Anda di halaman 1dari 15
SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 http://geologi.ugm.ac.id hetp://www.hmtg.fugm.acid;. @HMTG_FTUGM #G-Fest mae PROSIDING SEMINAR NASIONAL ILMU KEBUMIAN KE-5 Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Sambutan Ketua Jurusan Teknik Ges FTUGM.. Daftar Isi a - TOPIK GEOLOGI UMUM : Pemanfaatan Foto Udara Dan Citra Digital Elevation Model Untuk Studi Geomorfologi Daerah Aliran Sungai Serang Daerah Istimewa Yogyakarta Srijono & Nevi Selvina ae Pengaruh Diagenesis Terhadap Porositas Batupasir Formasi Batu Ayau, Cekungan Kutai Bagian Atas, Kalimantan Timur Sugeng S Surjono & Tri Rani Puji Astuti ... Studi Provenance Batupasir Formasi Batu Ayau Cekungan Kutai Di Daerah Ritanbaru, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur Jrawan, D. & Amijaya, DH. Analisis Fasies Formasi Wungkal — Gamping Jalur Bukit Salam, Tegalsalam, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah Albert Saut Parhorasan Pakpahan, Moch. Indra Novian & Agus Hendratno Studi Pembentukan Pematang Barat Palu, Sulawesi Tengah melalui Pendekatan Petrografi Aryawan, A., Ismawan, G.F., Pramumijoyo, S., Setianto, A..&Tin, PS Pendugaan Bentuk Tubuh Diorit Gunung Pendul, Bayat, Klaten, Jawa Tengah, Dengan Metode Tahanan Jenis Konfigurasi Schlumberger Barkun Kharisma Suko & Djoko Wint0l0 so... Studi Batugamping Koral Dengan Pendekatan Makrofosil Untuk Indik Paleotsunami Daerah Palu Timur, Kota Palu, Propinsi Sulawesi Tengah Ananda, S.R., Juwanto, D., Pramumijoyo, S., Setianto, A. & Rusli, M. Batuan Ultrabasa Di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara Agus Hendratno & Tafaguh Fiddin Biozonasi Formasi Kebo Bagian Bawah Jalur Kalinampu-Sendangrejo, Bayat Klaten Jawa Tengah Dian Novita, Didit Hadi Barianto, Moch Indra Novian & Budianto Toha Nannofossils Biostratigraphy of Miocene Sequences in Southern Mountains, Central Java, Indonesia Akmaluddin Dol Doz Do Dod Dos D06 DO7 Dos Doo Dio PROSIDING SEMINAR NASIONAL ILMU KEBUMIAN KE-5 ‘Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 TOPIK GEOLOGI SUMBERDAYA ENERGI : Kajian Mengenai Prospek Batubara Di Indonesia Setelah Berlakunya Uu No. 4 Tahun 2009 Recky Fernando L. Tobing & Herzia Puspitaningrum .... a Eo Program Pencairan Batubara Sebagai Solusi Ketahan Energi Nasional, dipersimpangan Ketidakpastian Harli Talla, Hendra Amijaya, S.S. Surjono , 1.W. Warmada & Edy Nursanto .. E02 Batubara Cair Sebagai Komoditas Unggulan Batubara Muda Yang Ramah Lingkungan Edwin Pranata . E03 Penerapan Teknologi Underground Coal Gasification (UCG) untuk Eksploitasi Batubara Tingkat Rendah dalam Mengatasi Krisis Energi di Indonesia ~ Studi Kasus Cekungan Kutai, Kalimantan Timur Ragil Pratiwi, M. Imam Agadinata & Ahmad Royyan . E04 Hubungan Antara Kualitas Batubara Formasi Warukin, Daerah Tabalong, Kalimantan Selatan Dengan Hasil Proses Pencairannya Edy Nursanto, Arifiudin Idrus, Hendra Amijaya, Subagyo Pramumijoyo & Harli Talla . ™ seeteereeeesseaee ae E0S Pemanfaatan Enhanced Gamma-Ray Inpefa Dalam Interpretasi Log Dan Mekanisme ‘Sedimentasi Formasi Lama, Blok A, Laut Natuna, Cekungan Natuna Barat, Kepulauan Riau Jarot Setyowiyoto, Bambang Pujasmadi & Zilman Syarif .. E06 Analisis Data Microseismic Menggunakan Matlab 2010 Untuk Penentuan Keberadaan