Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

BBLR

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Gadar Dan Kritis

OLEH:

ARIS NUGRAHENI

19650098

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2020
KONSEP PENYAKIT BBLR

A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir (Amrus sofian, 2012).
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
yaitu bayi pada kehamilan <37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah
bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan
3. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan usia kehamilan
4. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara
pertumbuhan janin dengan lanjutan kehamilan atau bayi-bayi lahir
dengan BB tidak sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan
gejala intrauterine malnutrition wasting.
5. Large for date
Adalah bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tau
kehamilan, missal pada diabetes mellitus. (Hardi Kusuma & Amin
Huda,2013).
B. ETIOLOGI
1. Faktor Ibu
a. Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
:perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,toksemia
gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan
multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah
ialah pada usia antara 26 – 35 tahun
c. Keadaan sosial ekonomi :
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas.
Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan
pengawasanantenatal yang kurang. Demikian pula kejadian
prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir
dari perkawinan yang sah.
d. Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat
narkotik.
2. Faktor janin
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus,partus
prematurus dan lahir mati
b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
c. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat,gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya dan sering dijumpai kehamilan dengan oligolidramnion
gravidarum atau perdarahan antepartum.
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
d. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala
sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau
kurang dari 30 cm
e. Rambut lanugo masih banyak
f. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
g. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
h. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya
lemah (Sacharin, 2006).

D. PATOFISIOLOGI
BBLR menyebabkan bayi lahir premature. Prematuritas disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu faktor ibu, faktor plasenta dan faktor janin,
akan menyebabkan dinding otot rahim bagian bawah rahim lemah sehingga
rahim terbuka sebelum usia kehamilan dan bayi lahir premature dengan berat
badan kurang dari 2500 gram (BB <2500 gram). Bayi yang lahir premature
akan mengalami imatur fungsi mekanis pencernaan seperti refleks
menghisap dan menelan lemah, gangguan digestif dan absorbsi yang
mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. Paru
belum matang akan mengakibatkan pola nafas tidak efektif, asfiksia, kulit
tipis, transparan dan lemak subkutan sedikit sehingga dapat terjadi risiko
gangguan integritas kulit, thermoregulasi tidak efektif dan pusat pengaturan
suhu tubuh yang belum matur sehingga system immunologi belum
berkembang dengan baik dan dapat terjadi imatur system saraf pusat (Hardi
Kusuma & Amin Huda,2013).
E. PATHWAY

Faktor Ibu Faktor Janin


Faktor Plasenta

BBLR/BLSR

Permukaan tubuh Jaringan lemak


Relatif lebih luas sub kutan yg tipis Prematuritas Fungsi organ-organ belum baik

Penguapan Pemaparan Kehilangan panas Kekurangan Penurunan Hati Usus Ginjal Otak Mata Kulit
berlebih dengan suhu luar melalui kulit cadangan energi daya tahan

Konjugasi Dinding Periltastik Imaturitas Imaturitas -Imaturitas Halus


Kehilangan Kehilangan Malnutrisi Resiko bilirubin blm lambung belum Ginjal sentrum2 Lensa mata mudah lecet
cairan panas infeksi baik lunak sempurna Vital -Sekunder
efek O2
Hipoglikemi Hiper Mudah Pengosongan Sekunder Regulasi Resiko
bilirubin kembung lambung terapi Pernafasan Retrolentral Infeksi
Dehidrasi PK Hipotermi Fibroplasia Pioderma
belum baik

Ikterus Pernafasan Retinopaty Sepsis


Periodic
Faktor Plasenta Paru
Produksi
Faktor Plasenta surffaktan yg Reflek menelan Pernafasan
belum blm sempurna Biot
optimal
Gangguan pemenuhan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Pola nafas
tidak efektif

Sumber: (Hardi Kusuma & Amin Huda,2013)


F. PENATALAKSANAAN

Adapun penatalaksanaan dari BBLR antara lain:


