Anda di halaman 1dari 17

Klarifikasi Mineral Berdasarkan Komposisi Kimianya

Dosen Pengampu :  Hendro Purnomo

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mineral dan Petrologi

Oleh:

Ciptaningrum Dyah Ayu Krisna Mukti

TEKNIK PERTAMBANGAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA

Jalan Babarsari Caturtunggal Depok Sleman, Yogyakarta 55281

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah mineral

termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk

dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks

dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Mineral

merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Unsur mineral

merupakan salah satu komponen yang sangat di perlukan oleh makhluk hidup di samping

karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu.

Berdasarkan susunan kimia dan struktur kristalnya, maka mineral-mineral yang terdapat di

alam dapat diklasifikasikan menjadi 8 kelas, yaitu : elemen native, sulfida, oksida dan

hidroksida, halida, karbonat, sulfat, fosfat, dan silikat yang kesemuanya memiliki derivatnya,

susunan kimia serta struktur kristalnya yang unik sehingga menjadikannya berbeda serta

memliki sifat-sifat fisik yang berbeda pula antara mineral yang satu dengan yang lainnya .

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penyusunan paper ini yaitu :

1) Apa saja Klasifikasi Mineral berdasarkan komposisi kimianya ?

2) Jelaskan dasar klasifikasinya ?

3) Sebutkan nama mineral, sifat fisik, komposisi kimia dan bentik Kristal pada setiap

mineral ?
C. Tujuan

Tujuan penyusunan paper ini yaitu:

1) Untuk mengetahui Klasifikasi Mineral berdasarkan komposisi kimianya

2) Untuk mengetahui dasar klasifikasinya

3) Untuk mengetahui sifat-sifat fisik suatu mineral?

D. Manfaat

Manfaat penyusunan paper ini yaitu :

1) Dapat mengetahui Klasifikasi Mineral berdasarkan komposisi kimianya

2) Dapat mengetahui dasar klasifikasinya?

3) Dapat mengetahui sifat-sifat fisik suatu mineral


BAB II

PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Mineral berdasarkan Komposisi Kimia-nya

Klasifikasi /pengelompokan mineral yang digunakan berdasarkan klasifikasi menurut

James D.Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang didasarkan pada kemiripan

komposisi kimia dan struktur kristal, adalah sebagai berikut:

A.1.Kelompok Native Element (Unsur Murni)

Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya

memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung

unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya sifat dalam (tenacity)

mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih, atau ductile

yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun tidak akan kembali lagi seperti semula jika

dilepaskan.

Dibagi lagi dalam 3 kelas mineral yang berbeda , antara lain :

a. Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya: emas (Au), perak (Ag), Platina

(Pt) dan tembaga (Cu). sistem kristalnya adalah isometrik.

b. Semimetal (Semi logam). Contohnya: bismuth (Bi), arsenic (As), , yang keduanya

memiliki sistem kristalnya adalah hexagonal.

c. Non metal (bukan logam). Contohnya intan, graphite dan sulfur. sistem kristalnya

dapat berbeda-beda, seperti sulfur sistem kristalnya orthorhombic, intan sistem

kristalnya isometric, dan graphite sistem kristalnya adalah hexagonal. Pada umumnya,

berat jenis dari mineral-mineral ini tinggi, kisarannya sekitar 6.


A.2. KELOMPOK SULFIDA

Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari

kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya unsure

utamanya adalah logam (metal).

Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar wilayah gunung api

yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-

tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut

berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya.

Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur

sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan

yang terkait dengan hidrotermal (air panas).

Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores). Dan

oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.

Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineral-

mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.

Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur

utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan

yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.

Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pirit (FeS2), Kalkosit (Cu2S), Galena

(PbS), sphalerite (ZnS), dan Kalkopirit (CuFeS2) .Dan termasuk juga didalamnya selenides,

tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt.


A.3. KELOMPOK OKSIDA DAN HIDROKSIDA

Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi

unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O2-) dan gugus hidroksil hidroksida (OH-).

a.OKSIDA

Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan unsur

tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras

dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang

paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa

mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit

(SnO2).

b.HIDROKSIDA

Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan

unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH-). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait

dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya

pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah

Manganite MnO(OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3.H2O).

