk di
dalam tubuh. Surfaktan yang terkandung dalam deterjen juga dapat menyebabkan iritasi kulit
yang ditandai dengan rasa panas, gatal bahkan kulit mengelupas jika bersentuhan langsung.
Dengan demikian konsumen deterjen diharapkan mencermati kandungan yang terdapat dalam
deterjen sebelum membeli produk dan memilih deterjen yang ramah lingkungan.
D. Daftar Pustaka
Damin Sumardjo. (2008). Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
EGC.
Hefni Effendi. (2003). Telaah Kualitas Air, Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan.
Yogyakarta: Kanisius.
Hiasinta A. Purnawijayanti. (2001). Sanitasi, Higine, dan Keselamatan Kerja dalam Penggolahan
Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
Srikandi Fardiaz. (1992). Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
Widmer, Petra & Frick, Heinz. (2007). Hak Konsumen dan Ekolabel. Yogyakarta: Kanisius.
LEMBAR PENGESAHAN
Karya tulis berjudul, “Pengaruh Limbah Deterjen Terhadap Lingkungan“ disusun
oleh Erlina Lutfiantica, dengan NISN.9988458720. Telah disahkan dengan syarat pemenuhan
tugas mata pelajaran aplikasi presentasi Semester genjil kelas XII, di lingkungan
SMK Negeri 2 Kabupaten Tebo Tahun Ajaran 2014/2015.
Disetujui oleh
Disahkan oleh
Kepala SMK N 2 Kab. Tebo
Sadiyo, S.Pd
NIP. 19670726 199412 1 001
ABSTRAK
ERLINA LITFIANTICA. Pengaruh Limbah Deterjen Terhadap Lingkungan
Kata kunci : Deterjen dan Lingkungan
Mencuci merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh masyarakat.Deterjan merupakan
bahan pencuci yang pupuler di Indonesia. Deterjen mengandung bahan-bahan penyusun yang
dapat menyababkan pencemaran lingkungan. Bahan-bahan penyusun dari deterjen adalah
surfaktan, builder, filter, dan adiktif. Bahan-bahan penyusun deterjen tersebut memiliki
dampak bagi pencemaan lingkungan salah stu dampak pencemaran lingkungan adalah
terjadinya eutrofikasi. Eutrofikasi mengakibatkan terganggunya rantai makanan yang dapat
menyebabkan limbah deterjen masuk ke dalam tubuh manusia. Senyawa sisa limbah deterjen
yang menumpuk di dalam tubuh dapat menyebabkan kanker.iritasi juga dapat timbul akibat
penggunaan deterjen. Oleh karena itu kita diharapkan mencermati kandungan yang terdapat
dalam deterjen sebelum membeli produk dan memilih deterjen yang ramah lingkungan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan ekonomi yang semakin meningkat mengandung resiko pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup terutama pada lingkungan rumah tangga. Sehingga struktur dan
fungsi dasar ekosistem menjadi pendukung kehidupan menjadi rusak.
Limbah rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar selain limbah-limbah organisme,
pertanian dan bahan pencemaran lainnya. Limbah rumah tangga dapat berupa cairan seperti
air cucian baju (deterjen).
1.2 Rumusan Masalah
1
1.4 Metode Penulisan
Dalam membuat karya ilmiah ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka,
kualitatif (pengumpulan data) untuk mendapatkan gambaran tentang limbah deterjen di
lingkungan sekitar.
1.5 Manfaat Penulisan
1. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
2. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber
3. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
4. Malatih untuk penulisan yang benar
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian
Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun,
deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak
terpengaruh oleh kesadahan air. Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat.
Detergen sudah sangat akrab di kehidupan kita, terutama bagi ibu rumah tangga.
Detergen digunakan untuk mencuci pakaian. Untuk menyempurnakan kegunaannya, biasanya
pabrik menambahkan Natrium Perborat, pewangi, pelembut, Naturium Silikat, penstabil,
Enzim, dan zat lainnya agar fungsinya semakin beragam. Tapi diantara zat-zat tersebut ada
yang tak bisa dihancurkan/dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga otomatis menyebabkan
pencemaran lingkungan. Apabila air yang mengandungi detergen dibuang ke dalam air,
tercemarlah air dan pertumbuhan Alga yang sangat cepat. Hal ini akan menyebabkan
kandungan oksigen dalam air berkurangan dan otomatis ikan, tumbuhan laut, dan kehidupan
air lainnya mati.Selain itu limbah Detergen juga menyebabkan pencemaran tanah yang
menurunkan kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta hidupan tanah
termasuk cacing mati. Padahal cacing bisa menguraikan limbah organik, non organik &
menyuburkan tanah.