1. Pemberian O2 (oksigen)
2. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan
ketat
3. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci
tangan sebelum memegang bayi
4. Pengawasan nutrisi/ASI. Reflex menelan BBLR belum sempurna, oleh
sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat
5. Penimbangan ketat. Adanya perubahan berat badan mencerminkan
kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, 
oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat
6. Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan
bersih,pertahankan suhu tetap hangat
7. Tali pusat harus dalam keadaan bersih
8. Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
9. Bila tidak mungkin infuse dekstrose 10 % + bikarbonat natrikus 1,5 %
= 4:1, hari 1 = 60 cc/kg/hari ,kolaborasi dengan dokter dan berikan
antibiotic (Sacharin, 2006).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan diagnostik
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau
hemoragic prenatal/perinatal ).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan
anemia atau hemolisis berlebihan ).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari,
dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah
kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada
awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa gas darah.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. BIODATA
1. Identitas pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, dan anak ke berapa.
2. Identitas penanggung jawab meliputi nama orang tua, pekerjaan orang tua,
alamat, jenis kelamin, pendidikan, dan usia orang tua
B. KELUHAN UTAMA
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan oleh klien sehingga
dibawa ketempat pelayanan kesehatan.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang :
berat badan bayi kurang dan 2500 gram, rambut tipis clan hams, penampilan
rapuh, kulit merah sampai merah muda dengan vena dapat dilihat, rambut
tipis dan halus, lanugo pada punggung dan wajah, sedikit atau tidak ada
bukti lemak subkutan, kepala lebih besar dan tubuh, kartilago telingan
berkembang buruk, sedikit keriput hams pada telapak tangan dan kaki. Pada
wanita klitoris menonjol, pada laki-laki skrotum belum berkembang, tidak
menggantung, dan testis tidak menurun.
2. Riwayat kesehatan dahulu :
pada ibu didapat kekurangan nutrisi, kebiasaan merokok, mengkonsumsi
alcohol atau narkoba, karena adanya penyakit kronis atau akut, dan atau
gangguan proses persalinan.
3. Riwayat kesehatan keluarga :
4. kemungkinan tidak banyak ditemukan penyakit keturunan dan keluarga yang
membahayakan.
5.
D. RIWAYAT KEHAMILAN/PERSALINAN
1. Prenatal
a. Menanyakan riwayat sebelum melahirkan yang berkaitan dengan
kebutuhan pemenuhan nutrisi, vitamin penambah darah, dan kalisium
laktat.
b. Menanyakan kondisi kehamilan pada saat sebelum persalinan.
c. Perubahan berat badan sebelum melahirkan.
d. Riwayat imunisasi TT.
e. Keluhan ibu pada saat ANC.
f. Riwayat antenatal care.
2. Natal
a. Menanyakan riwayat persalinan yang meliputi dimana tempat
melahirkan, dibantu oleh siapa.
b. Berat bayi, cacat apa tidak, anus ada/tidak, panjang badan bayi saat
baru lahir.
c. Apakah bayi langsung menangis atau tidak. Nilai APGAR skor
d. Umur kehamilan, lahir secara normal, VE atau SC, ada atau tidaknya
lubang anus, dan ada atau tidaknya cacat aat lahir.
e. Lingkar lengan atas dan lingkar kepala, lingkar dada.
3. Post Natal
Menanyakan kondisi ibu setelah melahirkan, apakah ada masalah kesehatan
atau tidak.

