Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

JOB SHEET
REFINERY DAN PRODUK TURUNAN MINYAK CRUDE PALM OIL (CPO)
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

2015

Program Studi Diploma Tiga (D3) Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan


Alamat : Jalan Rangga Sentap Dalong, Desa Sukaharja, Kec. Delta Pawan, Kab. Ketapang, Kalimantan Bararat- Kode Pos : 78813
JOB SHEET PRAKTIK
REFINERI DAN PRODUK TURUNAN MINYAK CRUDE PALM OIL (CPO)

Anto Susanto, S.ST., M.P.


A. Yani, A.Md.

PRODI. TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN


JURUSAN PENGELOLAAN HASIL PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

Jalan Rangga Sentap - Dalong, Kabupaten Ketapang


Kalimantan Barat
2015
PRAKATA

Bismillahirrahmannirrahim

Syukur Alhamdullilah penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


memberikan Rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan buku petunjuk
praktikum untuk mata kuliah Refinery Dan Produk Turunan Minyak Crude Palm Oil
(CPO) ini dengan baik dan lancar.

Buku petunjuk praktikum ini disusun untuk membantu kelancaran proses belajar
mengajar di Jurusan Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil
Perkebunan, Politeknik Ketapang terutama bagi mahasiswa yang mempelajari dan
mendalami bidang Refinery Dan Produk Turunan Minyak Crude Palm Oil (CPO). Buku
ini dilengkapi dengan tabel pengamatan yang membantu mahasiswa untuk memahami
tindakan yang dilakukan selama praktikum berlangsung.

Buku ini berisikan pengetahuan mengenai proses pemurnian dan pemucatan


minyak crude palm oil (CPO) dan beberapa produk turunan minyak sawit/CPO seperti
teknologi proses pembuatan sabun, pembuatan gliserol dan pembuatan biodesel skala
laboratorium.

Penyusun juga berharap mendapatkan banyak masukan dari para pembaca untuk
kesempurnaan penyusunan buku petunjuk praktikum ini di waktu mendatang. Mengingat
sarana dan prasarana di Politeknik Ketapang masih terbatas, maka acara praktikum
menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Diharapkan dimasa yang akan datang dapat
dilakukan sesuai dengan kompetensi ketercapaian sesuai matakuliah Refinery Dan
Produk Turunan Minyak CPO.

Akhir kata, penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan


tulisan ini pada kesempatan lain dan semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.

Ketapang, Nopember 2015

Penyusun
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Mahasiswa harus datang tepat pada waktunya dalam pelaksanaan praktikum.


2. Mahasiswa harus menggunakan jas laboratorium yang berwarna putih, bagi
mahasiswa yang tidak menggunakan tidak diperbolehkan untuk mengikuti
acara praktikum pada hari yang bersangkutan.
3. Mahasiswa tidak diperbolehkan untuk makan dan minum selama praktikum
berlangsung.
4. Mahasiswa dilarang untuk membuat kegaduhan selama mengikuti acara
praktikum.
5. Sebelum pelaksanaan praktikum dimulai mahasiswa wajib mengikuti pre-
test, untuk itu sebelum pre-test mahasiswa harus mempelajari materi
praktikum untuk setiap acara praktikum yang dilaksanakan.
6. Mahasiswa tidak diperbolehkan meninggalkan praktikum/laboratorium
tanpa seijin dosen pembimbing praktikum.
7. Mahasiswa harus membuat laporan sementara dan mendapatkan pengesahan
dari dosen pembimbing pada setiap mata acara praktikum.
8. Bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti acara praktikum diwajibkan
untuk mengikuti Inhal yang waktu pelaksanaannya ditenytukan
berdasarkan koordinasi dosen pembimbing praktikum dengan kepala
laboratorium.
9. Laporan akhir praktikum dibuat /disusun dalam buku laporan.
10. Format dari laporan sesuai dengan aturan yang telah dibuat:

JUDUL ACARA PRAKTIKUM


I. Tujuan Praktikum (5)
II. Dasar Teori (15)
III. Metode Kerja (15)
a. Alat
b. Bahan
c. Prosedur Kerja
IV. Hasil Pengamatan dan Perhitungan (10)
V. Pembahasan (30)
VI. Kesimpulan (10)
Daftar Pustaka (5)
Nama, tahun, judul buku, penerbit, kota terbit
Winarno, F.G., 2007, Kimia Pangan dan Gizi, P.T. Gramedia, Jakarta.
Lampiran (laporan sementara dan perhitungan) (10)
Total Nilai 100
11. Laporan dikumpulkan satu minggu setelah acara praktikum berakhir.
Keterlambatan pengumpulan laporan akan dikurangi nilai.
Menjelang responsi/ujian praktikum semua laporan harus sudah lengkap dan
mendapatkan pengesahan dari dosen pembimbing.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 1
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