3
2.2 Zat yang Terkandung
Bahan utamanya ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam
sulfonik.Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergen merupakan molekul
berantai panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul.
Detergen pertama disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl
hydrogen sulfat. Alkohol berantai panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan
minyak.
Alkohol berantai panjang ini direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil hydrogen
sulfat yang kemudian dinetralkan dengan basa.
Natrium lauril sulfat adalah detergen yang baik. Karena garamnya berasal dari asam kuat,
larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam
larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergen
yang umum digunakan adalah alkil benzenasulfonat berantai lurus. Pembuatannya melalui
tiga tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan
katalis Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan
dengan basa melengkapi proses ini.
Rantai alkil sebaiknya tidak bercabang. Alkil benzenasulfonat yang bercabang bersifat tidak
dapat didegradasi oleh jasad renik (biodegradable). Detergen ini mengakibatkan masalah
polusi berat pada tahun 1950-an, yauti berupa buih pada unit-unit penjernihan serta disungai
dan danau-danau. Sejak tahun 1965, digunakan alkil benzenasulfonat yang tidak bercabang.
Detergen jenis ini mudah didegradasi secara biologis oleh mikroorganisme dan tidak
berakumulasi dilingkungan.
4
BAB III
Pengaruh Limbah Deterjen Terhadap Lingkungan
3.1 Dampak Dari Limbah Deterjen Terhadap Air
Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi
karena telah tercemar oleh limbah. Misalnya air yang tidak tercemar airnya masih murni dan
alami, tidak ada zat-zat kimia yang berbahaya, sedangkan air sungai yang telah tercemari
oleh detergen misalnya, mengandung zat kimia yang berbahaya, baik bagi organisme yang
hidup di sungai tersebut maupun bagi makhluk hidup lain yang tinggal di sekitar sungai
tersebut.
Limbah adalah zat atau substansi yang mencemari lingkungan. Air limbah detergen
termasuk Polutan karena didalamnya terdapat zat yang disebut ABS. Jenis deterjen yang
banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian adalah deterjen anti noda.
Deterjen jenis ini mengandung ABS (alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen
tergolong keras. Deterjen tersebut sukar dirusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable)
sehingga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan perairan yang tercemar
limbah deterjen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan
membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota tersebut.
7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa larutan deterjen sangat perpengaruh sekali terhadap
kondisi fisik organism air yang dapat menyebabkan makhluk air tersebut melemah bahkan
hingga mati.
Polusi atau pencemaran adalah keadaan dimana suatu lingkungan sudah tidak alami lagi
karena telah tercemar oleh limbah. Misalnya air yang tidak tercemar airnya masih murni dan
alami. Lingkungan perairan yang tercemar limbah deterjen kategori keras ini dalam
konsentrasi tinggi akan mengancam dan membahayakan kehidupan biota air dan manusia
yang mengkonsumsi biota tersebut.
Air yang tercemari detergen dapat mengancam kehidupan organisme yang hidup di
dalamnya, salah satunya adalah ikan. Selain ikan masih banyak organisme lain, seperti
fitoplankton, zooplankton/protozoa, cyanobacteria, dan lain-lain.
4.2 Saran
Manusia hendaknya selalu memelihara dan memperbaiki lingkungan sekitarnya untuk
keindahan limgkungan agar tidak tercemari oleh limbah deterjen
Tindakan-tindakan pencemaran yang merusak lingkungan harus dihindarkan
Perlu adanya penelitian secara ilmiah terhadap lingkungan sehingga masalah-masalah
lingkungan dapat ditanggulani dengan baik
Ada kerja sama yang baik dari semua pihak dalam lingkungan sekitar dalam rangka
mempertahankan kelestarian dan mencegah terjadinya kerusakan terhadap lingkungan.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://kusjunianto.wordpress.com/2013/12/16/karya-ilmiah-pengaruh-deterjen-limbah-
rumah-tangga-terhadap-lingkungan/
http://risza-risanty.blogspot.com/2013/05/pengaruh-limbah-terhadap-kelangsungan.html
http://ayo-berbagi-ilmumu.blogspot.com/2015/02/karya-ilmiah-mengetahui-dampak-air.html
http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/mengetahui-dampak-air-limbah-detergen.html
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengaruh detergen terhadap pernafasan ikan nila?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang di atas, tujuan kami
mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap pernafasan ikan.