E. ADL
1. Nutrisi dan cairan
Pemasukan intake makanan dan minuman, terdiri dari frekuensi, dan
proporsi dalam waktu sehari.
2. Eliminasi
BAB : warna, frekuensi, konsistensi, dan bau. BAK : warna, frekuensi,
konsistensi, dan bau.
3. Aktifitas
Gejala : kegiatan yang dapat dilakukan, apakah mandiri atau dibantu orang
lain
4. Istirahat dan tidur
Kebutuhan istirahat tidur, lama tidur, frekuensi tidur dalam waktu sehari.
5. Personal hygene
Mengkaji kebersihan meliputi, kuku kaki, kuku tangan, kebersihan mulut,
dan badan.
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pengukuran umum:
Lingkar kepala < persentil ke-1 0 atau > persentil ke-90,
Berat badan lahir < persentil ke-lO atau > persentil ke-90,
2. Tanda-tanda vital:
Suhu :Flipotermia, Hipertermia
Frekuensi :Bradikardia-frekuensi istirahat dibawah 80 sampai 100
denyutlmenit, takikardi-frekuensi kira-kira 160 sampai 180 denyut/ menit,
irama tidak teratur.
Pernafasan : takipnea-frekuensi dibawah 60 kali.menit, apnea >15-20 detik
TD : Tekanan sistolik pada manset 6 sampai 9 mmHg kurang dan
tekanan diektremitas atas
3. Kulit:
Ikterik berlanjut khususnya pada 24 jam pertama, kulit memucat, sianosis
umum, pucat, keabu-abuan, turgor kulit buruk, ruam, pustule/lepuli, bereak
coklat terang.
4. Kepala:
Sutura menyatu, pelebaran sutura dan fontanel,.
5. Mata:
Warna merah muda dan iris, rabas purulen, tidak ada reflek merah, pupil
dilatasi atau kontniksi, tidak ada reflek pupil atau komea, ketidakmampuan
mengikuti objek atau cahaya terang kegaris tengali, sciera biru dan kuning,
katarak congenital.
6. Telingan:
Penempatan telinga terlalu rndah, tidak adanya reflek kejut (moro) sebagai
respon terhadap bunyi keras, abnormalitas pinna minor dapat menjadi tanda
dan berbagal sindrom.
7. Hidung:
Kanal tidak paten, rabas nasal kental dan berdarah, pelebaran cuping hidung,
sekresi nasal berlebihan atan tersumbat, tidak ada septum, batang hidung
datar.
8. Mulut dan tenggorokan:
Bibir sumbing, palatutum terbelah, lidah besar;menjulur;atau kesalahan
posisi posterior dan lidah, saliva berlebihan atau meneteskan air hun,
ketidakmamupan untuk menelan selang nasogastnik, dagu kecil dan tertarik
kebelakang.
9. Leher:
10. Lipatan kulit yang berlebihan atau berselaput, tahanan terhadap fleksi, tidak
adanya leher tonik.
11. Dada
Depresi sternum, retraksi dada dan ruang interkontal selama pernafasan,
kemerahan dank eras dsekitar putting, putting berjarakjauh.
12. Paru-paru:
Dada naik sementara abdomen turun, menetap mengi, penurunan bunyi
nafas, takipnea.
13. Jantung:
Mumur, sianosis menetap.
14. Abdomen:
Distensi abdomen, penonjolan setempat, distensi vena, bising usus tidak ada,
abdomen cekung, tali umbilicus hijau.
15. Genitalia:
Wanita: pembesaran klitoris dengan meatus uretra pada bagian ujung, labia
menyatu, tidak berkemih dalam 24 jam, massa pada labia.
Pria : hipospadia, epispadia, testis tidak dapat diraba dalam skrotum, tidak
ada urinasi dalam 24 jam, massa dalam skrotum.
G. RENCANA INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakefektifan Pola Nafas NOC : NIC :
Definisi : Pertukaran udara inspirasi - Respiratory status : Ventilation Airway Management
dan/atau ekspirasi tidak adekuat - Respiratory status : Airway patency - Buka jalan nafas, guanakan teknik
- Vital sign Status chin lift atau jaw thrust bila perlu
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil : - Posisikan pasien untuk
- Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi - Mendemonstrasikan batuk efektif dan memaksimalkan ventilasi
- Penurunan pertukaran udara per menit suara nafas yang bersih, tidak ada - Identifikasi pasien perlunya
- Menggunakan otot pernafasan sianosis dan dyspneu (mampu pemasangan alat jalan nafas buatan
tambahan mengeluarkan sputum, mampu - Pasang mayo bila perlu
- Nasal flaring bernafas dengan mudah, tidak ada - Lakukan fisioterapi dada jika perlu
- Dyspnea pursed lips) - Keluarkan sekret dengan batuk atau
- Orthopnea - Menunjukkan jalan nafas yang paten suction
- Perubahan penyimpangan dada (klien tidak merasa tercekik, irama - Auskultasi suara nafas, catat adanya
- Nafas pendek nafas, frekuensi pernafasan dalam suara tambahan
- Assumption of 3-point position rentang normal, tidak ada suara nafas - Lakukan suction pada mayo
- Pernafasan pursed-lip abnormal) - Berikan bronkodilator bila perlu
- Tahap ekspirasi berlangsung sangat - Tanda Tanda vital dalam rentang - Berikan pelembab udara Kassa basah
lama normal (tekanan darah, nadi, NaCl Lembab
- Peningkatan diameter anterior- pernafasan) - Atur intake untuk cairan
posterior mengoptimalkan keseimbangan.
- Pernafasan rata-rata/minimal - Monitor respirasi dan status O2
 Bayi : < 25 atau > 60
 Usia 1-4 : < 20 atau > 30 Oxygen Therapy