DAFTAR ISI

PRAKATA ________________________________________________ i

DAFTAR ISI ________________________________________________ ii

TATA TERTIB PRAKTIKUM _______________________________________ iii

ISI PRAKTIKUM

Acara I. : PREPARASI DAN ANALISA BAHAN BAKU ________________ 3

Acara II&III. : PEMBUATAN GLISEROL DAN BIODIESEL ________________ 9

Acara IV. : PEMBUATAN SABUN _______________________________ 14

Acara V. : PEMBUATAN FOOD GRADE GREASE ___________________ 19

Acara VI : UJIAN KOMPETENSI MATAKULIAH RTPCPO _____________ 22

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 2
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

JOB SHEET
PROGRAM STUDI : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
MATA KULIAH : Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO
NAMA KETERAMPILAN : Preparasi Minyak CPO/Minyak Goreng Bekas
WAKTU : 4 jam praktikum
ACARA : Satu (I)

OBJEKTIF
Dengan mempelajari cara pemurnian minyak CPO/minyak goreng bekas
dengan menggunakan arang aktif, ekstrak buah mengkudu, tepung beras, lidah
buaya, dan bawah merah, maka mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti
perubahan yang terjadi selama proses pemurnian pada minyak CPO/minyak
goreng tersebut.

REFERENSI
Diktat AJAR. 2004. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Jurusan Teknologi
Pertanian. Politeknik Negeri Pontianak.

Ketaren, S. 2005. Minyak Dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press.


Jakarta.

A. Dasar Teori
Karbon aktif bersifat menyerap segala kotoran yang ada di sekitarnya.
Secara umum karbon atau arang aktif dapat dibuat dari arang tempurung dengan
pemanasan pada suhu 600-2000 oC pada tekanan tinggi. Pada kondisi ini akan
terbentuk rekahan-rekahan (rongga) sangat halus dengan jumlah sangat banyak,
sehingga luas permukaan arang menjadi sangat besar. 1 (satu) gram karbon aktif
pada umumnya memiliki luas permukaan 500-1500 m2, sehingga sangat efektif
dalam menangkap fartikel-fartikel yang sangat kecil 0,01-0,0000001 mm. Karbon
aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon
aktif tersebut baik di air maupun di udara. Maka karbon aktif banyak digunakan
untuk penyaringan baik air ataupun udara. Karbon aktif apabila digunakan sebagai
penyaring udara, maka pori-porinya akan menangkap berbagai polusi yang

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 3
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

berterbangan di udara. Dalam waktu 60 jam, arang aktif biasanya akan jenuh,
sehingga biasanya arang aktif dikemas dalam kemasan kedap udara.
Tepung beras merupakan produk pengolahan beras yang paling mudah
pembuatannya. Beras digiling dengan penggiling hammer mill sehingga menjadi
tepung. Beras diayak atau ditampi untuk menghilangkan kotoran seperti kerikil,
sekam, dan gabah. Beras yang sudah bersih, kemudian digiling sampai halus
dengan menggunakan penggiling hammer mill yang berpenyaring 80 mesh. Beras
dapat dicuci terlebih dahulu sampai bersih, kemudian direndam di dalam air yang
mengandung natrium bisulfit, 1 ppm (1 g natrium bisulfit di dalam 1 m3 air )
selama 6 jam. Setelah itu beras ditiriskan dan dikeringkan sehingga dihasilkan
beras lembab. Selanjutnya beras lembab ini digiling sampai halus. Beras lembab
ini lebih mudah dihaluskan sehingga penggilingannya lebih cepat dan hemat
energi. Setelah digiling, tepung beras perlu dijemur atau dikeringkan sampai kadar
air dibawah 14%.
Buah Mengkudu atau nama latinnya ialah Morinda citrifolia. Buah
mengkudu mengandungi 12 kandungan penting seperti proxironine, acid kaproid,
acid kaprilik, minyak penting, β-D-glucopiranose pentaacetate, asperuloside tetra
acetate, glucose, asam askorbat (vitamin C) dan damnacanthol. Buah mengkudu
mempunyai khasiat yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Berbagai penelitian
telah dilakukan untuk menggali khasiat dari mengkudu. Kalau dilihat dari salah
satu kandungan buah mengkudu yaitu mengandung asam askorbat (vitamin C).
Vitamin C dapat berfungsi sebagai antioksidan, yang mempunyai kemampuan
dapat mncegah kerusakan dan bahkan mengorbankan dirinya untuk mensetabilkan
radikal bebas. Dalam jelantah terdapat banyak komponen-komponen radikal.
Lidah Buaya atau Aloe vera dengan nama latin Aloe barbadensis milleer
adalah sejenis tumbuhan yang sudah dikenal sejak ribuan tahun silam dan
digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, untuk perawatan kulit dan
bahkan untuk daur ulang minyak goreng. Tumbuhan ini dapat ditemukan dengan
mudah di kawasan kering di Afrika. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pemanfaatan tanaman Lidah Buaya berkembang sebagai bahan