Untuk membandingkan kecepatan pernafasan ikan di air tercemar
dengan air yang tidak tercemar (dalam air murni)
MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan tujuan dari penelitian di atas manfaat
mengadakan pratikum ini adalah sebagai berikut:
Agar dapat mengetahui pengaruh detrejen terhadap pernafasan
ikan.
Agar dapat membandingkan kecepatan pernafasan ikan di air
tercemar dengan air yang tidak tercemar (dalam air murni)
HIPOTESIS
Berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah kami
peroleh, kami berpendapat bahwa:
Ikan yang hidup di air tawar murni, akan tetap hidup secara normal.
Semakin banyak kadar detergen yang diujikan, maka semakin
sedikit kadar oksigen yang terkandung di dalam air, sehingga ikan
akan sulit untuk bernafas dan kemungkinan terburuk adalah
kematian pada objek penelitian (ikan nila)
EKSPERIMEN / PERCOBAAN
1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini kami lakukan pada hari Senin, 02 September 2013,
pukul 16.00 WIB. Penelitian ini bertempat di rumah salah satu
anggota kelompok kami.
2. Langkah Penelitian
a. Alat dan bahan
Air, ikan nila (berukuran kecil), detergen, stopwatch, gelas aqua
bekas
b. Langkah-langkah
1) Sediakan 4 gelas aqua bekas yang telah diisi dengan air yang sama
banyaknya.
2) Masukkan satu ekor ikan kedalam masing-masing gelas.
3) Gelas 1 tidak diberikan perlakuan apa-apa.
4) Masukkan deterjen kedalam gelas 2, 3, dan 4 dengan ketentuan
perbandingan banyaknya detergen 2:3:4
5) Hitung kecepatan pernafas ikan pada masing-masing gelas mulai
dari masuknya detergen selama 1 menit
6) Hitung lagi kecepatan bernafas ikan setelah 10 menit selama 1
menit.
7) Lakukan berulang-ulang sampai setengah jam.
8) Amati apa yang terjadi dengan kondisi ikan setelah 1 jam
pengamatan.
9) Masukkan data kedalam tabel.
10) Bandingkan perbedaan dari ke empat perlakuan tersebut.
3. Variabel penelitian
a. Variabel terikat : kecepatan pernafasan ikan
b. Variabel bebas : kadar detergen
c. Variabel kontrol : jumlah air murni semula, jenis ikan, waktu
penelitian.
4. Hasil Penelitian
No. waktu Jumlah pergerakan mulut ikan
Gelas I Gelas II Gelas III Gelas IV
1 0 menit 90 68 43 31
2 10 menit 88 12 7 -
3 20 menit 91 - - -
4 30 menit 89 - - -
- Konsentrasi 0 ml 10 ml 15 ml 20 ml
detergen
Tabel 1. Jumlah pergerakan mulut ikan tiap 10 menit
Keterangan:
O : sehat dan bergerak lincah
oOo : berenang melambat
Oo : berenang sangat lambat, insang berdarah,
mengeluarkan feses
o : ikan mati
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Konsentrasi detergen sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup ikan nila.
2. Ikan yang ditempatkan di air murni tidak mengalami kematian atau
gejala-gejala yang menandakan akan mati.
3. Setelah dicemari oleh detergen, ikan mengalami hal-hal sebagai
berikut:
Berenang melambat
Insang berdarah
Mengeluarkan feses
Mati
4. Semakin banyak kadar detergen yang diujikan, menyebabkan ikan
lebih cepat mati.
Berdasarkan kesimpulan yang telah kami tarik, kami dapat
menyatakan bahwa hipotesis kami adalah benar.