 Usia 5-14 : < 14 atau > 25 - Bersihkan mulut, hidung dan secret

 Usia > 14 : < 11 atau > 24 trakea

- Kedalaman pernafasan - Pertahankan jalan nafas yang paten


- Atur peralatan oksigenasi
 Dewasa volume tidalnya 500 ml
- Monitor aliran oksigen
saat istirahat
- Pertahankan posisi pasien
 Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg
- Onservasi adanya tanda tanda
- Timing rasio
hipoventilasi
- Penurunan kapasitas vital
- Monitor adanya kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
Faktor yang berhubungan :
- Hiperventilasi
Vital sign Monitoring
- Deformitas tulang
- Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Kelainan bentuk dinding dada
- Catat adanya fluktuasi tekanan darah
- Penurunan energi/kelelahan
- Monitor VS saat pasien berbaring,
- Perusakan/pelemahan muskulo-
skeletal duduk, atau berdiri
- Obesitas - Auskultasi TD pada kedua lengan dan
- Posisi tubuh bandingkan
- Kelelahan otot pernafasan - Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
- Hipoventilasi sindrom selama, dan setelah aktivitas
- Nyeri - Monitor kualitas dari nadi
- Kecemasan - Monitor frekuensi dan irama
- Disfungsi Neuromuskuler pernapasan
- Kerusakan persepsi/kognitif - Monitor suara paru
- Perlukaan pada jaringan syaraf tulang - Monitor pola pernapasan abnormal
belakang - Monitor suhu, warna, dan kelembaban
- Imaturitas Neurologis kulit
- Monitor sianosis perifer
- Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
- Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
Risiko ketidakseimbangan temperatur NOC : NIC :
tubuh - Hydration Temperature Regulation (pengaturan
Definisi : Risiko kegagalan - Adherence Behavior suhu)
mempertahankan suhu tubuh dalam batas - Immune Status - Monitor suhu minimal tiap 2 jam
normal. - Infection status - Rencanakan monitoring suhu secara
Faktor factor resiko: - Risk control kontinyu
- Perubahan metabolisme dasar - Risk detection - Monitor TD, nadi, dan RR
- Penyakit atau trauma yang - Monitor warna dan suhu kulit
mempengaruhi pengaturan suhu - Monitor tanda-tanda hipertermi dan
- Pengobatan pengobatan yang hipotermi
menyebabkan vasokonstriksi dan - Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
vasodilatasi - Selimuti pasien untuk mencegah
- Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu hilangnya kehangatan tubuh
lingkungan - Ajarkan pada pasien cara mencegah
- Ketidakaktifan atau aktivitas berat keletihan akibat panas
- Dehidrasi - Diskusikan tentang pentingnya
- Pemberian obat penenang pengaturan suhu dan kemungkinan
- Paparan dingin atau hangat/lingkungan efek negatif dari kedinginan
yang panas - Beritahukan tentang indikasi
terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
- Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang diperlukan
- Berikan anti piretik jika perlu

Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari NOC : NIC :


kebutuhan tubuh - Nutritional Status : food and Fluid Nutrition Management
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Intake - Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
- Adanya peningkatan berat badan menentukan jumlah kalori dan nutrisi
Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk sesuai dengan tujuan yang dibutuhkan pasien.
keperluan metabolisme tubuh. - Berat badan ideal sesuai dengan tinggi - Anjurkan pasien untuk meningkatkan
badan intake Fe
Batasan karakteristik : - Mampu mengidentifikasi kebutuhan - Anjurkan pasien untuk meningkatkan
- Berat badan 20 % atau lebih di bawah nutrisi protein dan vitamin C
ideal - Tidak ada tanda tanda malnutrisi - Berikan substansi gula
- Dilaporkan adanya intake makanan - Tidak terjadi penurunan berat badan - Yakinkan diet yang dimakan
yang kurang dari RDA (Recomended yang berarti mengandung tinggi serat untuk
Daily Allowance) mencegah konstipasi
- Membran mukosa dan konjungtiva - Berikan makanan yang terpilih
pucat ( sudah dikonsultasikan dengan ahli
- Kelemahan otot yang digunakan untuk gizi)
menelan/mengunyah - Ajarkan pasien bagaimana membuat
- Luka, inflamasi pada rongga mulut catatan makanan harian.
- Mudah merasa kenyang, sesaat setelah - Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
mengunyah makanan kalori
- Dilaporkan atau fakta adanya - Berikan informasi tentang kebutuhan
kekurangan makanan nutrisi
- Dilaporkan adanya perubahan sensasi - Kaji kemampuan pasien untuk
rasa mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
- Perasaan ketidakmampuan untuk Nutrition Monitoring
mengunyah makanan - BB pasien dalam batas normal
- Miskonsepsi - Monitor adanya penurunan berat
- Kehilangan BB dengan makanan badan
cukup - Monitor tipe dan jumlah aktivitas
- Keengganan untuk makan yang biasa dilakukan
- Kram pada abdomen - Monitor interaksi anak atau orangtua
- Tonus otot jelek selama makan
- Nyeri abdominal dengan atau tanpa - Monitor lingkungan selama makan
patologi - Jadwalkan pengobatan  dan tindakan
- Kurang berminat terhadap makanan tidak selama jam makan
- Pembuluh darah kapiler mulai rapuh - Monitor kulit kering dan perubahan
- Diare dan atau steatorrhea pigmentasi
- Kehilangan rambut yang cukup banyak - Monitor turgor kulit
(rontok) - Monitor kekeringan, rambut kusam,
- Suara usus hiperaktif dan mudah patah
- Kurangnya informasi, misinformasi - Monitor mual dan muntah
- Monitor kadar albumin, total protein,
Faktor-faktor yang berhubungan : Hb, dan kadar Ht
- Ketidakmampuan pemasukan atau - Monitor makanan kesukaan
mencerna makanan atau mengabsorpsi - Monitor pertumbuhan dan
zat-zat gizi berhubungan dengan faktor perkembangan
biologis, psikologis atau ekonomi. - Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
- Monitor kalori dan intake nuntrisi
- Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
- Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet

Resiko Infeksi NOC : NIC :


Definisi : Peningkatan resiko masuknya -  Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
organisme patogen - Knowledge : Infection control - Bersihkan lingkungan setelah dipakai
- Risk control pasien lain
Faktor-faktor resiko : Kriteria Hasil : - Pertahankan teknik isolasi
- Prosedur Infasif - Klien bebas dari tanda dan gejala - Batasi pengunjung bila perlu
- Ketidakcukupan pengetahuan untuk infeksi - Instruksikan pada pengunjung untuk
menghindari paparan patogen - Mendeskripsikan proses penularan mencuci tangan saat berkunjung dan
- Trauma penyakit, factor yang mempengaruhi setelah berkunjung meninggalkan
- Kerusakan jaringan dan peningkatan penularan serta penatalaksanaannya, pasien
paparan lingkungan - Menunjukkan kemampuan untuk - Gunakan sabun antimikrobia untuk
- Ruptur membran amnion mencegah timbulnya infeksi cuci tangan
- Agen farmasi (imunosupresan) - Jumlah leukosit dalam batas normal - Cuci tangan setiap sebelum dan
- Malnutrisi - Menunjukkan perilaku hidup sehat sesudah tindakan kperawtan
- Peningkatan paparan lingkungan - Gunakan baju, sarung tangan sebagai
patogen alat pelindung
- Imonusupresi - Pertahankan lingkungan aseptik
- Ketidakadekuatan imum buatan selama pemasangan alat
- Tidak adekuat pertahanan sekunder - Ganti letak IV perifer dan line central
(penurunan Hb, Leukopenia, dan dressing sesuai dengan petunjuk
penekanan respon inflamasi) umum
- Tidak adekuat pertahanan tubuh - Gunakan kateter intermiten untuk
primer (kulit tidak utuh, trauma menurunkan infeksi kandung kencing
jaringan, penurunan kerja silia, cairan - Tingktkan intake nutrisi
tubuh statis, perubahan sekresi pH, - Berikan terapi antibiotik bila perlu
perubahan peristaltik)
- -          Penyakit kronik Infection Protection (proteksi terhadap
infeksi)
- Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
- Monitor hitung granulosit, WBC
- Monitor kerentanan terhadap infeksi
- Batasi pengunjung
- Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
- Partahankan teknik aspesis pada
pasien yang beresiko
- Pertahankan teknik isolasi k/p
- Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
- Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
- Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
- Dorong masukkan nutrisi yang cukup
- Dorong masukan cairan
- Dorong istirahat
- Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan cara menghindari infeksi
- Laporkan kecurigaan infeksi
- Laporkan kultur positif
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardi . 2013. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose


medis & NANDA NIC-NOC. Media Action Publishing. Yogyakarta
Amru, Sofiana. 2012. Rustam Mochtar synopsis obstetri : Obstetri
operatif social edisi 3 Jilid 1&2. EGC : Jakarta
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA
dan NIC NOC
NANDA-1 Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Edisi 11.
Tahun 2018-2020.
Sacharin, R.M. 2006.Prinsip perawatan pediatric. Ed.2. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai