Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER IV

NAMA :MUHAMMAD ANIS

NPP : 29.1182

NO.ABSEN : 19

KELAS : H-5

PRODI : PRAKTIK PERPOLISIAN TATA PAMONG

FAKULTAS : HUKUM TATA PEMERINTAHAN

MATA KULIAH : ANALISIS SOSIAL

DOSEN : MARZUKI,SP.,M.SI

1. a. laporan social mapping Covid-19 dari masing- masing Asdaf.

Angka Sebaran COVID-19 di Kalimantan Selatan


By. Corona.kalselprov.go.id
6 Mei 2020

POSITIF DIRAWAT MENINGGAL SEMBUH ODP PDP


229 180 17 32 1120 42

Keterangan
ODP : Orang dalam pantauan
PDP : Pasien dalam pengawasan

SAMPEL
a. Kota Banjarmasin

POSITIF DIRAWAT MENINGGAL SEMBUH ODP PDP


77 48 15 14 506 22

b. Kota Banjarbaru

POSITIF DIRAWAT MENINGGAL SEMBUH ODP PDP


25 22 0 3 122 2

c. Kabupaten Banjar

POSITIF DIRAWAT MENINGGAL SEMBUH ODP PDP


18 12 1 5 75 9
Sekarang ini penyebaran COVID-19 semakin hari terus meningkat, termasuk Provinsi
Kalsel. Sekarang ini Provinsi Kalsel berada di posisi ke-11 tertinggi se-Indonesia, setelah
Papua dan Sumbar. Status Kalsel sekarang ini berada pada Zona Merah, yang artinya
status ini diberikan kepada wilayah penularan Covid-19 yang sudah tidak terkendali. Di
zona merah, semua kegiatan sosial ditangguhkan, termasuk pemberhentian sekolah,
tempat sekolah, dan perkantoran sementara waktu. Pada wilayah zona ini biasanya
menerapkan pemberlakuan lockdown dan PSBB seperti di Indonesia.

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan telah memberikan himbauan kepada