Hidrokarbon Di Lapangan “LCY” Cekungan Ombilin Lucy W. Sari, Moh. Sarkowi, Suharno & Rahmat C. Wibowo aN Droer E07 Estimasi Porositas Efektif Menggunakan Supervised Neural Network dari Multi Atribut Seismik dan Data Sumur, Studi Kasus : Reservoar Batu Karbonat Lapangan “Adhita” Wahyu Tri S, Septian Prahastudhi, A Syaeful Bahri & Yulia Putri W os... E08 Karakterisasi Reservoir Menggunakan Metode Inversi Impedansi Akustik dan Neural Network Pada Lapangan “ICL” Cekungan Sumatera Selatan Rahmat C. Wibowo, Bagus S. Mulyatno & Suryana ... E09 Perencanaan Pemboran Eksplorasi Geothermal Berdasarkan Metoda Geologi, Geokimia dan Geofisika; Studi Kasus : Sumur X Lapangan Panasbumi Y Syahrul ao TD PROSIDING SEMINAR NASIONAL ILMU KEBUMIAN KE-S Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 Optimalisasi Potensi Panas Bumi Non-Vulkanik di Kalimantan Barat dengan Metode Hot Dry Rock (HDR) Winda Nurdini.P.Siska febvani & Agin Rachmat Budiman Studi Perkiraan Cadangan Reservoir Gas Coalbed Methane (CBM) menggunakan Metode Material Balance Edo Pratama TOPIK GEOLOGI SUMBERDAYA MINERAL : Aplikasi Sistem Informasi Geografis (Sig) Untuk Visualisasi Dan Analisis Data Geokimia Batuan Beku SelaR LD: sxcservsqeamereerennzeenrseceseessases Karakteristik, Genesa dan Rekomendasi Pemanfaatan Kelompok Mineral Zeolit di Daerah Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Propinsi Jawa Tengah Brilian Budi Prakosa & 1 Wayan Warmada Mineralisasi Emas Tipe Epitermal Sulfidasi Tingg Jawa Tengah Mahasiswa Pasca Sarjana Jurusan Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDON| email : syahlireza@gmail.com SARI Dacrah penclitan terletak di Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Propinsi Sulawesi Tengah memiliki Kondisi geologi yang cukup kompleks dalam hal struktur geologi, stratigrafi penyusun dan proses geodinamika yang pernah terjadi di kota Palu. Kehadiran batugamping koral hanya ditemukan dominan pada dacrah Selatan pantai Palu Timur dengan elevasi 50-100 meter dapat menjadi bahan studi yang ‘menarik untuk diteliti lebih lanjut Penelitian terhadap batugamping Koral ini dilakukan dengan metode pemetaan lapangan skala 1:50,000 ‘yang meliputi pengambilan data geologi (struktur geologi,litologi dan morfologi). Data litologi kemudian dengan pendekatan analisis kandungan fosil di laboratorium pada batugamping koral yang tenyata disttibusi umur fosil panjang dan acak mulsi dari Silur hingea Recent. Hal ini menunjukkan adanya proses pencampuran (reworking) dari fosil yang berumur tua dengan berumur muda Dari analisis fos koral sehingga dapat disimpulkan keberadaan batugamping koral di pesisir Pantai Palu Timur tersingkap di permukaan akibat dari peristiwa tsunami masa lampau yang terjadi akibat dari aktifitas kegempaan yang cukup tinggi di Pal Kata kunci: Batugamping koral, Reworking, Paleotsunami PENDAHULUAN yang secara umum tersusun atas endapan kerikil, pasir, lempung, serta batugamping koral yang. Sulawesi Tengah terkenal dengan sesar aktif Palu- menunjukkan fase delta dan laut dangkal berumur Koro yang merupakan manisfestasi deformasi Holosen (11000 tahun yang. alu). Studi kerak bumi yang tengah berlangsung,merupakan hasil proses tumbukan antara tiga lempeng utama (Pasifik, Eurasia dan Indo-Australia). Kota