A.4. KELOMPOK HALIDA

Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenelektronegatif, seperti:

F-, Cl-, Br-, I-. Pada umumnya memiliki BJ yang rendah (< 5).Contoh mineralnya adalah:

Halit (NaCl), Fluorit (CaF2), Silvit (KCl), dan Kriolit (Na3AlF6).


A.5. KELOMPOK KARBONAT

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”, umpamanya

persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai mineral

“kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.

Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat

juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves),

stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat

(BO3).

Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite

(CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan

borat adalah niter (NaNO3) dan borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).

A.6. KELOMPOK SULFAT

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam

dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah

evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap

sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.

Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan

sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan

anion-anionnya masing-masing.

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah barite (barium

sulfate), celestite (strontium sulfate), anhydrite (calcium sulfate), angelsit dan gypsum

(hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate,

selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.


A.7. KELOMPOK PHOSPHAT

Kelompok ini dicirikan oleh adanya gugus PO43-, dan pada umumnya memiliki kilap

kaca atau lemak, contoh mineral yaitu:Apatit (Ca,Sr, Pb,Na,K)5 (PO4)3(F,Cl,OH),Vanadine

Pb5Cl(PO4)3,dan Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8 . 5H2O.

A.8.KELOMPOK SILIKAT

Silicat merupakan 25% dari mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali.

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan

persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya

yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir

100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan

bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan malihan

(metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium

B. Dasar Klasifikasi

Mineral diklasifikasikan berdasarkan sifat fisik dan komposisi kimia. Sifat fisik

mineral antara lain berdasarkan:

B.1.Struktur kristal, diamati melalui mikroskop.

Kristal adalah sebuah benda yang homogen, berbentuk sangat geometris dan atom-

atomnya tersusun dalam sebuah kisi-kisi kristal,karena bangunan kisi-kisi kristal tersebut

berbeda-beda maka sifatnya juga berlainan. Kristal dapat terbentuk dalam alam (mineral) atau

di laboratorium. Kristal artinya mempunyai bentuk yang agak setangkup (symetris) dan yang
pada banyak sisinya terbatas oleh bidang datar, sehingga memberi bangin yang tersendiri

sifatnya kepada mineral yang bersangkutan.

Benda padat yang terdiri dari atom-atom yang tersusun rapi dikatakan mempunyai struktur

kristalen. Dalam suasana yang baik benda kristalen dapat mempunyai batas bidang rata-rata

& benda itu dinamakan kristal (hablur) & bidang rata itu disebut muka krsital.

Ada 32 macam gelas kristal yang dipersatukan dalam 6 sistem kristal, yaitu:

1. Isometrik ketiga poros sama panjang dan berpotongan tegak lurus satu sama lain

(contoh : intan, pirit, garam batu)

2. Tetragonal (berbintang empat) ketiga poros tegak lurus satu sama lain, dua poros

sama panjang sedangkan poros ketiga berbeda (contoh chalkopirit, rutil, zircon).

3. Heksagonal (berbintang enam) Hablur ini mempunyai empat poros, tiga poros sama

panjang dan terletak dalam satu bidang, bersilangdengan sudut 120 derajat (60

derajat), tetapi poros ke-empat tegak lurus atas bidang itu dan panjangnya berbeda

(contoh apalit, beryl, korundum).

4. Ortorombis (irisan wajik) ketiga poros tidak sama panjang du poros berpotongan

siku-siku dan poros ketiga memotong miring bidang kedua poros tadi (berit,

belerang, topaz)

5. Monoklin (miring sebelah) ketiga poros tidak sama panjang, dua dari porosnya

berpotongan sorong & poros ketiga tegak lurus atas kedua poros tadi (gips,

muskovit, augit)

6. Triklin (miring, ketiga arah) ketiga poros tidak sama panjang dan berpotongan

serong satu sama lain(albit, anortit, distin)


B.2. Kekerasan (Hardness), diukur berdasarkan Mohs scale.

1. Talk, mudah digores dengan kuku ibu jari.

2. Gypsum, mudah digores dengan kuku ibu jari.

3. Kalsit, mudah digores dengan pisau.

4. Fluorit, mudah digores dengan pisau.

5. Apatit, dapat dipotong dengan pisau (agak sukar).

6. Ortoklas, dapat dicuwil tipis-tipis dengan pisau dibagian pinggir.

7. Kwarsa, dapat menggores kaca.

8. Topaz, dapat menggores kaca.

9. Korundum, dapat mengores topaz.

10. Intan, dapat menggores korundum.

B.3. Kilap (Luster)

Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan dari permukaan mineral.