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 4
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

baku industri farmasi dan kosmetika, serta sebagai bahan makanan dan minuman
kesehatan.
Bawang merah merupakan Herba semusim, tidak berbatang, daun tunggal
memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging, warna merah keputihan.
Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga berbentuk bulat telur. Buah batu
bulat, berwarna hijau. Biji segi tiga warna hitam. Kandungan kimia bawang merah
: minyak atsiri; sikloaliin; metilaliin; dihidroaliin; flavonglikosida; kuersetin;
saponin; peptida; fitohormon; vitamin; zat pati Untuk ekstraksi kulit bawang
merah, 10 gram kulit bawang merah pada bagian luar yang sudah dipotong-potong
kecil, dimasukkan dalam labu leher tiga dengan 200 ml aquades. Pendingin balik,
pengaduk, termometer dipasang dan diaktifkan bersama pemanas selama 3 jam.
Campuran hasil disaring, diambil fitratnya.

B. Metode Kerja
B.1 Peralatan
Hot plat, Gelas Erlemenyer, Gelas Ukur, Spatula/Pengaduk, Thermometer,
Kertas Saring, Kertas pH, Sentrifiuse/Sentrifugasi, Timbangan analitik, blender,
saringan.
B.2 Bahan
Minyak/CPO/minyak goreng bekas, arang/arang aktif, buah mengkudu,
tepung beras, lidah buaya, dan bawang merah.
B.3 Prosedur Pelaksanaan
1. Langkah kerja pemurnian menggunakan arang aktif/arang
a) Ukurlah 1000 ml minyak goreng bekas dengan menggunakan gelas ukur.
b) Masukkan 1000 ml minyak goreng ke dalam gelas kaca.
c) Hancurkan arang tempurung kelapa.
d) Masukkan 1% arang tempurung kelapa ke dalam gelas kaca yang sudah
diisi 1000 ml minyak goreng bekas.
e) Aduk dengan menggunakan sendok atau batang pengaduk.
f) Tutup gelas yang sudah berisi campuran minyak goreng dengan arang
tempurung kelapa.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 5
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

g) Diamkan selama 24 jam.


h) Saring campuran minyak arang tempurung kelapa.
2. Langkah kerja pemurnian menggunakan tepung beras
a) Ukurlah 1000 ml minyak goreng bekas dengan menggunakan gelas ukur.
b) Masukkan 1000 ml minyak goreng ke dalam gelas kaca.
c) Masukkan 1% tepung beras ke dalam gelas kaca yang sudah diisi 1000 ml
minyak goreng bekas.
d) Masukkan ke dalam wajan.
e) Panaskan hingga suhu 50-60 oC (Diraba dengan tangan terasa hangat) atau
sampai timbul bunyi gemericik, biarkan 5 menit sambil terus diaduk.
f) Matikan kompor, diamkan 10-15 menit.
g) Tuangkan bagian atas minyak, endapannya dibuang.
3. Langkah kerja pemurnian menggunakan mengkudu
a) Ukurlah 1000 ml minyak goreng bekas dengan menggunakan gelas ukur.
b) Masukkan 1000 ml minyak goreng ke dalam gelas kaca.
c) Cacah buah mengkudu, untuk mempermudah melumatkan Mengkudu.
d) Lumatkan buah mengkudu dengan menggunakan blender.
e) Masukkan 1% sari mengkudu ke dalam gelas kaca yang sudah diisi 1000
ml minyak goreng bekas aduk dengan menggunakan sendok atau batang
pengaduk.
f) Diamkan selama 10-15 menit.
g) Masukkan ke dalam wajan.
h) Panaskan hingga suhu 50-60 oC (Diraba dengan tangan terasa hangat) Atau
biarkan 5 menit setelah terdengar bunyi gemericik, sambil terus diaduk.
i) Matikan kompor, diamkan 10-15 menit.
j) Saring minyak goreng bagian atas dengan menggunakan penyaring,
endapannya dibuang.
4. Langkah kerja pemurnian menggunakan lidah buaya
a) Ukurlah 1000 ml minyak goreng bekas dengan menggunakan gelas ukur.
b) Masukkan 1000 ml minyak goreng ke dalam gelas kaca.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 6
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