Palu dilewati oleh Sesar Palu - Koro yang berarah Utara Barat Laut — Selatan Tenggara sepanjang, 300 km dari Palu di Utara sampai Teluk Bone di Selatan (Tjia & Zakaria, 1974), Daerah Lembah Pala (Rangin dkk., 1990 dalam Pramumijoyo, 2011) disebutkan sebagai daerah tarik-pisah (pull ‘qpart) dari sesar utama Palu-Koro mengakibatk: daerah sckitamya berada pada rezim tektonik tegangan yang ditutupi oleh endapan aluviun batugamping, koral belum terlalu banyak dibahas dalam penelitian lainnya, hanya disebutkan dalam beberapa paper seperti Tjia & Zakaria, (1974) dalam Sopaheluwakan (1997), dk, bahwa kehadiran batugamping koral daerah Lembah Pala merupakan proses pengangkatan —_vertikal berdasarkan pada databatugamping — koral terangkat, yaitu 4,5 mnvtahun dalam kurun waktu 24 ribu tahun terakhir, Sesar Palu-Koro merupakan sesar geser mengiti (sinistral) yang ‘masih aktif hingga sekarang, hal ini dibuktikan dengan Kehadiran pusat-pusat gempa bumi o7-1 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 ‘Teknik Geologi FT UGM, | Desember 2012 dangkal —sepanjang —Sesar__—_—Palu-Koro (Pramumijoyo, 2011), Kehadiran pusat_gempa bumi dangkal-tersebut- —masih—sangat, memungkinkan untuk terjadinya tsunami. Fenomena aktivitas kegempaan yang cukup tinggi serta terjadinya proses tektonik yang sangat komplcksmemungkinkan saling~-memberikan pengaruh terhadap kehadiran batugamping koral sepanjang pesisir pantai teluk Palu bagian Timur Studi mengenai kehadiran batugamping koral rmasih terbuks lebar untuk dibahas lebih lanjut TUJUAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui informasi —geologi —mengenai_kehadiran batugamping koral daerah Pau Tinur dan sekitamya yang bisa digunakan untuk indikasi paleotsunami. Metode yang digunakan adalah pemetaan lapangan skala 1:50.000 yang meliputi pengambilan data geologi (struktur geolo, litologi dan morfologi), dan analisis kandungan fosil penyusun batugamping oral di laboratorium GEOLOGI REGIONAL DAERAH PENELITIAN Menurut Sukamto, dkk (1973), secara fisiografis, daerah Palu terdiri atas Pematang Barat dan Pematang Timur, kedua-duanya berarah Utara- Selatan dan dipisahkan oleh Lembah Palu. Pematang timur memiliki ketinggian 400 meter hingga 1900 meter dan menghubungkan Pegunungan Sulawesi Tengah dengan lengan Utara, Struktur geologi daerah ini didominasi oleh lajur Sesar Palu berarah Utara-Selatan dan Barat Laut-Tenggara. Stratigrafi penyusun Palu terdiri dari kompleks batuan metamorf yang terdiri dari amfibolit, sekis, dan gneis, sekis banyak terdapat i sisi Barat, sedangkan gneis banyak tersingkap di sisi Timur, Molasa Celebes. Sarasin dan Sarasin (1901), ‘endapan ini berada di sisi lebih rendah dari kedua ematang, menindih secara tidak selaras Formasi Tinombo dan kompleks batuan _metamorf, mengandung rombakan dari formasi —formasi yang lebih twa, dan terdiri dari konglomerat, bbatupasir, batulumpur, batugamping koral, dan napal, yang semuanya hanya mengeras lemah, Aluvium dan endapan pantai tersusun oleh kerikil, pasir, lumpur, dan batugamping koral terbentuk dalam lingkungan sungai, delta, dan laut dangkal merupakan sedimen termuda di daerah ini. Endapan ini bisa jadi semuanya berumur Holosen, ANALISIS KANDUNGAN FOSIL PADA. BATUGAMPING KORAL Pemetaan yang dilakukan di lapangan