Anda di halaman 1dari 5

Soal/ Pertanyaan.

1. Jelaskan Kewenanagan apa saja yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada Pemerintah Daerah,
jelaskaan juga kewengan apa saja yang tidak diberikan oleh pemerintah pusat.

2. Mengapa Otonomi Daerah perlu diberikan kepada daerah (Kaji hal ini dari sisi sejarah di masa lalu,
baik dari masa orde lama ke orde baru).

3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi adanya pemisahan atau penggabungan pemerintahan


daerah baik daerah Propinsi maupun Kabupaten/Kota jelaskan beserta dasar hukumnya.

4. Bagaimana menurut saudara tentang pemilihan kepala Daerah secara langsung baik pemilihan kepala
Daerah tingkat satu Gubernur maupun kepala daerah tingkat dua Bupati/Walikota jelaskan jawaban
saudara dan dan bagaimana cara penyelesian kasus terhadap msalah tesebut jelaskan!

5. Jelaskan mengenai prinsip Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang No. 12 tahun 2008 jo
Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah, dan jelaskan juga mengenai prinsip
otonomi nyata dan prinsip otonomi berantanggung jawab!

#Selamat Bekerja Semoga Sukses#

Nama: Muhammad Luthfi Firdausy

NPM: 11.18.018

Fakultas: Hukum

Dosen: Otom Mustomi S,H. M,H.

Mata Kuliah: Hukum Pemerintah Daerah (UTS)


JAWABAN

1. A. Proses Desentralisasi yaitu penyerahan urusan pemerintahan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah propinsi pemda kabupaten/kota diantaranya:

-Bidang kesehatan

-Bidang pertanian

-Bidang kelautan

-Bidang kehutanan dan perkebunan

-Bidang perindustrian dan perdagangan

-Bidang perkoperasian

-Bidang Penanaman Modal


B. Kewenangan yang tidak diberikan pemerintah pusat kepada daerah yaitu:

-Politik Luar Negeri

-Pertahanan

-Keamanan

-Mendirikan Lembaga Peradilan

-Kebijakan Moneter dan Fisikal Nasional

-Kebijakan mengenai agama atau kepercayaan

2. Otonomi Daerah pelimpahan kewenangan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada
daerah. Namun sebelum diberlakukannya otda (Otonomi Daerah), pemerintahan di daerah
Indonesia begitu saja menerima program dari pemerintahan pusat jadi ada keseragaman program
pada setiap daerah dan tidak terjadinya pemerataan pembangunan yang hanya di pusat saja dan
tidak relevan sesuai dengan kebutuhan daerahnya. Dan sejak diberlakukannya Otonomi Daerah,
Daerah memiliki wewenang untuk mengatur daerahnya sendiri karena pemda sendirilah yang
mengetahui tentang kebutuhan pembangunan daerahnya dibandingkan pemerintah pusat.

3. Faktor yang mempengaruhi untuk memisahkan dan menggabungkan pemerintahan daerah


maupun provinsi yaitu:

A. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan, percepatan demokrasi,


percepatan perekonomian daerah, percepatan pengelolaan potensi daerah, peningkatan
keamanan dan ketertiban, serta peningkatan hubungan serasi antara Pusat dan Daerah.
B.Syarat-syarat pembentukan daerah dan kriteria pemekaran adalah menyangkut kemampuan
ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan
pertimbangan-pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi seperti
kemanan dan ketertiban, ketersediaan sarana pemerintahan, rentang kendali jumlah minimal 3
Kabupaten/Kota untuk propinsi yang akan dibentuk, dan minimal 3 kecamatan untuk
Kabupaten/Kota yang akan dibentuk.

C.Prosedur pembentukan dan pemekaran daerah diawali oleh adanya kemauan politik Pemda
dan masyarakat setempat, didukung oleh penelitian awal yang dilaksanakan oleh Pemda. Untuk
pembentukan Propinsi, usulan disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri yang disertai
lampiran hasil penelitian, persetujuan DPRD Propinsi dan Kabupaten/Kota, sementara usulan
pembentukan Kabupaten/Kota disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur
yang disertai lampiran hasil penelitian, persetujuan DPRD Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Dasar Hukumnya mengikuti perubahan UU No. 32 Tahun 2004 dan PP No.78 Tahun 2007
peraturan tersebut menyangkut susunan dan pembentukan suatu daerah otonom.

4. Menurut saya Pemilihan kepala daerah secara langsung ini memliki sisi positif dan negatifnya.
Dari sisi positif masyarakat dapat memilih dan menentukan sendiri kepala daerahnya masing-
masing tanpa campur tangan DPRD/DPR, melalui pilkada langsung juga dapat memutus
kecerendungan oligarki pada partai-partai dalam penentuan kepala daerah. Dalam pilkada
langsung perlu sistem yang ketat agar tidak menimbulkan konflik keras ditengah masyarakat
yang pada nantinya menganggu keamanan lingkungan dan dapat membawa korban jiwa dan
harta benda.

Solusi nya Pengaturan, perencanaan dan pelaksanaan proses Pilkada menjadi titik sentral untuk
hasil Pilkada yang lebih baik. Oleh karenanya pengawasan menjadi suatu keharusan dan penting
untuk proses Pilkada di masa mendatang. Lembaga pengawasan yang terlambat dibetuk
mengakibatkan sulitnya control. Ke depan, Panwas harus lebih diarahkan dan lebih independen.
Untuk menjamin kemandirian, Anggota KPU dan KPUD tidak boleh berafiliasi kepada partai
politik. Demikian pula dengan proses rekrutmen anggota KPU dan Panwas harus lebih
transparan.
5.Prinsip Otonomi daerah, yaitu:

-Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi objektif di daerah

-Bertanggung Jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar


pembangunan di seluruh pelosok tanah air

-Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih baik dan maju

Anda mungkin juga menyukai