c) Masukkan 1% sari daging lidah buaya ke dalam gelas kaca yang sudah
diisi 100 ml minyak goreng bekas.
d) Aduk dengan menggunakan sendok atau batang pengaduk.
e) Tutup wadah yang berisi minyak tersebut.
f) Diamkan selama 24 jam.
g) Saring minyak goreng dengan menggunakan penyaring.
5. Langkah kerja pemurnian menggunakan bawang merah
a) Ukurlah 1000 ml minyak goreng bekas dengan menggunakan gelas ukur.
b) Masukkan 1000 ml minyak goreng ke dalam gelas kaca.
c) Hancurkan bawang merah dengan menggunakan blender.
d) Masukkan 1% sari bawang merah ke dalam gelas kaca yang sudah diisi
100 ml minyak goreng bekas.
e) Aduk dengan menggunakan sendok atau batang pengaduk.
f) Diamkan selama 6 jam.
g) Panaskan hingga suhu 50-60 oC, setelah gemercik 5 menit sambil diaduk
terus.
h) Setelah gemeicik dan permukaan minyak meletup-letup kemudian
kecilkan api.
i) Biarkan sampai tercium harum goreng bawang merah, baru kemudian
diangkat.
j) Saring minyak goreng dengan menggunakan penyaring.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 7
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

LAPORAN SEMENTARA
Acara I. Preparasi Bahan Baku Minyak Crude Palm Oil (CPO)/Minyak Goreng Bekas
Nama Kelompok :
Nama Mahasiswa
NIM

A. Tujuan Praktikum

B. Hasil Pengamatan Preparasi Minyak CPO/Goreng Bekas


Sebelum Pemurnian Setelah Pemurnian
No. Kelompok Berat Nilai Nilai Berat Warna dan Nilai Nilai
Warna Aroma Kekentalan pH Aroma Kekentalan pH
Awal Ka. ALB Akhir pH Ka. ALB
1.

2.

3.

4.

5.

Ketapang, ______________________

No Nama Pengampu Hari/Tanggal Tanda Tangan

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md.
Page 8
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

JOB SHEET
PROGRAM STUDI : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
MATA KULIAH : Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO
NAMA KETERAMPILAN: Pembuatan Gliserol dan Biodesel
WAKTU : 8 jam praktikum
ACARA : Dua dan Tiga (II&III)

OBJEKTIF

Dengan mempelajari cara pembuatan Biodiesel dan Gliserol, maka


mahasiswa dapat membuat Biodiesel dan Gliserol skala laboratorium serta
mengetahui proses yang terjadi selama pembuatan Biodiesel maupun Gliserol
berbahan baku minyak CPO/minyak goreng bekas tersebut.

REFERENSI
Diktat AJAR. 2004. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Jurusan Teknologi
Pertanian. Politeknik Negeri Pontianak.

Prihandana, Rama. Hendroko, Roy dan Nuramin, Makmuri. 2006. Menghasilkan


Biodesel Murah, Mengatasi Polusi Dan Kelangkaan BBM. Agro Media
Pustaka. Jakarta.

Mahanani. 2009. Perancangan Pabrik Gliserol Dari Crude Palm Oil (CPO) Dan
Air Dengan Proses Continuos Fat Splintting Kapasitas 44.000 Ton/Tahun.
Universitas Sumatra Utara. Medan.

A. Dasar Teori
Minyak goreng yang berasal dari tumbuhan dapat langsung dipergunakan
untuk mejalankan mesin diesel. Minyak goreng yang dipergunakan dapat dalam
berbagai bentuk: minyak goreng biasa, minyak goreng bekas, ester yang
mempunyai berat molekul lebih kecil (bio diesel), dan minyak goreng padat.
Minyak goreng bekas biasanya tercampur dengan lemak binatang sebagai sisa
penggorengan. Minyak goreng untuk bahan bakar diesel harus dipanaskan karena
harus dialirkan. Asam lemak bebas yang ada pada minyak harus dinetralkan

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 9
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