menghasilkan peta geologi daerah Palu Timur didapatkan satuan batugamping koral yang cukup khas penyebarannya (Gambar 1.1), Penyebaran batugamping koral ini dapat digunakan sebagai indikasi_paleotsunami yang pernah terjadi di pesisir Pantai Palu Timur pada tahun 1927 dan 1968, Singkapan batugamping koral di lapangan memperlihatkan — kandungan—fosil yang penyebarannya acak mulai dari cangkang molusca sampai oral besar (Gambar 1.2), Dari Pengamatanlapangan § stasiun pengamatan (Gambar 1.3) pada kolom litologi_lokal dideskripsikan batugamping koral yang tersusun atas koral, cangkang gastropodapelecypoda, dll berukuran 0.5- 8 cm, memiliki distribusi fragmen yang tidak merata, orientasi bersifat acak dan bentuk dari fragmen sudah tidak beraturan, ‘Material masih bersifat lepasan belum mengalami konsolidasi yang kuat. — Distribusi_persebaran batugamping oral pada Pelu Timur hanya ditemukan meluas pada pesisir pantai bagian Selatan Analisis batugamping koral dacrah penclitian dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap makrofosil untuk diketahui rentang umur makrofosil tersebut. Analisis dengan pendekatan makrofosil cukup optimal dikarenakan kehadirannya melimpah dalam singkapan batuan, Dari 16 pengamatan conto makrofosil yang ditemukan —terlihatadanya’—_pencampuran (reworking) antarafosil-fosil yang berumur panjang hingea Recent dan fosil-fosil periode tertentu yang berumur tua (Tabel 1.1). Beberapa diantaranya memiliki fosil berumur tua yaitu : Era Mesozoikum —Ostreapanda—morton (Upper Cretaceous), Cucullae (Idoneaica) Antiasa Do7-2 a al a PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 ‘Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 Morton (Upper Cretaceous), Era kenozoikum Trochocyathus californiamus (Vaughan) (Eocene), Discotrochus orbignianus (Edward and Haime) (Eocene), Antiguasirea cellulose (Duncan) (Lower Oligocene-Upper Oligocene), Septastrea marvlandica (Conrad) (Miocene), Gastropelta ventricosa (Paleocene), Acrohelia _singleyi (Vaughan) (Eocene-Oligocene), hingea Era Paleozoikum Favistella stellata (Dana 1846) (Upper Ordovician), Springopora tabulate (Edwards and Haine) (Silurian), Striatopora bellistriata (Greene) (Silurian-Devonian). Selain itu terdapat beberapa makrofosil lainnya yang rmasih dapat hidup hingga Recent, yaitu Trachycardium — isocardia (Line) (Lower Miocene-Recent), Fungia Sp. (Middle Triasic- Recent), Montastrea sp. (Middle Triasic-Recent). Porites porites (Middle Triasic-Recent), dan Acropora Sp (Middle Triasic-Recend) SEJARAH TSUNAMI DAERAH PENELITIAN Istilah tsunami berasal dari bahasa Jepang (ésu = pelabuhan, mami gelombang, —secara harfiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang discbabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba (Diposaptono & Budiman, 2005). Tsunami merupakan gelombang lautan yang. sangat panjang disebabkan olch terjadinya gempa tekionik schingga _menyebabkan deposisi air secara vertikal (Morton et al, 2007), Tsunami terjadi karena adanya hempasan gelombang yang terjadi secara cepat yang dipicu oleh adanya ‘gompa bumi di laut dalam, longsoran bawah laut, ‘erupsi gunung berapi, jatuhnya meteor kedalam tubuh air (Morton et al, 2007). Berdasarkan pada data yang diperoleh telah terjadi dua kali periode tsunami pada