Mineral dengan penampilan logam mempunyai kilap logam (metalik). Sedangkan mineral

yang mempunyai kilap nonlogam dikatakan sebagai kilap kaca (vitreous), pearly, silky,

resinous, dan dull.

B.4 Warna (Colour)

Warna dapat dilihat ketika terjadi beberapa proses pemindahan panjang gelombang,

beberapa menyerap panjang gelombang spesifik dari spektrum yang dapat dilihat. Spektrum

yang dapat dilihat terdiri dari warna merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan violet.

Ketika terjadi pemindahan panjang gelombang akan mempengaruhi energi dan akan terjadi

perubahan warna dan jika permata itu mengandung besi biasanya akan terlihat berwarna
kelam, sedangkan yang mengandung alumunium biasanya terlihat berwarna cerah, tetapi juga

ada mineral yang berwarna tetap seperti air (berkristal) dan dinamakan Idhiochromatic.

Disini warna merupakan sifat pembawaan disebabkan karena ada sesuatu zat dalam

permata sebagai biang warna (pigment agent) yang merupakan mineral-mineral yaitu :

belerang warnanya kuning; malakit warnanya hijau;azurite warnanya biru; pirit warnanya

kuning; magatit warnanya hitam; augit warnanya hijau; gutit warnanya kuning hingga coklat;

hematite warnanya merah dsbnya.

Ada juga mineral yang mempunyai warna bermacam-macam dan diistilahkan

allokhromatik, hal ini disebabkan kehadiran zat warna (pigmen), terkurungnya sesuatu benda

(inclusion) atau kehadiran zat campuran (Impurities). Impurities adalah unsur-unsur yang

antara lain terdiri dari Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, dan biasanya tidak hadir dalam

campuran murni, unsur-unsur yang terkonsentrasi dalam batu permata rendah.

Aneka warna batu permata ini sangat mempersona manusia sehingga manusia

memberi gelar “mulia” pada batu-batu itu, contoh intan yang hanya terdiri dari satu unsur

mineral yakni zat arang merupakan benda yang padat yang bersisi delapan karena adanya zat

campuran yang berbeda akan menyebabkan warna yang berbeda : tidak berwarna, kuning,

kuning muda, agak kebiru-biruan, merah, biru agak hijau, merah jambu, merah muda, agak

kuning coklat, hitam yang dinamakan carbonado, hijau daun. Banyak mineral hanya

memperlihatkam warna yang terang pada bagian-bagian yang tipis sekali. Mineral yang lebih

besar dan tebal selalu memberi kesan yang hitam, tanda demikian antara lain diperlihatkan

oleh banyak mineral.

Warna hijau muda; jika warna tersebut makin tua berarti makin bertambah Kadar Fe

didalam molekulnya.
B.5 Streak (cerat atau warna serbuk)

Kristal atau mineral yang mempunyai kekerasan kurang dari 7 jika digosokkan pada

lempengan porselin yang kasar biasanya meninggalkan ditempat penggosokan tsb suatu garis

yang karakteristik dan seringkali berwarna lain dari mineral itu sendiri.

a) Pirit yang warnanya kuning emas meninggalkan garis hitam.

b) Hematit (Fe2O3) yang berkilap kelogam – logaman atau memberigaris merah darah

c) Fluisvat memberikan garis putih (mineral yang berwarna terang tetapi memberi garis

putih

B.6. Fracture (bidang belah)

Belah adalah kecenderungan mineral untuk membelah kearah tertentu menyusur

permukaan bidang rata, lebih spesifik lagi ia menunjukkan kearah mana ikatan-ikatan

diantara atom relative lemah dan biasanya reta-retak menunjukan arah belah.

Belahan adalah rekahan menurut bidang-bidang lemah yang permukaannya licin, sejajar

dengan bidang yang ikatan atomnya lemah. Contohnya mineral mika, memberikan kesan

seolah-olah terdiri dari lembaran mineral.

B.7. Specific gravity (Berat Jenis)

Berat jenis adalah perbandingan berat suatu material dengan air pada volume yang

sama. Semakin besar jumlah atom dan makin kompak maka semakin besar pula berat

jenisnya. Berat jenis rata-rata mineral pembentuk batuan berkisar antara 2,65 (kwarsa) dan

3,37 (olivin).