dengan methanol,alkohol atau soda agar tidak membuat karat atau korosi pada
logam. Kesulitan dari penggunaan minyak goreng karena bersifat cair sehingga
akan bersaing dengan kebutuhan konsumsi masyarakat. Kelebihan lain dari bahan
dasar minyak goreng ini adalah bahwa sisa minyak goreng juga dapat
dipergunakan, sehingga mengurangi beban lingkungan karena sampah. Dibanding
dengan minyak solar, minyak goreng dapat mengurangi polusi karena kadar
belerang yang lebih rendah, dan kurang berisik. Penggunaan minyak goreng untuk
bahan bakar tidak menambah jumlah gas karbondioksida, karena minyak berasal
dari tumbuhan. Kekurangan dari minyak goreng adalah lebih kental sehingga
mudah untuk menyumbat saluran, terlebih lagi jika tercampur dengan fraksi padat,
minyak bekas atau jika cuaca dingin. Penggunaan minyak goreng dapat memadat
sehingga dapat menyumbat saluran pipa, saringan dan terutama pada penyembur
atau nozle. Pembakaran minyak goreng dapat terjadi tidak terbakar sempurna,
sehingga menimbulkan banyak asap dan memungkinkan terjadinya endapan
karbon pada ujung penyembur minyak. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi
dengan cara memanaskan minyak, saluran dan saringan, sebelum pembakaran
pada mesin. Penggunaan minyak untuk bahan bakar diesel juga akan
menimbulkan busa pada saluran pipa balik dari sisa penyemburan didalam mesin.
Busa timbul pada awal pembakaran sehingga disarankan agar tidak mengisi penuh
tangki bahan bakar agar dapat menampung busa. Penggunaan minyak bekas
cukup (jelantah) menarik karena kurang bersaing dengan konsumsi masyarakat
sehingga harganya dapat lebih murah. Pembuatan biodiesel sedikit sulit karena
memerlukan methanol, katalis (soda api, KOH) dan pemisahan gliserin yang
berasal dari reaksi samping. Sehingga biodiesel mempunyai harga yang lebih
mahal dibanding minyak goreng pada pemakaian langsung
Biodiesel secara nyata dapat mengurangi pencemaran, mengurangi
hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, sulfat, polisiklikaromatik
hidrokarbon, dan hujan asam. Kandungan belerang yang sangat rendah akan
memungkinkan penggunaan katalis pada system gas buang. Jika dipergunakan
bersama minyak solar, biodiesel dapat mengurangi atau menghilangkan kebutuhan
belerang dalam minyak diesel. Biasanya belerang dibutuhkan lebi 500 ppm (per 1

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 10
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

juta bagian) atau 0,05% dalam minyak solar untuk menambah pelumasan.
Pencampuran biodiesel dengan solar dapat mengurangi kadar belerang hingga 15
ppm atau 0,0015%. Pencampuran yang dilakukan dengan 1% biodiesel akan
memperoleh 65% pelumasan. Untuk maksud pengurangan kadar belerang ini
cukup hanya dengan menambahkan biodiesel kedalam solar sebanyak 0,4-0,5%.
Istilah gliserol digunakan untuk zat kimia yang murni, sedang gliserin
digunakan untuk istilah hasil pemurnian secara komersial (Kirk Othmer, 1966).
Pada penganekaragaman industri kimia khususnya, gliserol adalah salah satu
bahan yang penting di dalam industri. Gliserol adalah bahan yang dibutuhkan
pada berbagai industri, misalnya: obat-obatan, bahan makanan, kosmetik, pasta
gigi, industri kimia, larutan anti beku, dan tinta printer. Jika dilihat dari
banyaknya kebutuhan gliserol di Indonesia, maka untuk mencukupi kebutuhan
bahan gliserol di Indonesia masih didatangkan dari luar negeri.
Proses ini menggunakan katalis katalis alkyl aryl sulfonic acid atau
cycloaliphatic sulfonic acid. Dalam proses ini, proses hidrolisis dilakukan dengan
2 stage berlawanan arah, menggunakan reaktor tangki berpengaduk.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CH2COOR CH2OH

CHCOOR + 3 H2O CHOH + 3RCOOH

CH2COOR CH2OH
(Trigliserida) (Air) (Gliserol) (Asam lemak)
Gliserol akan dipisahkan dari asam lemak melalui bagian bawah tangki
hidrolisis. Sedangkan asam lemak bersama katalis akan keluar melalui bagian
atas. Hasil bawah reaktor disebut sweet water dengan kandungan gliserol sekitar
15%. Untuk menetralkan asam lemak yang terbawa dan memekatkan gliserol
sampai konsentrasi yang dikehendaki dilakukan proses lanjutan yaitu netralisasi,
filtrasi, evaporasi, distilasi, dan kondensasi.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 11
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

B. Metode Kerja
B.1 Peralatan
Hot plat, Labu Destilasi leher tiga, Magnetic Stirer, Kondensor, Gelas
Erlemenyer, Gelas Ukur, Spatula/Pengaduk, Thermometer, Kertas Saring,
Kertas pH, Timbangan analitik.
B.2 Bahan
Crude Palm Oil (CPO)/Minyak Nabati, Alkali Basa (KOH/NaOH), Aquades,
Alkohol/Metanol 99,5%.
B3. Langkah Kerja (Modifikasi Nasiri, 2006)
Pada skala kecil dapat dilakukan dengan bahan minyak goreng bekas 1
liter. Methanol sebanyak 200 ml atau 0.2 liter. Soda api atau NaOH 4,5-5 gram
atau mungkin lebih. Kelebihan ini diperlukan untuk menetralkan asam lemak
bebas atau FFA yang banyak pada minyak goreng bekas. Dapat pula
mempergunakan KOH namun mempunyai harga lebih mahal dan diperlukan 1,4
kali lebih banyak dari soda.
a) Soda api dilarutkan dalam Methanol
b) Kemudian dimasukan ke dalam minyak dipanaskan sekitar 55 oC,
c) Diaduk dengan cepat selama 15-20 menit kemudian dibiarkan dalam keadaan
dingin semalam.
d) Maka akan diperoleh biodiesel pada bagian atas dengan warna jernih
kekuningan dan sedikit bagian bawah campuran antara sabun dari FFA.
e) Biodiesel yang merupakan cairan kekuningan pada bagian atas dipisahkan
dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan bagian bawah dari
cairan.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 12
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