Kota Palu (GS Prasctya, GNS Science, 2011), iat (Gambar 1.4), meliputi a. 1 Desember 1927 Sumber gempa bumi berhubungan terhadap sesar geser sinistral aktif Palu-Koro Kekuatan gempa Ms-6.3 dengan lokasi epicentrum berada pada 0.7 $ dan 119.7 E, yang diiringi oleh tsunami yang melanda dacrah sekitar Teluk Pah. Ketinggian kenaikan air laut 15 m dan subsidence dalam kisaran 0,5 m sampai 1.0m dalam Teluk Pali telah dilaporkan. Empat belas (14) orang tewas dan 30 luka-luka. Tidak ada laporan dampak tsunami di sepanjang Pantai Timur Pulau Kalimantan b. 24 Agustus 1968 Besamya Kekuatangempa (Ms) adalah 7.4 dan kedalaman 25 km dengan normal mekanisme lokal. Ketinggian kenaikan air laut 10 m dan subsidence 2-3 m dilaporkan di desa Mapaga yang menyebabkan 200 orang tewas dengan genangan maksimum jarak 500m, Tidak ada laporan tentang dampak tsunami di sepanjang Pantai Timur Pulau Kalimantan. DISKUS! Dari penelitian sebelumnya menurut Tyia & Zakaria, (1974) dalam Sopaheluwakan, dk (1997) disebutkan bahwa kehadiran batugamping oral dacrah Lembah Palu merupakan proses pengangkatan vertikal berdasarkan pada data batugamping koral terangkat, yaitu 4,5 mm/tahun dalam kurun waktu 24 ribu tahun terakhir. Kehadiran data identifikasi makrofosil di bagian Palu Timur yang menunjukkan —terjadinya distribusiacak dari _umur fosil tersebut dapat menjadi bahan diskusi untuk diteliti Iebih lanjut (Fabel 1.1). Distribusi acak umur makrofosil pada dacrah yang sama tersebut -mengindikasikan bahwa telah terjadinya suatu proses. gelombang bbesar yang mampu membawa fosil-fosil tersebut hingga mencapai darat dalam suatu periode. Selain itu, persebaran tidak —merata dari batugamping koral dapat diduga terjadinya suatu mekanisme tsunami lokal akibat adanya gempa dangkal disekitar Lembah Pala, Rentang waktu Kchidupan fosil yang telah mengalami pencampuran mulai dari Sifur hingea Recent dalam satu area yang berdekatan sangat sult untuk direkonstruksi bila dikaitkan terhadap proses pengangkatan oleh aktivitas tektonik, Kota Palu dengan dinamika tektonik kompleksnya terutama kaitannya terhadap sesar geser sinistral aktif Palu-koro berdasarkan data historis., termasuk dalam —daerahrentan__terhadap kegempaan dan terjadinya tsunami (GS Prasetya, GNS Science, 2011) 07-3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 ‘Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 KESIMPULAN Dari hasil analisis fosil pada batugamping koral ‘yang distribusi umur acak mulai dari Silur hingga Recent akibat proses pencampuran (reworking). penelitian ini menghasilkan Kesimpulan. bahwa keberadaan batugamping koral di pesisir Pantai Palu Timur tersingkap di permukaan akibat dari peristiwa tsunami masa lampau yang terjadi akibat dari aktifitas kegempaan yang cukup tinggi di Palu, Gempa di Palu berhubungan terhadap sesar geser sinistral aktif Palu-Koro. UCAPAN TERIMA KASH Penelitian ini didukung oleh Special Research Program for Disaster Prevention and Mitigation (SDM) 2011 from AUN-SEED/NetJICA with title Earthquake and Tsunami Mitigation, Case in Palu Region, Sulawesi, Indonesia. REFERENSI Davies, AM., 1971, The Composition Of Tertiary Fauna, George Allen & Unwin, Ltd, London, iposaptono, Subandono, dan Budiman., 2005, Tsunami, Penerbit Buku Imiah Populer PT Sarana