Mineral diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimia dengan grup anion. Berikut

klasifikasinya menurut Dana :


B.8. Silicate Class

Merupakan grup terbesar. silicates (sebagian besar batuan adalah >95% silicates),

yang terdiri dari silicon danoxygen, dan dengan ion tambahan seperti aluminium, magnesium,

iron, dan calcium.

B.9. Carbonate Class

Merupakan mineral yang terdiri dari anion (CO3)2-dan,termasuk calcite dan

aragonite, dan siderite. carbonateterbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai

plankton.

B.10. Sulfate Class

Sulfates terdiri dari anion sulfate, SO42-. Biasanya terbentuk di daerah evaporitic

yang tinggi kadar airnya perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfate dan halides

berinteraksi. Contoh

B.11. Halide Class

Halides adalah grup mineral yang membentuk garamalami(salts)dantermasuk fluorite,

halite, sylvite, dan sal ammoniac. Halides, seperti halnya sulfates, ditemukan juga di daerah

evaporitic. Contoh fluoride, chloride,dan mineral-mineral iodide.


B.12. Oxide Class

Oxides sangatlah penting dalam dunia pertambangan karena bijih (ores) terbentuk dari

mineral-mineral dari kelas oxide. Kelas mineral ini juga mempengaruhi perubahan kutub

magnetic bumi. Biasanya terbentuk dekat dengan permukaan bumi, teroksidasi dari hasil

pelapukan mineral lain dan sebagai mineral asesori pada batuan beku crustdan mantle.

Contoh hematite, magnetite, chromite, spinel, ilmenite, rutile, dan ice juga termasuk mineral-

mineralhydroxide.

B.13. Sulfide Class

Hampir serupa dengan kelas Oxide, pembentuk bijih (ores). Contohnya termasuk

pyrite (terkenal dengansebutanemaspalsu‘fools’gold), chalcopyrite , pentlandite

,dangalena.Termasukjuga selenides, tellurides,arsenides, antimonides, bismuthinides, dan

sulfosalts.

B.14. Phosphate Class

berupa phosphorus, antimony, arsenic atau vanadium. Phospate yang umum adalah

apatite yang merupakan mineral biologis yang ditemukan dalam gigi dan tulang hewan.

Termasuk juga mineral arsenate, vanadate, dan mineral-mineral antimonate.


B.15. Element Class

Terdiri dari metal dan element intermetalic (emas, perak dan tembaga), semi-metal

dan non-metal. Grup ini juga termasuk natural alloys, seperti electrum, phosphides, silicides,

nitrides dan carbides.

B.16. Organic Class

Terdiri dari substansi biogenic. Contoh whewellite,moolooite,mellite, fichtelite,

carpathite,evenkite andabelsonte

C. Sifat-Sifat Fisik Suatu Mineral

Sifat Fisik Mineral


Warn
N
Berat Kekerasa Warna Sistem
Kelas Contoh Mineral
a
o
Jenis n Mineral Kristal
Gores
Tak

3½ - 4 berwarna,
Karbon Aragonite
2.947 Kawat Putih Ortorombi
1 at (CaCO3) Putih
g/cm3 Tembaga kekuningan, k

(Flourite) Putih

kemerahan.
2 Karbon Azurite 3.77 - 3½ - 4 Azure biru, Biru Monoklini

at 2CuCO3.Cu(OH 3.89, Kawat biru, biru Teran k

)2 Averag Tembaga muda, atau g

e = (Flourite) biru tua, biru


cahaya dalam

cahaya yang
3.83
ditransmisika

n
Tak

berwarna,

3½ - 4 Putih, Putih
Karbon Magnesite 2.98 -
Kawat keabuan,
3 at (MgCO3) 3.02 Putih Trigonal
Tembaga Putih
g/cm3
(Flourite) kekuningan,

Putih

kecoklatan.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Klasifikasi /pengelompokan mineral yang digunakan berdasarkan klasifikasi menurut


James D.Dana (dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang didasarkan pada kemiripan
komposisi kimia dan struktur kristal

1. Kelompok Native Element (Unsur Murni)

2. Kelompok Sulfida

3. Kelompok Oksida Dan Hidroksida

4. Kelompok Halida

5. Kelompok Karbonat

6. Kelompok Sulfat

7. Kelompok Phosphat

8.Kelompok Silikat

B. SUMBER
Lang, Dr. Helen. 2009. Mineralogy. West Virginia University.

Anda mungkin juga menyukai