TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres
2.1.1 Defenisi
merugikan, fisik, mental atau emosi, internal atau eksternal, yang cenderung
menghindar .7
Menurut American Institute of Stress (2010), tidak ada definisi yang pasti
untuk stres karena setiap individu akan memiliki reaksi yang berbeda
terhadap stres yang sama. Stres bagi seorang individu belum tentu stres bagi
2.1.2 Klasifikasi
sebagai berikut :9
Stres kepribadian adalah stres yang dipicu oleh masalah dari dalam diri
atas dirinya. Orang yang selalubersikap positif akan memiliki resiko yang
dan lain-lain.9
Stres bio-ekologi adalah stres yang dipicu oleh dua hal. Hal yang pertama
adalah ekologi atau lingkungan seperti polusi serta cuaca. Sedangkan hal
yang kedua adalah kondisi biologis seperti menstruasi, demam, asma, jerawat
dan lain-lain.9
terlalu tinggi, usaha yang diberikan tidak berhasil, persaingan bisnis adalah
beberapa hal umum yang dapat memicu munculnya stres akibat karir
pekerjaan.9
terdapat tiga kelompok stresor yaitu stresor dari segi personal dan sosial,
gaya hidup dan budaya serta stresor yang dicetuskan oleh faktor akademis
yang akan berdampak pada perubahan fungsi fisiologis, kognitif, emosi, dan
perilaku.10
Sumber stres dapat berasal dari dalam dan luar tubuh. Stres terjadi apabila
1. Stresor biologik
Stresor biologik dapat berupa bakteri, virus, hewan, binatang, tumbuhan, dan
2. Stresor fisik
Stresor fisik dapat berupa perubahan iklim, suhu, cuaca, geografi, dan alam.
3. Stresor kimia
Stresor kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Contoh stresor
yang berasal dari dalam tubuh adalah serum darah dan glukosa sedangkan
stresor yang berasal dari luar tubuh misalnya obat-obatan , alkohol, nikotin,
Stresor sosial dan psikologik berasal dari pemikiran individu misalnya: rasa
tidak puas terhadap diri sendiri, kekejaman, rendah diri, emosi yang negatif,
dan kehamilan.11
5. Stresor spiritual
Tuhanan.11
Teori Terry Beehr dan Newman (1978, Rout, 2002) membagi gejala stress
menjadi tiga aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik, dan perilaku.
a. Kecemasan, ketegangan
c. Memendam perasaan
i. Kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri
d. Perilaku sabotase
a. Respon fisiologis
Menurut Hans Selye terdapat dua respon fisiologis tubuh terhadap stres,
(GAS).
dan respon inflamasi yaitu respon dari jaringan, organ, atau bagian
fisiologis lainnya.
exhaustion stage.
pertahanan potensial.
banyak udara, dan jantung berdenyut lebih cepat dan keras sehingga
dapat mengalirkan darah yang kaya oksigen dan nutrisi ke otot untuk
b. Respon psikologis.
stres yaitu kecemasan, takut, marah dan depresi (Kozier et al, 2010, Rasmun,
menentu dari penyebab yang tidak pasti/ tidak ada objek yang nyata. Takut
merupakan respon individu terhadap ancaman yang segera muncul/sudah
muncul yaitu berupa reaksi emosi, rasa kuatir yang berlebihan, nyeri dll.