LAPORAN SEMENTARA
Acara II & III. Pembuatan Gliserol & Biodiesel Berbahan Baku CPO/Minyak Goreng Bekas Skala Laboratorium
Nama Kelompok :
Nama Mahasiswa
NIM
A. Tujuan Praktikum

B. Hasil Pengamatan
Sebelum reaksi Sesudah reaksi
Kelompok Berat sampel Berat sampel
Sampel Etanol Katalis Total Massa jenis sampel Biodiesel Gliserol Total Massa jenis biodiesel

Ketapang, ______________________

No Nama Pengampu Hari/Tanggal Tanda Tangan

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md.
Page 13
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

JOB SHEET
PROGRAM STUDI : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
MATA KULIAH : Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO
NAMA KETERAMPILAN : Pembuatan Sabun Berbahan Baku CPO
WAKTU : 4 jam praktikum
ACARA : Empat (IV)

OBJEKTIF
Dengan mempelajari pembuatan Sabun, maka mahasiswa diharapkan
dapat membuat Sabun secara sederhana dan mengetahui proses yang terjadi
selama pembuatan Sabun dengan berbahan baku CPO/Minyak goreng bekas
tersebut.

REFERENSI
Diktat AJAR. 2004. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Jurusan Teknologi
Pertanian. Politeknik Negeri Pontianak.

Prihandana, Rama. Hendroko, Roy dan Nuramin, Makmuri. 2006. Menghasilkan


Biodesel Murah, Mengatasi Polusi Dan Kelangkaan BBM. Agro Media
Pustaka. Jakarta.

Asyiah, Nur, D. 2008. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi
Padat. Unversitas Sumatra Utara. Medan.

A. Dasar Teori
Minyak jelantah dapat disulap menjadi produk yang lebih menyehatkan,
yaitu dijadikan sabun mandi ramah lingkungan, dengan kualitas rendah dan
sedang. Hal itu dimungkinkan karena kandungan lemak minyak jelantah yang
tinggi. Lemak merupakan salah satu bahan dasar pembuatan sabun. Pemisahan
kimiawi dilakukan dengan netralisasi menggunakan larutan soda kaustik (NaOH).
Penggunaan soda kaustik membantu mengurangi zat warna dan kotoran (getah
dan lendir dalam minyak). Sabun atau emulsi yang terbentuk kemudian
dipisahkan dari minyak dengan cara dekantasi atau sentrifugasi tergantung

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 14
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