Komunikasi Utama, Bogor. Morton, R.A., Gelfenbaum., and Jiffe, B.E., 2007, Physical Criteria for Distinguish Sandy Tsunami and Strom Deposit Using Modern Example, Journal of Sedimentology Geology,10.1016/j sedgeo.2007.01.003. Pramumijoyo., S., 2011, Geologi dan Tektonika Daerah Palu dan Sekitarnya, Jurusan Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Prasetya, G.S., 2011, Daerah Ancaman Tstmami di Sulawesi-studi kasus Teluk Pal. GNS Science. Shrock, R.R., and Shimmer, H.W., 1947, Index Fossils Of North America, Massachusetts Institute OF Technology, John Wiley & Sons, Ine. New York Shrock. R.R., and Twenhofel, W.H., 1953, Principles Of Invertebrate Paleontology, Massachusets Institute Of Technology, MeGraw- Hill Book Company, Inc. New York, Toronto, London. Sopaheluwakan, J., 1997, Evolusi Geodinamik Sesar Palu-Koro, Sulawesi Tengah: Status Masa Kini, Riset- Unggulan Terpadu (RUT) U3, Puslitbang Geoteknologi-LiPl, Bandung. Sukamto, R.A.B., Sumardirdja, H., Suptandar, T., Hardjoprawiro, S., dan Sudana, D., 1973, Peta Geologi Tinjau Palu, Sulawesi, Skala 1:250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, ‘Tjia, HD., and Zakaria, T., 1974, Palu-Koro sirike-slip fault zone, central Sulawesi, Indonesia, Sains Malaysiana 07-4 a as[ no je0y owe oz sequoma WON Ld °e i) 2 RARER ET -400 wi | wid PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 Peta Geologi Daerah Penelitian Palu Timur, Sulaw Citta Aster Dial Elesaion Model (DEM) Pal Time tan 150.000, cons pucoraee Daerah peneliian di Panta Timor Pal pad batugarping kor GAMBAR 1.1 ; Peta Geologi Daerah Penelitian Palu Timur Sulawesi Tengah 07-7 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 ‘Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 o co GAMBAR 1.2: Dokumentasi Lapangan Singkapan Batugamping Koral, (a) Singkapan batugamping koral dijumpai adanya fragmen koral (A) dan peeahan cangkang mol/usca (B) pada stasiun pengamatan 4, (b) Singkapan ‘batugamping koral dijumpai adanya fragmen koral (A) dan pecahan cangkang mollusca (B) pada stasiun ppengamatan 5, (c) Dijumpai adanya fragmen pelecypod (C) berukuran 3Semx40em pada stasiun pengamatan 3, (d) ‘Singkapan batugamping koral dijumpai adanya cetakan cangkang koral (D) pada stasiun pengamatan 7, (¢) Terlihat ‘adanya struktur geologi sesar dengan komponen geser dan turun dengan bidang sesar (1) N260E/70", (2) N26SE/80", (GB) N2355/48" pada stasiun pengamatan 2, (Q Singkapan batugamping koral djumpai adanya pecehan cangkang, ‘mollusca (B) pada stasiun pengamatan 7 Do7-8 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 Kolom Litologi Lokal Daerah Penelitian Tanpa Skala Stasion Pengametan 5 Stasiun Pengamaian 2 Legenda 05+ er ete eal pas erpuaan Saugampng koa Kontak baugameing Kora an pas arta] Sree a © om | cmpsttorgomran | © stastun pangamatan $ seu get ont seer geer dette se surge =f Patron ta eH} PS re ee As Fe tS {ty Seas Turn Stasiun Pengamstan 7 GAMBAR 1.3 : Kolom Litologi Lokal Dacrah Penelitian Tanpa Skala 07-8 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-5 Teknik Geologi FT UGM, 1 Desember 2012 yeas cleo (Ovo) 1969 Majene (M 6.1) EPEC) Reader Te vse) GAMBAR 14: Sejarah Tsunami Daerah Sulawesi (GS Prasetya, GNS Science, 2011) Do? @ x eee

Anda mungkin juga menyukai