Misalnya, mahasiswa keperawatan baru merasa takut dalam
adalah suatu reaksi emosi yang subjektif atau kejengkelan dan ketidak
reaksi umum terhadap kejadian yang tampak kacau atau negatif, misalnya
2.2 Menstruasi
2.2.1 Defenisi
jaringan mukosa melalui vagina dari uterus yang tidak hamil. Proses ini
dengan interval sekitar empat minggu, jika tidak terjadi kehamilan selama
1. Fase Folikular
folikel de Graaf dan yang lainnya berdegenerasi. Folikel terdiri dari sebuah
ovum dan dua lapisan sel yang mengelilinginya. Lapisan dalam, yaitu sel-sel
sintesis estrogen oleh lapisan sel teka interna yang mengelilinginya. Estrogen
2. Fase Ovulasi
dan folikel. Lonjakan LH dipicu oleh kadar estrogen yang tinggi yang
pada membran basalis, pada seluruh dinding folikel, berubah menjadi sel
luteal. Pada tikus menjelang ovulasi, sel granulosa kumulus yang melekat
pada oosit, menjadi longgar akibat enzim asam hialuronik yang dipicu oleh
lonjakan FSH. FSH menekan proliferasi sel kumulus, tetapi FSH bersama
faktor yang dikeluarkan oosit, memacu proliferasi sel granulosa mural, sel
3. Fase Luteal
Menjelang dinding folikel “pecah” dan oosit keluar saat ovulasi, sel
bersama sel teka dan jaringan stroma di sekitarnya. Vaskularisasi yang cepat,
pembuluh darah ini merupakan hal yang penting pada proses luteinisasi.13
Pada hari ke 8-9 pascaovulasivaskularisasi mencapai puncaknya
folikel pada fase folikuler yang baik akan menghasilkan korpus luteum yang
seks korpus luteum sangat tergantung pada tonus kadar LH pada fase luteal.
buah kehamilan.13
Siklus menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan interval 22-35 hari
berikutnya). Jika lamanya perdarahan kurang dari 7 hari dan jika jumlah
darah yang hilang kurang dari 80 ml. Perlu dicatat bahwa discharge
menstruasi terdiri dari cairan jaringan (20-40 persen dari total discharge),
wanita discharge menstruasi tampak seperti darah dan inilah yang dilaporkan
(Jones, 2002). Gangguan menstruasi paling umum terjadi pada awal dan
akhir masa reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas usia 39
gangguan itu.13
Pada polimenore siklus menstruasi lebih pendek dari biasanya yaitu terjadi
dengan interval kurang dari 21 hari (Jones, 2002). Perdarahan kurang lebih
sama atau lebih banyak dari biasa. Polimenore dapat disebabkan oleh
2. Oligomenore
Siklus menstruasi lebih panjang dari normal yaitu lebih dari 35 hari.
dari biasanya.14
3. Amenore
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kelainan duktus Muller, seperti tidak
discharge menstruasi tidak dapat keluar dari traktus genitalis. Keadaan ini
1. Hipomenore
Perdarahan haid yang lebih pendek dan atau kurang dari biasa dengan
Perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal
(lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus,
misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari
Menoragia mungkin terjadi disertai dengan suatu kondisi organik uterus, atau
mungkin terjadi tanpa ada kelainan yang nyata pada uterus. Hal ini disebut
siklus dan jumlah darah menstruasi yaitu metroragia. Pada keadaan ini,
terjadi dengan interval yang tidak teratur, dan jumlahdarah menstruasi sangat
kuretase diagnostic.12
endokrin dan juga kondisi medik. Semua faktor ini berhubungan dengan
interval antara dua siklus menstruasi terutama pada pasien dengan gejala
nyata, aktivitas yang berlebihan, perubahan pada pemakanan dan waktu tidur,
dan tingkat stress yang berlebihan. Gangguan pada siklus menstruasi juga
dapat terjadi pada penyakit kronik seperti Diabetes Mellitus yang tidak
disgenesis gonadal.15
hormonal. Berat badan yang rendah bisa menyebabkan interval antara dua
siklus menstruasi menjadi lebih lama. Berat badan yang berlebihan pula bisa
atau berat badan juga bisa menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi
yang sementara. Gangguan emosi atau stress dan keadaan fisik yang tidak
seperti obat herbal juga dapat menyebabkan perubahan pada interaksi dan
Dari penelitian yang mengatakan bahwa stres sangat berperan dalam regulasi
turut memberi contoh efek dari stres terhadap system reproduksi wanita
pada stres yang kronik. Pada stres yang melampau, kemungkinan akan
amygadla pada sistem limbik. Sistem ini menstimulasi pelepasan hormon dari
menstruasi.
2.4Kerangka Teori
Stres
LA GAS
Aktivasi amygdala
pada system
Hipotalamus
Pelepasan
GnRH CR endofrin
Hipofisis
Korteks
Estrogen FS LH ACTH adrenal
Progesteron
Kortisol
Endometriu
Hiperkortisolism
Menstruasi
Siklus
mentruasi
2.4 Kerangka Konsep
Stress
Gangguan
nutrisi
Variabel dependent
Variabel perancu
2.5 Hipotesis