kapasitasnya. Minyak terpisah dari emulsi disebut minyak netral. Di Amerika,


netralisasi terhadap minyak biji kapas dan minyak kacang tanah dilakukan dengan
larutan soda kaustik antara 0,1-0,4 N pada suhu 70-95oC. Penggunaaan larutan
soda kaustik 0,5 N pada suhu 70oC mampu menyabunkan trigliserida sebanyak
1%. Semakin encer larutan soda kaustik yang digunakan, minyak netral yang
dihasilkan semakin pucat.
Minyak goreng bekas umumnya berasal dari dapur sekolah, fasilitas
masyarakat, perumahan dan rumah makan. Setelah melewati tahapan yang
termasuk di antaranya pengendapan, penyaringan, dan pencucian dengan air
panas, minyak ini dicampur dengan air panas, dicampur dengan tanah liat putih
dan karbon untuk menghilangkan bau dan kotoran. Kemudian disaring lagi untuk
memperoleh minyak goreng yang jernih. Proses pembuatannya memerlukan
waktu sekitar seminggu. Ada banyak cara untuk membuat sabun, namun
diantaranya adalah dengan cara di bawah ini. Sabun dari bekas minyak goreng ini
lebih baik untuk alam lingkungan, dan baik juga untuk kulit tubuh.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan
pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan
senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan
untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya
tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di
antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah
reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan
gliserin.
Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk
samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari
asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah
larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 15
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil,
melainkan larut dalam bentuk ion.
B. Metode Kerja
B.1 Peralatan
Hot Plate, Erlenmeyer, Gelas Ukur, Thermometer, Indikator pH, Tempat
Tahan Panas (Cetakan Alumunium), Kertas saring, Pengaduk/Spatula, Penghitung
Waktu, Timbangan Analitik.
B.2 Bahan
Minyak/CPO, Katalis basa (NaOH/KOH), Aquades, TiO2 (jika ada) dan
bahan tambahan lainnya (Parfum/pewangi/Minyak serai), garam halus, Air panas
800C, Pewarna secukupnya, lilin pelapis cetakan.
B.3 Prosedur Pelaksanaan (Modifikasi Amanda, 2007)
a) Tuangkan NaOH (15% kelompok 1, 17% kelompok 2, 19% kelompok 3,
21% kelompok 4, 23% kelompok 5) ke dalam air ekstrak sesuai masing-
masing kelompok dengan jumlah 35%, lalu aduk hingga merata. NaOH
bahaya dan bersifat korosif, sehingga NaOH ini harus diperlakukan
dengan hati-hati. Jika terkena NaOH, segera bilas dengan air yang
banyak.
b) Minyak jelantah (sebanyak 300 gr) diendapkan kotorannya dulu, dapat
digunakan salah satu atau gabungan cara di atas. Minyak jelantah setelah
melalui tahap pengendapan, penyaringan, ataupun pencucian baru siap
menghasilkan sabun yang berkualitas.
c) Larutan NaOH itu akan bersifat panas. Sementara, adonan akan diolah
pada suhu 40 derajat Celcius. Karena itu, suhu larutan harus diturunkan.
Caranya, dengan merendam gelas kimia berisi larutan pada baskom berisi
air.
d) Segera setelah mencapai suhu 40 derajat Celcius, larutan dituangkan ke
dalam minyak jelantah, yang juga harus bersuhu 40 derajat Celcius.
Larutan kemudian diaduk cepat selama 20 menit dan diaduk lambat 50
menit. Setelah mengental, bisa ditambahkan zat aroma alami secukupnya

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 16
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

disesuaikan dengan keinginan. Zat aroma dapat mengambil dari ekstrak


bunga-bunga, buah-buahan, ataupun dari rempah-rempah.
e) Segera, setelah mengental, adonan bisa dituangkan ke dalam cetakan.
Adonan kemudian disimpan selama semalam, dengan ditutup kain tipis.
f) Keesokan harinya, adonan yang telah mengeras bisa dikeluarkan dari
cetakan, lalu ditiriskan minimal selama satu bulan sebelum digunakan.
"Penyimpanan selama satu bulan ini dilakukan untuk menghilangkan
sifat korosif NaOH. Semakin lama disimpan, kandungan gliserinnya
semakin banyak dan akan semakin bagus untuk kulit. Bau amis minyak
jelantah akan hilang dalam proses kimia. Yang tersisa tinggallah bebauan
dari zat tambahan yang digunakan.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 17
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

LAPORAN SEMENTARA
Acara IV. Pembuatan Sabun Berbahan Baku Minyak CPO/Minyak Goreng Bekas
Nama Kelompok :
Nama Mahasiswa
NIM
A. Tujuan Praktikum

B. Hasil Pengamatan
Minyak/CPO Sebelum Menjadi Sabun Setelah Menjadi Sabun
No. Sampel
Berat Awal Warna dan aroma Alkali/pH Banyaknya busa Berat Akhir Warna dan aroma Alkali/pH Kekentalan/Endapan
1.

2.

3.
4.
5.

Ketapang, ______________________

No Nama Pengampu Hari/Tanggal Tanda Tangan

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md.
Page 18
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

JOB SHEET
PROGRAM STUDI : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
MATA KULIAH : Refinery Dan Produk Turunan Minyak CPO
NAMA KETERAMPILAN: Pembuatan food grade grease
WAKTU : 4 jam praktikum
ACARA : Lima (V)

OBJEKTIF
Dengan mempelajari pembuatan Food grade grease, maka mahasiswa
diharapkan dapat membuat Food grade grease skala lab. dan mengetahui proses
yang terjadi selama pembuatan Food grade grease dengan berbahan baku
CPO/minyak goreng bekas tersebut.

REFERENSI
Diktat AJAR. 2004. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Jurusan Teknologi
Pertanian. Politeknik Negeri Pontianak.

Prihandana, Rama. Hendroko, Roy dan Nuramin, Makmuri. 2006. Menghasilkan


Biodesel Murah, Mengatasi Polusi Dan Kelangkaan BBM. Agro Media
Pustaka. Jakarta.

Asyiah, Nur, D. 2008. Pemanfaatan Minyak Goreng Bekas Menjadi Sabun Mandi
Padat. Unversitas Sumatra Utara. Medan.