masyarakat, diantaranya:
1. Kurangi aktivitas di luar rumah dan hindari kegiatan massal.
2. Gunakan masker saat berpergian keluar rumah.
3. Physical Distancing (jaga jarak).
4. Sering cuci tangan dengan sabun
5. Gunakan hand sanitizer
6. Tutup mulut dan hidung dengan siku terlipat saat batuk atau bersin
7. Hindari menyentuh wajah karena pintu masuk virus
8. Meningkatkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat)
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga telah dilaksanakan di
Provinsi Kalsel khususnya di Kota Banjarmasin. PSBB ini telah diberlakukan pada awal
ramadhan kemarin tepatnya 24 April 2020. Penerapan ini bertujuan untuk menekan
angka penyebaran Covid-19 di Wiliyah tersebut. adapun yang di batasi diantaranya :
a. Peliburan tempat sekolah dan tempat kerja.
b. Pembatasan kegiatan keagamaan.
c. Pembatasan kegiatan ditempat atau fasilitas umum.
d. Pembatasan kegiatan sosial dan budaya.
e. Pembatasan moda transportasi.
f. Pembatasan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.
g. Pemberlakuan Jam Malam.
Penerapan PSBB di Kota Banjarmasin ini tentunya berdampak terhadap masyarakat
diantaranya :
1. Agama
Berdasarkan data yang saya dapatkan dari MUI Kota Banjarmasin terdapat
beberapa himbauan mengenai pelaksanaan ibadah kepada umat muslim, diantaranya:
a) Himbauan untuk tidak melaksanakan sholat jumat
b) Shaf diatur berjarak
c) Memakai masker ketika sholat
d) Himbauan untuk tidak melaksanakan Sholat tarawih dan shola ied
e) Dsb yang mendukung keprotokalan kesehatan COVID-19
Selain itu, terdapat juga himbauan dari departemen keagamaan mengenai
pembatasan kegiatan keagamaan di tempat ibadah dalam rangka menekan angka
penyebaran covid-19 ini. Hal ini tentunya, menjadi problema di masyarakat karena
adanya pembatasan kegiatan keagamaan di tempat ibadah khususnya bagi umat
muslim yang menjalankan ibadah di bulan suci Ramadahan ini. Dengan adanya
kebijakan tersebut diharapkan masyarakat dapat patuh terhadap aturan tersebut guna
menanggulangi virus ini.
2. Sosial
Salah satu pembatasan dari PSBB yaitu Pembatasan Aktivitas kegiatan sosial
Menindak lanjuti hal itu, tentunya pemerintah memberikan solusi seperti halnya
Penerapan Home Learning bagi pelajar dan Mahasiswa dalam mendukung
pembelajaran serta pemberlakuan Work From Home (WFH) bagi para pekerja
pemerintah maupun sektor swasta, dan banyak lagi yang lainnya. Hal tersebut
tujuannya mendukung program Social Distancing guna untuk memutus penularan
Covid-19. Imbas dari penerapan PSBB di bidang sosial, diantaranya:
a. Banyak karyawan yang di PHK
b. Banyak pelaku usaha UMKM yang mengalami penurunan.
c. Sulitnya memenuhi kebutuhan hidup
d. Dsb
Harapannya pemerintah memerhatikan dengan kehidupan masyarakat yang
terkena imbas dari PSBB ini. dengan memberikan solusi yang tepat seperti halnya
pemberian BLT dan Sembako kepada masyarakat, pemberian sebaiknya
dilaksanakan secara cepat dan tepat sasaran. Selain itu, perlu adanya kontribusi dari
Sektor Swasta seperti halnya yang dilakukan pemerintah, dan masyarakat
diharapkan patuh dengan kebijakan tersebut.
3. Ekonomi
Pemberlakuan PSBB ini tentunya berdampak ke sektor ekonomi di
Banjarmasin. Utamanya pada profesi yang bergerak dalam penyediaan kebutuhan
dasar publik. Namun dampak dari PSBB ini akan sangat terasa bagi masyarakat yang
bekerja di sektor informal seperti halnya ojek online dan pelaku usaha UMKM.
Kemudian dengan diliburkannya perkantoran maka berdampak kepada
masyarakat kelas menengah bawah yang upahnya harian, kemudian pedagang
asongan. Seharusnya sebelum diajukan PSBB itu bantuannya sudah cair ke orang
miskin, maupun juga ke pekerja-pekerja informal. Selain itu, adapun sektor yang
harus tetap beroperasi meski PSBB diterapkan antara lain pertahanan dan keamanan,
ketertiban umum, kebutuhan pangan, bahan bakar minyak dan gas, pelayanan
kesehatan, perekonomian, keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan impor,
distribusi, logistik, dan kebutuhan dasar lainnya.
Dengan adanya PSBB, aktivitas-aktivitas perkantoran/perusahaan yang saat ini
masih bisa bekerja karena permintaan pasar akan semakin turun karena yang
menekan bukanlah pasarnya tetapi regulasi yang membatasi pergerakan orang dan
barang sepanjang PSBB diberlakukan.
Harapannya pemerintah memfasilitasi dan mengakomodasi kebutuhan tersebut
untuk kelancaran kegiatan usaha yang masih dibutuhkan pasar sepanjang wabah,
tanpa membuat wabahnya semakin menyebar. Saya berharap pemerintah Kota
Banjarmasin yang melaksanakan kebijakan PSBB juga membuka pintu untuk
koordinasi dengan pelaku usaha, untuk memastikan kestabilan pemenuhan kebutuhan
masyarakat dan kegiatan ekonomi lain yang dibutuhkan masyarakat sepanjang PSBB.
b. Laporan sosial mapping Covid-19 di Kampus IPDN NTB
LAPORAN SEBARAN KASUS COVID-19
DI KAMPUS IPDN NTB
By. Jajaran Pengasuhan
Setelah kami selaku Praja IPDN dan Jajaran Pengasuhan melaksanakan RAPID Test yang
berlokasi di Auditorium IPDN NTB, mendapatkan hasil, diantaranya:
1. 3 Orang Praja putri berstatus Reaktif
2. 2 Orang Pengasuh berstatus Reaktif
3. Sisanya berstatus Positif
Setelah hasil tersebut keluar, 5 Orang yang berstatus Reaktif tersebut langsung di isolasi
di salah satu Guest House di Praya. Pimpinan sangat memerhatikan kesehatan kami selaku
para praja. Berbagai himbaun dari pimpinan tentunya kami laksanakan dengan sepenuh hati,
bertujuan menghindari adanya penyebaran covid-19 di kampus IPDN NTB ini. seperti
halnya, jaga jarak, cuci tangan, pembatasan beribadah di tempat ibadah, upacara makan di
wisma, berjemur untuk meningkatkan sistem imun, pemberian vitamin, dsb sesuai standar
keprotokolan kesehatan.
Selain itu, lembaga juga mentiadakan pesiar, IB, DL dan juga tidak menerima tamu dari
luar, serta membatasi adanya kerumunan atau perkumpulan. Maka dari itu, diharapkan Praja
dapat mengikuti semua himbauan dari Lembaga yang dalam hal ini, Pimpinan dan Jajaran
Keprajaan demi keselamatan kita bersama selaku Praja. Dengan adanya kebijakan tersebut
tentunya menimbulkan berbagai dampak, diantaranya:
1) Agama
a) Pelaksanaan ibadah di asrama sementara waktu, guna menghindari kerumunan di
tempat ibadah masing-masing.
b) Himbauan tidak melaksanakan sholat jumat
c) Pelaksanaan Shalat Terawih di Asrama
d) Pelaksanaan Shalat Ied ditiadakan
e) Pelaksanaan keagamaan di asrama, dsb

2) Sosial
a) Para praja tidak diberikan pesiar, izin bermalam maupun dinas luar
b) Pembatasan kedatangan tamu di lingkungan kampus
c) Pemberlakuan Home Learning dalam menunjang perkuliahan
d) Menerapkan perkuliahan jarak jauh
e) Pembatasan kegiatasan yang memacu adanya kerumunan, dsb

3) Ekonomi
a) Tidak lagi memberlakukan kantin ditempat.
b) Pelayanan kebutuhan praja dilayanani oleh ibu dharma wanita yang datang pada
hari Selasa dan Jumat.
c) Transaksi praja melalui pemesanan di hari sebelumnya.
d) Adanya transaksi e-banking, sms banking, e-money, dan transaksi elektronik
lainya.
e) Pembatasan dalam kegiatan transaksi seperti 2x dalam seminggu, dsb.

Anda mungkin juga menyukai