A. TUJUAN
Dengan mempelajari pembuatan food grade grease diharapan mahasiswa
dapat membuat produk food grade grease skala laboratorium.

B. DASAR TEORI
Food grade grease merupakan grease yang aman digunakan untuk
kebutuhan industri pangan, pakan ternak, farmasi dan kosmetik. Sedangkan
grease sendiri adalah pelumas yang mempunyai viscositas yang lebih tinggi
daripada minyak. Gemuk lumas (grease) adalah pelumas yang dipadatkan oleh

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 19
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

metallic soap (bahan pengental) yang terdiri dari sabun natrium, kalsium
alumunium atau lithium yang diemulsikan dengan minyak mineral yang
disesuaikan dengan consistency atau kekerasan yang khusus.
Pembuatan grease berbahan minyak sawit refined bleached deodorized
palm oil (RBDPO) dilakukan dengan mencampur minyak dengan bahan pengental
lalu dipanaskan dan dilakukan pengadukan sehingga terjadi reaksi penyabunan.
Rekasi penyabunan merupakan reaksi antar trigliserida dengan basa sehingga
dihasilkan sabun. Reaksi penyabunan menurut Ketaren (1996) dapat dilihat seperti
pada Gambar 1. Berbeda dengan pembuatan sabun pada umumnya, grease
mengalami proses pengadukan semejak pemanasan hingga berbentuk semi solid.
Proses pengadukan ditunjukan untuk menghasilkan reaksi penyabunan yang
sempurna, selain itu juga bertujuan menyusun posisi sabun agar sejajar sehingga
menghasilkan tekstur yang lebih solid dan berserabut.

O O
R1 C O CH2 R1 C O Li HOCH2
O O
R2 C O CH + 3LiOH ---> R2 C O Li + HOCH
O O
R3 C O CH2 R3 C O Li HOCH2

Gambar 1. Reaksi Penyabunan Trigliserida Dengan Basa

C. METODELOGI KERJA
C.1. Peralatan
Hot plat, Gelas Erlemenyer, Gelas Ukur, Spatula/Pengaduk,
Thermometer, Kertas pH/pH meter, Timbangan analitik.
C.2. Bahan
Minyak/CPO, Aquades, Bahan Kimia, LiOH, BHT dan ZnSO4.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 20
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

C.3. Prosedur Pelaksanaan


Tahap-tahap yang dilakukan dalam pembuatan Food grade graese
adalah :
1) Minyak sawit RBDPO/minyak goreng bekas yang telah di preparasi
(ditimbang 200 gram) diletakkan dalam tempat penampung minyak.
2) Kemudian dimasukkan ke alat pemanas dan pengaduk setelah ditimbang
dengan berat minyak sesuai yang diinginkan.
3) Kemudian ditambahkan dengan LiOH 1 % (kelompok 1), 1.5 %
(kelompok 2), 2 % (kelompok 3), 2.5 % (kelompok 4) dan 3 % (kelompok
5).
4) Minyak sawit yang sudah ditambahkan dengan LiOH dipanaskan sampai
semua minyak tersabunkan, pemanasan mencapai suhu 2500 C.
5) Kemudian dapat ditambahkan kombinasi antara minyak lainya tersulfatasi
dan ZnSO4 dengan konsentrasi 2 persen.
6) Setelah itu, pengadukan dilanjutkan tanpa pemanasan sampai terbentuk
Food grade graese semi padat.
7) Pengadukan dilakukan selama lebih kurang 3 jam.
8) Kemudian Food grade graese yang sudah diaduk dilakukan proses
homogenisasi.
9) Grease yang dihasilkan dilakukan pengujian kualitas mutu.

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa
Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md. Page 21
Politeknik Negeri Ketapang
Jurusan Pengelolaan Hasil Perkebunan
Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan

LAPORAN SEMENTARA
Acara V. Pembuatan Food Grade Grease Minyak Crude Palm Oil (CPO)/Minyak Goreng Bekas
Nama Kelompok :
Nama Mahasiswa
NIM
A. Tujuan Praktikum

B. Hasil Pengamatan Pada Minyak CPO


Food grade grease yang duhasilkan
No. Kelompok Berat Awal Total
Berat Produk Warna Aroma Tekstur Uji Titik Leleh pH
Bahan
1.

2.

3.

4.

5.

Ketapang, ______________________

No Nama Pengampu Hari/Tanggal Tanda Tangan

Buku Petunjuk Praktikum Refinery Dan Produk Turunan CPO/ Untuk Kalangan Mahasiswa Anto Susanto, S.ST., M.P. & A. Yani, A.Md.
Page 22

Anda mungkin juga menyukai